Senin, 05 November 2018

al-Qalam 31 - 52


[TAFSIR-QS:67] : al-Qalam
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AL-QALAM>>

  • QS. Al Qalam (68) : 31

قَالُوۡا یٰوَیۡلَنَاۤ اِنَّا کُنَّا طٰغِیۡنَ

Mereka berkata:
“Aduhai celakalah kita, sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas”. 


al-Qalam 21 - 30


[TAFSIR-QS:67] : al-Qalam
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AL-QALAM>>

  • QS. Al Qalam (68) : 21






  • QS. Al Qalam (68) : 22





  • QS. Al Qalam (68) : 23





  • QS. Al Qalam (68) : 24





  • QS. Al Qalam (68) : 25





  • QS. Al Qalam (68) : 26





  • QS. Al Qalam (68) : 27







  • QS. Al Qalam (68) : 28





  • QS. Al Qalam (68) : 29





  • QS. Al Qalam (68) : 30







<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                      DAFTAR SURAH AL-QALAM>>
COPAS FROM:

al-Qalam 11 - 20


[TAFSIR-QS:67] : al-Qalam
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AL-QALAM>>

  • QS. Al Qalam (68) : 11






  • QS. Al Qalam (68) : 12





  • QS. Al Qalam (68) : 13





  • QS. Al Qalam (68) : 14





  • QS. Al Qalam (68) : 15





  • QS. Al Qalam (68) : 16





  • QS. Al Qalam (68) : 17







  • QS. Al Qalam (68) : 18





  • QS. Al Qalam (68) : 19





  • QS. Al Qalam (68) : 20







<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                      DAFTAR SURAH AL-QALAM>>
COPAS FROM:

Al-Qalam 1 - 10


[TAFSIR-QS:67] : al-Qalam
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AL-QALAM>>

  • QS. Al Qalam (68) : 1






  • QS. Al Qalam (68) : 2





  • QS. Al Qalam (68) : 3





  • QS. Al Qalam (68) : 4





  • QS. Al Qalam (68) : 5





  • QS. Al Qalam (68) : 6





  • QS. Al Qalam (68) : 7








  • QS. Al Qalam (68) : 8





  • QS. Al Qalam (68) : 9





  • QS. Al Qalam (68) : 10







<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                      DAFTAR SURAH AL-QALAM>>
COPAS FROM:

Daftar Surah al-Qalam [68]


[TAFSIR-QS:67] : al-Qalam
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AL-QALAM>>




<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                      DAFTAR SURAH AL-QALAM>>
COPAS FROM:

al-Mulk 21 - 30

[TAFSIR-QS:67] : al-MULK
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AL-MULK>>

  • QS. Al Mulk (67) : 21

اَمَّنۡ ہٰذَا الَّذِیۡ یَرۡزُقُکُمۡ اِنۡ اَمۡسَکَ رِزۡقَہٗ ۚ بَلۡ لَّجُّوۡا فِیۡ عُتُوٍّ وَّ نُفُوۡرٍ

Atau siapakah dia yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya?
Sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri?
―QS. 67:21 

Tafsir QS. Al Mulk (67) : 21. Oleh Kementrian Agama RI
Kepada orang-orang kafir yang mengingkari rezeki Allah, disampaikan pernyataan dalam bentuk pertanyaan bahwa tak seorang pun dapat memberi rezeki, bila Allah menahan untuk tidak memberikan rezeki itu kepada mereka.
Mereka diminta merenungkan seandainya Allah tidak lagi menurunkan hujan, mematikan segenap tumbuh-tumbuhan sehingga seluruh permukaan bumi kering dan tandus, mematikan semua hewan ternak yang dapat dimakan, menjadikan matahari berhenti terbit di ufuk timur dan menjadikan hari terus menerus terang-benderang tanpa berganti dengan gelap, bagaimana dan dari manakah mereka akan beroleh rezeki?
Kemudian diterangkan bahwa sebenarnya orang-orang kafir itu percaya akan keesaan dan kekuasaan Allah.
Mereka mempersekutukan Allah hanya didorong oleh kesombongan serta keengganan mereka menerima kebenaran karena takut kehilangan kedudukan dan pengaruh di dalam masyarakatnya.
Kesombongan dan keingkaran itu timbul dan disuburkan oleh tipu daya serta godaan setan yang selalu menumbuhkan perasaan dalam pikiran dan angan-angan mereka bahwa perbuatan mereka yang buruk itu adalah perbuatan baik dan terpuji.
Memang demikianlah tujuan setan hidup di dunia ini.
Allah berfirman:
(Allah) berfirman, “Maka turunlah kamu darinya (surga); karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya.
Keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina.” (Iblis) menjawab, “Berilah aku penangguhan waktu, sampai hari mereka dibangkitkan.” (Allah) berfirman, “Benar, kamu termasuk yang diberi penangguhan waktu.”

(Al-A’raf: 13-15)

  • QS. Al Mulk (67) : 22

اَفَمَنۡ یَّمۡشِیۡ مُکِبًّا عَلٰی وَجۡہِہٖۤ اَہۡدٰۤی اَمَّنۡ یَّمۡشِیۡ سَوِیًّا عَلٰی صِرَاطٍ مُّسۡتَقِیۡمٍ

Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapatkan petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?
―QS. 67:22 
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 22. Oleh Kementrian Agama RI
Pada ayat ini, Allah memberikan perbandingan kepada manusia antara perjalanan hidup yang ditempuh oleh orang-orang kafir dengan yang ditempuh oleh orang-orang yang beriman.
Perbandingan ini diberikan dalam bentuk pertanyaan yang menyatakan bahwa orang yang selalu terjerembab atau tersungkur ketika berjalan dan kakinya selalu tersandung karena melalui jalan yang berbatu-batu dan berlubang-lubang, tidak mungkin akan selamat dan berjalan lebih cepat mencapai tujuan dibandingkan dengan orang yang berjalan dalam suasana yang baik dan aman, di atas jalan yang datar dan mulus, serta dalam cuaca yang baik pula.
Perbandingan dalam ayat di atas dikemukakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Kalimat pertanyaan dalam ayat ini bukanlah maksudnya untuk menanyakan sesuatu yang tidak diketahui, tetapi untuk menyatakan suatu maksud yaitu bahwa perbuatan orang-orang kafir itu adalah perbuatan yang tidak benar.
Dinyatakan bahwa perjalanan hidup orang-orang kafir itu adalah perjalanan hidup menuju kesengsaraan dan penderitaan yang sangat.
Seakan-akan ayat ini menyatakan bahwa tentu orang yang berjalan tertelungkup dengan muka menyapu tanah akan mudah tersesat dalam perjalanannya mengarungi samudera hidup di dunia yang fana ini, sedang di akhirat kelak mereka akan dimasukkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Sedangkan orang yang berjalan dengan cara yang baik, menempuh jalan yang baik dan lurus, yaitu jalan yang diridai Allah, tidak akan tersesat dalam perjalanan hidupnya di dunia ini dan pasti akan sampai kepada tujuan yang diinginkannya dan diridai Allah.
Di akhirat nanti, mereka akan menempati surga yang penuh kenikmatan yang disediakan Allah bagi mereka yang bertakwa.
Selanjutnya dapat pula diambil pengertian dari ayat ini bahwa manusia dalam menjalankan usahanya, melaksanakan pekerjaan, dan menunaikan kewajibannya haruslah berdasarkan kepada ketentuan agama Islam, petunjuk ilmu pengetahuan, akal pikiran yang sehat dan pengalaman, serta hasil penelitian para ahli sebelumnya.
Ini bertujuan agar usaha dan pekerjaannya membuahkan hasil yang baik.
Janganlah ia membabi-buta atau bekerja dengan semaunya saja, karena yang demikian itu hanyalah akan mengundang kegagalan dan bencana, baik untuk dirinya maupun orang lain.

  • QS. Al Mulk (67) : 23

قُلۡ ہُوَ الَّذِیۡۤ اَنۡشَاَکُمۡ وَ جَعَلَ لَکُمُ السَّمۡعَ وَ الۡاَبۡصَارَ وَ الۡاَفۡـِٕدَۃَ ؕ قَلِیۡلًا مَّا تَشۡکُرُوۡنَ

Katakanlah:
“Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati”.
(Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
―QS. 67:23 

Tafsir QS. Al Mulk (67) : 23. Oleh Kementrian Agama RI
Selanjutnya dalam ayat ini, Allah menyuruh manusia memperhatikan kejadian diri mereka sendiri.
Allah memerintahkan Nabi Muhammad mengatakan kepada orang-orang kafir bahwa sesungguhnya Allah-lah yang menganugerahkan kepada manusia telinga sehingga dapat mendengarkan ajaran-ajaran agama-Nya yang disampaikan kepada mereka oleh para rasul.
Allah juga menganugerahkan kepada mereka mata sehingga mereka dapat melihat, memandang, dan memperhatikan kejadian alam semesta ini.
Diberi-Nya mereka hati, akal, dan pikiran untuk memikirkan, merenungkan, menimbang, dan membedakan mana yang baik bagi mereka dan mana yang tidak baik, mana yang bermanfaat dan mana pula yang tidak bermanfaat.
Sebenarnya dengan anugerah Allah itu, manusia dapat mencapai semua yang baik bagi diri mereka sebagai makhluk-Nya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati merupakan satu kesatuan.
Pendengaran dan penglihatan adalah piranti yang digunakan oleh manusia untuk dapat memahami ayat-ayat Allah, sunatullah, yang dapat digunakan (diaplikasikan) dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Metode observasi (pengamatan) dalam penemuan-penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sangat bergantung kepada penggunaan piranti pendengaran dan penglihatan.
Namun apabila hanya piranti pendengaran dan penglihatan yang dipakai, dan mengabaikan hati (al-af’idah) dalam keputusan penerapannya, maka hasilnya akan counter productive, yaitu akan memberikan hasil yang lebih banyak mudaratnya dibanding manfaatnya.
Pada hakikatnya, hati (al-af’idah) harus dijadikan panduan dalam pengambilan keputusan untuk penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang dihasilkan dengan metode pendengaran dan penglihatan tadi.
Dari al-af’idah ini dapat dikembangkan etika ilmu pengetahuan dan teknologi (science ethics) yang didasarkan kepada nilai-nilai Islami.
Sedikit sekali manusia yang mau bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang telah diberikan-Nya itu.
Sangat sedikit manusia yang menyadari ketergantungan mereka kepada nikmat itu, padahal apabila sedikit saja nikmat itu ditangguhkan pemberiannya kepadanya atau dicabut oleh Tuhan, mereka merasa mendapat kesulitan yang sangat besar.
Di saat itulah mereka ingat kepada-Nya.
Akan tetapi, bila nikmat itu mereka peroleh kembali dan kesukaran itu telah berlalu, mereka kembali kafir kepada Allah.

  • QS. Al Mulk (67) : 24

قُلۡ ہُوَ الَّذِیۡ ذَرَاَکُمۡ فِی الۡاَرۡضِ وَ اِلَیۡہِ تُحۡشَرُوۡنَ

Katakanlah:
“Dialah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan”.
―QS. 67:24 
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 24. Oleh Kementrian Agama RI
Allah memerintahkan agar Nabi Muhammad menyampaikan kepada orang-orang kafir bahwa Dia telah menciptakan mereka semua dalam bentuk yang berbeda-beda dan warna kulit yang bermacam-macam, menyediakan tempat bagi mereka di bumi dan menyebarkan mereka semua ke setiap penjuru bumi.
Allah pulalah yang memudahkan mereka menguasai dan mengolah bumi untuk hidup dan kehidupan mereka.
Oleh karena itu, hanya kepada Allah-lah mereka kembali dan mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang telah mereka kerjakan selama hidup di bumi.
Di akhirat nanti Allah akan memberikan balasan dengan adil kepada mereka semua.
Perbuatan baik dibalas dengan pahala yang berlipat ganda, sedangkan perbuatan buruk diganjar dengan siksaan api neraka setimpal dengan keburukan amalnya.

  • QS. Al Mulk (67) : 25

وَ یَقُوۡلُوۡنَ مَتٰی ہٰذَا الۡوَعۡدُ اِنۡ کُنۡتُمۡ صٰدِقِیۡنَ

Dan mereka berkata:
“Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?”
―QS. 67:25 
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 25. Oleh Kementrian Agama RI
Orang-orang kafir itu bertanya kepada Rasulullah ﷺ dengan maksud mengejek dan menentang tentang kapan waktunya ditimpakan kepada mereka runtuhan tanah yang mengimpit, angin kencang yang bercampur batu yang mengembus dan melemparkan mereka, sebagai azab yang sering disebut-sebut akan menimpa orang kafir?
Kapan pula datangnya hari Kiamat yang pada hari itu seluruh perbuatan manusia selama hidup di dunia akan dipertanggungjawabkan, dan mereka sebagai orang yang durhaka akan masuk ke dalam neraka?
Mereka minta dijelaskan semuanya, jika Nabi termasuk orang yang dapat dipercaya perkataannya.
Dari pertanyaan orang-orang kafir ini dipahami bahwa mereka menantang kebenaran yang disampaikan Rasulullah ﷺ, karena menurut mereka yang diancam itu tidak mungkin terjadi.
Menurut mereka, mestinya Muhammad ﷺ dan pengikut-pengikutnya yang akan diazab, dan kenyataannya mereka telah diazab Allah di dunia, berupa kesengsaraan dan siksaan yang ditimpakan kepada mereka seperti kemiskinan, kemelaratan, dan hukuman yang diberikan oleh orang-orang kafir Mekah kepada mereka.
Orang-orang kafir itu mengatakan bahwa yang akan diterima Muhammad dan pengikut-pengikutnya di akhirat nanti lebih berat dari siksaan yang mereka terima di dunia.

  • QS. Al Mulk (67) : 26

قُلۡ اِنَّمَا الۡعِلۡمُ عِنۡدَ اللّٰہِ ۪ وَ اِنَّمَاۤ اَنَا نَذِیۡرٌ مُّبِیۡنٌ

Katakanlah:
“Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah.
Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan”.
―QS. 67:26 
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 26. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Rasulullah menjawab omongan orang kafir itu dengan mengatakan, “Wahai orang-orang kafir, hanya Allah sajalah yang mengetahui semua yang kamu tanyakan itu.
Sebab, tentang kapan datangnya azab, dan terjadinya hari Kiamat termasuk pengetahuan yang gaib, hanya Allah saja yang mengetahuinya.
Mengenai diriku, tidak lain hanyalah rasul dan pesuruh Allah yang diberi tugas menyampaikan agama-Nya kepada kamu sekalian, agar kamu berbahagia hidup di dunia dan di akhirat nanti.
Aku diperintahkan-Nya menyampaikan berita kepadamu bahwa azab itu pasti datang menimpa orang-orang kafir dan hari Kiamat itu pasti terjadi.
Pada ayat yang lain Allah berfirman:
Manusia bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat.
Katakanlah, “Ilmu tentang hari Kiamat itu hanya di sisi Allah.” Dan tahukah engkau, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat waktunya.

(Al-Ahzab: 63)
Dari jawaban itu dapat dipahami bahwa Rasulullah hanyalah manusia biasa dan mempunyai sifat-sifat dan kemampuan seperti manusia biasa pula.
Kelebihannya hanyalah terletak pada tugas yang diberikan kepadanya.
Di samping sifatnya seperti manusia biasa, ia diberi tugas menyampaikan agama Allah.
Oleh karena itu, ia tidak mengetahui ilmu yang gaib kecuali jika Allah memberitahukan kepadanya.
Tugasnya bukanlah menjadikan seseorang beriman, tetapi semata-mata menyampaikan agama Allah dan memberi penjelasan kepada manusia.
Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan engkau (Muhammad) bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka.
Maka berilah peringatan dengan Al-Qur’an kepada siapa pun yang takut kepada ancaman-Ku.

(Qaf: 45)
Firman Allah lainnya:
Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.
(Al-Baqarah: 272)

  • QS. Al Mulk (67) : 27

فَلَمَّا رَاَوۡہُ زُلۡفَۃً سِیۡٓـَٔتۡ وُجُوۡہُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا وَ قِیۡلَ ہٰذَا الَّذِیۡ کُنۡتُمۡ بِہٖ تَدَّعُوۡنَ

Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram.
Dan dikatakan (kepada mereka) inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya.
―QS. 67:27 

Tafsir QS. Al Mulk (67) : 27. Oleh Kementrian Agama RI
Ayat ini menerangkan bahwa hati orang-orang kafir menjadi kecut dan warna muka mereka berubah setelah meyakini akan dekatnya kedatangan azab yang dijanjikan pada hari Kiamat dan kedahsyatan yang akan menimpa mereka pada hari itu.
Mereka berada dalam keadaan penuh ketakutan dan penyesalan yang tidak henti-hentinya.
Pada saat itu malaikat mengatakan, “Inilah hari Kiamat dan azab Allah yang kamu dustakan sewaktu hidup di dunia dahulu, bahkan kamu selalu meminta-minta kedatangannya.” Pada ayat yang lain, Allah berfirman:
Dan jelaslah bagi mereka kejahatan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka diliputi oleh apa yang dahulu mereka selalu memperolok-olokkannya.

(Az-Zumar: 48)


  • QS. Al Mulk (67) : 28

قُلۡ اَرَءَیۡتُمۡ اِنۡ اَہۡلَکَنِیَ اللّٰہُ وَ مَنۡ مَّعِیَ اَوۡ رَحِمَنَا ۙ فَمَنۡ یُّجِیۡرُ الۡکٰفِرِیۡنَ مِنۡ عَذَابٍ اَلِیۡمٍ

Katakanlah:
“Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?”
―QS. 67:28 
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 28. Oleh Kementrian Agama RI
Rasulullah ﷺ menyeru orang-orang kafir agar beriman kepada Allah Yang Maha Esa dan menerangkan bahwa orang-orang yang menyembah berhala itu adalah orang yang bodoh, karena mereka menyembah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudarat.
Sebagai reaksi terhadap seruan Rasulullah itu, mereka berkata kepada teman-temannya, “Tunggu sajalah sampai saat tuhan kita membunuh atau mencelakakan Muhammad dan pengikut-pengikutnya.
Jika mereka telah rusak binasa atau terbunuh semuanya, tentu mereka akan berhenti dengan sendirinya menyiarkan agama mereka.
Pada waktu itu barulah kita terlepas dari gangguan dan hasutan-hasutannya.” Bukankah Allah yang mencukupi hamba-Nya?
Mereka menakut-nakutimu dengan (sesembahan) yang selain Dia.
Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
(Az-Zumar: 36)
Allah membantah perkataan mereka dengan memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada mereka, “Wahai orang-orang musyrik, cobalah terangkan kepadaku, apakah faedah dan manfaat yang akan kamu peroleh, jika doamu itu diperkenankan oleh berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah, sementara aku dan semua orang-orang yang beriman rusak binasa dan mati semua?
Apakah kebinasaan aku dan orang-orang yang beriman bersamaku itu dapat membebaskan kamu dari azab Allah yang kamu durhakai itu?
Tidaklah kamu sekalian ingat bahwa telah menjadi ketetapan-Nya, bahwa azab itu tetap diberikan kepada setiap orang yang ingkar kepada-Nya dan selalu berbuat kejahatan?
Apakah kamu tidak pernah memikirkan akibat doamu itu hai orang-orang kafir?
Seandainya aku dan pengikut-pengikutku mati semua dan dimasukkan-Nya ke dalam surga yang dijanjikan-Nya kepada kami, apakah kamu akan lepas dari azab Allah, dan siapakah yang dapat melepaskan kamu dari azab Allah itu?”
Jawaban yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ di atas merupakan jawaban yang sangat tepat dan mempengaruhi hati dan pikiran kaum musyrikin, karena yang menyampaikan perkataan itu kepada mereka adalah orang yang mereka percayai, segani, dan akui kepemimpinannya.
Orang itu adalah Nabi Muhammad yang pernah mereka serahi menyelesaikan perselisihan yang terjadi antar mereka, dan mereka mengakui penyelesaiannya itu adalah penyelesaian yang paling tepat dan adil.
Walaupun ajaran yang disampaikan Muhammad itu berbeda dengan kepercayaan yang mereka anut, tetapi pribadi Muhammad itu adalah jawaban yang dapat diterima oleh orang yang mau mempergunakan akal pikirannya dengan benar.

  • QS. Al Mulk (67) : 29

قُلۡ ہُوَ الرَّحۡمٰنُ اٰمَنَّا بِہٖ وَ عَلَیۡہِ تَوَکَّلۡنَا ۚ فَسَتَعۡلَمُوۡنَ مَنۡ ہُوَ فِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ

Katakanlah:
“Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal.
Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata”.
―QS. 67:29 
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 29. Oleh Kementrian Agama RI
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada orang-orang kafir Mekah, “Hai orang-orang kafir; aku dan pengikut-pengikutku telah beriman kepada Tuhan semesta alam, Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya, Tuhan yang menetapkan hukum dengan adil.
Hanya kepada-Nya sajalah kami serahkan diri dan segala urusan kami, karena Dialah yang menentukan keadaan diri kami dan hanya kepada-Nya sajalah kami mohon pertolongan, karena hanya Dialah yang memberi pertolongan dan memberi kami rezeki untuk kelangsungan hidup dan kehidupan kami.
Hanya Dialah yang dapat membebaskan kami dari semua bencana dan malapetaka yang mungkin menimpa kami.”
Ayat ini seolah-olah mencela sikap dan tindakan orang-orang kafir yang menyembah patung-patung yang mereka buat sendiri yang tidak dapat memberi manfaat dan mudarat bahkan harus mereka sendiri yang memelihara dan merawatnya.
Demikian pula sikap orang-orang kafir yang selalu membangga-banggakan kekayaan, kekuasaan, dan keturunan mereka, sebagaimana Allah berfirman:
Dan mereka berkata, “Kami memiliki lebih banyak harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami tidak akan diazab.”
(Saba’: 35)
Karena kekafiran itu, mereka tidak akan memperoleh kesenangan hidup di akhirat nanti.
Kelak mereka akan mengetahui, siapa di antara mereka dan orang-orang mukmin yang menempuh jalan yang benar dan siapa yang menempuh jalan yang sesat.
Yang menempuh jalan yang benar sampai ke tempat yang baik penuh kenikmatan dan yang menempuh jalan yang sesat tentu akan sampai di tempat yang sesat pula, penuh kesengsaraan dan penderitaan.

  • QS. Al Mulk (67) : 30

قُلۡ اَرَءَیۡتُمۡ اِنۡ اَصۡبَحَ مَآؤُکُمۡ غَوۡرًا فَمَنۡ یَّاۡتِیۡکُمۡ بِمَآءٍ مَّعِیۡنٍ

Katakanlah:
“Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering, maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”.
―QS. 67:30 

Tafsir QS. Al Mulk (67) : 30. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, Allah menerangkan lagi tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya, setelah pada ayat yang lalu Dia memerintahkan agar bertawakal kepada-Nya.
Allah memerintahkan Muhammad mengatakan kepada orang-orang kafir, “Hai orang-orang kafir, cobalah terangkan kepadaku, apa yang terpikir olehmu, seandainya atas kehendak Allah seluruh air yang mengalir di permukaan bumi ini meresap ke dalam tanah, sehingga sumber-sumber air dan sumurmu menjadi kering, timba-timbamu tidak dapat menimba air lagi.
Apakah tuhanmu yang lain dapat mendatangkan air itu, sehingga kamu dapat minum, kebun-kebunmu menjadi subur kembali dan binatang-binatang ternakmu dapat berkembang biak?
Tidak ada sesuatu pun yang dapat mendatangkan air itu kecuali Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.
Kenapa kamu masih menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak layak bagi-Nya?”
Ayat ini menyuruh orang-orang kafir membandingkan dasar ketuhanan menurut pengertian mereka dengan sifat pemahaman ketuhanan menurut agama yang disampaikan Muhammad ﷺ.
Tuhan yang disembah menurut yang diajarkan Rasulullah adalah Tuhan pencipta seluruh makhluk, dan menjaga kelangsungan hidup semua yang hidup di alam ini.
Dia Mahakuasa dan Maha Menentukan segala sesuatu, tidak memerlukan sesuatu apa pun untuk menolong-Nya dan sebagainya.
Bukan Tuhan yang dibuat manusia atau diangkat oleh manusia sendiri untuk disembah, seperti pemahaman ketuhanan orang-orang musyrik.
Ayat ini seakan mengingatkan mereka bahwa Tuhan yang pantas disembah itu hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak beranak, tidak dilahirkan, tidak berserikat dengan suatu apa pun, dan tidak memerlukan makhluk-makhluk lain untuk membantu-Nya melaksanakan setiap urusan.


<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                      DAFTAR SURAH AL-MULK>>
COPAS FROM:

al-Mulk 11 - 20


[TAFSIR-QS:67] : al-MULK
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AL-MULK>>

  • QS. Al Mulk (67) : 11

فَاعۡتَرَفُوۡا بِذَنۡۢبِہِمۡ ۚ فَسُحۡقًا لِّاَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ

Mereka mengakui dosa mereka.
Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.
―QS. 67:11 

Tafsir QS. Al Mulk (67) : 11. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, Allah menerangkan pula bahwa sekalipun orang-orang kafir yang sedang diazab di dalam neraka itu telah mengakui perbuatan dosa yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia dan menyatakan tobat dengan sesungguhnya, namun pengakuan dan pernyataan tobat mereka itu tidak ada manfaatnya sedikit pun.
Sebab, tobat yang diterima Allah hanyalah tobat yang dilakukan oleh seseorang pada waktu ia hidup di dunia, dengan syarat: