Rabu, 25 Juni 2014

ad-Dukhan 1 - 10


[TAFSIR-QS:44] : ad-DUKHAN
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AD-DUKHAN>>

Tafsir Ad Dukhaan Ayat 1-16

Surah Ad Dukhaan (Asap)

Surah ke-44. 59 ayat. Makkiyyah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-8: Turunnya Al Qur’an pada malam yang diberkahi, yaitu malam Lailatul Qadr.

ad-Dukhan 11 - 20


[TAFSIR-QS:44] : ad-DUKHAN
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AD-DUKHAN>>

QS. Ad Dukhaan (44) : 21

وَ اِنۡ لَّمۡ تُؤۡمِنُوۡا لِیۡ فَاعۡتَزِلُوۡنِ

dan jika kamu tidak beriman kepadaku maka biarkanlah aku (memimpin Bani Israil)”.
―QS. 44:21

ad-Dukhan 21 - 30


[TAFSIR-QS:44] : ad-DUKHAN
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AD-DUKHAN>>
QS. Ad Dukhaan (44) : 21

وَ اِنۡ لَّمۡ تُؤۡمِنُوۡا لِیۡ فَاعۡتَزِلُوۡنِ

dan jika kamu tidak beriman kepadaku maka biarkanlah aku (memimpin Bani Israil)”.
―QS. 44:21

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 21. Oleh Kementrian Agama RI
Selanjutnya dalam ayat ini Musa berkata kepada Fir’aun dan kaumnya, bahwa dia akan minta perlindungan dari Tuhannya dan Tuhan mereka, Tuhan yang menciptakannya dan yang menciptakan mereka, berlindung dari tindakan jahat yang akan mereka timpakan kepadanya baik berupa perkataan atau perbuatan.
Kalau mereka tidak mau menerima apa yang dia serukan kepada mereka, Musa mengharapkan agar mereka itu membiarkannya menimpa kaumnya tanpa membalas sikap mereka itu.
Persoalan antara Musa dan Fir’aun bersama kaumnya berlarut-larut, sekalipun kepada mereka telah diberikan bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka tetap saja membangkang.
Musa berdoa dan mengadu kepada Allah bahwa mereka itu tetap saja mempersekutukan-Nya dan mendustakan rasul-Nya.
Firman Allah:
Dan Musa berkata, “Ya Tuhan kami, Engkau telah memberikan kepada Fir’aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia.
Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu.
Ya Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih.”

(Yunus: 88)


QS. Ad Dukhaan (44) : 22

فَدَعَا رَبَّہٗۤ اَنَّ ہٰۤؤُلَآءِ قَوۡمٌ مُّجۡرِمُوۡنَ

Kemudian Musa berdoa kepada Tuhannya:
“Sesungguhnya mereka ini adalah kaum yang berdosa (segerakanlah azab kepada mereka)”.
―QS. 44:22

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 22. Oleh Kementrian Agama RI
Selanjutnya dalam ayat ini Musa berkata kepada Fir’aun dan kaumnya, bahwa dia akan minta perlindungan dari Tuhannya dan Tuhan mereka, Tuhan yang menciptakannya dan yang menciptakan mereka, berlindung dari tindakan jahat yang akan mereka timpakan kepadanya baik berupa perkataan atau perbuatan.
Kalau mereka tidak mau menerima apa yang dia serukan kepada mereka, Musa mengharapkan agar mereka itu membiarkannya menimpa kaumnya tanpa membalas sikap mereka itu.
Persoalan antara Musa dan Fir’aun bersama kaumnya berlarut-larut, sekalipun kepada mereka telah diberikan bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka tetap saja membangkang.
Musa berdoa dan mengadu kepada Allah bahwa mereka itu tetap saja mempersekutukan-Nya dan mendustakan rasul-Nya.
Firman Allah:
Dan Musa berkata, “Ya Tuhan kami, Engkau telah memberikan kepada Fir’aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia.
Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu.
Ya Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih.”

(Yunus: 88)
.
QS. Ad Dukhaan (44) : 23

فَاَسۡرِ بِعِبَادِیۡ لَیۡلًا اِنَّکُمۡ مُّتَّبَعُوۡنَ

(Allah berfirman):
“Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar,
―QS. 44:23

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 23. Oleh Kementrian Agama RI
Allah memerintahkan Musa supaya pergi meninggalkan Mesir pada malam hari dan membawa serta Bani Israil dan orang-orang yang beriman kepadanya dari penduduk asli Mesir, tanpa sepengetahun Fir’aun.
Ia diberitahu oleh Allah bahwa Fir’aun dan kaumnya akan mengejarnya, tetapi ia tidak akan tersusul oleh mereka.
Allah berfirman:
Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, “Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatlah) untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam).”
(Tha Ha: 77)
.

QS. Ad Dukhaan (44) : 24

وَ اتۡرُکِ الۡبَحۡرَ رَہۡوًا ؕ اِنَّہُمۡ جُنۡدٌ مُّغۡرَقُوۡنَ

dan biarkanlah laut itu tetap terbelah.
Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan”.
―QS. 44:24

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 24. Oleh Kementrian Agama RI
Allah memerintahkan Musa agar dia dan kaumnya meninggalkan laut yang dilaluinya itu dalam keadaan terbelah seperti halnya ketika dia memasukinya, hingga Fir’aun dan tentaranya memasukinya, kemudian Allah mempertautkan kembali laut yang terbelah tadi hingga tenggelamlah Fir’aun dan segenap tentaranya.
Sedangkan Musa dan orang-orang yang bersama dia selamat sampai ke daratan, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah:
Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.
Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.

(Asy-Syu’ara’: 65-66)
.

QS. Ad Dukhaan (44) : 25

کَمۡ تَرَکُوۡا مِنۡ جَنّٰتٍ وَّ عُیُوۡنٍ

Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan,
―QS. 44:25

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 25. Oleh Kementrian Agama RI
Alangkah banyaknya kekayaan yang ditinggalkan Fir’aun dan tentaranya baik berupa taman-taman yang penuh dengan bunga-bungaan yang menjadikan hawa sejuk menyenangkan, dan mata air yang mengalir dengan indahnya.
Demikian pula kebun-kebun yang menghijau, penuh dengan pohon-pohon yang berbuah dengan lebatnya, tempat-tempat yang berpemandangan indah, bangunan yang megah dan istana yang megah dan indah..

QS. Ad Dukhaan (44) : 26

وَّ زُرُوۡعٍ وَّ مَقَامٍ کَرِیۡمٍ

dan kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah,
―QS. 44:26

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 26. Oleh Kementrian Agama RI
Alangkah banyaknya kekayaan yang ditinggalkan Fir’aun dan tentaranya baik berupa taman-taman yang penuh dengan bunga-bungaan yang menjadikan hawa sejuk menyenangkan, dan mata air yang mengalir dengan indahnya.
Demikian pula kebun-kebun yang menghijau, penuh dengan pohon-pohon yang berbuah dengan lebatnya, tempat-tempat yang berpemandangan indah, bangunan yang megah dan istana yang megah dan indah..

QS. Ad Dukhaan (44) : 27

وَّ نَعۡمَۃٍ کَانُوۡا فِیۡہَا فٰکِہِیۡنَ

dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya,
―QS. 44:27

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 27. Oleh Kementrian Agama RI
Semula mereka hidup dengan penuh ketenangan dengan penghidupan yang serba cukup dan lengkap, rezeki berlimpah-limpah, kegembiraan yang selalu dinikmati.
Semuanya itu dilimpahkan Allah kepada mereka, tetapi mereka itu tetap tidak mau sadar, bahwa kejahatan dan kekafiran mereka bertambah-tambah karenanya lalu Allah membinasakan mereka.
Kekayaan mereka tidak bermanfaat bagi mereka dan tidak dapat menolong mereka.
Firman Allah:
Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa.
(Al-Lail: 11)
.

QS. Ad Dukhaan (44) : 28

کَذٰلِکَ ۟ وَ اَوۡرَثۡنٰہَا قَوۡمًا اٰخَرِیۡنَ

demikianlah.
Dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain.
―QS. 44:28

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 28. Oleh Kementrian Agama RI
Demikianlah Allah membinasakan kaum yang mendustakan rasul-rasul-Nya yang selalu menyalahi perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya.
Negeri yang penuh kekayaan yang berlimpah-limpah dialihkan Allah kepada kaum yang lain yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan mereka baik hubungan kekeluargaan maupun agama.
Maka bangsa-bangsa berganti menguasai Mesir.
Ibnu Katsir berpendapat bahwa yang mewarisi kekayaan Fir’aun adalah Bani Israil.
Demikianlah Allah memberikan kekayaan kepada orang yang dikehendaki-Nya dan mencabut kerajaan dari orang yang Dia kehendaki, memuliakan yang Dia kehendaki, dan menghinakan yang Dia kehendaki pula.
Firman Allah:
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki.
Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.

(Ali Imran: 26)
.
QS. Ad Dukhaan (44) : 29

فَمَا بَکَتۡ عَلَیۡہِمُ السَّمَآءُ وَ الۡاَرۡضُ وَ مَا کَانُوۡا مُنۡظَرِیۡنَ

Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh.
―QS. 44:29

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 29. Oleh Kementrian Agama RI
Langit dan bumi tidak menangisi kepergian dan kehancuran Fir’aun dan kaumnya.
Tidak sesuatu pun baik di langit maupun di bumi yang menghiraukan kematian Fir’aun dan kaumnya yang jahat dan durjana itu.
Mereka tidak mau bertobat memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka, oleh karenanya azab disegerakan tanpa ada penangguhan.
Abu Ya’la meriwayatkan, demikian pula Abu Nu’aim dalam kitab hiyah al-Auliya: Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda: Setiap muslim mempunyai dua pintu di langit; pintu tempat turun rezekinya dan pintu tempat masuk amal dan ucapannya, bila keduanya tidak ada maka menangislah kedua pintu tersebut..
QS. Ad Dukhaan (44) :30

وَ لَقَدۡ نَجَّیۡنَا بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ مِنَ الۡعَذَابِ الۡمُہِیۡنِ

Dan sesungguhnya telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksa yang menghinakan,
―QS. 44:30

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 30. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menyelamatkan Bani Israil dari siksaan Fir’aun dan kaumnya yang telah menghinakan mereka.
Fir’aun telah menghancurkan musuh mereka, membunuh anak laki-laki mereka, dan membiarkan wanita-wanita hidup namun memaksakan pekerjaan yang berat.
Fir’aun adalah seorang yang sombong dan berbuat melampaui batas di luar perikemanusiaan.
Firman Allah:
Sungguh, Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka.
Sungguh, dia (Fir’aun) termasuk orang yang berbuat kerusakan.

(Al-Qasas: 4)
.












<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                      DAFTAR SURAH AD-DUKHAN>>
COPAS FROM:

ad-Dukhan 31 - 40


[TAFSIR-QS:44] : ad-DUKHAN
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AD-DUKHAN>>

QS. Ad Dukhaan (44) : 31

مِنۡ فِرۡعَوۡنَ ؕ اِنَّہٗ کَانَ عَالِیًا مِّنَ الۡمُسۡرِفِیۡنَ

dari (azab) Fir’aun.
Sesungguhnya dia adalah orang yang sombong, salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas.
―QS. 44:31

ad-Dukhan 41 - 50


[TAFSIR-QS:44] : ad-DUKHAN
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AD-DUKHAN>>

QS. Ad Dukhaan (44) : 41

یَوۡمَ لَا یُغۡنِیۡ مَوۡلًی عَنۡ مَّوۡلًی شَیۡئًا وَّ لَا ہُمۡ یُنۡصَرُوۡنَ


yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan,
―QS. 44:41


Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 41. Oleh Kementrian Agama RI
Pada hari itu, terputuslah hubungan antara orang seorang dengan yang lain, bahkan tidak ada lagi hubungan anak dengan bapaknya, hubungan anggota keluarga dengan anggota keluarga lainnya, apalagi hubungan teman dengan teman.
Yang dapat menolong dan menentukan nasib manusia hanyalah amal perbuatannya sendiri yang telah dikerjakannya selama hidup di dunia.
Barang siapa yang banyak menanam amal kebaikan, tentu akan mendapat hasil yang berlimpah dari amal kebaikannya itu.
Sebaliknya, barang siapa yang mengikuti keinginan hawa nafsunya, tentulah akan mendapat azab neraka.
Tidak ada suatu pun yang dapat mengurangi azab mereka walapun itu anak kandung, kerabat, atau handai tolan.
Allah berfirman:
Apabila sangkakala diiup, maka tidak ada lagi pertalian keluarga diantara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya.
(Al-Mu’minun: 101)
Dan firman Allah:
Dan tidak ada seorang teman karib pun menanyakan temannya, sedang mereka saling melihat.
(Al-Ma’arij: 10-11)
Pada bagian akhir ayat ini, Allah menandaskan bahwa orang kafir Mekah yang tetap hidup bergelimang dalam kemusyrikan dan kesesatan, pada hari pembalasan nanti mereka tidak dapat pertolongan dari siapa pun juga.
.
QS. Ad Dukhaan (44) : 42

اِلَّا مَنۡ رَّحِمَ اللّٰہُ ؕ اِنَّہٗ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ الرَّحِیۡمُ


kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
―QS. 44:42


Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 42. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menyebutkan hamba-hamba-Nya yang tidak akan mengalami azab yang mengerikan yaitu orang-orang yang mendapat limpahan rahmat-Nya, mereka adalah orang-orang yang selalu mensyukuri nikmat-Nya, menaati semua perintah dan menghindari semua larangan-Nya.
Mereka itu tidak memerlukan pembela dan penolong untuk menyelamatkan diri mereka dari siksaan Allah, karena amal salehnya telah cukup menjadi jaminan bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah yang tidak layak mendapat siksaan neraka.
Kemudian Allah menyatakan bahwa Dia adalah Mahaperkasa terhadap segala musuh-musuh-Nya, tidak ada sesuatu pun yang dapat melawan-Nya.
Dia juga Maha Penyayang terhadap penegak agama-Nya dan para hamba-Nya yang selalu tunduk serta patuh kepada-Nya.

.QS. Ad Dukhaan (44) : 43

اِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّوۡمِ

Sesungguhnya pohon zaqqum itu,
―QS. 44:43

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 43. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menggambarkan bagaimana siksaan yang disediakan bagi orang-orang kafir penghuni neraka.
Dalam ayat yang lain, digambarkan keadaan pohon zaqqum itu yaitu mayangnya saja menakutkan orang yang melihatnya, Allah berfirman:
Mayangnya seperti kepala-kepala setan.
Maka sungguh, mereka benar-benar memakan sebagian darinya (buah pohon itu), dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya (zaqqum).

(As-shaffat: 65-66)
Betapa nyeri dan perihnya perut orang yang memakan buah zaqqum itu digambarkan seperti rasa yang dirasakan seseorang yang meminum kotoran minyak yang sedang mendidih, panasnya diumpamakan seperti panas air yang sedang mendidih yang dapat melumatkan dan menghancurkan perut orang yang meminumnya.
Sesudah memakan buah zaqqum itu orang-orang kafir akan dipaksa lagi meminum-minuman air yang sangat panas.
Allah berfirman:
Kemudian sungguh, setelah makan (buah zaqqum) mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas.
(As-shaffat: 67)
Demikianlah perasaan orang kafir pada saat mereka makan dan pada saat mereka minum.
.QS. Ad Dukhaan (44) : 44

طَعَامُ الۡاَثِیۡمِ



makanan orang yang banyak berdosa.
―QS. 44:44

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 44. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menggambarkan bagaimana siksaan yang disediakan bagi orang-orang kafir penghuni neraka.
Dalam ayat yang lain, digambarkan keadaan pohon zaqqum itu yaitu mayangnya saja menakutkan orang yang melihatnya, Allah berfirman:
Mayangnya seperti kepala-kepala setan.
Maka sungguh, mereka benar-benar memakan sebagian darinya (buah pohon itu), dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya (zaqqum).

(As-shaffat: 65-66)
Betapa nyeri dan perihnya perut orang yang memakan buah zaqqum itu digambarkan seperti rasa yang dirasakan seseorang yang meminum kotoran minyak yang sedang mendidih, panasnya diumpamakan seperti panas air yang sedang mendidih yang dapat melumatkan dan menghancurkan perut orang yang meminumnya.
Sesudah memakan buah zaqqum itu orang-orang kafir akan dipaksa lagi meminum-minuman air yang sangat panas.
Allah berfirman:
Kemudian sungguh, setelah makan (buah zaqqum) mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas.
(As-shaffat: 67)
Demikianlah perasaan orang kafir pada saat mereka makan dan pada saat mereka minum.
.QS. Ad Dukhaan (44) : 45

کَالۡمُہۡلِ ۚۛ یَغۡلِیۡ فِی الۡبُطُوۡنِ

(Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut,
―QS. 44:45

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 45. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menggambarkan bagaimana siksaan yang disediakan bagi orang-orang kafir penghuni neraka.
Dalam ayat yang lain, digambarkan keadaan pohon zaqqum itu yaitu mayangnya saja menakutkan orang yang melihatnya, Allah berfirman:
Mayangnya seperti kepala-kepala setan.
Maka sungguh, mereka benar-benar memakan sebagian darinya (buah pohon itu), dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya (zaqqum).

(As-shaffat: 65-66)
Betapa nyeri dan perihnya perut orang yang memakan buah zaqqum itu digambarkan seperti rasa yang dirasakan seseorang yang meminum kotoran minyak yang sedang mendidih, panasnya diumpamakan seperti panas air yang sedang mendidih yang dapat melumatkan dan menghancurkan perut orang yang meminumnya.
Sesudah memakan buah zaqqum itu orang-orang kafir akan dipaksa lagi meminum-minuman air yang sangat panas.
Allah berfirman:
Kemudian sungguh, setelah makan (buah zaqqum) mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas.
(As-shaffat: 67)
Demikianlah perasaan orang kafir pada saat mereka makan dan pada saat mereka minum.

.QS. Ad Dukhaan (44) : 46

کَغَلۡیِ الۡحَمِیۡمِ


seperti mendidihnya air yang amat panas.
―QS. 44:46

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 46. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menggambarkan bagaimana siksaan yang disediakan bagi orang-orang kafir penghuni neraka.
Dalam ayat yang lain, digambarkan keadaan pohon zaqqum itu yaitu mayangnya saja menakutkan orang yang melihatnya, Allah berfirman:
Mayangnya seperti kepala-kepala setan.
Maka sungguh, mereka benar-benar memakan sebagian darinya (buah pohon itu), dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya (zaqqum).

(As-shaffat: 65-66)
Betapa nyeri dan perihnya perut orang yang memakan buah zaqqum itu digambarkan seperti rasa yang dirasakan seseorang yang meminum kotoran minyak yang sedang mendidih, panasnya diumpamakan seperti panas air yang sedang mendidih yang dapat melumatkan dan menghancurkan perut orang yang meminumnya.
Sesudah memakan buah zaqqum itu orang-orang kafir akan dipaksa lagi meminum-minuman air yang sangat panas.
Allah berfirman:
Kemudian sungguh, setelah makan (buah zaqqum) mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas.
(As-shaffat: 67)
Demikianlah perasaan orang kafir pada saat mereka makan dan pada saat mereka minum.
.QS. Ad Dukhaan (44) : 47

خُذُوۡہُ فَاعۡتِلُوۡہُ اِلٰی سَوَآءِ الۡجَحِیۡمِ


Peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka.
―QS. 44:47

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 47. Oleh Kementrian Agama RI
Kemudian Allah menerangkan apa yang harus dilakukan malaikat kepada penghuni neraka itu.
Allah memerintahkan kepada malaikat Zabaniyah merenggut dan menyeret penghuni-penghuni neraka itu dan melemparkannya ke tengah-tengah nyala api yang sedang berkobar-kobar sehingga mereka hangus terbakar.
Ungkapan ini merupakan gambaran bagi manusia, bagaimana berat dan kerasnya siksa yang akan dialami penduduk neraka nanti.
Setelah malaikat Zabaniyah itu mencampakkan penghuni-penghuni neraka ke tengah-tengah api yang menyala-nyala itu, maka ia pun menyiram mereka dengan cairan panas yang mendidih.
Siksaan seperti itu adalah siksaan yang paling berat yang akan mereka rasakan dan terasa lebih merata ke seluruh badan mereka.
Dalam ayat yang lain diterangkan pula siksaan yang seperti itu, Allah berfirman:
Maka bagi orang kafir akan dibuatkan pakaian-pakaian dari api (neraka) untuk mereka.
Ke atas kepala mereka akan disiramkan air yang mendidih.
Dengan (air mendidih) itu akan dihancurluluhkan apa yang ada dalam perut dan kulit mereka.
Dan (azab) untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.

(Al-Hajj: 19-21)


.QS. Ad Dukhaan (44) : 48

ثُمَّ صُبُّوۡا فَوۡقَ رَاۡسِہٖ مِنۡ عَذَابِ الۡحَمِیۡمِ


Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas.
―QS. 44:48

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 48. Oleh Kementrian Agama RI
Kemudian Allah menerangkan apa yang harus dilakukan malaikat kepada penghuni neraka itu.
Allah memerintahkan kepada malaikat Zabaniyah merenggut dan menyeret penghuni-penghuni neraka itu dan melemparkannya ke tengah-tengah nyala api yang sedang berkobar-kobar sehingga mereka hangus terbakar.
Ungkapan ini merupakan gambaran bagi manusia, bagaimana berat dan kerasnya siksa yang akan dialami penduduk neraka nanti.
Setelah malaikat Zabaniyah itu mencampakkan penghuni-penghuni neraka ke tengah-tengah api yang menyala-nyala itu, maka ia pun menyiram mereka dengan cairan panas yang mendidih.
Siksaan seperti itu adalah siksaan yang paling berat yang akan mereka rasakan dan terasa lebih merata ke seluruh badan mereka.
Dalam ayat yang lain diterangkan pula siksaan yang seperti itu, Allah berfirman:
Maka bagi orang kafir akan dibuatkan pakaian-pakaian dari api (neraka) untuk mereka.
Ke atas kepala mereka akan disiramkan air yang mendidih.
Dengan (air mendidih) itu akan dihancurluluhkan apa yang ada dalam perut dan kulit mereka.
Dan (azab) untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.

(Al-Hajj: 19-21)

.QS. Ad Dukhaan (44) : 49

ذُقۡ ۚۙ اِنَّکَ اَنۡتَ الۡعَزِیۡزُ الۡکَرِیۡمُ

Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia.
―QS. 44:49

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 49. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam suatu riwayat diterangkan sebab turunnya ayat ini Al-Amawy meriwayatkan dalam kitabnya “Al-Magazi” bahwa ‘Ikrimah mengatakan, Rasulullah ﷺ pernah menemui Abu Jahal dan mengatakan kepadanya, “Celakalah kamu”.
Umpatan ini diulangi beliau tiga kali.
Kemudian Abu Jahal menarik tangannya dari tangan Rasulullah ﷺ dan berkata, “Apa yang engkau ancamkan kepadaku.
Engkau dan Tuhanmu tidak akan mampu melakukan tindakan apapun terhadap aku.
Sebenarnya, jika engkau mengetahui, akulah orang yang paling perkasa dan paling mulia di lembah (Mekah) ini.
Engkau telah mengetahui bahwa akulah yang paling perkasa di antara penduduk negeri Batha’ atas kaumnya.” Kemudian Abu Jahal mati dalam Perang Badar dalam keadaan hina.
Maka turunlah ayat ini seakan-akan menyindir perkataan Abu Jahal yang juga merupakan perkataan orang-orang kafir Mekah di waktu itu.
Pada ayat ini Allah menggambarkan hardikan dan cemoohan yang diucapkan malaikat Zabaniyah kepada penghuni-penghuni neraka.
Para malaikat mengatakan kepada mereka itu.
“Rasakanlah hai orang yang mengaku perkasa dan mulia ini, rasakanlah olehmu pembalasan dari dosa yang telah kamu kerjakan selama hidup di dunia; seakan-akan kamulah yang menentukan segala sesuatu, tidak ada orang yang lebih berkuasa dari kamu.” Mereka berpendapat bahwa kesenangan duniawi itu adalah kesenangan yang sebenarnya.
Karena itu mereka gunakan seluruh hidup dan kehidupan mereka untuk mendapatkan kesenangan itu.
Mereka hanya mementingkan diri sendiri dan tidak mau tahu bahwa sebenarnya hidup mereka bergantung pada manusia yang lain.
Bahkan mereka berpendapat bahwa semua yang mereka peroleh itu adalah semata-mata hasil jerih payah mereka sendiri, mereka lupa bahwa semuanya itu adalah berasal dari Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Tindakan mereka menunjukkan bahwa mereka merasa dirinya berkuasa lagi perkasa.
Tetapi apa yang mereka alami pada hari pembalasan adalah kebalikan dari apa yang mereka duga sebelumnya.
Mereka merasakan siksaan yang pedih dan derita yang maha berat.
Mereka merasa tidak ada nilai harga dirinya di hadapan para malaikat yang sedang menyiksa mereka.
Mereka menyesali diri mereka tiada putus-putusnya.
QS. Ad Dukhaan (44) : 50

اِنَّ ہٰذَا مَا کُنۡتُمۡ بِہٖ تَمۡتَرُوۡنَ


Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu selalu kamu meragu-ragukannya.
―QS. 44:50


Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 50. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir semasa hidup di dunia tidak yakin bahwa mereka benar-benar akan diazab di akhirat nanti, mereka ragu terhadap berita itu.
Keragu-raguan ini tergambar dalam perkataan dan tindakan mereka.
Mereka membantah adanya hari kebangkitan dan adanya hari pembalasan.
Mereka mengingkari kebenaran Al-Qur’an, bahkan mereka mengatakan Al-Qur’an itu buatan Muhammad ﷺ dan Muhammad itu bukan utusan Allah, melainkan seorang tukang tenung dan tukang sihir.
Akan tetapi setelah mereka dibangkitkan kembali dan digiring ke Padang Mahsyar untuk ditimbang perbuatan-perbuatan mereka dan dilemparkan ke dalam api yang menyala-nyala, barulah mereka sadar akan akibat kesombongan serta sikap keras kepala mereka selama hidup di dunia.
Timbullah penyesalan yang tidak putus-putusnya pada diri mereka walaupun mereka mengetahui, bahwa penyesalan pada waktu itu tidak ada gunanya lagi.
Allah berfirman:
Pada hari (ketika) itu mereka didorong ke neraka Jahanam dengan sekuat-kuatnya.
(Dikatakan kepada mereka), “Inilah neraka yang dahulu kamu mendustakannya.”

(Ath-Thur: 13-14)



<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                      DAFTAR SURAH AD-DUKHAN>>
COPAS FROM:
https://risalahmuslim.id/quran/az-zukhruf/43-41/
s/d
https://risalahmuslim.id/quran/az-zukhruf/43-50/

ad-Dukhan 51 - 59


[TAFSIR-QS:41] : ad-DUKHAN
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AD-DUKHAN>>

QS. Ad Dukhaan (44) : 51

اِنَّ الۡمُتَّقِیۡنَ فِیۡ مَقَامٍ اَمِیۡنٍ


Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,
―QS. 44:51 

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 51. Oleh Kementrian Agama RI
Sebagai perbandingan antara pahala yang diperoleh orang-orang yang beriman dengan azab yang diterima oleh orang-orang kafir, maka dalam ayat-ayat berikut digambarkan kenikmatan dan kebahagiaan yang diperoleh oleh orang-orang yang beriman.
Kenikmatan dan kebahagiaan yang mereka peroleh antara lain ialah:

  1. 1. Mereka mendapat tempat kembali yang baik di sisi Tuhan mereka.Di tempat itu mereka aman dari segala macam gangguan baik berupa gangguan keamanan diri mereka maupun dari gangguan keamanan jiwa mereka. Mereka berada dalam perlindungan Allah, tidak ada sesuatu pun yang dapat menggoyahkan perlindungan Allah. Tidak ada kata-kata yang menyakitkan hati, tidak ada sikap orang lain yang dapat mengguncangkan perasaan, semuanya enak didengar, indah dilihat, menyejukkan hati dan menentramkan perasaan, tempatnya yang indah, udaranya yang nyaman, mata air yang jernih memancarkan air yang mengasyikkan orang yang tinggal di dalamnya.
  2. 2. Di dalam surga itu, orang-orang yang beriman diberi pakaian yang terbuat dari sutera, baik sutera yang halus lagi lembut, memuaskan hati orang yang memakainya, maupun sutera tebal yang beraneka warna dan menghangatkan badan.
  3. 3. Mereka duduk berbincang-bincang, berhadap-hadapan di tempat-tempat duduk yang menyenangkan. Dari wajah-wajah mereka, yang terpancar hanyalah rasa kebahagiaan yang tiada taranya dan rasa kepuasan terhadap pahala yang diberikan Allah kepada mereka.
  4. 4. Mereka dianugerahi teman hidup yang mendampingi mereka, berupa jodoh atau pasangan yang serasi dan sesuai dengan keinginan mereka. Jodoh mereka itu tidak ada cacat celanya dan belum pernah hatinya tertambat kepada orang lain.
  5. 5. Mereka disuguhi buah-buahan yang beraneka ragam macamnya dan makanan yang enak, tidak habis-habisnya dan tidak pernah membosankan.

Demikian kesenangan dan kebahagiaan yang akan diperoleh ahli surga nanti.
Sebenarnya kebahagiaan dan kesenangan itu tidak dapat dibayangkan manusia karena tidak ada bandingannya dalam kehidupan ini.


QS. Ad Dukhaan (44) :52

فِیۡ جَنّٰتٍ وَّ عُیُوۡنٍ

(yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air,
―QS. 44:52 

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 52. Oleh Kementrian Agama RI
Sebagai perbandingan antara pahala yang diperoleh orang-orang yang beriman dengan azab yang diterima oleh orang-orang kafir, maka dalam ayat-ayat berikut digambarkan kenikmatan dan kebahagiaan yang diperoleh oleh orang-orang yang beriman.
Kenikmatan dan kebahagiaan yang mereka peroleh antara lain ialah:
1.
Mereka mendapat tempat kembali yang baik di sisi Tuhan mereka.
Di tempat itu mereka aman dari segala macam gangguan baik berupa gangguan keamanan diri mereka maupun dari gangguan keamanan jiwa mereka.
Mereka berada dalam perlindungan Allah, tidak ada sesuatu pun yang dapat menggoyahkan perlindungan Allah.
Tidak ada kata-kata yang menyakitkan hati, tidak ada sikap orang lain yang dapat mengguncangkan perasaan, semuanya enak didengar, indah dilihat, menyejukkan hati dan menentramkan perasaan, tempatnya yang indah, udaranya yang nyaman, mata air yang jernih memancarkan air yang mengasyikkan orang yang tinggal di dalamnya.
2.
Di dalam surga itu, orang-orang yang beriman diberi pakaian yang terbuat dari sutera, baik sutera yang halus lagi lembut, memuaskan hati orang yang memakainya, maupun sutera tebal yang beraneka warna dan menghangatkan badan.
3.
Mereka duduk berbincang-bincang, berhadap-hadapan di tempat-tempat duduk yang menyenangkan.
Dari wajah-wajah mereka, yang terpancar hanyalah rasa kebahagiaan yang tiada taranya dan rasa kepuasan terhadap pahala yang diberikan Allah kepada mereka.
4.
Mereka dianugerahi teman hidup yang mendampingi mereka, berupa jodoh atau pasangan yang serasi dan sesuai dengan keinginan mereka.
Jodoh mereka itu tidak ada cacat celanya dan belum pernah hatinya tertambat kepada orang lain.
5.
Mereka disuguhi buah-buahan yang beraneka ragam macamnya dan makanan yang enak, tidak habis-habisnya dan tidak pernah membosankan.
Demikian kesenangan dan kebahagiaan yang akan diperoleh ahli surga nanti.
Sebenarnya kebahagiaan dan kesenangan itu tidak dapat dibayangkan manusia karena tidak ada bandingannya dalam kehidupan ini.
.
QS. Ad Dukhaan (44) : 53

یَّلۡبَسُوۡنَ مِنۡ سُنۡدُسٍ وَّ اِسۡتَبۡرَقٍ مُّتَقٰبِلِیۡنَ

mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, 
―QS. 44:53

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 53. Oleh Kementrian Agama RI
Sebagai perbandingan antara pahala yang diperoleh orang-orang yang beriman dengan azab yang diterima oleh orang-orang kafir, maka dalam ayat-ayat berikut digambarkan kenikmatan dan kebahagiaan yang diperoleh oleh orang-orang yang beriman.
Kenikmatan dan kebahagiaan yang mereka peroleh antara lain ialah:
1.
Mereka mendapat tempat kembali yang baik di sisi Tuhan mereka.
Di tempat itu mereka aman dari segala macam gangguan baik berupa gangguan keamanan diri mereka maupun dari gangguan keamanan jiwa mereka.
Mereka berada dalam perlindungan Allah, tidak ada sesuatu pun yang dapat menggoyahkan perlindungan Allah.
Tidak ada kata-kata yang menyakitkan hati, tidak ada sikap orang lain yang dapat mengguncangkan perasaan, semuanya enak didengar, indah dilihat, menyejukkan hati dan menentramkan perasaan, tempatnya yang indah, udaranya yang nyaman, mata air yang jernih memancarkan air yang mengasyikkan orang yang tinggal di dalamnya.
2.
Di dalam surga itu, orang-orang yang beriman diberi pakaian yang terbuat dari sutera, baik sutera yang halus lagi lembut, memuaskan hati orang yang memakainya, maupun sutera tebal yang beraneka warna dan menghangatkan badan.
3.
Mereka duduk berbincang-bincang, berhadap-hadapan di tempat-tempat duduk yang menyenangkan.
Dari wajah-wajah mereka, yang terpancar hanyalah rasa kebahagiaan yang tiada taranya dan rasa kepuasan terhadap pahala yang diberikan Allah kepada mereka.
4.
Mereka dianugerahi teman hidup yang mendampingi mereka, berupa jodoh atau pasangan yang serasi dan sesuai dengan keinginan mereka.
Jodoh mereka itu tidak ada cacat celanya dan belum pernah hatinya tertambat kepada orang lain.
5.
Mereka disuguhi buah-buahan yang beraneka ragam macamnya dan makanan yang enak, tidak habis-habisnya dan tidak pernah membosankan.
Demikian kesenangan dan kebahagiaan yang akan diperoleh ahli surga nanti.
Sebenarnya kebahagiaan dan kesenangan itu tidak dapat dibayangkan manusia karena tidak ada bandingannya dalam kehidupan ini.
.

QS. Ad Dukhaan (44) : 54

کَذٰلِکَ ۟ وَ زَوَّجۡنٰہُمۡ بِحُوۡرٍ عِیۡنٍ

demikianlah.
Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.
―QS. 44:54 

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 54. Oleh Kementrian Agama RI
Sebagai perbandingan antara pahala yang diperoleh orang-orang yang beriman dengan azab yang diterima oleh orang-orang kafir, maka dalam ayat-ayat berikut digambarkan kenikmatan dan kebahagiaan yang diperoleh oleh orang-orang yang beriman.
Kenikmatan dan kebahagiaan yang mereka peroleh antara lain ialah:
1.
Mereka mendapat tempat kembali yang baik di sisi Tuhan mereka.
Di tempat itu mereka aman dari segala macam gangguan baik berupa gangguan keamanan diri mereka maupun dari gangguan keamanan jiwa mereka.
Mereka berada dalam perlindungan Allah, tidak ada sesuatu pun yang dapat menggoyahkan perlindungan Allah.
Tidak ada kata-kata yang menyakitkan hati, tidak ada sikap orang lain yang dapat mengguncangkan perasaan, semuanya enak didengar, indah dilihat, menyejukkan hati dan menentramkan perasaan, tempatnya yang indah, udaranya yang nyaman, mata air yang jernih memancarkan air yang mengasyikkan orang yang tinggal di dalamnya.
2.
Di dalam surga itu, orang-orang yang beriman diberi pakaian yang terbuat dari sutera, baik sutera yang halus lagi lembut, memuaskan hati orang yang memakainya, maupun sutera tebal yang beraneka warna dan menghangatkan badan.
3.
Mereka duduk berbincang-bincang, berhadap-hadapan di tempat-tempat duduk yang menyenangkan.
Dari wajah-wajah mereka, yang terpancar hanyalah rasa kebahagiaan yang tiada taranya dan rasa kepuasan terhadap pahala yang diberikan Allah kepada mereka.
4.
Mereka dianugerahi teman hidup yang mendampingi mereka, berupa jodoh atau pasangan yang serasi dan sesuai dengan keinginan mereka.
Jodoh mereka itu tidak ada cacat celanya dan belum pernah hatinya tertambat kepada orang lain.
5.
Mereka disuguhi buah-buahan yang beraneka ragam macamnya dan makanan yang enak, tidak habis-habisnya dan tidak pernah membosankan.
Demikian kesenangan dan kebahagiaan yang akan diperoleh ahli surga nanti.
Sebenarnya kebahagiaan dan kesenangan itu tidak dapat dibayangkan manusia karena tidak ada bandingannya dalam kehidupan ini.
.

QS. Ad Dukhaan (44) : 55

یَدۡعُوۡنَ فِیۡہَا بِکُلِّ فَاکِہَۃٍ اٰمِنِیۡنَ

Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran), 
―QS. 44:55

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 55. Oleh Kementrian Agama RI
Sebagai perbandingan antara pahala yang diperoleh orang-orang yang beriman dengan azab yang diterima oleh orang-orang kafir, maka dalam ayat-ayat berikut digambarkan kenikmatan dan kebahagiaan yang diperoleh oleh orang-orang yang beriman.
Kenikmatan dan kebahagiaan yang mereka peroleh antara lain ialah:
1.
Mereka mendapat tempat kembali yang baik di sisi Tuhan mereka.
Di tempat itu mereka aman dari segala macam gangguan baik berupa gangguan keamanan diri mereka maupun dari gangguan keamanan jiwa mereka.
Mereka berada dalam perlindungan Allah, tidak ada sesuatu pun yang dapat menggoyahkan perlindungan Allah.
Tidak ada kata-kata yang menyakitkan hati, tidak ada sikap orang lain yang dapat mengguncangkan perasaan, semuanya enak didengar, indah dilihat, menyejukkan hati dan menentramkan perasaan, tempatnya yang indah, udaranya yang nyaman, mata air yang jernih memancarkan air yang mengasyikkan orang yang tinggal di dalamnya.
2.
Di dalam surga itu, orang-orang yang beriman diberi pakaian yang terbuat dari sutera, baik sutera yang halus lagi lembut, memuaskan hati orang yang memakainya, maupun sutera tebal yang beraneka warna dan menghangatkan badan.
3.
Mereka duduk berbincang-bincang, berhadap-hadapan di tempat-tempat duduk yang menyenangkan.
Dari wajah-wajah mereka, yang terpancar hanyalah rasa kebahagiaan yang tiada taranya dan rasa kepuasan terhadap pahala yang diberikan Allah kepada mereka.
4.
Mereka dianugerahi teman hidup yang mendampingi mereka, berupa jodoh atau pasangan yang serasi dan sesuai dengan keinginan mereka.
Jodoh mereka itu tidak ada cacat celanya dan belum pernah hatinya tertambat kepada orang lain.
5.
Mereka disuguhi buah-buahan yang beraneka ragam macamnya dan makanan yang enak, tidak habis-habisnya dan tidak pernah membosankan.
Demikian kesenangan dan kebahagiaan yang akan diperoleh ahli surga nanti.
Sebenarnya kebahagiaan dan kesenangan itu tidak dapat dibayangkan manusia karena tidak ada bandingannya dalam kehidupan ini.
.

QS. Ad Dukhaan (44) : 56

لَا یَذُوۡقُوۡنَ فِیۡہَا الۡمَوۡتَ اِلَّا الۡمَوۡتَۃَ الۡاُوۡلٰی ۚ وَ وَقٰہُمۡ عَذَابَ الۡجَحِیۡمِ

mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia.
Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka,
―QS. 44:56 

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 56. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini Allah menerangkan kenikmatan lain yang dianugerahkan-Nya di dalam surga nanti, yaitu mereka tidak akan merasakan mati seperti yang mereka rasakan di dunia.
Mereka akan hidup kekal di surga nanti.
Hal ini berarti bahwa penghuni surga itu tetap dalam keadaan sehat wal afiat jasmani dan rohani dan mereka telah naik ke suatu martabat yang tidak dianugerahkan Allah kepada makhluk yang lain, kecuali malaikat yaitu hidup kekal penuh kebahagiaan.
Dalam hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan Muslim digambarkan keadaan penghuni-penghuni surga itu, yaitu:
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Abu Sa’id bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda, seorang penyeru menyerukan, “Sesungguhnya kamu akan selalu sehat, karena itu kamu tidak akan menderita sakit selama-lamanya; sesungguhnya kamu akan tetap hidup dan tidak akan mati selama-lamanya, dan sesungguhnya kamu akan tetap muda dan tidak akan pernah mengalami ketuaan selama-lamanya dan sesungguhnya kamu akan merasa nikmat dan tidak akan menderita selama-lamanya.”
(Riwayat Muslim)
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa para penghuni surga itu terpelihara dari siksa neraka.
Terpelihara dari siksa itu termasuk salah satu dari kenikmatan yang sangat berharga, karena apabila seseorang terlepas dari suatu bahaya atau melihat orang lain menderita sedangkan ia sendiri terlepas dari bahaya dan penderitaan itu, maka ia akan merasakan suatu nikmat dan merasa bahwa ia tidak pernah berbuat suatu kejahatan sehingga ia tidak mengalami penderitaan.
.

QS. Ad Dukhaan (44) :57

فَضۡلًا مِّنۡ رَّبِّکَ ؕ ذٰلِکَ ہُوَ الۡفَوۡزُ الۡعَظِیۡمُ

sebagai karunia dari Tuhanmu.
Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar. 
―QS. 44:57

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 57. Oleh Kementrian Agama RI
Segala nikmat yang diterima penghuni surga itu adalah karunia Allah yang diberikan sebagai tanda bahwa Dia meridai perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan selama hidup di dunia, dan sebagai bukti bahwa mereka mengikuti petunjuk wahyu yang disampaikan Allah kepada Rasul-Nya, taat kepada perintah-perintah yang harus mereka lakukan dan menjauhkan semua larangan yang harus mereka hentikan.
Yang demikian itu mereka terima sebagai hasil jerih payah yang telah mereka lakukan dan imbalan dari keimanan mereka.
Hasil yang mereka peroleh itu adalah hasil yang tiada bandingnya jika dibandingkan dengan hasil yang pernah dicapai seseorang selama hidup di dunia, menikmati hasil cucuran keringat sendiri yang merupakan suatu kenikmatan tersendiri pula.

.

QS. Ad Dukhaan (44) : 58

فَاِنَّمَا یَسَّرۡنٰہُ بِلِسَانِکَ لَعَلَّہُمۡ یَتَذَکَّرُوۡنَ

Sesungguhnya Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.
―QS. 44:58 

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 58. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menjelaskan petunjuk dan peringatan yang telah disampaikan kepada orang-orang musyrik Mekah yang disampaikan oleh Rasul-Nya, Muhammad ﷺ, berupa wahyu-Nya yang diturunkan dengan bahasa yang sudah mereka pahami yaitu bahasa mereka sendiri, bahasa Arab.
Hal itu dimaksudkan agar kaum musyrik Mekah dapat dengan mudah mengambil petunjuk dan pelajaran dari pokok-pokok agama Islam, tamsil ibarat dan kisah-kisah umat yang dahulu yang terdapat di dalam Al-Qur’an wahyu yang telah diturunkan itu.
Dengan membaca Al-Qur’an mereka akan merenungkan ayat-ayat yang menyuruh agar manusia memperhatikan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yang terdapat dalam kejadian langit dan bumi beserta apa yang ada antara keduanya, demikian pula bukti-bukti adanya hari kebangkitan.
Dengan bimbingan dan peringatan itu, diharapkan mereka mau bertobat, kembali ke jalan yang benar, mau mengakui dan mencari kebenaran yang hakiki dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan nenek moyang mereka yang telah nyata kesesatannya.
Akan tetapi lantaran kebekuan hati mereka karena kesombongan dan keangkuhan mereka, maka petunjuk dan kebenaran yang dikemukakan Al-Qur’an kepada mereka tidak dapat mereka terima, sehingga mereka tetap dalam kegelapan dan kesesatan.
.
QS. Ad Dukhaan (44) : 59

فَارۡتَقِبۡ اِنَّہُمۡ مُّرۡتَقِبُوۡنَ

Maka tunggulah, sesungguhnya mereka itu menunggu (pula). 
―QS. 44:59

Tafsir QS. Ad Dukhaan (44) : 59. Oleh Kementrian Agama RI
Itulah sebabnya Allah membiarkan orang-orang musyrik Mekah sesat dalam kesyirikannya, membiarkan mereka menunggu ketentuan Allah pada saat yang telah ditentukan, dan mereka pasti akan menyaksikan sendiri siapakah yang benar nanti, mereka yang selalu menyekutukan Tuhan dan berbuat dosa ataukah orang-orang yang beriman yang mengikuti ajaran wahyu yang disampaikan Nabi Muhammad.
Seandainya mereka mau mengakui kebenaran Al-Qur’an, tentulah mereka akan yakin bahwa kemenangan itu pasti diperoleh oleh orang-orang yang mengikuti agama tauhid yang berjuang dan beramal untuk mencari keridaan Allah.
Allah berfirman:
Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat), (yaitu) hari ketika permintaan maaf tidak berguna bagi orang-orang zalim dan mereka mendapat laknat dan tempat tinggal yang buruk.
(Gafir: 51-52)
Selama menunggu ketentuan dari Allah itu, terdapat perbedaan sikap dan keyakinan antara para pengikut rasul dengan orang-orang musyrik Mekah.
Para pengikut rasul menunggu janji kemenangan dari Allah dengan bersabar dan tawakal.
Mereka yakin bahwa Allah pasti menepati janji-Nya yaitu memenangkan Islam dan kaum Muslimin di dunia dan melimpahkan kenikmatan serta kebahagiaan abadi di akhirat nanti.
Karena itu, mereka tidak pernah gentar dan takut, mati dan hidup bagi mereka sama saja karena semua yang ada pada mereka, jiwa maupun raga, harta dan nyawa mereka telah mereka serahkan kepada Allah.
Sebaliknya, orang-orang musyrik menunggu dengan perasaan khawatir dan takut.
Mereka sangat khawatir akan dihancurkan oleh kaum Muslimin.
Setiap mereka melihat perkembangan, kemajuan, dan kemenangan kaum Muslimin atas mereka, semakin bertambah pula kekhawatiran pada diri mereka.
Mereka sangat takut akan pembalasan dendam kaum Muslimin kepada mereka.
Karena itu mereka berusaha sekuat tenaga dan mencurahkan segala yang ada pada mereka untuk mengatasi kemajuan dan kemenangan kaum Muslimin.
Hal ini terlihat pada usaha-usaha mereka itu sebagaimana yang telah mereka usahakan di Perang Ahzab, perjanjian Hudaibiyah dan sebagainya.
Sebenarnya dalam hati mereka terbayang kebenaran sesungguhnya, namun karena kesombongan dan keangkuhan, mereka tetap menjauhkan diri dari kebenaran Al-Qur’an.
.

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                      DAFTAR SURAH AD-DUKHAN>>
COPAS FROM:


Daftar ayat Surah ad-Dukhan


[TAFSIR-QS:41] : ad-DUKHAN
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH Ad-dukhan>>





<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                      DAFTAR SURAH AD-DUKHAN>>
COPAS FROM:

az-Zukhruf 1 - 10


[TAFSIR-QS:41] : az-ZUKHRUF
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                          DAFTAR SURAH AZ-ZUKHRUF>>

QS. Az Zukhruf (43) : 1

حٰمٓ ۚ

Haa Miim.
―QS. 43:1

Tafsir QS. Az Zukhruf (43) : 1. Oleh Kementrian Agama RI
Permulaan ayat ini terdiri dari huruf-huruf hijaiah, sebagaimana terdapat pada permulaan beberapa surah lainnya.
Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud huruf-huruf itu.
Selanjutnya silakan menelaah masalah ini pada “Al-Qur’an dan Tafsirnya” jilid I yaitu tafsir ayat pertama Surah al-Baqarah.”

az- Zukhruf 11 - 20


[TAFSIR-QS:41] : az-ZUKHRUF
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                          DAFTAR SURAH AZ-ZUKHRUF>>

QS. Az Zukhruf (43) : 11

وَ الَّذِیۡ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ ۚ فَاَنۡشَرۡنَا بِہٖ بَلۡدَۃً مَّیۡتًا ۚ کَذٰلِکَ تُخۡرَجُوۡنَ

Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).
―QS. 43:11


Tafsir QS. Az Zukhruf (43) : 11. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menurunkan hujan dari langit sesuai dengan keperluan untuk menghidup-suburkan tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan.
Dia menurunkan hujan tidak lebih dari yang diperlukan sehingga tidak melimpah ruah melampaui batas dan akhirnya menjadi bencana, seperti halnya air bah yang merusak dan membinasakan, dan tidak pula terlalu sedikit sehingga tidak mencukupi kebutuhan untuk kesuburan tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan kering dan layu, dan mengakibatkan timbulnya bencana kelaparan yang menimpa makhluk Allah di mana-mana.
Dengan turunnya hujan dari langit sesuai dengan kadar yang diperlukan, maka hidup dan makmurlah negeri yang telah mati yang tidak lagi ditumbuhi tanam-tanaman dan pohon-pohonan.
Sebagaimana Allah kuasa menghidupkan negeri yang telah mati, begitu pula Dia kuasa menghidupkan dan mengeluarkan orang-orang mati itu dari kubur dalam keadaan hidup, sebagaimana firman Allah:
Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering).
(Ar-Rum: 24)
Dan firman-Nya:
Maka Kami arahkan awan itu ke suatu negeri yang mati (tandus) lalu dengan hujan itu Kami hidupkan bumi setelah mati (kering).
Seperti itulah kebangkitan itu.

(Fathir: 9)
Apa yang dikemukakan oleh ayat ini dibuktikan oleh ilmu pengetahuan yang ditemukan manusia saat ini.
Diperkirakan dalam waktu satu detik, sebanyak 16 juta ton air menguap dari bumi.
Menggunakan angka ini, maka diperhitungkan akan adanya 513 triliun ton air yang menguap dari bumi dalam setahun.
Angka ini ternyata sama dengan perhitungan mengenai jumlah air hujan yang turun dalam setahun.
Dengan demikian, air melakukan sirkulasi yang seimbang secara terus-menerus.
Kehidupan di bumi sangat bergantung pada keberlanjutan siklus air yang demikian ini.
Walaupun banyak teknologi mencoba mengintervensi siklus alami ini, seperti membuat hujan buatan, pada kenyataannya siklus air tidak dapat dibuat secara artifisial.
Proporsi air hujan tidak hanya penting dalam bentuk jumlahnya, tetapi juga kecepatan turunnya butir air hujan [menurut ukuran yang diperlukan].
Kecepatan butir air hujan tidak melebihi kecepatan standar, tidak peduli berapa ukuran butir air hujan itu.
Umumnya butiran air hujan mempunyai diameter 4,5 mm.
Kecepatannya sekitar 8 meter per detik.
Pada ukuran yang lebih kecil, tentunya kecepatannya lebih rendah.
Pada ukuran butiran yang lebih besar dari 4,5 mm, tidak berarti kecepatannya makin tinggi.
Kecepatannya tetap, yaitu sekitar 8 meter per detik.
Hal ini disebabkan karena bentuk butiran yang cair itu akan berinteraksi dengan udara dan angin sehingga bentuk butir air itu berubah sedemikian rupa yang mengakibatkan kecepatan jatuhnya menurun dan tidak melebihi kecepatan standar.
Menghidupkan negeri yang mati dengan air (hujan) dari langit telah difirmankan pada Surah Fussilat: 39, bahwasanya dengan diturunkan hujan di daerah yang tandus maka daerah tersebut akan (bisa, dengan kehendak Allah) ditumbuhi pepohonan.
Pada ayat ini ditekankan bahwa air dari langit diturunkan menurut kadar tertentu.
Kebangkitan manusia setelah alam kubur sering diibaratkan dengan menghidupkan tanah yang tandus dengan air hujan.
Perumpamaan ini dapat kita bandingkan dengan tumbuhnya biji-bijian atau spora liar yang terbawa tiupan angin dan terserak di atas tanah yang kering.
Apabila tanah yang kering ini mendapat siraman hujan dengan jumlah yang cukup [menurut ukuran yang diperlukan], maka biji-biji tersebut akan tumbuh menjadi kecambah-kecambah dan kemudian menjadi tumbuhan.
Apabila curah hujan sangat banyak maka biji-bijian atau spora yang menjadi bakal benih tumbuh-tumbuhan akan hanyut terbawa aliran air.
Seandainya aliran air tidak sampai menghanyutkan, tetapi bila kadar kelembaban air dalam tanah terlalu berlebih maka biji-bijian tidak akan tumbuh menjadi kecambah, malahan akan membusuk.
Semuanya menurut ukuran.


QS. Az Zukhruf (43) : 12

وَ الَّذِیۡ خَلَقَ الۡاَزۡوَاجَ کُلَّہَا وَ جَعَلَ لَکُمۡ مِّنَ الۡفُلۡکِ وَ الۡاَنۡعَامِ مَا تَرۡکَبُوۡنَ

Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.
―QS. 43:12

Tafsir QS. Az Zukhruf (43) : 12. Oleh Kementrian Agama RI
Di antara sifat Allah yang disebut dalam ayat ini ialah Dia-lah yang menciptakan semua makhluk berpasang-pasangan, laki-laki perempuan, jantan-betina, baik dari jenis tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan, buah-buahan, bunga-bungaan dan lain-lain maupun dari jenis hewan dan manusia.
Dia pula yang menjadikan kendaraan berupa perahu, kapal yang dapat dipergunakan untuk mengangkut manusia dan keperluan barang dagangan di laut, dan binatang ternak, seperti unta, kuda, himar, sapi dan lain-lain yang dapat dipergunakan sebagai alat pengangkutan di darat, dan lain-lain yang dapat menghubungkan satu tempat dengan tempat yang lain, baik di darat maupun di laut dengan macam alat perhubungan.
Sesuai dengan firman Allah:
Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan.
Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.

(An-Nahl: 8)
Penjelasan mengenai Allah menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan dapat dilihat penjelasannya pada Surah Asy-Syura: 11.
Beberapa ayat lain yang membicarakan hal yang sama adalah Yasin: 36, Ar-Ra’d: 3, dan Adh-Dzariyat: 49.

QS. Az Zukhruf (43) : 13

لِتَسۡتَوٗا عَلٰی ظُہُوۡرِہٖ ثُمَّ تَذۡکُرُوۡا نِعۡمَۃَ رَبِّکُمۡ اِذَا اسۡتَوَیۡتُمۡ عَلَیۡہِ وَ تَقُوۡلُوۡا سُبۡحٰنَ الَّذِیۡ سَخَّرَ لَنَا ہٰذَا وَ مَا کُنَّا لَہٗ مُقۡرِنِیۡنَ

Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya, dan supaya kamu mengucapkan:
“Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,
―QS. 43:13

Tafsir QS. Az Zukhruf (43) : 13. Oleh Kementrian Agama RI
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa apabila manusia berada di atas punggung binatang, perahu, kapal, kereta api, pesawat terbang dan lain-lain hendaklah mengingat nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka, hendaklah mengagungkan Allah dan menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak yang dituduhkan orang-orang musyrik kepada-Nya, dan hendaklah mereka membaca ayat ini sebagai doa:
Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.
(Az-Zukhruf: 13-14)
Andaikata Allah tidak menundukkan alam semesta dengan ilmu yang dianugerahkan-Nya tentu manusia tidak dapat melakukannya, karena yang demikian itu di luar kemampuan mereka.
Bacaan doa itu mengingatkan manusia supaya selalu bersiap-siap menghadapi hari pembalasan saat seluruh manusia akan menghadapi dan mengalaminya dan jangan lalai mengingat Allah, baik di waktu bepergian atau tidak, di waktu berlayar atau tinggal di kampung halaman.
Sehubungan dengan tafsir di atas, diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i bahwa Rasulullah ﷺ, apabila bepergian dan berkendaraan mengucapkan tiga kali dan membaca doa tersebut di atas.
Apabila Nabi ﷺ mengendarai kendaraannya untuk melakukan suatu perjalanan, maka beliau bertakbir tiga kali.
Kemudian beliau membaca, “Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
(Riwayat Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i)
Ayat di atas mengajarkan agar manusia mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan berupa binatang dan memperlakukannya dengan baik.
Kesetaraan di antara makhluk, terutama antara binatang dan manusia, sangat ditekankan Tuhan.
Salah satu ayat di bawah ini menjelaskan bahwa binatang juga umat Tuhan, sama dengan manusia.
Walau mereka mempunyai ciri, kekhususan dan sistem yang berbeda-beda, pada hakikatnya, mereka sama dengan manusia di mata Tuhan.
Dan manusia diwajibkan untuk mengingatnya.
Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu.
Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.”

(Al-An’am: 38)
Beberapa ayat Al-Qur’an menyinggung mengenai binatang, antara lain tentang bagaimana manusia harus bersikap terhadap binatang, kegunaan binatang untuk manusia, perilaku binatang yang harus ditiru manusia, dan banyak lagi lainnya.
Dalam hubungan kesetaraan antar makhluk ini, ada tulisan seorang arif, Muhammad Fazlur Rahman Ansari, berbunyi demikian, “Segala yang di muka bumi ini diciptakan untuk kita, maka sudah menjadi kewajiban alamiah kita untuk: menjaga segala sesuatu dari kerusakan; memanfaatkannya dengan tetap menjaga martabatnya sebagai ciptaan Tuhan; melestarikannya sebisa mungkin, yang dengan demikian, mensyukuri nikmat Tuhan dalam bentuk perbuatan nyata.” Menyangkut hewan atau satwa peliharaan, Al-Qur’an dalam Surah an-Nahl: 5 menyebutkan beberapa manfaat binatang untuk manusia:
Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.
(An-Nahl: 5)
Dalam hubungannya dengan ayat dari Surah an-Nahl di atas, kita harus memperhatikan bahwa, misalnya, kulit dan bulu binatang ternak boleh dimanfaatkan.
Namun Nabi Muhammad ﷺ melanjutkannya dengan satu hal yang sangat bijaksana.
Beliau melarang penggunaan kulit binatang liar walaupun sekedar untuk alas lantai.
Jika aturan atau himbauan yang dikemukakan Nabi ini ditaati oleh semua orang, maka pembunuhan sia-sia terhadap beberapa jenis binatang liar demi meraih keuntungan semata niscaya tidak terjadi.
Demikian pula, kendati umat Islam diperbolehkan mengkonsumsi daging beberapa binatang tertentu, tapi perlu diingat bahwa hal ini tidak menghalalkan pembantaian secara kejam dan tak terkendali terhadap mereka.
Salah satu manfaat binatang adalah sebagai tunggangan.
Kita harus ingat bahwa orang-orang Arab di masa lalu sepenuhnya bergantung pada unta untuk membantu membawa barang dalam perjalanan.
Tuhan menyatakan hal tersebut dalam ayat di bawah:
Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah.
Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan.
Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.

(An-Nahl: 7-8)
Pada hakikatnya Islam mengajarkan pada umatnya untuk menyayangi binatang dan melestarikan kehidupannya.
Di dalam Al-Qur’an, Allah menekankan bahwa Dia telah menganugerahi manusia wilayah kekuasaan yang mencakup segala sesuatu di dunia ini.
Dan Dia telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya.
(Al-Jatsiyah: 13).
Dalam ayat ini, Al-Qur’an sama sekali tidak menunjukan bahwa manusia memiliki kekuasaan mutlak untuk berbuat sekehendak hatinya segala sesuatu yang ada di langit dan bumi.
Mereka juga tidak pula memiliki hak tanpa batas untuk menggunakan alam sehingga merusak keseimbangan ekologisnya.
” ….
semua itu dari Dia ….” Penggalan ayat di sini seharusnya disadari dan dimengerti sebagai pengingat-ingat dari Tuhan, bahwa manusia tidak memiliki apa-apa di dunia ini.
Jadi bagaimana seharusnya kita memperlakukan barang orang lain harus selalu diingat di dalam benak “…orang-orang yang berpikir….” Islam pada dasarnya tidak mendukung manusia untuk menyalahgunakan binatang untuk tujuan olahraga maupun untuk menjadikan binatang sebagai objek eksperimen yang sembarangan.
Ayat ini mengingatkan umat manusia bahwa Sang Pencipta telah menjadikan semua yang ada di alam ini (termasuk satwa) sebagai amanah yang harus mereka jaga.

QS. Az Zukhruf (43) : 14

وَ اِنَّاۤ اِلٰی رَبِّنَا لَمُنۡقَلِبُوۡنَ

dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami”.
―QS. 43:14

Tafsir QS. Az Zukhruf (43) : 14. Oleh Kementrian Agama RI
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa apabila manusia berada di atas punggung binatang, perahu, kapal, kereta api, pesawat terbang dan lain-lain hendaklah mengingat nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka, hendaklah mengagungkan Allah dan menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak yang dituduhkan orang-orang musyrik kepada-Nya, dan hendaklah mereka membaca ayat ini sebagai doa:
Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.
(Az-Zukhruf: 13-14)
Andaikata Allah tidak menundukkan alam semesta dengan ilmu yang dianugerahkan-Nya tentu manusia tidak dapat melakukannya, karena yang demikian itu di luar kemampuan mereka.
Bacaan doa itu mengingatkan manusia supaya selalu bersiap-siap menghadapi hari pembalasan saat seluruh manusia akan menghadapi dan mengalaminya dan jangan lalai mengingat Allah, baik di waktu bepergian atau tidak, di waktu berlayar atau tinggal di kampung halaman.
Sehubungan dengan tafsir di atas, diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i bahwa Rasulullah ﷺ, apabila bepergian dan berkendaraan mengucapkan tiga kali dan membaca doa tersebut di atas.
Apabila Nabi ﷺ mengendarai kendaraannya untuk melakukan suatu perjalanan, maka beliau bertakbir tiga kali.
Kemudian beliau membaca, “Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
(Riwayat Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i)
Ayat di atas mengajarkan agar manusia mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan berupa binatang dan memperlakukannya dengan baik.
Kesetaraan di antara makhluk, terutama antara binatang dan manusia, sangat ditekankan Tuhan.
Salah satu ayat di bawah ini menjelaskan bahwa binatang juga umat Tuhan, sama dengan manusia.
Walau mereka mempunyai ciri, kekhususan dan sistem yang berbeda-beda, pada hakikatnya, mereka sama dengan manusia di mata Tuhan.
Dan manusia diwajibkan untuk mengingatnya.
Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu.
Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.”

(Al-An’am: 38)
Beberapa ayat Al-Qur’an menyinggung mengenai binatang, antara lain tentang bagaimana manusia harus bersikap terhadap binatang, kegunaan binatang untuk manusia, perilaku binatang yang harus ditiru manusia, dan banyak lagi lainnya.
Dalam hubungan kesetaraan antar makhluk ini, ada tulisan seorang arif, Muhammad Fazlur Rahman Ansari, berbunyi demikian, “Segala yang di muka bumi ini diciptakan untuk kita, maka sudah menjadi kewajiban alamiah kita untuk: menjaga segala sesuatu dari kerusakan; memanfaatkannya dengan tetap menjaga martabatnya sebagai ciptaan Tuhan; melestarikannya sebisa mungkin, yang dengan demikian, mensyukuri nikmat Tuhan dalam bentuk perbuatan nyata.” Menyangkut hewan atau satwa peliharaan, Al-Qur’an dalam Surah an-Nahl: 5 menyebutkan beberapa manfaat binatang untuk manusia:
Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.
(An-Nahl: 5)
Dalam hubungannya dengan ayat dari Surah an-Nahl di atas, kita harus memperhatikan bahwa, misalnya, kulit dan bulu binatang ternak boleh dimanfaatkan.
Namun Nabi Muhammad ﷺ melanjutkannya dengan satu hal yang sangat bijaksana.
Beliau melarang penggunaan kulit binatang liar walaupun sekedar untuk alas lantai.
Jika aturan atau himbauan yang dikemukakan Nabi ini ditaati oleh semua orang, maka pembunuhan sia-sia terhadap beberapa jenis binatang liar demi meraih keuntungan semata niscaya tidak terjadi.
Demikian pula, kendati umat Islam diperbolehkan mengkonsumsi daging beberapa binatang tertentu, tapi perlu diingat bahwa hal ini tidak menghalalkan pembantaian secara kejam dan tak terkendali terhadap mereka.
Salah satu manfaat binatang adalah sebagai tunggangan.
Kita harus ingat bahwa orang-orang Arab di masa lalu sepenuhnya bergantung pada unta untuk membantu membawa barang dalam perjalanan.
Tuhan menyatakan hal tersebut dalam ayat di bawah:
Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah.
Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan.
Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.

(An-Nahl: 7-8)
Pada hakikatnya Islam mengajarkan pada umatnya untuk menyayangi binatang dan melestarikan kehidupannya.
Di dalam Al-Qur’an, Allah menekankan bahwa Dia telah menganugerahi manusia wilayah kekuasaan yang mencakup segala sesuatu di dunia ini.
Dan Dia telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya.
(Al-Jatsiyah: 13).
Dalam ayat ini, Al-Qur’an sama sekali tidak menunjukan bahwa manusia memiliki kekuasaan mutlak untuk berbuat sekehendak hatinya segala sesuatu yang ada di langit dan bumi.
Mereka juga tidak pula memiliki hak tanpa batas untuk menggunakan alam sehingga merusak keseimbangan ekologisnya.
” ….
semua itu dari Dia ….” Penggalan ayat di sini seharusnya disadari dan dimengerti sebagai pengingat-ingat dari Tuhan, bahwa manusia tidak memiliki apa-apa di dunia ini.
Jadi bagaimana seharusnya kita memperlakukan barang orang lain harus selalu diingat di dalam benak “…orang-orang yang berpikir….” Islam pada dasarnya tidak mendukung manusia untuk menyalahgunakan binatang untuk tujuan olahraga maupun untuk menjadikan binatang sebagai objek eksperimen yang sembarangan.
Ayat ini mengingatkan umat manusia bahwa Sang Pencipta telah menjadikan semua yang ada di alam ini (termasuk satwa) sebagai amanah yang harus mereka jaga.

QS. Az Zukhruf (43) : 15

وَ جَعَلُوۡا لَہٗ مِنۡ عِبَادِہٖ جُزۡءًا ؕ اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَکَفُوۡرٌ مُّبِیۡنٌ

Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).
―QS. 43:15

Tafsir QS. Az Zukhruf (43) : 15. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menerangkan bahwa sekalipun orang musyrik mengakui bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, namun di samping itu mereka pun menetapkan bahwa Allah mempunyai anak, dan malaikat merupakan anak perempuan-Nya.
Mereka mengatakan, Allah tidak azali seperti makhluk, sama-sama mempunyai anak, malah merendahkan-Nya karena Allah dikatakan mempunyai anak perempuan, sedang mereka mempunyai anak laki-laki.
Orang-orang Arab pada waktu itu menganggap orang yang mempunyai anak-anak perempuan itu hina.
Jadi, tidak heran kalau ayat itu ditutup dengan satu ketegasan bahwa manusia benar-benar pengingkar nikmat Tuhan, yang telah dikaruniakan kepada mereka.

QS. Az Zukhruf (43) : 16

اَمِ اتَّخَذَ مِمَّا یَخۡلُقُ بَنٰتٍ وَّ اَصۡفٰکُمۡ بِالۡبَنِیۡنَ

Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan Dia mengkhususkan buat kamu anak laki-laki.
―QS. 43:16

Tafsir QS. Az Zukhruf (43) : 16. Oleh Kementrian Agama RI
Allah membuka tabir kesesatan orang musyrik dan kebatilan ucapan mereka.
Apakah masuk akal bahwa Allah memiliki sesuatu untuk diri-Nya yang lebih buruk (menurut anggapan mereka) sedangkan yang lain memiliki yang baik dan memilih untuk diri-Nya anak perempuan, sedangkan untuk orang lain anak laki-laki?
Firman Allah:
Apakah (pantas) untuk kamu yang laki-laki dan untuk-Nya yang perempuan?
Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.

(An-Najm: 21-22)
Dan firman-Nya:
Apakah Dia (Allah) memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki?
Mengapa kamu ini?
Bagaimana (caranya) kamu menetapkan?
Maka mengapa kamu tidak memikirkan?

(Ash-shaffat: 153-155)
Dan firman-Nya lagi:
Sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki dari apa yang telah diciptakan-Nya.
Mahasuci Dia.
Dialah Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa.

(Az-Zumar: 4)


QS. Az Zukhruf (43) : 17

وَ اِذَا بُشِّرَ اَحَدُہُمۡ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحۡمٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجۡہُہٗ مُسۡوَدًّا وَّ ہُوَ کَظِیۡمٌ

Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah, jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih.
―QS. 43:17

Tafsir QS. Az Zukhruf (43) : 17. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menunjukkan kebodohan orang-orang musyrik dan kecurangan mereka.
Apabila salah seorang dari mereka dikaruniai anak perempuan, dengan serta-merta mukanya menjadi sangat muram karena sedih, menanggung malu yang amat dalam, tak kuat rasanya berhadapan muka dengan teman-temannya.
Dia menyendiri dalam kebingungan.
Apakah kiranya yang akan diperbuatnya?
Apakah anak perempuan yang diperolehnya itu akan dibiarkan begitu saja, sekalipun ia harus menanggung malu dan hina, ataukah akan menguburkannya hidup-hidup?
Suatu perbuatan yang sangat tercela, sebagaimana firman Allah:
Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah.
Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya.
Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?
Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu.

(An-Nahl: 58-59)

QS. Az Zukhruf (43) : 18

اَوَ مَنۡ یُّنَشَّؤُا فِی الۡحِلۡیَۃِ وَ ہُوَ فِی الۡخِصَامِ غَیۡرُ مُبِیۡنٍ

Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran.
―QS. 43:18

Tafsir QS. Az Zukhruf (43) : 18. Oleh Kementrian Agama RI
Allah membantah anggapan kaum musyrik bahwa Allah mempunyai anak perempuan sedangkan mereka mempunyai anak laki-laki.
Bantahan itu ialah: Apakah orang yang dilahirkan dan dibesarkan untuk berhias dan bila ia dalam bertukar pikiran dan berdiskusi tidak sanggup mengemukakan hujjah atau alasan yang kuat, karena dia lebih terpengaruh oleh perasaan daripada mempergunakan akal dan pikiran, adakah orang seperti ini patut dianggap anak Tuhan?
QS. Az Zukhruf (43) : 19

وَ جَعَلُوا الۡمَلٰٓئِکَۃَ الَّذِیۡنَ ہُمۡ عِبٰدُ الرَّحۡمٰنِ اِنَاثًا ؕ اَشَہِدُوۡا خَلۡقَہُمۡ ؕ سَتُکۡتَبُ شَہَادَتُہُمۡ وَ یُسۡـَٔلُوۡنَ

Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan.
Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu?
Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban.
―QS. 43:19

Tafsir QS. Az Zukhruf (43) : 19. Oleh Kementrian Agama RI
Ayat ini menerangkan bahwa kaum musyrik telah berbuat empat kesalahan besar yang menunjukkan kekafiran mereka.
Pertama, dikatakannya bahwa Allah mempunyai anak;
Kedua, anak-anak Allah perempuan;
Ketiga, anak-anak Allah itu adalah malaikat, padahal malaikat adalah hamba yang dimuliakan-Nya, yang senantiasa menyembah Tuhan siang dan malam, dan tidak pernah menyalahi apa yang diperintahkan kepadanya.
Malaikat yang bersifat demikian dikatakannya perempuan.
Keempat, anggapan mereka bahwa mereka menjadi musyrik karena ditakdirkan oleh Allah.
Semua pernyataan mereka itu adalah dosa besar dan kebohongan yang tidak berdasar sama sekali.
Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu sehingga mereka berani menetapkan yang demikian dan yakin bahwa malaikat itu perempuan?
Allah berfirman:
Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikan(nya)?Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan,”Allah mempunyai anak.” Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta.
(As-Shaffat: 150-152)
Ayat 19 ini ditutup dengan satu ancaman kepada orang musyrik bahwa apa yang mereka katakan mengenai malaikat, semua itu akan dicatat dan akan dimintai pertanggungjawaban mereka di akhirat kelak.
Satu lagi diperlihatkan perbuatan sesat dan orang musyrik.
Mereka berkata dengan nada mengejek, “Sekiranya Allah yang Maha Pemurah menghendaki, niscaya kami tidak menyembah malaikat itu.” Seakan-akan mereka menyembah malaikat karena kehendak Allah.
Allah berfirman:
Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya.
(Al-An’am: 148)
Pendirian mereka sangat keliru dan sesat, karena Allah tidak pernah merestui suatu penyembahan terhadap sesuatu selain Dia, Allah hanya memerintahkan agar manusia hanya menyembah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya: Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah thagut”
(An-Nahl: 36)
Dan firman-Nya:
Dan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, “Apakah Kami menentukan tuhan-tuhan selain (Allah) Yang Maha Pengasih untuk disembah?”
(Az-Zukhruf: 45)
Ayat 20 ini ditutup dengan satu ketegasan, menolak ucapan orang musyrik itu, bahwa mereka tidak tahu sama sekali keadaan yang sebenarnya dan tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun mengenai hal itu.
Apa yang dikatakan mereka hanya dugaan belaka dan tidak berdasarkan hak dan kebenaran.

QS. Az Zukhruf (43) :20

وَ قَالُوۡا لَوۡ شَآءَ الرَّحۡمٰنُ مَا عَبَدۡنٰہُمۡ ؕ مَا لَہُمۡ بِذٰلِکَ مِنۡ عِلۡمٍ ٭ اِنۡ ہُمۡ اِلَّا یَخۡرُصُوۡنَ



Dan mereka berkata:
“Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)”.
Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka.
―QS. 43:20

Tafsir QS. Az Zukhruf (43) : 20. Oleh Kementrian Agama RI
Ayat ini menerangkan bahwa kaum musyrik telah berbuat empat kesalahan besar yang menunjukkan kekafiran mereka.
Pertama, dikatakannya bahwa Allah mempunyai anak;
Kedua, anak-anak Allah perempuan;
Ketiga, anak-anak Allah itu adalah malaikat, padahal malaikat adalah hamba yang dimuliakan-Nya, yang senantiasa menyembah Tuhan siang dan malam, dan tidak pernah menyalahi apa yang diperintahkan kepadanya.
Malaikat yang bersifat demikian dikatakannya perempuan.
Keempat, anggapan mereka bahwa mereka menjadi musyrik karena ditakdirkan oleh Allah.
Semua pernyataan mereka itu adalah dosa besar dan kebohongan yang tidak berdasar sama sekali.
Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu sehingga mereka berani menetapkan yang demikian dan yakin bahwa malaikat itu perempuan?
Allah berfirman:
Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikan(nya)?Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan,”Allah mempunyai anak.” Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta.
(As-Shaffat: 150-152)
Ayat 19 ini ditutup dengan satu ancaman kepada orang musyrik bahwa apa yang mereka katakan mengenai malaikat, semua itu akan dicatat dan akan dimintai pertanggungjawaban mereka di akhirat kelak.
Satu lagi diperlihatkan perbuatan sesat dan orang musyrik.
Mereka berkata dengan nada mengejek, “Sekiranya Allah yang Maha Pemurah menghendaki, niscaya kami tidak menyembah malaikat itu.” Seakan-akan mereka menyembah malaikat karena kehendak Allah.
Allah berfirman:
Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya.
(Al-An’am: 148)
Pendirian mereka sangat keliru dan sesat, karena Allah tidak pernah merestui suatu penyembahan terhadap sesuatu selain Dia, Allah hanya memerintahkan agar manusia hanya menyembah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya: Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah thagut”
(An-Nahl: 36)
Dan firman-Nya:
Dan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, “Apakah Kami menentukan tuhan-tuhan selain (Allah) Yang Maha Pengasih untuk disembah?”
(Az-Zukhruf: 45)
Ayat 20 ini ditutup dengan satu ketegasan, menolak ucapan orang musyrik itu, bahwa mereka tidak tahu sama sekali keadaan yang sebenarnya dan tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun mengenai hal itu.
Apa yang dikatakan mereka hanya dugaan belaka dan tidak berdasarkan hak dan kebenaran.


<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AZ-ZUKHRUF>>
COPAS FROM:
https://risalahmuslim.id/quran/az-zukhruf/43-11/
s/d
https://risalahmuslim.id/quran/az-zukhruf/43-20/