[TAFSIR-QS:67] : al-Qalam
- QS. Al Qalam (68) : 31
قَالُوۡا یٰوَیۡلَنَاۤ اِنَّا کُنَّا طٰغِیۡنَ
Mereka berkata:
“Aduhai celakalah kita, sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas”.
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 31. Oleh Kementrian Agama RI
Setelah saling menyalahkan, akhirnya mereka menyesali diri masing-masing.
Mereka lalu menyadari bahwa tindakan dan sikap merekalah yang mengundang nasib yang demikian.
Mereka berkata, "Sesungguhnya kamilah yang bersalah.
Kami telah melanggar garis-garis yang telah ditetapkan Allah dengan tidak memberikan hak-hak fakir-miskin, yang ada pada harta kami.
Mudah-mudahan Allah menganugerahkan kepada kami kebun yang lebih baik dari yang telah musnah ini.
Kami benar-benar akan bertobat, tunduk, dan patuh menjalankan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
Semoga Allah menganugerahkan yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dunia dan kehidupan akhirat." Menurut riwayat dari Mujahid, setelah mereka bertobat, maka Allah menganugerahkan kebun yang lebih baik dari kebun mereka yang musnah dan mengabulkan doa-doa mereka.
Mereka lalu menyadari bahwa tindakan dan sikap merekalah yang mengundang nasib yang demikian.
Mereka berkata, "Sesungguhnya kamilah yang bersalah.
Kami telah melanggar garis-garis yang telah ditetapkan Allah dengan tidak memberikan hak-hak fakir-miskin, yang ada pada harta kami.
Mudah-mudahan Allah menganugerahkan kepada kami kebun yang lebih baik dari yang telah musnah ini.
Kami benar-benar akan bertobat, tunduk, dan patuh menjalankan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
Semoga Allah menganugerahkan yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dunia dan kehidupan akhirat." Menurut riwayat dari Mujahid, setelah mereka bertobat, maka Allah menganugerahkan kebun yang lebih baik dari kebun mereka yang musnah dan mengabulkan doa-doa mereka.
- QS. Al Qalam (68) : 32
عَسٰی رَبُّنَاۤ اَنۡ یُّبۡدِلَنَا خَیۡرًا مِّنۡہَاۤ اِنَّاۤ اِلٰی رَبِّنَا رٰغِبُوۡنَ
Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu, sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita.
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 32. Oleh Kementrian Agama RI
Setelah saling menyalahkan, akhirnya mereka menyesali diri masing-masing.
Mereka lalu menyadari bahwa tindakan dan sikap merekalah yang mengundang nasib yang demikian.
Mereka berkata, "Sesungguhnya kamilah yang bersalah.
Kami telah melanggar garis-garis yang telah ditetapkan Allah dengan tidak memberikan hak-hak fakir-miskin, yang ada pada harta kami.
Mudah-mudahan Allah menganugerahkan kepada kami kebun yang lebih baik dari yang telah musnah ini.
Kami benar-benar akan bertobat, tunduk, dan patuh menjalankan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
Semoga Allah menganugerahkan yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dunia dan kehidupan akhirat." Menurut riwayat dari Mujahid, setelah mereka bertobat, maka Allah menganugerahkan kebun yang lebih baik dari kebun mereka yang musnah dan mengabulkan doa-doa mereka.
Mereka lalu menyadari bahwa tindakan dan sikap merekalah yang mengundang nasib yang demikian.
Mereka berkata, "Sesungguhnya kamilah yang bersalah.
Kami telah melanggar garis-garis yang telah ditetapkan Allah dengan tidak memberikan hak-hak fakir-miskin, yang ada pada harta kami.
Mudah-mudahan Allah menganugerahkan kepada kami kebun yang lebih baik dari yang telah musnah ini.
Kami benar-benar akan bertobat, tunduk, dan patuh menjalankan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
Semoga Allah menganugerahkan yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dunia dan kehidupan akhirat." Menurut riwayat dari Mujahid, setelah mereka bertobat, maka Allah menganugerahkan kebun yang lebih baik dari kebun mereka yang musnah dan mengabulkan doa-doa mereka.
- QS. Al Qalam (68) : 33
کَذٰلِکَ الۡعَذَابُ ؕ وَ لَعَذَابُ الۡاٰخِرَۃِ اَکۡبَرُ ۘ لَوۡ کَانُوۡا یَعۡلَمُوۡنَ
Seperti itulah azab (dunia).
Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui.
―QS. 68:33
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 33. Oleh Kementrian Agama RI
Demikianlah malapetaka yang ditimpakan Allah kepada para pemilik kebun itu sebagai cobaan bagi mereka.
Cobaan itu sangat bermanfaat, sehingga mereka bertobat dan menyesali perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah.
Mereka juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi, dan tetap taat kepada Allah serta tidak akan mengerjakan perbuatan-perbuatan terlarang lainnya.
Karena mereka benar-benar bertobat, Allah mengabulkan doa-doa mereka dan memberikan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Bagaimanakah halnya dengan orang-orang musyrik Mekah, apakah mereka akan tetap bersikap dan bertindak seperti yang telah mereka lakukan terhadap Nabi Muhammad dan kaum Muslimin?
Jika mereka memperkenankan seruan Nabi Muhammad, niscaya Allah akan memberikan kepada mereka sebagaimana yang telah diberikan kepada para pemilik kebun itu.
Sebaliknya jika mereka tetap pada pendirian mereka, mereka tidak saja akan memperoleh azab di dunia, tetapi juga akan menerima azab akhirat.
Sesungguhnya azab akhirat itu lebih keras dan lebih berat dari azab di dunia.
Jika azab dunia hanya berupa kehilangan harta dan kesenangan saja, maka azab akhirat lebih dahsyat lagi dari itu, yaitu azab yang menimbulkan kesengsaraan dan malapetaka bagi jasmani dan rohani orang yang mengalaminya.
Cobaan itu sangat bermanfaat, sehingga mereka bertobat dan menyesali perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah.
Mereka juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi, dan tetap taat kepada Allah serta tidak akan mengerjakan perbuatan-perbuatan terlarang lainnya.
Karena mereka benar-benar bertobat, Allah mengabulkan doa-doa mereka dan memberikan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Bagaimanakah halnya dengan orang-orang musyrik Mekah, apakah mereka akan tetap bersikap dan bertindak seperti yang telah mereka lakukan terhadap Nabi Muhammad dan kaum Muslimin?
Jika mereka memperkenankan seruan Nabi Muhammad, niscaya Allah akan memberikan kepada mereka sebagaimana yang telah diberikan kepada para pemilik kebun itu.
Sebaliknya jika mereka tetap pada pendirian mereka, mereka tidak saja akan memperoleh azab di dunia, tetapi juga akan menerima azab akhirat.
Sesungguhnya azab akhirat itu lebih keras dan lebih berat dari azab di dunia.
Jika azab dunia hanya berupa kehilangan harta dan kesenangan saja, maka azab akhirat lebih dahsyat lagi dari itu, yaitu azab yang menimbulkan kesengsaraan dan malapetaka bagi jasmani dan rohani orang yang mengalaminya.
- QS. Al Qalam (68) : 34
اِنَّ لِلۡمُتَّقِیۡنَ عِنۡدَ رَبِّہِمۡ جَنّٰتِ النَّعِیۡمِ
Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.
―QS. 68:34
―QS. 68:34
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 34. Oleh Kementrian Agama RI
Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang mukmin yang melaksanakan perintah-perintah Allah, menjauhi larangan-larangan-Nya, serta tunduk dan patuh kepada-Nya, akan ditempatkan di dalam surga yang penuh kenikmatan di akhirat.
Hal ini sebagai balasan atas keimanan mereka kepada Allah dan amal saleh mereka ketika hidup di dunia.
Hal ini sebagai balasan atas keimanan mereka kepada Allah dan amal saleh mereka ketika hidup di dunia.
- QS. Al Qalam (68) : 35
اَفَنَجۡعَلُ الۡمُسۡلِمِیۡنَ کَالۡمُجۡرِمِیۡنَ
Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)?
―QS. 68:35
―QS. 68:35
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 35. Oleh Kementrian Agama RI
Menurut Muqatil, tatkala turun ayat ke-34 di atas, orang-orang kafir Mekah berkata kepada kaum Muslimin, "Sesungguhnya Allah telah melebihkan kami dari kamu dalam kehidupan dunia ini.
Oleh karena itu, tidak boleh tidak, kami akan dilebihkan-Nya atas kamu di akhirat nanti, atau paling tidak, sama dengan kamu sekalian." Maka Allah membantah pernyataan orang-orang kafir itu dengan ayat ini dengan mengatakan, "Apakah Kami akan menyalahi janji-janji Kami dengan menyamakan orang-orang yang berserah diri, tunduk, dan taat kepada Kami dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan dosa dan selalu ingkar kepada Kami?"
Firman Allah:
Oleh karena itu, tidak boleh tidak, kami akan dilebihkan-Nya atas kamu di akhirat nanti, atau paling tidak, sama dengan kamu sekalian." Maka Allah membantah pernyataan orang-orang kafir itu dengan ayat ini dengan mengatakan, "Apakah Kami akan menyalahi janji-janji Kami dengan menyamakan orang-orang yang berserah diri, tunduk, dan taat kepada Kami dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan dosa dan selalu ingkar kepada Kami?"
Firman Allah:
Tidak sama para penghuni neraka dengan para penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.
(Al-Hasyr: 20)
(Al-Hasyr: 20)
Dari perkataan orang-orang kafir ini dapat dipahami bahwa menurut mereka kehidupan di dunia ini sebagai gambaran kehidupan di akhirat nanti.
Jika kepada seseorang dalam kehidupan dunia ini dianugerahi harta yang banyak, kekuasaan, pangkat, kesenangan, dan kemewahan, tentu di akhirat nanti mereka akan demikian pula.
Sebaliknya jika kehidupan dunia seseorang mengalami kesengsaraan dan penderitaan, tentu di akhirat mereka juga akan sengsara dan menderita.
Anggapan orang-orang kafir yang demikian adalah anggapan yang keliru.
Kehidupan di dunia adalah persiapan kehidupan di akhirat.
Jika seseorang baik ibadah dan amalnya, sekalipun tidak dianugerahi harta yang banyak, kekuasaan, pangkat, dan sebagainya, maka ia tetap mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah.
Sebaliknya, jika mereka ingkar dan mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa, sekalipun ia memperoleh harta yang banyak, pangkat, dan kekuasaan, maka di akhirat akan disediakan tempat yang penuh kesengsaraan dan kehinaan.
Jika kepada seseorang dalam kehidupan dunia ini dianugerahi harta yang banyak, kekuasaan, pangkat, kesenangan, dan kemewahan, tentu di akhirat nanti mereka akan demikian pula.
Sebaliknya jika kehidupan dunia seseorang mengalami kesengsaraan dan penderitaan, tentu di akhirat mereka juga akan sengsara dan menderita.
Anggapan orang-orang kafir yang demikian adalah anggapan yang keliru.
Kehidupan di dunia adalah persiapan kehidupan di akhirat.
Jika seseorang baik ibadah dan amalnya, sekalipun tidak dianugerahi harta yang banyak, kekuasaan, pangkat, dan sebagainya, maka ia tetap mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah.
Sebaliknya, jika mereka ingkar dan mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa, sekalipun ia memperoleh harta yang banyak, pangkat, dan kekuasaan, maka di akhirat akan disediakan tempat yang penuh kesengsaraan dan kehinaan.
مَا لَکُمۡ ٝ کَیۡفَ تَحۡکُمُوۡنَ
Atau adakah kamu (berbuat demikian):
bagaimanakah kamu mengambil keputusan?
―QS. 68:36
bagaimanakah kamu mengambil keputusan?
―QS. 68:36
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 36. Oleh Kementrian Agama RI
Pada ayat ini, Allah menyatakan keanehan jalan berpikir orang-orang kafir sehingga menetapkan yang demikian.
Seakan-akan mereka tidak menggunakan pertimbangan yang benar, akal yang sehat, dan keputusan yang adil.
Mungkinkah orang yang sesat sama dengan orang yang benar, orang yang takwa dengan orang yang berdosa, orang yang bertakwa kepada Allah dengan orang yang ingkar kepada-Nya, dan sebagainya.
Cara berpikir seperti yang digunakan orang-orang kafir itu adalah cara berpikir yang salah dan dipengaruhi oleh setan yang selalu menyesatkan manusia.
Seakan-akan mereka tidak menggunakan pertimbangan yang benar, akal yang sehat, dan keputusan yang adil.
Mungkinkah orang yang sesat sama dengan orang yang benar, orang yang takwa dengan orang yang berdosa, orang yang bertakwa kepada Allah dengan orang yang ingkar kepada-Nya, dan sebagainya.
Cara berpikir seperti yang digunakan orang-orang kafir itu adalah cara berpikir yang salah dan dipengaruhi oleh setan yang selalu menyesatkan manusia.
- QS. Al Qalam (68) : 37
اَمۡ لَکُمۡ کِتٰبٌ فِیۡہِ تَدۡرُسُوۡنَ
Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu membacanya?,
―QS. 68:37
―QS. 68:37
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 37. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, dinyatakan bahwa pendapat atau jalan pikiran orang-orang kafir itu tidak berdasarkan wahyu dari Allah.
Tidak ada satu pun dari kitab Allah yang menerangkan hal yang demikian itu.
Ungkapan itu dilontarkan kepada mereka dalam bentuk pertanyaan, "Apakah kamu, hai orang-orang kafir, mempunyai suatu kitab yang diturunkan dari langit, yang kamu terima dari nenek moyangmu kemudian kamu pelajari secara turun-temurun, yang mengandung suatu ketentuan seperti yang kamu katakan itu.
Apakah kamu memiliki kitab yang semacam itu yang membolehkan kamu memilih apa yang kamu inginkan sesuai dengan kehendakmu."
Tidak ada satu pun dari kitab Allah yang menerangkan hal yang demikian itu.
Ungkapan itu dilontarkan kepada mereka dalam bentuk pertanyaan, "Apakah kamu, hai orang-orang kafir, mempunyai suatu kitab yang diturunkan dari langit, yang kamu terima dari nenek moyangmu kemudian kamu pelajari secara turun-temurun, yang mengandung suatu ketentuan seperti yang kamu katakan itu.
Apakah kamu memiliki kitab yang semacam itu yang membolehkan kamu memilih apa yang kamu inginkan sesuai dengan kehendakmu."
Ayat ini dikemukakan dalam bentuk kalimat tanya.
Biasanya kalimat tanya bermaksud untuk menanyakan sesuatu yang tidak diketahui, tetapi kalimat tanya di sini untuk mengingkari dan menyatakan kejelekan suatu perbuatan.
Seakan-akan Allah menyatakan kepada orang-orang kafir bahwa tidak ada suatu pun wahyu-Nya yang menyatakan demikian.
Ucapan mereka itu adalah ucapan yang mereka ada-adakan dan cara mengada-adakan yang demikian itu adalah cara yang tidak terpuji.
Biasanya kalimat tanya bermaksud untuk menanyakan sesuatu yang tidak diketahui, tetapi kalimat tanya di sini untuk mengingkari dan menyatakan kejelekan suatu perbuatan.
Seakan-akan Allah menyatakan kepada orang-orang kafir bahwa tidak ada suatu pun wahyu-Nya yang menyatakan demikian.
Ucapan mereka itu adalah ucapan yang mereka ada-adakan dan cara mengada-adakan yang demikian itu adalah cara yang tidak terpuji.
- QS. Al Qalam (68) : 38
اِنَّ لَکُمۡ فِیۡہِ لَمَا تَخَیَّرُوۡنَ
bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu.
―QS. 68:38
―QS. 68:38
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 38. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, dinyatakan bahwa pendapat atau jalan pikiran orang-orang kafir itu tidak berdasarkan wahyu dari Allah.
Tidak ada satu pun dari kitab Allah yang menerangkan hal yang demikian itu.
Ungkapan itu dilontarkan kepada mereka dalam bentuk pertanyaan, "Apakah kamu, hai orang-orang kafir, mempunyai suatu kitab yang diturunkan dari langit, yang kamu terima dari nenek moyangmu kemudian kamu pelajari secara turun-temurun, yang mengandung suatu ketentuan seperti yang kamu katakan itu.
Apakah kamu memiliki kitab yang semacam itu yang membolehkan kamu memilih apa yang kamu inginkan sesuai dengan kehendakmu."
Tidak ada satu pun dari kitab Allah yang menerangkan hal yang demikian itu.
Ungkapan itu dilontarkan kepada mereka dalam bentuk pertanyaan, "Apakah kamu, hai orang-orang kafir, mempunyai suatu kitab yang diturunkan dari langit, yang kamu terima dari nenek moyangmu kemudian kamu pelajari secara turun-temurun, yang mengandung suatu ketentuan seperti yang kamu katakan itu.
Apakah kamu memiliki kitab yang semacam itu yang membolehkan kamu memilih apa yang kamu inginkan sesuai dengan kehendakmu."
Ayat ini dikemukakan dalam bentuk kalimat tanya.
Biasanya kalimat tanya bermaksud untuk menanyakan sesuatu yang tidak diketahui, tetapi kalimat tanya di sini untuk mengingkari dan menyatakan kejelekan suatu perbuatan.
Seakan-akan Allah menyatakan kepada orang-orang kafir bahwa tidak ada suatu pun wahyu-Nya yang menyatakan demikian.
Ucapan mereka itu adalah ucapan yang mereka ada-adakan dan cara mengada-adakan yang demikian itu adalah cara yang tidak terpuji.
Biasanya kalimat tanya bermaksud untuk menanyakan sesuatu yang tidak diketahui, tetapi kalimat tanya di sini untuk mengingkari dan menyatakan kejelekan suatu perbuatan.
Seakan-akan Allah menyatakan kepada orang-orang kafir bahwa tidak ada suatu pun wahyu-Nya yang menyatakan demikian.
Ucapan mereka itu adalah ucapan yang mereka ada-adakan dan cara mengada-adakan yang demikian itu adalah cara yang tidak terpuji.
- QS. Al Qalam (68) : 39
اَمۡ لَکُمۡ اَیۡمَانٌ عَلَیۡنَا بَالِغَۃٌ اِلٰی یَوۡمِ الۡقِیٰمَۃِ ۙ اِنَّ لَکُمۡ لَمَا تَحۡکُمُوۡنَ
Atau apakah kamu memperoleh janji yang diperkuat dengan sumpah dari Kami, yang tetap berlaku sampai hari kiamat, sesungguhnya kamu benar-benar dapat mengambil keputusan (sekehendakmu)?
―QS. 68:39
―QS. 68:39
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 39. Oleh Kementrian Agama RI
Pada ayat ini, sekali lagi Allah mengejek orang-orang kafir dengan mengemukakan kalimat tanya, "Hai orang-orang kafir, apakah kamu sekalian pernah menerima janji-janji dari Kami yang harus Kami tepati seperti yang kamu katakan itu, yaitu kamu akan memperoleh segala yang kamu ingini, padahal kamu mengingkari Kami?"
Dari pertanyaan ini dapat dipahami bahwa Allah sekali-kali tidak pernah menetapkan atau menjanjikan kepada hamba-hamba-Nya seperti yang mereka katakan itu.
Dari pertanyaan ini dapat dipahami bahwa Allah sekali-kali tidak pernah menetapkan atau menjanjikan kepada hamba-hamba-Nya seperti yang mereka katakan itu.
- QS. Al Qalam (68) : 40
سَلۡہُمۡ اَیُّہُمۡ بِذٰلِکَ زَعِیۡمٌ
Tanyakanlah kepada mereka: “Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil itu?” ―QS. 68:40
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 40. Oleh Kementrian Agama RI Kemudian Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menanyakan kepada orang-orang kafir dengan maksud mencela cara-cara yang mereka lakukan, “Hai Orang-orang kafir, jika kamu mempunyai kitab yang menerangkan apa yang kamu katakan itu, perlihatkanlah kepada kami. Jika benar bahwa Allah telah berjanji kepadamu yang ditetapkan dengan sumpah bahwa kamu akan memperoleh semua yang kamu inginkan, cobalah buktikan sumpah itu. Jika kamu mempunyai seseorang yang dapat menjamin kebenaran perkataanmu itu cobalah tunjukkan kepada kami orangnya.”Pertanyaan dan permintaan Nabi kepada orang-orang kafir itu menyebabkan mereka bungkam seribu bahasa, karena mereka tidak akan sanggup menjawab dan memenuhi permintaan itu. Kenyataannya mereka menyembah berhala atau patung. Patung dan berhala itu mereka buat sendiri, dan mereka tahu bahwa patung dan berhala itu tidak akan dapat menjamin yang mereka katakan, seakan-akan mereka tidak berdaya lagi mempertahankan pendapat mereka. Kata za’im (sesuatu yang bertanggung jawab) yang terdapat dalam akhir ayat ini maksudnya adalah orang yang menjamin bahwa sesuatu pasti terlaksana dan penuh kebenaran. Bila seorang mengatakan sesuatu atau menjanjikan sesuatu, maka seorang za’im menjamin bahwa perkataan orang itu adalah perkataan yang benar, atau janji yang telah dijanjikannya itu pasti ditepati. Orang-orang kafir Mekah diminta untuk mengemukakan siapa yang menjamin kebenaran perkataan mereka yang mengatakan bahwa Allah menyamakan balasan yang diterima orang-orang beriman dengan balasan yang mereka terima, padahal Allah tidak pernah mengatakan yang demikian itu.
- QS. Al Qalam (68) : 41
اَمۡ لَہُمۡ شُرَکَآءُ ۚۛ فَلۡیَاۡتُوۡا بِشُرَکَآئِہِمۡ اِنۡ کَانُوۡا صٰدِقِیۡنَ
Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu?
Maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar.
―QS. 68:41
Maka hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar.
―QS. 68:41
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 41. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, kembali Nabi Muhammad diperintahkan untuk menanyakan kepada orang-orang kafir itu apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu yang dapat menjamin kebenaran perkataan yang mereka ucapkan.
Jika ada, cobalah kemukakan atau mendatangkannya untuk membuktikan jaminan mereka.
Yang dimaksud dengan "sekutu-sekutu" mereka dalam ayat ini ialah semua yang mereka sembah selain Allah, seperti patung Lata, 'Uzza, Manah, dan sebagainya.
Juga termasuk di dalamnya orang-orang yang mereka hormati, dan pemuka-pemuka agama mereka.
Dengan pertanyaan terakhir ini, orang-orang kafir Mekah bertambah diam dan bungkam karena ternyata tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah, para ahli sastra mereka yang terkenal, seperti al-Walid bin al-Mugirah, dan lain-lain tidak sanggup mengemukakan atau mendatangkannya.
Jika ada, cobalah kemukakan atau mendatangkannya untuk membuktikan jaminan mereka.
Yang dimaksud dengan "sekutu-sekutu" mereka dalam ayat ini ialah semua yang mereka sembah selain Allah, seperti patung Lata, 'Uzza, Manah, dan sebagainya.
Juga termasuk di dalamnya orang-orang yang mereka hormati, dan pemuka-pemuka agama mereka.
Dengan pertanyaan terakhir ini, orang-orang kafir Mekah bertambah diam dan bungkam karena ternyata tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah, para ahli sastra mereka yang terkenal, seperti al-Walid bin al-Mugirah, dan lain-lain tidak sanggup mengemukakan atau mendatangkannya.
- QS. Al Qalam (68) : 42
یَوۡمَ یُکۡشَفُ عَنۡ سَاقٍ وَّ یُدۡعَوۡنَ اِلَی السُّجُوۡدِ فَلَا یَسۡتَطِیۡعُوۡنَ
Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud, maka mereka tidak kuasa,
―QS. 68:42
―QS. 68:42
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 42. Oleh Kementrian Agama RI
Ayat ini menyatakan kepada orang-orang kafir Mekah bahwa jika mereka mempunyai penjamin kebenaran perkataan mereka bahwa mereka pasti akan masuk surga seperti orang-orang mukmin masuk surga, maka cobalah datangkan saksi atau penjamin itu nanti pada hari Kiamat.
Pada hari itu, semua orang dalam keadaan ketakutan dan sedang berusaha lari dari ketakutan itu.
Pada hari itu mereka diminta sujud untuk menguji keimanan mereka padahal mereka tidak sanggup lagi sujud, karena persendian tulang-tulang mereka telah lemah, karena azab telah meliputi mereka dari atas dan bawah, serta dari samping kanan dan kiri.
Hari yang seperti itu pasti datang dan huru-hara seperti yang dimaksudkan itu pasti terjadi.
Pada saat itu, tiada satu pun tempat berlindung kecuali Allah, Tuhan Yang Mahakuasa.
Pada hari itu, semua orang dalam keadaan ketakutan dan sedang berusaha lari dari ketakutan itu.
Pada hari itu mereka diminta sujud untuk menguji keimanan mereka padahal mereka tidak sanggup lagi sujud, karena persendian tulang-tulang mereka telah lemah, karena azab telah meliputi mereka dari atas dan bawah, serta dari samping kanan dan kiri.
Hari yang seperti itu pasti datang dan huru-hara seperti yang dimaksudkan itu pasti terjadi.
Pada saat itu, tiada satu pun tempat berlindung kecuali Allah, Tuhan Yang Mahakuasa.
- QS. Al Qalam (68) : 43
خَاشِعَۃً اَبۡصَارُہُمۡ تَرۡہَقُہُمۡ ذِلَّۃٌ ؕ وَ قَدۡ کَانُوۡا یُدۡعَوۡنَ اِلَی السُّجُوۡدِ وَ ہُمۡ سٰلِمُوۡنَ
(dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan.
Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.
―QS. 68:43
Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.
―QS. 68:43
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 43. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini diterangkan bahwa orang-orang kafir pada hari Kiamat berada dalam keadaan tidak berdaya sedikit pun.
Tidak ada yang memberi mereka pertolongan dan mereka dalam keadaan hina-dina.
Mereka hanya dalam keadaan penuh penyesalan, tetapi semua itu tidak berguna lagi.
Ketika hidup di dunia dahulu, mereka dalam keadaan sehat, berkecukupan, berkuasa, dan berpangkat, tetapi mereka tidak mau salat, sujud dan menyembah Allah, serta menyerahkan diri kepada-Nya.
Setelah di akhirat, di waktu penyesalan itu tiba, mereka memanggil Tuhan, ingin mengerjakannya untuk menghambakan diri kepada-Nya, akan tetapi mereka tidak sanggup mengerjakannya lagi.
Hal itu karena di samping tulang-tulang mereka telah lemah, pintu tobat juga telah ditutup.
Hanya orang-orang beriman sajalah yang dapat bersujud di akhirat ketika Allah menampakkan diri-Nya kepada mereka
Tidak ada yang memberi mereka pertolongan dan mereka dalam keadaan hina-dina.
Mereka hanya dalam keadaan penuh penyesalan, tetapi semua itu tidak berguna lagi.
Ketika hidup di dunia dahulu, mereka dalam keadaan sehat, berkecukupan, berkuasa, dan berpangkat, tetapi mereka tidak mau salat, sujud dan menyembah Allah, serta menyerahkan diri kepada-Nya.
Setelah di akhirat, di waktu penyesalan itu tiba, mereka memanggil Tuhan, ingin mengerjakannya untuk menghambakan diri kepada-Nya, akan tetapi mereka tidak sanggup mengerjakannya lagi.
Hal itu karena di samping tulang-tulang mereka telah lemah, pintu tobat juga telah ditutup.
Hanya orang-orang beriman sajalah yang dapat bersujud di akhirat ketika Allah menampakkan diri-Nya kepada mereka
- QS. Al Qalam (68) : 44
فَذَرۡنِیۡ وَ مَنۡ یُّکَذِّبُ بِہٰذَا الۡحَدِیۡثِ ؕ سَنَسۡتَدۡرِجُہُمۡ مِّنۡ حَیۡثُ لَایَعۡلَمُوۡنَ
Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, ―QS. 68:44
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 44. Oleh Kementrian Agama RI Ayat ini merupakan penawar hati dan hiburan kepada Nabi Muhammad dan ancaman keras bagi orang-orang kafir. Sangat banyak sikap dan tindakan orang-orang kafir terhadap Nabi Muhammad dan kaum Muslimin dalam melaksanakan tugas yang dibebankan Allah kepada mereka. Di antaranya ada yang menghalang-halangi orang untuk masuk Islam, menyiksa para sahabat Nabi yang telah masuk Islam, menyakiti, mengejek, memboikot, dan mengucilkan (mengisolir) Nabi, dan sebagainya. Oleh karena itu, kadang-kadang timbul dalam hati Nabi untuk berdoa agar Allah mengazab dan menyiksa mereka yang ingkar itu seperti yang pernah ditimpakan kepada umat-umat yang lalu.Dengan ayat ini, Allah menyatakan bahwa Dia mengetahui segala macam bentuk sikap dan tindakan orang-orang kafir itu, dan akan mengazab mereka sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Selanjutnya Allah menyatakan bahwa karena mendustakan Al-Qur’an dan mengingkari Allah, maka orang-orang kafir itu mendapat kesempatan untuk melakukan perbuatan-perbuatan dosa dan melakukan penganiayaan sehingga perbuatan dosa yang mereka lakukan itu bertambah banyak. Dengan demikian, balasan azabnya pun bertambah berat, sehingga tidak tertanggungkan oleh mereka. Mereka menyangka bahwa dengan pangkat, harta, dan kekuasaan yang ada pada mereka, Allah telah melimpahkan karunia yang tiada taranya kepada mereka, padahal tidak demikian halnya. Bahkan, dengan pangkat, kekayaan, dan kekuasaan yang ada pada mereka itu, dosa mereka semakin bertambah besar. Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai waktu yang ditentukan. Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa) Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya. (Al-Mu’minun: 54-56)Firman Allah lainnya:Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa. (Al-An’am: 44)
- QS. Al Qalam (68) : 45
―QS. 68:45
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 45. Oleh Kementrian Agama RI
- QS. Al Qalam (68) : 46
اَمۡ تَسۡـَٔلُہُمۡ اَجۡرًا فَہُمۡ مِّنۡ مَّغۡرَمٍ مُّثۡقَلُوۡنَ
Apakah kamu meminta upah kepada mereka, lalu mereka diberati dengan hutang?
―QS. 68:46
Apakah kamu meminta upah kepada mereka, lalu mereka diberati dengan hutang?
―QS. 68:46
―QS. 68:46
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 46. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, Allah mengajukan kepada Rasulullah ﷺ suatu pertanyaan dengan maksud untuk menerka jalan pikiran orang-orang kafir bahwa seseorang melakukan sesuatu pekerjaan untuk mengharapkan suatu upah, keuntungan, atau kesenangan duniawi.
Menurut mereka, tidak ada orang yang mau bekerja dan berusaha semata-mata karena Allah.
Pertanyaan Allah itu ialah: Wahai Muhammad, apakah engkau meminta upah kepada orang-orang yang mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang lain, karena engkau memberinya nasihat, menyeru mereka kepada kebenaran dan mengikuti agama-Ku, sehingga mereka harus dibebani oleh hutang karena upah yang kau minta itu?
Menurut mereka, tidak ada orang yang mau bekerja dan berusaha semata-mata karena Allah.
Pertanyaan Allah itu ialah: Wahai Muhammad, apakah engkau meminta upah kepada orang-orang yang mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang lain, karena engkau memberinya nasihat, menyeru mereka kepada kebenaran dan mengikuti agama-Ku, sehingga mereka harus dibebani oleh hutang karena upah yang kau minta itu?
- QS. Al Qalam (68) : 47
اَمۡ عِنۡدَہُمُ الۡغَیۡبُ فَہُمۡ یَکۡتُبُوۡنَ
Ataukah ada pada mereka ilmu tentang yang ghaib lalu mereka menulis (padanya apa yang mereka tetapkan)?
―QS. 68:47
―QS. 68:47
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 47. Oleh Kementrian Agama RI
Pada ayat ini pertanyaan tersebut masih dilanjutkan: Apakah mereka mempunyai pengetahuan tentang yang gaib, atau mempunyai seperti Lauh Mahfudh yang mencatat segala sesuatu dengan yang mereka kehendaki yaitu bukti kebenaran pendapat mereka?
Orang-orang kafir Mekah beranggapan bahwa patung-patung yang mereka sembah dapat memberitahukan kepada mereka segala sesuatu yang akan terjadi dan segala sesuatu yang gaib.
Akan tetapi, anggapan mereka itu tidak ada buktinya sama sekali.
Orang-orang kafir Mekah beranggapan bahwa patung-patung yang mereka sembah dapat memberitahukan kepada mereka segala sesuatu yang akan terjadi dan segala sesuatu yang gaib.
Akan tetapi, anggapan mereka itu tidak ada buktinya sama sekali.
- QS. Al Qalam (68) : 48
فَاصۡبِرۡ لِحُکۡمِ رَبِّکَ وَ لَا تَکُنۡ کَصَاحِبِ الۡحُوۡتِ ۘ اِذۡ نَادٰی وَ ہُوَ مَکۡظُوۡمٌ
Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).
―QS. 68:48
―QS. 68:48
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 48. Oleh Kementrian Agama RI
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar bersabar dalam menerima ketetapan-Nya, tetap melaksanakan tugas kerasulan yang telah dibebankan kepadanya, dan menghindari segala sesuatu yang dapat menghalangi atau mengganggu usaha-usaha dalam melaksanakan tugas itu.
Kemudian Allah memperingatkan beliau agar tidak bersikap dan bertindak seperti seorang yang berada dalam perut ikan, yaitu Nabi Yunus.
Karena marah kepada kaumnya, Nabi Yunus lalu meninggalkan mereka dan berdoa kepada Allah agar mereka ditimpa azab yang membinasakan.
Kisah ini bermula ketika Nabi Yunus diutus Allah kepada penduduk kota Niniveh.
Ia menyeru kaumnya agar menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia.
Tetapi penduduk kota Niniveh menolak ajakan itu, bahkan mereka mengingkari dan mengancamnya.
Karena sikap dan tindakan kaumnya yang demikian itu, beliau pun marah serta memperingatkan mereka bahwa Allah akan menimpakan malapetaka yang sangat dahsyat sebagai balasan terhadap sikap dan keingkaran mereka.
Beliau pun lalu meninggalkan kaumnya.
Kemudian Allah memperingatkan beliau agar tidak bersikap dan bertindak seperti seorang yang berada dalam perut ikan, yaitu Nabi Yunus.
Karena marah kepada kaumnya, Nabi Yunus lalu meninggalkan mereka dan berdoa kepada Allah agar mereka ditimpa azab yang membinasakan.
Kisah ini bermula ketika Nabi Yunus diutus Allah kepada penduduk kota Niniveh.
Ia menyeru kaumnya agar menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia.
Tetapi penduduk kota Niniveh menolak ajakan itu, bahkan mereka mengingkari dan mengancamnya.
Karena sikap dan tindakan kaumnya yang demikian itu, beliau pun marah serta memperingatkan mereka bahwa Allah akan menimpakan malapetaka yang sangat dahsyat sebagai balasan terhadap sikap dan keingkaran mereka.
Beliau pun lalu meninggalkan kaumnya.
Sepeninggal Nabi Yunus, kaumnya sadar dan takut kepada ancaman Allah itu, maka mereka pun keluar dari rumah-rumah mereka menuju tanah lapang bersama istri, anak, dan binatang ternak mereka.
Di tanah lapang itu, mereka bersama-sama menyatakan bertobat kepada Allah, dan merendahkan diri dengan penuh keimanan.
Mereka berjanji kepada Allah akan mengikuti seruan Yunus, melaksanakan perintah dan menghentikan larangan-Nya.
Karena kaum Yunus itu bertobat dengan sebenar-benarnya, tunduk, dan menyerahkan diri kepada-Nya, maka Allah mengabulkan doa mereka dengan mengurungkan datangnya malapetaka itu kepada mereka, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah:
Di tanah lapang itu, mereka bersama-sama menyatakan bertobat kepada Allah, dan merendahkan diri dengan penuh keimanan.
Mereka berjanji kepada Allah akan mengikuti seruan Yunus, melaksanakan perintah dan menghentikan larangan-Nya.
Karena kaum Yunus itu bertobat dengan sebenar-benarnya, tunduk, dan menyerahkan diri kepada-Nya, maka Allah mengabulkan doa mereka dengan mengurungkan datangnya malapetaka itu kepada mereka, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah:
Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus?
Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.
(Yunus: 98)
Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.
(Yunus: 98)
Adapun Nabi Yunus, setelah memberi peringatan itu, pergi dari kaumnya dengan meninggalkan tugas yang dipercayakan Allah kepadanya sebagai rasul-Nya.
Tanpa mendapat izin dari Allah, beliau pergi dengan menumpang sebuah kapal yang sarat dengan muatan.
Setelah kapal itu berlayar dan berada di tengah lautan timbullah kekhawatiran nakhodanya bahwa kapal itu bakal tenggelam, seandainya muatannya itu tidak dikurangi.
Untuk mengurangi muatan kapal itu, mereka mengadakan undian di antara penumpang.
Barang siapa yang kalah dalam undian itu, akan dilemparkan ke dalam laut.
Dengan demikian, kapal itu akan terhindar dari bahaya tenggelam.
Dalam undian itu, Nabi Yunus kalah, namun para penumpang kapal itu merasa berat melakukan keputusan tersebut.
Hal itu diulangi hingga tiga kali dan hasilnya sama, Nabi Yunus tetap kalah.
Namun sebagaimana yang pertama, para penumpang juga merasa berat melaksanakan keputusan itu.
Akhirnya Nabi Yunus mengambil keputusan sendiri, dan ia pun terjun ke dalam laut.
Setelah Yunus terjun ke dalam laut, Allah memerintahkan seekor ikan hiu yang besar menelannya.
Kepada ikan itu diwahyukan agar jangan memakan daging dan tulang Yunus, tetapi cukup menjadikan perutnya sebagai penjara bagi Yunus, karena Yunus bukan makanannya.
Nabi Yunus merasa menderita dan sengsara dalam perut ikan yang gelap itu.
Ia bertobat, berdoa, dan menyerahkan dirinya kepada Allah, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan menyelamatkannya, sebagaimana diterangkan pada firman Allah yang lain:
Tanpa mendapat izin dari Allah, beliau pergi dengan menumpang sebuah kapal yang sarat dengan muatan.
Setelah kapal itu berlayar dan berada di tengah lautan timbullah kekhawatiran nakhodanya bahwa kapal itu bakal tenggelam, seandainya muatannya itu tidak dikurangi.
Untuk mengurangi muatan kapal itu, mereka mengadakan undian di antara penumpang.
Barang siapa yang kalah dalam undian itu, akan dilemparkan ke dalam laut.
Dengan demikian, kapal itu akan terhindar dari bahaya tenggelam.
Dalam undian itu, Nabi Yunus kalah, namun para penumpang kapal itu merasa berat melakukan keputusan tersebut.
Hal itu diulangi hingga tiga kali dan hasilnya sama, Nabi Yunus tetap kalah.
Namun sebagaimana yang pertama, para penumpang juga merasa berat melaksanakan keputusan itu.
Akhirnya Nabi Yunus mengambil keputusan sendiri, dan ia pun terjun ke dalam laut.
Setelah Yunus terjun ke dalam laut, Allah memerintahkan seekor ikan hiu yang besar menelannya.
Kepada ikan itu diwahyukan agar jangan memakan daging dan tulang Yunus, tetapi cukup menjadikan perutnya sebagai penjara bagi Yunus, karena Yunus bukan makanannya.
Nabi Yunus merasa menderita dan sengsara dalam perut ikan yang gelap itu.
Ia bertobat, berdoa, dan menyerahkan dirinya kepada Allah, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan menyelamatkannya, sebagaimana diterangkan pada firman Allah yang lain:
Dan (ingatlah kisah) dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, "Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau.
Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan.
Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.
(Al-Anbiya': 87-88)
Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan.
Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.
(Al-Anbiya': 87-88)
- QS. Al Qalam (68) : 49
لَوۡ لَاۤ اَنۡ تَدٰرَکَہٗ نِعۡمَۃٌ مِّنۡ رَّبِّہٖ لَنُبِذَ بِالۡعَرَآءِ وَ ہُوَ مَذۡمُوۡمٌ
Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.
―QS. 68:49
―QS. 68:49
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 49. Oleh Kementrian Agama RI
Setelah beberapa hari berada dalam perut ikan, Nabi Yunus dilimpahi rahmat oleh Allah dengan mewahyukan kepada ikan itu agar melontarkan Yunus ke daratan.
Maka ikan itu pun melontarkan Yunus ke daratan.
Ia jatuh di daratan yang tandus, sepi tidak ada air, tumbuh-tumbuhan, dan kayu-kayuan di sekitarnya.
Badannya pun dalam keadaan sangat lemah dan sakit, karena penderitaan yang dialaminya selama berada dalam perut ikan, dan karena kesedihannya akibat sikap kaumnya yang menantang dakwahnya.
Untuk melindunginya dari terik panas matahari dan kedinginan malam, Allah menumbuhkan di sampingnya semacam pohon labu (yaqthin).
Dengan demikian, Nabi Yunus terlindungi dan juga dapat memakan buahnya sebagai penguat tubuhnya yang lemah, sebagaimana firman Allah:
Maka ikan itu pun melontarkan Yunus ke daratan.
Ia jatuh di daratan yang tandus, sepi tidak ada air, tumbuh-tumbuhan, dan kayu-kayuan di sekitarnya.
Badannya pun dalam keadaan sangat lemah dan sakit, karena penderitaan yang dialaminya selama berada dalam perut ikan, dan karena kesedihannya akibat sikap kaumnya yang menantang dakwahnya.
Untuk melindunginya dari terik panas matahari dan kedinginan malam, Allah menumbuhkan di sampingnya semacam pohon labu (yaqthin).
Dengan demikian, Nabi Yunus terlindungi dan juga dapat memakan buahnya sebagai penguat tubuhnya yang lemah, sebagaimana firman Allah:
Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit.
Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu.
(As-Aaffat: 145-146)
Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu.
(As-Aaffat: 145-146)
Seandainya Allah tidak melimpahkan rahmat-Nya kepada Yunus, tentu ia akan tenggelam di lautan, atau hancur lumat di dalam perut ikan, atau mati kelaparan dan kekeringan di tengah-tengah padang yang tandus.
Akan tetapi, Allah Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya yang mau bertobat dengan sebenar-benarnya, seperti yang dilakukan Nabi Yunus.
Oleh karena itu, Allah melimpahkan rahmat kepadanya.
Akan tetapi, Allah Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya yang mau bertobat dengan sebenar-benarnya, seperti yang dilakukan Nabi Yunus.
Oleh karena itu, Allah melimpahkan rahmat kepadanya.
- QS. Al Qalam (68) : 50
فَاجۡتَبٰہُ رَبُّہٗ فَجَعَلَہٗ مِنَ الصّٰلِحِیۡنَ
Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh. ―QS. 68:50
Tafsir Kementrian Agama RITafsir QS. Al Qalam (68) : 50. Oleh Kementrian Agama RI Setelah kesehatan Yunus pulih kembali, demikian pula kekuatan badannya, maka Allah mengutusnya kembali kepada kaumnya yang pada waktu itu berjumlah seratus ribu orang lebih, sebagaimana firman Allah:Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu. (As Saffat: 147-148)Kedatangan Yunus disambut kaumnya dengan gembira dan menyatakan keimanan kepadanya, sehingga mereka termasuk orang-orang yang saleh. Dengan ayat-ayat di atas, Allah memperingatkan Nabi Muhammad agar jangan sekali-kali bersikap dan bertindak seperti yang dilakukan Nabi Yunus yang mudah marah dan mudah berputus asa, sehingga ia meninggalkan kaumnya dan tugas suci yang telah dibebankan kepadanya, yaitu tugas kerasulan. Nabi Muhammad diperintahkan untuk selalu tabah dan sabar dalam keadaan bagaimana pun karena Allah menyukai orang-orang yang sabar.
- QS. Al Qalam (68) : 51
وَ اِنۡ یَّکَادُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لَیُزۡلِقُوۡنَکَ بِاَبۡصَارِہِمۡ لَمَّا سَمِعُوا الذِّکۡرَ وَ یَقُوۡلُوۡنَ اِنَّہٗ لَمَجۡنُوۡنٌ
Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata:
“Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila”.
―QS. 68:51
“Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila”.
―QS. 68:51
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 51. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menyatakan kepada Nabi Muhammad ﷺ bahwa karena orang-orang musyrik sangat marah dan benci kepada beliau, mereka memandang Nabi dari sudut matanya dengan pandangan yang penuh kemarahan dan kebencian.
Hal ini terutama setiap kali mereka mendengar bacaan ayat-ayat Al-Qur'an.
Menurut sebagian ahli tafsir, yang dimaksudkan dengan "orang-orang yang hampir-hampir menggelincirkan Nabi dengan pandangan matanya" ialah Bani Asad, salah satu kabilah di negeri Arab waktu itu.
Diriwayatkan bahwa orang-orang dari Bani Asad mempunyai semacam ilmu yang dapat mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ketajaman sorotan matanya.
Maka sebahagian mereka bermaksud mencobakan ilmunya itu kepada Nabi Muhammad, karena menurut mereka seandainya Muhammad itu benar-benar seorang rasul yang diutus Allah, tentu ia tidak akan terpengaruh oleh ilmu mereka itu.
Kenyataannya bahwa ilmu itu memang tidak mempan terhadap Rasulullah ﷺ Dari riwayat di atas ayat ini dipahami bahwa segala macam ilmu gaib apa pun tidak akan dapat mengenai atau mempengaruhi seseorang jika ia beriman kepada Allah, kecuali ilmu-ilmu yang sesuai dengan sunatullah, seperti menyakiti seseorang dengan cara mempengaruhi jiwanya sesuai dengan dalil dan ketetapan ilmu jiwa, menganiaya seseorang dengan aliran listrik, dan sebagainya.
Ilmu-ilmu yang demikian itu dapat mempengaruhi seseorang.
Karena orang-orang musyrik itu tidak dapat mempengaruhi Rasulullah dengan ilmu-ilmu yang ada pada mereka, seperti sorotan ketajaman mata, dan karena tidak dapat menandingi ayat-ayat Al-Qur'an, maka mereka mengatakan bahwa sesungguhnya ia (Muhammad) itu benar-benar orang yang gila.
Hal ini terutama setiap kali mereka mendengar bacaan ayat-ayat Al-Qur'an.
Menurut sebagian ahli tafsir, yang dimaksudkan dengan "orang-orang yang hampir-hampir menggelincirkan Nabi dengan pandangan matanya" ialah Bani Asad, salah satu kabilah di negeri Arab waktu itu.
Diriwayatkan bahwa orang-orang dari Bani Asad mempunyai semacam ilmu yang dapat mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ketajaman sorotan matanya.
Maka sebahagian mereka bermaksud mencobakan ilmunya itu kepada Nabi Muhammad, karena menurut mereka seandainya Muhammad itu benar-benar seorang rasul yang diutus Allah, tentu ia tidak akan terpengaruh oleh ilmu mereka itu.
Kenyataannya bahwa ilmu itu memang tidak mempan terhadap Rasulullah ﷺ Dari riwayat di atas ayat ini dipahami bahwa segala macam ilmu gaib apa pun tidak akan dapat mengenai atau mempengaruhi seseorang jika ia beriman kepada Allah, kecuali ilmu-ilmu yang sesuai dengan sunatullah, seperti menyakiti seseorang dengan cara mempengaruhi jiwanya sesuai dengan dalil dan ketetapan ilmu jiwa, menganiaya seseorang dengan aliran listrik, dan sebagainya.
Ilmu-ilmu yang demikian itu dapat mempengaruhi seseorang.
Karena orang-orang musyrik itu tidak dapat mempengaruhi Rasulullah dengan ilmu-ilmu yang ada pada mereka, seperti sorotan ketajaman mata, dan karena tidak dapat menandingi ayat-ayat Al-Qur'an, maka mereka mengatakan bahwa sesungguhnya ia (Muhammad) itu benar-benar orang yang gila.
- QS. Al Qalam (68) : 52
وَ مَا ہُوَ اِلَّا ذِکۡرٌ لِّلۡعٰلَمِیۡنَ
Dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.
―QS. 68:52
―QS. 68:52
Tafsir QS. Al Qalam (68) : 52. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, Allah mengatakan dengan tegas bahwa Al-Qur'an itu berisi petunjuk dan pelajaran untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat.
Ia diperuntukkan bagi seluruh manusia di mana pun mereka berada, baik bagi penduduk negeri-negeri yang telah maju ataupun bagi penduduk negeri yang sedang berkembang atau terbelakang, baik untuk orang yang pintar maupun untuk orang yang bodoh, baik penduduk kota maupun penduduk desa, baik bagi orang yang kaya maupun bagi orang-orang yang miskin, dan sebagainya.
Oleh karena itu, setiap orang dapat belajar memahami dan mempelajari Al-Qur'an, asal ia mempunyai sikap akan menerima setiap kebenaran yang disampaikan kepadanya.
Jika seseorang belum mempunyai sikap yang demikian, walaupun hati dan pikirannya telah menerima kebenaran Al-Qur'an, namun hawa nafsunya memerintahkan agar ia menentang Al-Qur'an itu dan mengatakannya sebagai buatan manusia atau tuduhan lainnya.
Berapa banyak orang yang terus-menerus melawan kebenaran dan keadilan karena memperturutkan hawa nafsunya, seperti hawa nafsu ingin pangkat, kedudukan, harta yang banyak, takut dipencilkan oleh golongannya, takut meninggalkan kepercayaan nenek moyangnya, dan sebagainya.
Betapa banyak orang yang bersedia membunuh teman, saudara kandung, bahkan ayah dan ibunya karena mengiuti hawa nafsunya.
Muhammad ﷺ adalah seorang nabi dan rasul Allah yang telah terbukti kejujurannya, seorang yang dihormati dan dipercayai oleh kaumnya, adil sempurna akal pikirannya, tidak seorang pun yang mengingkarinya.
Setelah beliau diangkat Allah sebagai nabi dan rasul, timbullah rasa benci itu, karena mengikuti Muhammad ﷺ berarti meninggalkan pangkat, harta, kesenangan, dan kesewenang-wenangan.
Ia diperuntukkan bagi seluruh manusia di mana pun mereka berada, baik bagi penduduk negeri-negeri yang telah maju ataupun bagi penduduk negeri yang sedang berkembang atau terbelakang, baik untuk orang yang pintar maupun untuk orang yang bodoh, baik penduduk kota maupun penduduk desa, baik bagi orang yang kaya maupun bagi orang-orang yang miskin, dan sebagainya.
Oleh karena itu, setiap orang dapat belajar memahami dan mempelajari Al-Qur'an, asal ia mempunyai sikap akan menerima setiap kebenaran yang disampaikan kepadanya.
Jika seseorang belum mempunyai sikap yang demikian, walaupun hati dan pikirannya telah menerima kebenaran Al-Qur'an, namun hawa nafsunya memerintahkan agar ia menentang Al-Qur'an itu dan mengatakannya sebagai buatan manusia atau tuduhan lainnya.
Berapa banyak orang yang terus-menerus melawan kebenaran dan keadilan karena memperturutkan hawa nafsunya, seperti hawa nafsu ingin pangkat, kedudukan, harta yang banyak, takut dipencilkan oleh golongannya, takut meninggalkan kepercayaan nenek moyangnya, dan sebagainya.
Betapa banyak orang yang bersedia membunuh teman, saudara kandung, bahkan ayah dan ibunya karena mengiuti hawa nafsunya.
Muhammad ﷺ adalah seorang nabi dan rasul Allah yang telah terbukti kejujurannya, seorang yang dihormati dan dipercayai oleh kaumnya, adil sempurna akal pikirannya, tidak seorang pun yang mengingkarinya.
Setelah beliau diangkat Allah sebagai nabi dan rasul, timbullah rasa benci itu, karena mengikuti Muhammad ﷺ berarti meninggalkan pangkat, harta, kesenangan, dan kesewenang-wenangan.
Quran Karim recitation makes us better Muslim every day. Other than that, recitation of Quran e Pak has some other effects on human nature like it can perceived stress levels alongside reducing blood presses and keeping heart rate under control. So we should recite this Holy book daily.
BalasHapusStrange "water hack" burns 2 lbs in your sleep
BalasHapusAt least 160 000 men and women are losing weight with a simple and secret "liquid hack" to lose 2 lbs each night while they sleep.
It is effective and it works with anybody.
Here's how you can do it yourself:
1) Go get a clear glass and fill it up half full
2) Now learn this proven hack
and be 2 lbs thinner the next day!
If you're looking to lose pounds then you need to get on this brand new tailor-made keto meal plan diet.
BalasHapusTo create this keto diet service, licensed nutritionists, personal trainers, and chefs joined together to develop keto meal plans that are productive, convenient, price-efficient, and delicious.
From their launch in early 2019, 100's of individuals have already transformed their body and well-being with the benefits a smart keto meal plan diet can offer.
Speaking of benefits; clicking this link, you'll discover eight scientifically-certified ones provided by the keto meal plan diet.
very nice collections of quotes. Thank you and JazkaAllah Khair.
BalasHapusAyatul Kursi Translation In English