Selasa, 19 Februari 2013

Al-'Ankabut 41 - 50

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH AL-'ANKABUT>>
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=3&SuratKe=29#Top

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 41 
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (41) 
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.(QS. 29:41)
Kaum penyembah berhala yang memandangnya sebagai penolong selain dari Allah, Yang selalu diharapkan pertolongan dan menolak bahaya yang datang kepada mereka, adalah bagaikan laba-laba yang disebutkan dalam ayat ini begitu lemahnya, sehingga tak kuat menahan tiupan angin, dan melindungi laba-laba itu sendiri dari dingin dan panas. Sarang tersebut tak dapat memenuhi kebutuhan utamanya apabila sedang diperlukan. Demikianlah halnya orang-orang kafir (musyrik), mereka tak sanggup menyelamatkan diri bila Allah mendatangkan siksa-Nya. Penolong mereka (selain dari Allah) tidak akan dapat memberikan pertolongan bahkan diri mereka sendiri tidak dapat mengelakkan mereka dari azab Allah. Ringkasnya hal orang musyrik penyembah berhala itu tak ubahnya bagaikan laba-laba yang membuat sarang, sangat rapuh dan lemah, sebab sarang laba-laba itulah ibarat dari suatu bangunan rumah yang sangat rapuh. Demikian pulalah agama yang sangat lemah adalah agama yang menyembah berhala.

Surat Al Ankabut 1 - 10

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH AL-'ANKABUT>>
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=1&SuratKe=29

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 1 
الم (1) 
Alif Lam Mim, termasuk huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan beberapa surah Alquran. Ada dua hal yang perlu dibicarakan tentang huruf-huruf abjad yang disebutkan pada permulaan beberapa surah dari Alquranul Karim itu, yaitu apa yang dimaksud dengan huruf ini, dan apa hikmahnya menyebutkan huruf-huruf ini? 
Tentang soal pertama, maka para mufassir berlainan pendapat, yaitu: 
1. Ada yang menyerahkan saja kepada Allah, dengan arti mereka tidak mau menafsirkan huruf-huruf itu. Mereka berkata, "Allah sajalah yang mengetahui maksudnya." Mereka menggolongkan huruf-huruf itu ke dalam golongan ayat-ayat mutasyabihat. 
2. Ada yang menafsirkannya. Mufassirin yang menafsirkannya ini berlain-lain pula pendapat mereka, yaitu: 
a. Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah isyarat (keringkasan dari kata-kata), umpamanya Alif Lam Mim. Maka "Alif" adalah keringkasan dari "Allah", "Lam" keringkasan dari "Jibril", dan "Mim" keringkasan dari Muhammad, yang berarti bahwa Alquran itu datangnya dari Allah, disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad. Pada Alif Lam Ra; "Alif" keringkasan dari "Ana", "Lam" keringkasan dari "Allah" dan "Ra" keringkasan dari "Ar-Rahman", yang berarti: Saya Allah Yang Maha Pemurah. 

Surat Al Ankabut 11 - 20

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH AL-'ANKABUT>>
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=1&SuratKe=29
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 11 
وَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنَافِقِينَ (11) Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman; dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik.(QS. 29:11)
Allah memperingatkan sikap orang-orang yang demikian dan menegaskan bahwa Dia mengetahui segala sesuatu yang tergores dalam (hati) orang tersebut. Tidak ada sedikitpun yang tersembunyi bagi Dia hal ihwal mereka. Ringkasnya orang-orang munafik tersebut telah diketahui Allah bagaimana hati mereka yang sebenarnya sekalipun mereka senantiasa menyatakan imannya. Yang jelas Allah tidak mungkin dapat mereka tipu dengan cara demikian. Fitnah dalam bentuk cobaan dan siksaan tersebut tidak lain hanyalah untuk menyisihkan orang-orang yang beriman itu, mana yang sungguh-sungguh murni keyakinannya dan siapa pula yang berjiwa munafik (hipokrit). Orang yang betul-betul beriman akan menaati Allah dalam keadaan bagaimanapun, waktu lapang atau sedang kesusahan. Mereka yang tabah dan saber menghadapi penderitaan itu akan memperoleh kemenangan dan pahala yang setimpal dari Allah. Sebaliknya orang munafik, kembali akan mendurhakainya, bila sedang ditimpa cobaan itu atau kalau merasakan beban dan kewajiban yang dipikulkan kepadanya sangat memberatkan, sehingga hati mereka tidak tahan mengerjakannya. Keterangan selanjutnya dapat dilihat pada ayat 12 surat ini, dan pada ayat: 

ما كان الله ليذر المؤمنين على ما أنتم عليه حتى يميز الخبيث من الطيب وما كان الله ليطلعكم على الغيب ولكن الله يجتبي من رسله من يشاء فآمنوا بالله ورسله وإن تؤمنوا وتتقوا فلكم أجر عظيم 
Artinya: 
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dan yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang gaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki Nya di antara Rasul-rasul Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan Rasul-rasul Nya; Dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar. (Q.S. Ali Imran: 179) 


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Ankabuut 11 
وَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنَافِقِينَ (11) 
(Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman) maksudnya mengenai hati mereka (dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik) maka kelak Dia akan membalas masing-masing golongan itu. Lam yang terdapat pada kedua Fi'il ayat ini menunjukkan makna Qasam.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 12 
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا اتَّبِعُوا سَبِيلَنَا وَلْنَحْمِلْ خَطَايَاكُمْ وَمَا هُمْ بِحَامِلِينَ مِنْ خَطَايَاهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (12) 
Menurut Mujahid, ayat ini diturunkan untuk mengungkapkan usaha-usaha orang Quraisy membujuk kaumnya yang telah beriman dengan mengatakan: "Kami dan kamu tidak akan dibangkitkan kembali". Karena itu ikutilah langkah-langkah kami. Andaikata kamu berdosa lantaran pekerjaan ini, kamilah yang memikul dosa itu". Oleh karena itu Allah memperingatkan orang-orang beriman bahwa orang-orang kafir itu berdusta. Sebab pada Hari Kiamat kelak, tidak ada seorangpun diperkenankan memikul dosa orang lain. Allah menegaskan: 

ولا تزر وازرة وزر أخرى وإن تدع مثقلة إلى حملها لا يحمل منه شيء ولو كان ذا قربى 
Artinya: 
Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. (Q.S. Fatir: 18) 
Dan firman Allah: 

يبصرونهم يود المجرم لو يفتدي من عذاب يومئذ ببنيه 
Artinya: 
Sedang mereka saling melihat. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya. (Q.S. Al Ma'arij: 11) 
Keterangan tentang ini diperkuat-lagi bahagian akhir ayat ini bahwa mereka itu adalah orang-orang behong. Imam Az Zamakhsyary menafsirkan bahwa di antara mereka yang mengajak rekan-rekannya berbuat dosa itu terdapat juga orang-orang yang mengaku beragama Islam. Mereka menjanjikan untuk menanggung siksaannya sehingga orang-orang bodoh dan lemah imannya tergoda dengan bujukan dan rayuan halus itu. 

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Ankabuut 12 
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا اتَّبِعُوا سَبِيلَنَا وَلْنَحْمِلْ خَطَايَاكُمْ وَمَا هُمْ بِحَامِلِينَ مِنْ خَطَايَاهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (12) Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: `Ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu`, dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta.(QS. 29:12)
(Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman, "Ikutilah jalan kami) maksudnya cara mereka dalam beragama (dan nanti kami akan memikul dosa-dosa kalian") karena kalian menuruti kami jika memang kalian berdosa. Lafal Amar sekali pun sebagai kalimat Insya' akan tetapi menunjukkan makna Khabar atau kalimat berita. Maka Allah berfirman (dan mereka sendiri sedikit pun tidak sanggup memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar pendusta) dalam perkataannya itu.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 13 
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ (13) Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.(QS. 29:13)
Terhadap ajakan dan bujukan orang-orang kafir itu Allah menegaskan pula bahwa tidak ada gunanya bagi diri mereka sendiri rayuan-rayuan tersebut. Bujukan tersebut diuraikan Allah dalam usaha-usaha mengajak orang lain kepada kekafiran dan kesesatan itu harus mereka tanggung dosanya dan orang yang melakukan karena bujukannya. Namun orang yang melakukannya sendiri tidak akan berkurang dosanya sekalipun pengajaknya dahulu dilipat gandakan siksaannya. Pada ayat ini ditegaskan pula sebagai berikut: 

ليحملوا أوزارهم كاملة يوم القيامة ومن أوزار الذين يضلونهم بغير علم ألا ساء ما يزرون 
Artinya 
(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan) Ingatlah, amat buruklah dosa) yang mereka pikul itu. (Q.S. An Nahl: 25) 
Dalam sebuah hadis Sahih dijelaskan lagi: 

من دعا إلى هدى كان له من الأجر مثل أجور من اتبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا, ومن دعا إلى ضلالة كان عليه من الإثم مثل آثام من اتبعه لا ينقص ذلك من آثامهم شيئا. 
Artinya: 
Siapa yang mengajak seseorang kepada petunjuk (Tuhan) ia akan memperoleh pahala sebanyak yang diperoleh oleh orang yang mengamalkan petunjuk itu tanpa dikurangi sedikitpun pahalanya (sampai Kiamat) dan siapa yang mendorong seseorang kepada kesesatan baginya dosa sebanyak dosa orang yang mengikuti kesesatan itu (sampai Hari Kiamat) tanpa dikurangi sedikitpun dosanya. (Lihat Al Maragi Jilid VII Juz XXII, halaman 122) 
Pada akhir ayat ini Allah menegaskan bahwa di hari kemudian kelak mereka akan dimintai pertanggungan jawabnya tentang kebohongan yang mereka perbuat di dunia. Kepadanya ditanyakan pertanyaan-pertanyaan yang menghina dan mengejek tentang orang-orang yang telah mereka tipu dengan kebohongannya, sehingga ia menjadi sesat. 


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Ankabuut 13 
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ (13) 
(Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban mereka) dosa-dosa mereka (dan beban-beban dosa yang lain di samping beban-beban dasa mereka sendiri) disebabkan perkataan mereka kepada orang-orang yang beriman, sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya tadi, yaitu, "Ikutilah jalan kami", dan juga disebabkan penyesatan yang mereka lakukan kepada orang-orang yang mengikuti mereka (dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa-apa yang selalu mereka ada-adakan) yakni kedustaan mereka terhadap Allah. Pertanyaan ini menunjukkan nada celaan, dan huruf Lam yang terdapat pada kedua Fi'il tadi menunjukkan makna Qasam, sedangkan Fa'il masing-masing yaitu berupa Wau Dhamir Jamak dibuang, dan demikian pula huruf Nun alamat Rafa'nya.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 14 
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ (14) Maka kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.(QS. 29:15)
Kisah para Nabi itu dimulai dengan menceritakan riwayat perjuangan Nabi Nuh as. Beliau adalah bapak para Nabi. Ia berdakwah menyeru kaumnya supaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa dan mempercayai kerasulannya selama sembilan ratus lima puluh tahun. Namun tidak bosan-bosannya mengajak mereka, baik siang maupun malam. Kadang-kadang dengan suara yang lemah lembut, tetapi sering juga dengan suara keras menyampaikan ancaman Allah terhadap kekafiran mereka. Akan tetapi usaha beliau tidak kunjung berhasil. Hanya segelintir saja di antara mereka yang mau beriman kepada Nuh. Selebihnya menolak dan mendustakan beliau. Karena itu Allah menyiksa mereka. Dikirimlah siksaan yang disebut "Taufan Nabi Nuh", yakni berupa banjir yang menenggelamkan mereka semua. Tidak seorangpun yang selamat dari siksaan Allah itu kecuali orang yang beriman yang ikut dalam bahtera Nuh.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 16 
وَإِبْرَاهِيمَ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (16) Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: `Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.(QS. 29:16)
Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menceritakan kepada umatnya kisah Nabi Ibrahim as. Setelah Ibrahim as dewasa, dan sempurna pertumbuhan akalnya, sanggup untuk berpikir dan menganalisa sesuatu dengan obyektif, dan telah memungkinkan untuk mencapai derajat kenabian yang sempurna, maka mulailah ia mencurahkan perhatiannya menyeru manusia menerima kebenaran yang dibawanya. Ia mengajak mereka untuk meng Esakan Allah dalam ibadah dan membersihkan diri dari segala bentuk kemusyrikan. Ikhlas dalam mengabdi kepada Allah baik waktu sendirian ataupun di hadapan orang banyak. Menjauhkan murka Tuhan dengan melaksanakan segala tugas dan kewajiban yang diperintahkan-Nya, serta menjauhkan segala larangan-Nya. Semuanya itu merupakan perintah Tuhan yang harus disampaikan oleh Ibrahim as kepada kaumnya. Semua yang disampaikan itu adalah yang terbaik andaikata mereka mempunyai sedikit ilmu pengetahuan. Dengan ilmu itu dapat mereka bedakan antara yang baik dan yang buruk. Dan bagaimana mencari atau memperoleh kemanfaatan sebanyak-banyaknya untuk dunia dan akhirat. Kemudian Ibrahim as menunjukkan kepada mereka tentang kesengsaraan yang menimpa orang yang mencari tuhan selain Allah.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 17 
إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (17) Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.(QS. 29:17)
Allah telah menegaskan bahwa sesembahan selain Allah itu sudah jelas merupakan hasil ciptaan tangan manusia itu sendiri. tetapi mereka berdusta dengan menganggapnya itulah tuhan yang sebenarnya. Lebih dari itu hasil ciptaan mereka yang berbentuk patung dan berhala itu menurut kepercayaan mereka sanggup memberi manfaat (keuntungan) kepada mereka. Kemudian Ibrahim as mencela dan mengecam mereka bahwa patung-patung itu sedikitpun tidak sanggup memberi rezeki kepada mereka. Sebab rezeki itu adalah wewenang mutlak yang hanya dimiliki oleh Allah saja. Karena itu dianjurkan kepada mereka supaya memohon rezeki dan penghasilan itu hanya kepada Allah saja, dan mensyukuri-Nya jika yang diminta itu telah diperkenankan-Nya. Allah sajalah yang mendatangkan rezeki bagi manusia serta memberi nikmat para hamba Nya. Sesudah itu kepada Nyalah manusia akan dikembalikan, di mana manusia dianjurkan untuk mencari keridaan Nya dengan jalan mendekatkan diri kepada-Nya. Ayat ini ditutup dengan lafal "kepada-Nyalah kamu dikembalikan" artinya bersiap-siaplah kamu menemui Tuhan itu dengan beribadah dan bersyukur. Kepadamu akan dimintai pertanggung jawaban atas segala amal perbuatanmu itu. Juga tentang nikmat yang kamu terima, serta rezeki yang kamu makan.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 18 
وَإِنْ تُكَذِّبُوا فَقَدْ كَذَّبَ أُمَمٌ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (18) Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya.(QS. 29:18)
Setelah menjelaskan itu semua kembali Ibrahim memperingatkan kaumnya bahwa jika membenarkan apa yang telah disampaikan kepada mereka, pastilah mereka akan berbahagia, sebaliknya kepada mereka akan turun mudarat dan kesengsaraan jika mereka tetap mendustakan yang disampaikan itu, dan tidak menimbulkan kerugian sedikitpun kepada Ibrahim sendiri. Itulah suatu kewajaran, sebab orang-orang sebelum mereka juga banyak yang mendustakan para Rasul utusan Tuhan itu Ingatlah yang telah dialami umat Nabi Nuh umat Nabi Hud dan Nabi Saleh, semua mereka telah disiksa Tuhan akibat kedurhakaan mereka dan Allah telah menyelamatkan orang-orang yang beriman beserta para Rasul itu semua. 
Akhirnya ayat ini diakhiri dengan penegasan tugas dan misi Rasul tersebut, yakni menyampaikan kebenaran yang nyata kepada umat manusia. Andaikata mereka itu mau membenarkannya, maka itupun tidak membawa akibat apa-apa kepada diri Rasul itu sendiri. Tidaklah perlu diragui lagi kebenaran dan kejujuran mereka. Tidaklah ada wewenang yang diberikan Allah kepada setiap Rasul itu untuk memaksa manusia mempercayainya. Sebab apakah mereka mau membenarkannya atau tetap mendustakannya, adalah di luar tanggung jawabnya.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 19 
أَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (19) Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. 29:19)
Sebagian ulama memandang ayat ini ditujukan kepada penduduk Mekah yang masih tidak mau beriman kepada Rasulullah. Tetapi jumhur mufassirin berpendapat bahwa ayat ini masih merupakan rangkaian dari peringatan Nabi Ibrahim as kepada kaumnya. Di sini Allah menegaskan bilamana orang-orang kafir masih tidak juga percaya kepada Allah Yang Maha Esa menurut apa yang disampaikan oleh para Rasul-Nya, maka mereka diajak untuk melihat dan memikirkan tentang proses kejadian diri mereka sendiri sejak dari permulaan sampai akhir. Allah menciptakan manusia mulai dari proses di rahim ibu selama enam atau sembilan bulan, atau lebih Kemudian setelah lahir dilengkapinya dengan pendengaran, penglihatan dan pikiran Untuk menjamin kehidupan, Allah memudahkan pula sumber-sumber rezeki yang diperolehnya guna menunjang kelestarian hidupnya. Apabila telah datang takdirnya, diwafatkan-Nyalah ia oleh malaikat yang ditugaskan untuk itu. Bagi Allah membangkitkan manusia itu adalah mudah seperti mudahnya, menciptakannya, Allah menegaskan dalam ayat lain, yaitu 

وهو الذي يبدؤ الخلق ثم يعيده وهو أهون عليه وله المثل الأعلى في السموات والأرض وهو العزيز الحكيم 
Artinya: 
Dan Dia lah yang menciptakan (manusia) dan permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi Nya. Dan bagi-Nyalah sifat Yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Ar Rum: 27) 
Tegasnya ayat ini memperingatkan bahwa sebenarnya manusia telah dapat memahami betapa mudahnya bagi Allah menciptakan manusia, akan tetapi kenapa justru mereka tidak mempercayai akan adanya Hari Bangkit padahal itu justru lebih mudah bagi-Nya?

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Ankabuut 19 
أَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (19) 
(Dan apakah mereka tidak memperhatikan) dapat dibaca Yarau dan Tarau, artinya memikirkan (bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya) lafal Yubdi-u menurut suatu qiraat dibaca Yabda-u berasal dari Bada-a, makna yang dimaksud bagaimana Allah menciptakan mereka dari permulaan (kemudian) Dia (mengulanginya kembali) maksudnya mengulangi penciptaan-Nya kembali sebagaimana permulaan Dia menciptakan mereka. (Sesungguhnya yang demikian itu) yaitu hal yang telah disebutkan mengenai penciptaan pertama dan penciptaan kedua (adalah mudah bagi Allah) dan kenapa mereka mengingkari adanya penciptaan yang kedua itu; yang dimaksud adalah hari berbangkit.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 20 
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنْشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (20) Katakanlah:` Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 29:20)
Bilamana manusia masih belum juga memahami apa maksud ayat di atas Allah mengajukan suatu anjuran supaya mereka berjalan mengunjungi tempat-tempat lain seraya memperhatikan dan memikirkan betapa Allah menciptakan makhluk-Nya. Perhatikanlah susunan langit dan bumi, serta ribuan bintang yang gemerlapan, sebagian ada yang tetap pada posisinya, tetapi berputar pada garis orbitnya. Demikian juga di bumi, gunung-gunung dan daratan luas yang diciptakan Allah sebagai tempat hidup. Beraneka ragam tumbun-tumbuhan dan buah-buahan, sungai dan lautan yang terbentang luas. Semuanya bila direnungkan akan menyadarkan seseorang betapa Maha Kuasanya Allah Pencipta sekaliannya itu. Bila telah diperhatikan apa yang diperintahkan di atas, maka tanyailah diri sendiri, apakah patut kita tidak percaya bahwa untuk menghidupkan dan mematikan diri manusia yang lemah itu adalah suatu hal yang sangat mudah bagi-Nya? Lebih dari itu untuk membangkitkannya kembali dalam menempuh suatu kehidupan kedua (hari akhirat) juga masalah yang tidak sukar bagi Allah. Pada ayat lain Allah menjelaskan lagi: 

سنريهم آياتنا في الآفاق وفي أنفسهم حتى يتبين لهم أنه الحق أو لم يكف بربك أنه على كل شيء شهيد 
Artinya: 
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar". Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?". (Q.S. Fussilat: 53) 
Begitu juga kita jumpai ayat yang berbunyi: 

ذلكم الله ربكم خالق كل شيء لا إله إلا هو فأنى تؤفكون 
Artinya: 
Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan? (Q.S. Al Mu'min: 62)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Ankabuut 20 
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنْشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (20) 
(Katakanlah, "Berjalanlah kalian di muka bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah memulai penciptaan-Nya) yakni menciptakan orang-orang yang sebelum kalian, kemudian Dia mematikan mereka (lalu Allah menjadikannya sekali lagi) dapat dibaca An Nasy-atal akhirata dan An Nasy-atal ukhra. (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) antara lain ialah memulai dan mengulanginya.

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH AL-'ANKABUT>>

Surat Al Ankabut 21 -30

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH AL-'ANKABUT>>
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=1&SuratKe=28
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 21 
يُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَيَرْحَمُ مَنْ يَشَاءُ وَإِلَيْهِ تُقْلَبُونَ (21) Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.(QS. 29:21)
Setelah Allah menegaskan tentang adanya Hari Berbangkit tersebut dilanjutkan pula dengan menerangkan bahwa Allah akan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya di antara orang-orang yang tak mau beriman dan orang beriman (yang mengerjakan dosa), siksaan tersebut tidak hanya terbatas di kampung akhirat saja, tetapi juga siksaan di atas dunia ini, sesuai dengan tata aturannya yang berlaku. Sebaliknya Allah akan merahmati siapa yang dikehendaki-Nya dengan nikmat dan keutamaannya. Allah-lah penguasa yang berbuat menurut kehendak-Nya dan menetapkan sesuatu menurut apa yang diinginkan-Nya. Allah tidak bertanggung jawab kepada manusia, tapi manusialah yang wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah. Akhir ayat ini menyebutkan semua manusia akan dikembalikan kepada Tuhan setelah mereka dimatikan. Ayat tersebut berarti bahwa andaikata kematian itu tidak kunjung menimpa kamu seperti yang kamu harapkan, maka janganlah kamu kira kamu akan luput daripadanya. Dialah yang memperhitungkan amal perbuatanmu. Dia pula yang menentukan pahala dan siksaan untukmu.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 22 
وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ (22) Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan tidak (pula) di langit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong selain Allah.(QS. 29:22)
Tidak ada yang mengalahkan dan menandingi kekuasaan Allah seorangpun juga. Justru Allah berkuasa atas sekalian hamba-Nya. Semua yang diciptakan-Nya membutuhkan-Nya. Andaikata seseorang pergi mencari tempat pelarian ke langit yang tinggi, atau bersembunyi dalam perut ikan di laut, namun ia takkan dapat melepaskan diri dari genggaman kekuasaan Allah. Oleh karena itu tidak seorangpun di antara manusia yang dapat mencari seorang penolong yang akan melepaskannya dari azab dan siksaan Allah, baik di langit maupun di bumi.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 23 
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَلِقَائِهِ أُولَئِكَ يَئِسُوا مِنْ رَحْمَتِي وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (23) Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih.(QS. 29:23)
Setelah Allah menjelaskan tiga masalah pokok dalam Islam yang merupakan sebagian dari rukun iman, maka Allah mengancam orang yang kafir yang tidak mau membenarkan keterangan-keterangan Allah di atas dengan ancaman bahwa orang yang demikian adalah orang yang tidak akan mendapat rahmat Allah SWT, yang mengakibatkan mereka berputus asa dari rahmat Allah. Karena mereka mengingkari keesaan Allah, mendustakan para Rasul yang diutus-Nya, serta tidak percaya akan adanya Hari Berbangkit, maka hal itu berarti bahwa mereka tidak takut akan ancaman siksaan Allah dan tidak mengharapkan balasan yang baik dari sisi Nya. Oleh karena itu wajarlah mereka diancam dengan siksaan yang pedih, di dunia maupun di akhirat.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 24 
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا اقْتُلُوهُ أَوْ حَرِّقُوهُ فَأَنْجَاهُ اللَّهُ مِنَ النَّارِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (24) Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim selain mengatakan: `Bunuhlah atau bakarlah dia`, lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.(QS. 29:24)
Karena Ibrahim tetap saja dengan gigih mengajak kaumnya menyembah Allah SWT dengan mengesakan-Nya serta bertakwa kepada-Nya, maka kesabaran merekapun sampailah ke puncaknya. "Bunuh saja Ibrahim atau campakkan dia ke dalam api", teriak mereka. Demikianlah suatu hari, dibangunlah sebuah rumah tempat pembakaran. Api dinyalakan, dan menyala tidak lama kemudian. Ibrahim dengan disaksikan oleh semua orang-orang kafir itu dilemparkan ke dalam api yang sedang berkobar-kobar itu. Akan tetapi Allah berbuat menurut kehendak-Nya. Ibrahim selamat, dan tidak satupun anggota tubuhnya yang hangus terbakar. Api diperintahkan menjadi dingin dan memberi keselamatan bagi Ibrahim. Allah berfirman: 

قلنا يا نار كوني بردا وسلاما على إبراهيم 
Artinya 
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim":. (Q.S. Al anbiya: 69) 
Selamatnya Nabi Ibrahim dari amukan api yang begitu dahsyat dan mengerikan, adalah Suatu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang yang beriman kepada-Nya. Tidak hanya itu, justru api yang sedang berkobar malah memberikan keselamatan bagi Ibrahim. Suatu peristiwa yang tiada duanya di dunia ini.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 25 
وَقَالَ إِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا مَوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (25) Dan berkata Ibrahim: `Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu melaknati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagimu para penolongpun.(QS. 29:25)
Ibrahim setelah selamat, mendatangi kaumnya lagi dengan sikap mengecam dan mencela tuhan-tuhan yang mereka sembah. Sebenarnya kamu menyembah berhala-berhala itu tidak lain adalah demi untuk memelihara kasih sayang antara sesamamu. Kamu merasa mesra dan semakin akrab karena menyembah kepadanya. Sedang tidak ada sedikitpun alasan yang dapat dibenarkan tentang penyembahan itu", kata Ibrahim memberi pengajaran kepada kaumnya. Sebaliknya di Hari Kiamat kelak hubungan kasih sayang itu akan berubah menjadi suasana saling tuduh menuduh dan saling benci membenci, malahan saling kutuk mengutuk. Baik antara sesama teman akrab, maupun antara yang mengikut (rakyat) dengan yang diikuti (pemimpin). Hanya satu yang tidak mungkin lagi meneka harapkan yakni pertolongan dari Allah. 
Allah berfirman: 

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ 
Artinya: 
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Az Zukhruf: 67)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 26 
فَآمَنَ لَهُ لُوطٌ وَقَالَ إِنِّي مُهَاجِرٌ إِلَى رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (26) Maka Luth membenarkan (kenabian) nya. Dan berkatalah Ibrahim:` Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 29:26)
Dalam ayat ini disebutkan seorang hamba Allah yang bernama Lut menurut ahli silsilah, nama keturunannya ialah Lut Ibnu Haran. Beliau anak saudara Nabi Ibrahim. Setelah ia menyaksikan kehebatan mukjizat Allah atas Nabi Ibrahim (tidak hangus dimakan api), ia segera menyatakan keimanannya. Ibrahim menyambut gembira pengikut pertamanya itu dengan ucapan: "Aku akan menjadikan negeri Syam sebagai kampung tempat aku berhijrah". Menurut keterangan ahli sejarah, kampung yang dijadikan Ibrahim tempat berhijrah tersebut adalah dalam wilayah Kufah yaitu Kusa sampai ke negeri Syam. Lut semakin kuat keimanannya dengan memperoleh hidayah dari Allah, meskipun hidup dalam suasana masyarakat yang porak poranda, membuang waktu dan pekerjaan yang tiada bermanfaat, dan jika ia diam tanpa menjalankan tugas dakwah, maka diamnya (Ibrahim) itu adalah tanda tidak setuju atas perbuatan mungkar yang dilakukan kaumnya. Ibrahim berkata dalam hatinya jika ia tinggal tetap dinegerinya maka berarti ia membuang waktu percuma begitu saja. Atas pertimbangan inilah Ibrahim hijrah ke negeri Syam. Imam Al Baihaqy meriwayatkan dari Qatadah, bahwa di antara kaum Muslimin (pada masa Rasulullah saw) yang pertama hijrah dengan keluarganya adalah sahabat Usman bin Affan. Anas bin Malik menceritakan bahwa Usman bersama istrinya Ruqayah binti Rasulullah melakukan hijrah ke negeri Habsyah. Rasulullah terlambat mendapat berita tentang keadaan mereka di Habsyah. Akhirnya seorang wanita Quraisy datang menceritakan kepada Nabi bahwa ia melihat putri beliau bersama suaminya. Rasulullah bertanya, "bagaimana keadaan mereka yang engkau lihat". Aku lihat, kata perempuan itu, istrinya (Ruqayah) sedang menunggangi himar yang sedang merangkak sedang suaminya menuntun himar istrinya". Ya, mudah-mudahan keduanya selalu ditemani Allah. Sesungguhnya Usman adalah orang yang pertama hijrah dengan keluarganya "Karena agamanya", sesudah Lut, ujar beliau pula. Berdasarkan hadis di atas, jelaslah bahwa Lut ialah orang pertama yang terpaksa melakukan hijrah (bersama Ibrahim) demi menyelamatkan agamanya. Alasan Ibrahim melakukan hijrah itu ialah, karena Allah sajalah yang berkuasa untuk memberikan pertolongan kepadanya. Allah-lah yang mencegah niat seseorang yang ingin berbuat jahat kepadanya. Dia Maha Bijaksana dalam mengatur urusan makhluk-Nya, dan segala apa yang mereka usahakan.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 27 
وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ وَآتَيْنَاهُ أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (27) Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yaqub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.(QS. 29:27)
Pada ayat ini Allah menceritakan pula beberapa nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada Ibrahim as di dunia dan di akhirat sebagai imbangan dari keikhlasan beliau dalam beramal. Nikmat karunia tersebut adalah antara lain: 
a. Ibrahim dikaruniai seorang putra bernama Ishak. Ishak kelak berputra pula yang bernama Yakub. Dalam pada itu di ayat lain dijumpai pula keterangan sebagai berikut: 

ووهبنا له إسحق ويعقوب كلا هدينا ونوحا هدينا من قبل ومن ذريته داود وسليمان وأيوب ويوسف وموسى وهارون وكذلك نجزي المحسنين 
Artinya: 
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk, dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah kami beri petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman. Ayub. Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang yang berbuat baik. (Q.S. Al An'am: 84) 
Dalam ayat lain diperoleh pula keterangan; yaitu: 

ووهبنا له إسحق ويعقوب نافلة وكلا جعلنا صالحين 
Artinya: 
Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim), Ishak dan Yakub, sebagai suatu anugerah (dari pada Kami). Dan masing-masing Kami jadikan orang-orang yang saleh. (Q.S. Al anbiya: 72) 
Ketinggian derajat Ibrahim, Ishak dan Yakub pernah pula ditegaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya: 

إن الكريم ابن الكريم ابن الكريم ابن الكريم يوسف بن يعقوب بن إسحاق بن إبراهيم 
Artinya: 
Sesungguhnya orang yang dikatakan mulia adalah anak dari orang mulia, anak dari orang yang mulia, anak dari orang yang mulia, yaitu Yusuf Ibnu Yakub Ibnu Ishak Ibnu Ibrahim. (H.R. Bukhari dan Muslim) 
b. Dijadikan dari garis-garis keturunan anak-anak cucu Ibrahim, orang yang mendapat derajat nubuat (kenabian) dengan memperoleh wahyu. Boleh dikatakan nabi-nabi yang datang sesudah beliau merupakan anak cucunya belaka Sekalipun Nabi Yakub as (putra Nabi Ishak as), sampai kepada Nabi terakhir dikalangan mereka, yakni Isa Ibnu Maryam. 
c. Dianugerahkan kepada Ibrahim pahala di dunia, para ahli tafsir menerangkan makna "pahala di dunia" di sini ialah keturunan yang banyak, menukar keyakinan pengikutnya dari bangsa yang sesat menjadi bangsa yang memperoleh hidayah, yakni di kalangan keturunannya yang banyak di antara mereka memperoleh derajat kenabian yang diturunkan wahyu, (Al Kitab), padahal di antara mereka itu bukan keturunan kaya. Dan disebutkan nama Ibrahim dalam ucapan selamat ketika mengerjakan salat, dan namanya terkenal sebagai "bapak para Nabi", di mana sebelumnya dia seorang laki-laki yang tidak begitu banyak dikenal. Ini ditegaskan Allah dalam ayat yang berbunyi: 

قالوا من فعل هذا بآلهتنا إنه لمن الظالمين قالوا سمعنا فتى يذكرهم يقال له إبراهيم 
Artinya: 
Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami. Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim". Mereka berkata "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim". (Q.S. Al anbiya: 59-60) 
Lebih dari itu Ibrahimlah satu-satunya Nabi yang memperoleh gelar "Khalilullah" (kekasih Allah). 
d. Pada Hari Kiamat Ibrahim dimasukkan dalam barisan orang-orang saleh. Maksudnya disempurnakan untuknya pahala kebaikan dan ketakwaan. Juga disempurnakan pahalanya dengan memberikan bermacam-macam kelebihan. Lebih dari itu ia memperoleh kemenangan dengan mencapai beberapa derajat yang tinggi di sisi Tuhan semesta alam. 
Ringkasnya Allah telah menghimpunkan kepada Ibrahim segala macam kebahagiaan dunia dan akhirat.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 28 
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (28) Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya: `Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu`.(QS. 29:28)
Allah menyuruh Nabi Muhammad menceritakan tentang kisah Nabi Lut. Beliau diutus ke suatu kaum yang berdiam di negeri Sodom. Lut sendiri berasal dan berdiam di negeri itu. Salah seorang dari putri kaum itu dikawininya, sehingga Lut ada hubungan ipar besan dengan mereka. Dengan tegas Lut mengatakan kepada kaumnya bahwa apa yang mereka kerjakan selama ini dipandang sebagai perbuatan-perbuatan jahat (fahisyah). Menurut. bahasa Arab yang disebut fahisyah itu ialah "perbuatan jahat dan tercela yang mengotorkan kesucian jiwa". Apa yang mereka kerjakan belum pernah diperbuat oleh umat-umat sebelumnya seperti dijelaskan dalam ayat berikutnya tentang jenis perbuatan apa yang mereka kerjakan itu.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 29 
أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُونَ السَّبِيلَ وَتَأْتُونَ فِي نَادِيكُمُ الْمُنْكَرَ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا ائْتِنَا بِعَذَابِ اللَّهِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (29) Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: `Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar`.(QS. 29:29)
Mereka kaum Lut senang melampiaskan syahwatnya kepada kaum pria. Kebiasaan ini jelas bertentangan dengan tujuan kebutuhan biologis manusia biasa. Nafsu sexual yang normal justru merangsang pria untuk melampiaskan nafsu syahwatnya kepada wanita. Oleh Lut perbuatan ini sangat dicela dan menasihati kaumnya agar perbuatan terkutuk tersebut ditinggalkan. Selain dari itu mereka senang melakukan perampokan dan pembunuhan di jalan yang dilalui oleh kafilah yang membawa barang dagangan mereka. Barang-barang mereka dirampas, kemudian pemiliknya dibunuh. Di samping itu perkataan dan perbuatan mereka di tempat-tempat perkumpulan sangat menjijikkan, merusak sendi-sendi akhlak dan moral yang mulia dan pikiran yang sehat. 
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmizi dan Tabrani serta Imam Al Baihaqy dari Umi Hani bin Abi Talib, yang menanyakan arti ayat "Kamu berbuat mungkar ditempat perkumpulan" kepada Rasulullah. Beliau menjelaskan, bahwa perkataan tersebut berarti mereka senang duduk-duduk sambil ngobrol di pinggir jalan. Kalau ada seseorang lewat, segera mereka menuduh yang bukan-bukan serta mengejek dan menghinanya. 
Lut tidak tinggal diam melihat kepincangan-kepincangan yang terjadi dalam masyarakat kaumnya, ia berusaha mencegahnya dengan memberikan nasihat-nasihat dan pengajaran yang berharga. Akan tetapi semuanya itu dipandang remeh dan tidak pernah mereka gubris. 
Ketika Lut mengancam mereka bahwa Allah akan menurunkan azabnya kalau mereka tidak juga mau merubah kelakuannya yang keji itu, malah mereka itu mengeluarkan tantangannya. Kalau benar Tuhan itu akan mendatangkan siksaan-Nya, coba engkau wahai Lut mintakan kepada Tuhan engkau itu supaya diturunkan siksaan yang dijanjikan itu sekarang juga", kata mereka. "Kami akan membuktikan sampai di mana kebenaran ucapanmu, hai Lut", tegas mereka pula. Karena sangat bencinya mereka kepada Lut, beliau diusir dari negerinya sendiri. Sebab tak ada gunanya orang-orang suci seperti beliau tinggal di negeri mereka. Allah menjelaskan: 

وما كان جواب قومه إلا أن قالوا أخرجوهم من قريتكم إنهم أناس يتطهرون 
Artinya: 
Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan "Usirlah mereka (Lut dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri". (Q.S. Al A'raf: 82) 
Ayat di atas menggambarkan betapa keras sikap kekafiran mereka dan sikap keras kepalanya, sampai-sampai tega hati mereka mengusir Rasul utusan Tuhan itu sendiri dari negerinya sendiri.

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 30 
قَالَ رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِينَ (30) Luth berdoa: `Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu`.(QS. 29:30)
Akhirnya Lut telah sampai kepada kesimpulan bahwa kaumnya tidak mungkin lagi menerima seruannya. Ia tidak berpengharapan lagi bahwa kaumnya akan mendapatkan petunjuk dari Tuhan. Di saat itu Lut berdoa kepada Tuhan agar Dia membantunya menghadapi dan memberantas perbuatan-perbuatan jahat dan busuk yang sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakatnya, serta menjadi kebudayaan yang turun temurun. Mereka menganggap ancaman-ancaman Lut sebagai gertak sambal belaka. Oleh karena itu Allah sungguh-sungguh mengabulkan doa Lut. Dikirimkanlah kepada mereka hujan abu dari langit sehingga mereka binasa semua. Ini diakibatkan kefasikan dan kekafiran mereka jua.

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH AL-'ANKABUT>>