[TAFSIR-QS:67] : al-MULK
- QS. Al Mulk (67) : 11
فَاعۡتَرَفُوۡا بِذَنۡۢبِہِمۡ ۚ فَسُحۡقًا لِّاَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ
Mereka mengakui dosa mereka.
Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.
―QS. 67:11
Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.
―QS. 67:11
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 11. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, Allah menerangkan pula bahwa sekalipun orang-orang kafir
yang sedang diazab di dalam neraka itu telah mengakui perbuatan dosa
yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia dan menyatakan tobat
dengan sesungguhnya, namun pengakuan dan pernyataan tobat mereka itu
tidak ada manfaatnya sedikit pun.
Sebab, tobat yang diterima Allah hanyalah tobat yang dilakukan oleh seseorang pada waktu ia hidup di dunia, dengan syarat:
Sebab, tobat yang diterima Allah hanyalah tobat yang dilakukan oleh seseorang pada waktu ia hidup di dunia, dengan syarat:
1.
Meninggalkan dosa yang dilakukan dengan segera.
2.
Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan.
3.
Berjanji tidak akan melakukan perbuatan dosa yang telah dikerjakannya dan perbuatan-perbuatan yang lain yang dilarang oleh Allah.
Meninggalkan dosa yang dilakukan dengan segera.
2.
Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan.
3.
Berjanji tidak akan melakukan perbuatan dosa yang telah dikerjakannya dan perbuatan-perbuatan yang lain yang dilarang oleh Allah.
Di
akhirat, orang-orang kafir itu telah dijauhkan dari rahmat Allah
sehingga apa pun yang berupa rahmat-Nya, seperti pengampunan dosa,
kebahagiaan hidup, dan lain-lain, tidak akan mereka dapatkan lagi.
Hanya kebinasaan yang akan menimpa mereka.
Hanya kebinasaan yang akan menimpa mereka.
Dari
ayat ini dapat dipahami bahwa sebenarnya seruan agar menganut agama
Allah dan mengikuti seruan rasul itu telah sampai kepada hampir seluruh
tempat di dunia ini dan kepada seluruh manusia.
Sementara itu, ajaran agama yang disampaikan rasul itu mudah diterima dan dilaksanakan oleh manusia mana pun yang telah balig dan berakal, karena tujuan ajaran agama itu ialah untuk kemaslahatan umat manusia dalam hidup di dunia dan di akhirat nanti, bukan untuk memberatkan dan menyempitkan.
Di samping itu, ajaran agama itu mudah diterima akal yang sehat karena sifatnya yang mudah dimengerti dan sesuai dengan akal budi manusia.
Akan tetapi, karena hawa nafsu, kedudukan, pangkat, harta, dan ingin mendapat simpati, kehormatan, dan ditambah lagi dengan godaan setan yang tujuannya hanyalah untuk menyesatkan manusia, mereka tidak mengindahkan seruan itu.
Akibatnya, mereka mendapat balasan yang setimpal dengan kekafiran dan keingkaran mereka itu.
Betapa banyak orang yang tadinya telah beriman dan melakukan ajaran agama Islam dengan baik tetapi kemudian karena pengaruh hawa nafsu dan godaan setan, mereka tidak segan-segan meninggalkan kepercayaan dan keyakinan yang telah tumbuh dengan subur dalam hati mereka, bahkan mereka tidak segan-segan menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.
Allah sendiri selalu mengingatkan mereka dengan memberikan cobaan-cobaan berupa kesenangan dan penderitaan, tetapi mereka hanya sadar sampai cobaan itu hilang dari mereka.
Setelah itu, mereka kembali mengingkari ajaran dan seruan rasul.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika di akhirat nanti mereka tidak akan mendapat pertolongan dari Allah dan akan dijauhkan dari rahmat-Nya.
Sementara itu, ajaran agama yang disampaikan rasul itu mudah diterima dan dilaksanakan oleh manusia mana pun yang telah balig dan berakal, karena tujuan ajaran agama itu ialah untuk kemaslahatan umat manusia dalam hidup di dunia dan di akhirat nanti, bukan untuk memberatkan dan menyempitkan.
Di samping itu, ajaran agama itu mudah diterima akal yang sehat karena sifatnya yang mudah dimengerti dan sesuai dengan akal budi manusia.
Akan tetapi, karena hawa nafsu, kedudukan, pangkat, harta, dan ingin mendapat simpati, kehormatan, dan ditambah lagi dengan godaan setan yang tujuannya hanyalah untuk menyesatkan manusia, mereka tidak mengindahkan seruan itu.
Akibatnya, mereka mendapat balasan yang setimpal dengan kekafiran dan keingkaran mereka itu.
Betapa banyak orang yang tadinya telah beriman dan melakukan ajaran agama Islam dengan baik tetapi kemudian karena pengaruh hawa nafsu dan godaan setan, mereka tidak segan-segan meninggalkan kepercayaan dan keyakinan yang telah tumbuh dengan subur dalam hati mereka, bahkan mereka tidak segan-segan menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.
Allah sendiri selalu mengingatkan mereka dengan memberikan cobaan-cobaan berupa kesenangan dan penderitaan, tetapi mereka hanya sadar sampai cobaan itu hilang dari mereka.
Setelah itu, mereka kembali mengingkari ajaran dan seruan rasul.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika di akhirat nanti mereka tidak akan mendapat pertolongan dari Allah dan akan dijauhkan dari rahmat-Nya.
- QS. Al Mulk (67) : 12
اِنَّ الَّذِیۡنَ یَخۡشَوۡنَ رَبَّہُمۡ بِالۡغَیۡبِ لَہُمۡ مَّغۡفِرَۃٌ وَّ اَجۡرٌ کَبِیۡرٌ
Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak
oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
―QS. 67:12
―QS. 67:12
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 12. Oleh Kementrian Agama RI
Ayat ini menerangkan tanda-tanda orang bertakwa yang tunduk dan patuh kepada Allah, dan yakin bahwa Allah mengetahui segala yang mereka lakukan baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Tanda-tanda itu ialah:
1.
Senantiasa takut kepada azab Allah walaupun azab itu merupakan suatu yang gaib, tidak tampak dan belum tentu kapan datangnya.
2.
Merasa takut akan kedatangan hari Kiamat, karena mengingat malapetaka yang akan terjadi pada diri mereka seandainya mengingkari Allah, seperti peristiwa yang akan terjadi pada hari perhitungan, hari pembalasan, dan azab neraka yang tiada terkirakan.
3.
Yakin dan percaya bahwa Allah selalu mengawasi, memperhatikan, dan mengetahui di mana dan dalam keadaan bagaimana mereka setiap saat.
Dalam hadis Nabi Muhammad disebutkan: Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Tak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah.
(Riwayat At-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ahmad, al-hakim, dan lainnya)
Orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh, tidak ada kekhawatiran terhadap diri mereka dan mereka tidak bersedih hati terhadap segala sesuatu yang luput dari mereka, sebagaimana firman Allah:
Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.
Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
(Al-Baqarah: 277)
Orang-orang yang beriman dan taat kepada Allah selalu merasa mendapat pengawasan dari-Nya.
Mereka yakin bahwa Dia melihat dan memperhatikan mereka, sebagaimana yang diucapkan Nabi Muhammad dalam konteks ihsan:
Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu.
(Riwayat Bukhari, Muslim, dan Abu Hurairah)
Allah menjanjikan bahwa orang-orang mukmin yang bersifat demikian akan diampuni dosa-dosanya dan akan diberi pahala yang besar di akhirat kelak.
Ayat ini menerangkan tanda-tanda orang bertakwa yang tunduk dan patuh kepada Allah, dan yakin bahwa Allah mengetahui segala yang mereka lakukan baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Tanda-tanda itu ialah:
1.
Senantiasa takut kepada azab Allah walaupun azab itu merupakan suatu yang gaib, tidak tampak dan belum tentu kapan datangnya.
2.
Merasa takut akan kedatangan hari Kiamat, karena mengingat malapetaka yang akan terjadi pada diri mereka seandainya mengingkari Allah, seperti peristiwa yang akan terjadi pada hari perhitungan, hari pembalasan, dan azab neraka yang tiada terkirakan.
3.
Yakin dan percaya bahwa Allah selalu mengawasi, memperhatikan, dan mengetahui di mana dan dalam keadaan bagaimana mereka setiap saat.
Dalam hadis Nabi Muhammad disebutkan: Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Tak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah.
(Riwayat At-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ahmad, al-hakim, dan lainnya)
Orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh, tidak ada kekhawatiran terhadap diri mereka dan mereka tidak bersedih hati terhadap segala sesuatu yang luput dari mereka, sebagaimana firman Allah:
Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.
Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
(Al-Baqarah: 277)
Orang-orang yang beriman dan taat kepada Allah selalu merasa mendapat pengawasan dari-Nya.
Mereka yakin bahwa Dia melihat dan memperhatikan mereka, sebagaimana yang diucapkan Nabi Muhammad dalam konteks ihsan:
Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu.
(Riwayat Bukhari, Muslim, dan Abu Hurairah)
Allah menjanjikan bahwa orang-orang mukmin yang bersifat demikian akan diampuni dosa-dosanya dan akan diberi pahala yang besar di akhirat kelak.
- QS. Al Mulk (67) : 13
وَ اَسِرُّوۡا قَوۡلَکُمۡ اَوِ اجۡہَرُوۡا بِہٖ ؕ اِنَّہٗ عَلِیۡمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوۡرِ
Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
―QS. 67:13
―QS. 67:13
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 13. Oleh Kementrian Agama RI
Menurut riwayat Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Pada suatu ketika orang-orang musyrikin mempergunjingkan Nabi Muhammad dan menjelek-jelekkannya, maka Allah menurunkan kepada beliau semua yang dibicarakan mereka itu.
Lalu sebahagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Rendahkanlah suaramu agar kata-katamu tidak didengar oleh Tuhan Muhammad.” Maka turunlah ayat ini yang antara lain menjelaskan bahwa tidak ada suatu apa pun yang luput dari pengetahuan Allah.
Pada ayat ini, Allah kembali menjelaskan bahwa Dia mengetahui segala yang dirahasiakan dan segala yang dilahirkan oleh hamba-hamba-Nya, baik berupa perkataan, perbuatan, dan segala yang dirasakan oleh hati dan panca indera.
Semuanya itu tidak luput sedikit pun dari pengetahuan Allah, karena Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
Dari ayat ini dapat pula diambil kesimpulan bahwa semua doa yang dipanjatkan kepada Allah, baik dengan suara keras, berbisik, lemah-lembut maupun dengan gerakan hati saja akan diketahui Allah.
Menurut riwayat Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Pada suatu ketika orang-orang musyrikin mempergunjingkan Nabi Muhammad dan menjelek-jelekkannya, maka Allah menurunkan kepada beliau semua yang dibicarakan mereka itu.
Lalu sebahagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Rendahkanlah suaramu agar kata-katamu tidak didengar oleh Tuhan Muhammad.” Maka turunlah ayat ini yang antara lain menjelaskan bahwa tidak ada suatu apa pun yang luput dari pengetahuan Allah.
Pada ayat ini, Allah kembali menjelaskan bahwa Dia mengetahui segala yang dirahasiakan dan segala yang dilahirkan oleh hamba-hamba-Nya, baik berupa perkataan, perbuatan, dan segala yang dirasakan oleh hati dan panca indera.
Semuanya itu tidak luput sedikit pun dari pengetahuan Allah, karena Dia Maha Mengetahui segala isi hati.
Dari ayat ini dapat pula diambil kesimpulan bahwa semua doa yang dipanjatkan kepada Allah, baik dengan suara keras, berbisik, lemah-lembut maupun dengan gerakan hati saja akan diketahui Allah.
- QS. Al Mulk (67) : 14
اَلَا یَعۡلَمُ مَنۡ خَلَقَ ؕ وَ ہُوَ اللَّطِیۡفُ الۡخَبِیۡرُ
Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan
atau rahasiakan), dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?
―QS. 67:14
―QS. 67:14
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 14. Oleh Kementrian Agama RI
Ayat ini seakan-akan memperingatkan orang-orang musyrik yang tidak percaya akan luas dan detilnya pengetahuan Allah, bahwa Tuhan Maha Mengetahui segala isi langit dan bumi betapa pun kecilnya, betapa pun jauh disembunyikan, serta mengetahui perkataan-perkataan yang dirahasiakan.
Sesungguhnya pengetahuan Allah dapat menembus dinding yang sangat tebal dan kokoh dan sesuatu yang paling tersembunyi letaknya sekalipun.
Seandainya orang-orang kafir mau menggunakan akalnya, tentu ia akan berpendapat bahwa yang menciptakan seluruh alam ini, termasuk di dalamnya bumi dengan segala isinya, adalah Allah.
Pencipta itu pasti mengetahui keadaan dan sifat-sifat dari ciptaan-Nya, baik yang kecil maupun yang besar.
Oleh karena itu, apa pun yang terjadi pada ciptaan-Nya, Allah mengetahuinya dengan rinci.
- QS. Al Mulk (67) : 15
ہُوَ الَّذِیۡ جَعَلَ لَکُمُ الۡاَرۡضَ ذَلُوۡلًا فَامۡشُوۡا فِیۡ مَنَاکِبِہَا وَ کُلُوۡا مِنۡ رِّزۡقِہٖ ؕ وَ اِلَیۡہِ النُّشُوۡرُ
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya.
Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
―QS. 67:15
Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
―QS. 67:15
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 15. Oleh Kementrian Agama RI
Ayat ini menerangkan nikmat Allah yang tiada terhingga yang telah dilimpahkan-Nya kepada manusia, dengan menyatakan bahwa Allah telah menciptakan bumi dan memudahkannya untuk mereka, sehingga mereka dapat mengambil manfaat yang tidak terhingga untuk kepentingan hidup mereka.
Dia menciptakan bumi itu bundar dan melayang-layang di angkasa luas.
Manusia tinggal di atasnya seperti berada di tempat yang datar terhampar, tenang, dan tidak bergoyang.
Dengan perputaran bumi terjadilah malam dan siang, sehingga manusia dapat berusaha pada siang hari dan beristirahat pada malam hari.
Bumi memancarkan sumber-sumber mata air, yang mengalirkan air untuk diminum manusia dan binatang ternak peliharaannya.
Dengan air itu pula manusia mengairi kebun-kebun dan sawah-sawah mereka, demikian pula kolam-kolam tempat mereka memelihara ikan.
Dengan air itu pula mereka mandi membersihkan badan mereka yang telah kotor, sehingga mereka merasa segar dan nyaman.
Diciptakan-Nya pula bukit-bukit, lembah-lembah, gunung-gunung yang menghijau yang menyejukkan hati orang yang memandangnya.
Dari celah-celah bukit itu mengalirlah sungai-sungai dan di antara bukit-bukit dan lembah-lembah itu manusia membuat jalan-jalan yang menghubungkan suatu negeri dengan negeri yang lain.
Alangkah banyaknya nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada manusia.
Seandainya Allah menahan suatu nikmat saja kepada manusia, misalnya tidak memberikan udara yang akan dihirup, manusia akan mengalami penderitaan yang sangat.
Siapakah yang dapat mengingkari nikmat Allah yang demikian banyaknya itu?
Menurut para saintis, bumi yang diseliputi atmosfer sangat dinamis.
Proses-proses geologi yang mencakup dari proses erosi, pengendapan, naik-turun muka laut, gempa bumi, pergerakan magma, sampai ke letusan gunung api dalam rentang waktu jutaan tahun telah memungkinkan terjadinya cebakan-cebakan mineral maupun energi.
Di bagian lain, laut dan atmosfer pun tak kalah dinamisnya.
Interaksinya dengan daratan dan perjalanannya bersama bulan mengitari matahari membentuk iklim dan musim.
Proses-proses dinamis yang melibatkan daratan-laut dan atmosfer tersebut memungkinkan terjadinya siklus hidrologi yang pada gilirannya menurunkan hujan dan menyebabkan kesuburan tanah serta terbentuknya cadangan air baik di danau, sungai maupun dalam tanah.
Oksigen dan air yang merupakan kebutuhan vital manusia tersedia melimpah dan amat mudah didapatkannya.
Ayat ini menyatakan bahwa dengan sifat rahman-Nya kepada seluruh umat manusia, maka Allah bukan saja telah menyediakan seluruh sarana dan prasarana bagi manusia.
Ia juga telah memudahkan manusia untuk hidup di permukaan bumi.
Manusia diperintahkan Allah untuk berjalan di permukaan bumi untuk mengenali baik tempatnya, penghuninya, manusianya, hewan dan tumbuhannya.
Manusia tidak saja diberi udara, tumbuhan, hewan, dan cuaca yang menyenangkan, tapi juga diberi perlengkapan dan kenyamanan untuk mencari rezeki di bumi dengan segala yang ada di atasnya maupun terkandung di dalamnya.
Setelah Allah menerangkan bahwa alam ini diciptakan untuk manusia dan memudahkannya untuk keperluan mereka, maka Dia memerintahkan agar mereka berjalan di muka bumi, untuk memperhatikan keindahan alam, berusaha mengolah alam yang mudah ini, berdagang, beternak, bercocok tanam dan mencari rezeki yang halal.
Sebab, semua yang disediakan Allah itu harus diolah dan diusahakan lebih dahulu sebelum dimanfaatkan bagi keperluan hidup manusia.
Dengan memahami ayat ini, dapat dikemukakan hal-hal yang berikut:
1.
Allah memerintahkan agar manusia berusaha dan mengolah alam untuk kepentingan mereka guna memperoleh rezeki yang halal.
Hal ini berarti bahwa tidak mau berusaha dan bersifat pemalas bertentangan dengan perintah Allah.
2.
Karena berusaha dan mencari rezeki itu termasuk melaksanakan perintah Allah, maka orang yang berusaha dan mencari rezeki adalah orang yang menaati Allah, dan hal itu termasuk ibadah.
Dengan perkataan lain bahwa berusaha dan mencari rezeki itu bukan mengurangi ibadah, tetapi memperkuat dan memperbanyak ibadah itu sendiri.
Diriwayatkan oleh Ahmad dari ‘Umar bin al-Khaththab, sesungguhnya ia mendengar Rasulullah bersabda: Jika kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana Allah memberikan rezeki-Nya kepada burung.
Pergi mencari rezeki dengan perut yang kosong, dan petang hari ia kembali ke sarangnya dengan perut yang berisi penuh.
(Riwayat At-Tirmidzi, Ahmad, Baihaqi, dan Abu Dawud dari ‘Umar bin al-Khaththab)
Hadis ini menunjukkan bahwa waktu sejak pagi hari sampai petang adalah waktu untuk mencari rezeki, seperti yang telah dilakukan burung.
Jika manusia benar-benar mau berusaha sejak pagi sampai petang pasti Allah memberinya rezeki.
Mereka tidak akan kelaparan.
Dari hadis ini juga dapat dipahami bahwa orang yang tidak mau berusaha tidak akan diberi rezeki oleh Allah.
Diriwayatkan oleh al-hakim dan At-Tirmidzi dari Mu’awiyah bin Qurrah, ia berkata, “Pada suatu hari ‘Umar bin Khaththab lewat di perkampungan suatu kaum, lalu beliau bertanya kepada kaum itu, “Siapakah kamu?”
Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang yang bertawakal kepada Allah.” Umar berkata, “Kamu bukanlah orang-orang yang bertawakal kepada Allah, melainkan orang-orang yang telah dimakan karat.
Adapun orang yang bertawakal kepada Allah ialah orang yang menanamkan benih ke dalam tanah, lalu ia bertawakal kepada Allah.” Dalam mencari rezeki ajaran Islam memberikan beberapa pedoman:
1.
Agar setiap manusia berusaha mencukupkan keperluan dirinya dan keluarganya.
Oleh karena itu, orang yang berangkat dari rumahnya pagi hari untuk mencari rezeki, termasuk orang yang didoakan oleh Nabi Muhammad agar diberkahi Allah.
Bahwa Nabi Muhammad ﷺ berkata, “Wahai Allah, berkatilah umatku yang berangkat berusaha pagi-pagi.”
(Riwayat At-Tirmidzi dari sakhr bin al-Gamidi)
2.
Dalam berusaha itu hendaklah mencari yang halal.
Maksudnya ialah mencari rezeki dengan cara-cara yang halal, tidak dengan mencuri, menipu, korupsi, dan sebagainya.
Rezeki yang dicari itu adalah rezeki yang halal, bukan yang haram, seperti khamar, bangkai, dan sebagainya, sesuai dengan hadis:
Dari Ali bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hamba-Nya, dalam mencari yang halal.”
(Riwayat ath-thabrani)
Hadis yang lain menerangkan:
Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Mencari rezeki yang halal wajib bagi setiap orang muslim.”
(Riwayat ath-thabrani)
Pada akhir ayat, Allah memberi peringatan kepada manusia bahwa semua makhluk akan kembali kepada-Nya pada hari Kiamat, dan pada waktu itu akan ditimbang semua perbuatan manusia.
Amal baik dibalas dengan pahala yang berlipat ganda, sedangkan perbuatan buruk akan dibalas dengan azab neraka.
Oleh karena itu, hendaklah manusia selalu mawas diri, berusaha melaksanakan amal saleh sebanyak mungkin dan menilai serta meneliti perbuatan-perbuatan yang akan dikerjakan, berusaha memohon ampun kepada Allah atas kesalahan yang telanjur dilakukan atau yang tanpa disadari bahwa perbuatan itu termasuk perbuatan yang dilarang Allah.
Maka setiap muslim seyogyanya mencari rezeki yang halal saja, jangan sekali-kali memakan rezeki yang diperoleh dengan cara yang haram atau bendanya sendiri adalah benda yang haram.
Ingatlah bahwa semua makhluk tanpa ada kecualinya akan kembali kepada-Nya.
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
- QS. Al Mulk (67) : 16
ءَاَمِنۡتُمۡ مَّنۡ فِی السَّمَآءِ اَنۡ یَّخۡسِفَ بِکُمُ الۡاَرۡضَ فَاِذَا ہِیَ تَمُوۡرُ
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa
Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan
tiba-tiba bumi itu bergoncang?,
―QS. 67:16
―QS. 67:16
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 16. Oleh Kementrian Agama RI
Dalam ayat ini, Allah memperingatkan orang-orang kafir tentang azab yang akan menimpa mereka, apabila tetap dalam kekafiran.
Peringatan ini diberikan Allah karena mereka seakan-akan merasa akan terhindar dari siksa Allah yang akan ditimpakan kepada mereka, bahkan mereka merasa telah mendapat rahmat yaitu kesenangan duniawi yang sedang mereka rasakan.
Tanda-tanda kekafiran itu terlihat pada sikap, tindakan, dan tingkah laku mereka.
Oleh karena itu, Allah memperingatkan mereka dengan mengatakan, “Hai orang-orang kafir apakah kamu sekalian merasa aman dan akan terhindar dari azab Allah, padahal azab itu pasti akan menimpa kamu?
Apakah kekuasaan dan kesenangan yang kamu peroleh itu tidak mungkin dilenyapkan Allah padahal kekuasaan dan kesenangan itu semata-mata berasal dari rahmat-Nya?
Apakah tidak mungkin bahwa itu adalah ujian dari Allah kepadamu?
Ingatlah, Allah telah menimpakan azab yang dahsyat kepada orang-orang dahulu, seperti azab yang ditimpakan kepada Karun dan pengikut-pengikutnya.
Mereka telah dibenamkan ke dalam bumi.
Pada saat Allah akan membenamkan mereka ke dalam bumi, maka terjadilah gempa yang dahsyat yang mengguncangkan bumi.”
Dalam ayat ini, Allah memperingatkan orang-orang kafir tentang azab yang akan menimpa mereka, apabila tetap dalam kekafiran.
Peringatan ini diberikan Allah karena mereka seakan-akan merasa akan terhindar dari siksa Allah yang akan ditimpakan kepada mereka, bahkan mereka merasa telah mendapat rahmat yaitu kesenangan duniawi yang sedang mereka rasakan.
Tanda-tanda kekafiran itu terlihat pada sikap, tindakan, dan tingkah laku mereka.
Oleh karena itu, Allah memperingatkan mereka dengan mengatakan, “Hai orang-orang kafir apakah kamu sekalian merasa aman dan akan terhindar dari azab Allah, padahal azab itu pasti akan menimpa kamu?
Apakah kekuasaan dan kesenangan yang kamu peroleh itu tidak mungkin dilenyapkan Allah padahal kekuasaan dan kesenangan itu semata-mata berasal dari rahmat-Nya?
Apakah tidak mungkin bahwa itu adalah ujian dari Allah kepadamu?
Ingatlah, Allah telah menimpakan azab yang dahsyat kepada orang-orang dahulu, seperti azab yang ditimpakan kepada Karun dan pengikut-pengikutnya.
Mereka telah dibenamkan ke dalam bumi.
Pada saat Allah akan membenamkan mereka ke dalam bumi, maka terjadilah gempa yang dahsyat yang mengguncangkan bumi.”
- QS. Al Mulk (67) : 17
اَمۡ اَمِنۡتُمۡ مَّنۡ فِی السَّمَآءِ اَنۡ یُّرۡسِلَ عَلَیۡکُمۡ حَاصِبًا ؕ فَسَتَعۡلَمُوۡنَ کَیۡفَ نَذِیۡرِ
atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu.
Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?
―QS. 67:17
Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?
―QS. 67:17
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 17. Oleh Kementrian Agama RI
Pada ayat ini, Allah melanjutkan peringatan-Nya, “Demikian pula apakah kamu merasa aman dan akan terhindar dari azab Allah yang sewaktu-waktu dapat mengembuskan angin bercampur batu yang dapat menghancurkan kamu sekalian seketika?
Ingatlah, azab yang seperti ini telah menimpa kaum Lut, karena mereka telah mendustakan Nabi Lut yang diutus kepada mereka.
Pada saat kedatangan azab itu, kamu semua akan menyaksikan betapa dahsyatnya azab Kami, tetapi pengetahuan kamu pada waktu itu tidak ada gunanya.” Pada ayat lain, Allah berfirman:
Katakanlah (Muhammad), “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami(nya).
(Al-An’am’: 65)
Firman Allah yang lain:
Maka apakah kamu merasa aman bahwa Dia tidak akan membenamkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin kencang yang membawa) batu-batu kecil?
Dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindung pun.
(Al-Isra’: 68)
Pada ayat ini, Allah melanjutkan peringatan-Nya, “Demikian pula apakah kamu merasa aman dan akan terhindar dari azab Allah yang sewaktu-waktu dapat mengembuskan angin bercampur batu yang dapat menghancurkan kamu sekalian seketika?
Ingatlah, azab yang seperti ini telah menimpa kaum Lut, karena mereka telah mendustakan Nabi Lut yang diutus kepada mereka.
Pada saat kedatangan azab itu, kamu semua akan menyaksikan betapa dahsyatnya azab Kami, tetapi pengetahuan kamu pada waktu itu tidak ada gunanya.” Pada ayat lain, Allah berfirman:
Katakanlah (Muhammad), “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami(nya).
(Al-An’am’: 65)
Firman Allah yang lain:
Maka apakah kamu merasa aman bahwa Dia tidak akan membenamkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin kencang yang membawa) batu-batu kecil?
Dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindung pun.
(Al-Isra’: 68)
- QS. Al Mulk (67) : 18
وَ لَقَدۡ کَذَّبَ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ فَکَیۡفَ کَانَ نَکِیۡرِ
Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya).
Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.
―QS. 67:18
Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.
―QS. 67:18
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 18. Oleh Kementrian Agama RI
Kemudian Allah memerintahkan agar orang-orang kafir memperhatikan penderitaan yang telah dialami umat-umat yang terdahulu, karena telah mendustakan para rasul yang telah diutus kepada mereka.
Di antaranya seperti kaum Nuh yang telah ditenggelamkan banjir yang mahadahsyat, kaum Syuaib yang telah dibinasakan dengan petir, serta Fir’aun dan kaumnya telah ditenggelamkan di Laut Merah.
Mereka semua baru menyesali perbuatan yang mereka lakukan pada saat azab itu datang menimpa.
Semuanya bisa menjadi pelajaran untuk direnungkan dan diperhatikan betapa dahsyat siksa Allah yang ditimpakan kepada orang-orang yang durhaka kepada-Nya.
- QS. Al Mulk (67) :19
اَوَ لَمۡ یَرَوۡا اِلَی الطَّیۡرِ فَوۡقَہُمۡ صٰٓفّٰتٍ وَّ یَقۡبِضۡنَ ؔۘؕ مَا یُمۡسِکُہُنَّ اِلَّا الرَّحۡمٰنُ ؕ اِنَّہٗ بِکُلِّ شَیۡءٍۭ بَصِیۡرٌ
Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka?
Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.
―QS. 67:19
Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.
―QS. 67:19
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 19. Oleh Kementrian Agama RI
Allah menerangkan bahwa Dia Mahakuasa lagi Maha Menentukan segala sesuatu.
Sebagai salah satu buktinya ialah kekuasaan-Nya menahan burung yang sedang berada di angkasa, sehingga tidak jatuh ke bumi.
Burung-burung yang sedang berada di angkasa kadang-kadang terbang melayang dengan mengembangkan sayapnya.
Ia terbang meninggi atau menukik ke bawah, seakan-akan ia akan terhempas ke bumi.
Kadang-kadang dia mengatupkan kedua sayapnya.
Siapakah yang menahan burung itu dari kejatuhan pada waktu dia mengembangkan dan mengatupkan sayapnya?
Bukankah ini bertentangan dengan hukum alam bahwa barang yang berat itu akan jatuh ke bumi disebabkan daya tarik (gravitasi) bumi?
Hal yang senada juga dapat dilihat pada ayat di bawah ini.
Tidakkah mereka melihat burung-burung yang ditundukkan terbang di angkasa bebas.
Tidak ada yang menahannya selain Allah.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beriman.
(An-Nahl: 79)
Secara saintifik dapat dijelaskan bahwa burung bisa terbang adalah keunikan.
Untuk dapat terbang, burung seharusnya sangat ringan.
Untuk dapat lepas landas dan terus terbang di udara, burung-burung semestinya harus cukup ringan.
Pada saat yang sama, ia juga harus sangat kuat dan tangguh.
Kekuatan diperlukan untuk dapat tetap terbang dalam waktu yang lama, dan bermanuver untuk menangkap mangsa atau saat turun ke tempat mereka hinggap.
Tulang leher burung harus kuat sekaligus lentur.
Jumlah ruas tulang leher bervariasi, ada yang 11 ada yang lebih.
Kelenturan leher diperoleh dari sekelompok otot yang bekerja dengan sangat efisien.
Kelenturan diperlukan untuk berbagai keperluan.
Seperti pada burung laut yang menyambar ikan dengan kecepatan sangat tinggi.
Tulang burung umumnya berlubang di tengahnya, dan berdinding tipis.
Berat tubuh burung diletakkan di bagian tengah tubuh.
Di bagian dada terdapat tulang dada yang besar yang melekat pada otot dada besar.
Otot dada inilah yang menggerakkan sayap.
Otot dada meliputi sekitar 25-30% dari keseluruhan berat badan burung.
Otot dada yang bekerja keras untuk menggerakkan sayap cukup mengganggu kerja paru-paru.
Untuk menanggulanginya, burung mempunyai sistem pernapasan yang berbeda.
Sistem pernapasan yang digunakan adalah dengan tersebarnya kantung-kantung udara di seluruh bagian tubuhnya.
Kantung demikian ini juga dapat ditemui di tulang bagian tengah yang berlubang.
Udara dialirkan ke semua bagian tubuh burung dan diserap darah dengan cepat.
Penyerapan berjalan cepat karena denyut jantung yang sangat kuat.
Penglihatan yang tajam merupakan syarat utama.
Burung merupakan binatang yang paling mengandalkan penglihatan dalam kehidupannya.
Pada beberapa burung, bahkan besar matanya melebihi besar otaknya.
Burung dapat melihat ke kejauhan delapan kali lebih jelas dari manusia.
Matanya dapat beradaptasi dengan cepat untuk berpindah dari melihat dekat ke melihat jauh, begitu juga sebaliknya.
Hal terpenting agar burung dapat terbang adalah terdapatnya organ sayap dan bulu.
Sayap adalah semacam tangan yang mempunyai sendi peluru yang besar dan kuat di bagian bahu.
Sendi ini sangat khusus, dan digunakan untuk melakukan mobilitas yang sangat rumit.
Kegunaannya adalah agar burung dapat bermanuver dengan baik di udara.
Sendi peluru yang demikian ini dapat memposisikan sayap sehingga burung dapat berputar dengan cepat, berganti arah, memperlambat terbang, terbang ke belakang, menukik dengan kecepatan tinggi, dan mendarat dengan anggun.
Dengan gerakan mengembangkan dan mengatupkan sayapnya, maka sesungguhnya burung-burung itu sedang mengepakkan sayapnya untuk membangkitkan aerodynamic force (gaya aerodinamika), yaitu mengumpulkan tekanan udara yang cukup di bawah sayapnya, yang akan memberikan gaya angkat dan gaya dorong kepada burung-burung untuk dapat terbang.
Gaya angkat ini untuk melawan berat burung, sedang gaya dorong untuk melawan hambatan udara.
Kedua gaya ini dibangkitkan oleh gerakan kepakan sayap burung dengan siklus ke atas, ke bawah, dan ke belakang secara kontiniu dan periodik.
Sungguh Maha Pemurah Allah.
Jika Dia berkehendak menghilangkan udara, pasti burung-burung itu tidak mungkin dapat terbang.
Bulu sayap adalah ciptaan Tuhan yang sangat indah.
Ringan, namun kuat, lentur, serba guna, mudah dirawat, berfungsi sebagai penyekat panas, kedap air, dan dapat diganti.
Warna bulu sangat penting bagi burung.
Beberapa burung mempunyai warna yang sesuai dengan lingkungannya sehingga berfungsi untuk kamuflase.
Jenis lainnya menggunakan warnanya untuk menarik lawan jenisnya.
Banyak jenis burung melakukan migrasi dan melakukan perjalanan yang sangat jauh.
Dalam melakukan ini, mereka mempunyai berbagai cara untuk menyimpan tenaga dalam perjalanan jauh ini.
Bentuk formasi terbang berkelompok yang menyerupai huruf V pada kebanyakan bebek atau belibis saat bermigrasi, ternyata mempunyai maksud tertentu.
Formasi ini ternyata menghemat energi untuk seluruh kelompok.
Hal ini disebabkan karena formasi V ini menghasilkan aliran udara yang menguntungkan.
Pada posisi tertentu dalam formasi ini, individu burung dapat beristirahat karena ditopang oleh pola aliran udara yang memungkinkan untuk beristirahat.
Siapakah yang mengajar mereka?
Sekarang kita tahu bahwa burung menghilang dari satu tempat karena mereka berpindah ke tempat lain.
Kita tahu kapan mereka pergi, ke mana mereka menuju, dan rute mana yang mereka pilih.
Kadang-kadang perjalanan mereka sangat jauh, seperti burung sandpiper.
Burung ini bermigrasi dari Canada (di utara benua Amerika) ke Tierro del-Fuego (di ujung selatan benua Amerika).
Beberapa jenis walet terbang sejauh 10.000 km dari Alaska ke Patagonia, Cile.
Burung-burung walet yang ada di Skandinavia (Eropa utara) terbang ke selatan Afrika di musim dingin.
Burung warbler yang sangat kecil, beratnya kurang dari satu ons, terbang pada malam hari dari Jerman ke Afrika pada menjelang musim dingin.
Uniknya, burung ini terbang secara individu.
Tidak terbang berkelompok seperti jenis burung lainnya.
Burung tern artic adalah juara terbang jarak jauh.
Mereka kawin dan membesarkan anaknya di Kutub Utara pada saat musim panas, dan menghabiskan musim dingin di Kutub Selatan.
Allah berfirman:
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya.
Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
(An-Nur: 41)
Kita tahu bahwa burung dapat terbang, karena Allah ‘memegangnya di udara.
Mereka melakukan migrasi sepanjang jalur yang misterius karena melaksanakan rencana Allah.
Mereka terbang sebagai bagian dari tasbih kepada Allah Sang Pencipta.
Burung perkutut tidak ingin menjadi burung elang.
Burung gagak tidak peduli bahwa warna bulunya tidak seindah burung nuri.
Burung pemakan madu tidak akan mencoba untuk menangkap ikan sebagai ganti madu.
Itu adalah pelajaran bagi kita semua yang dapat berpikir.
Siapakah yang mengajar burung itu terbang mengembangkan sayapnya?
Bahkan, siapakah yang menciptakan burung itu dengan bentuk tertentu, serta dilengkapi dengan organ-organ (alat-alat) sehingga ia mampu terbang dan tidak jatuh ke bumi?
Kenapa kuda tidak dapat terbang seperti burung?
Bila manusia mau memikirkan semua yang disebutkan itu akan yakinlah ia bahwa sesungguhnya Allah Maha Pencipta, Mahakuasa, Maha Pemurah, dan Maha Mengetahui segala yang diciptakan-Nya.
- QS. Al Mulk (67) : 20
اَمَّنۡ ہٰذَا الَّذِیۡ ہُوَ جُنۡدٌ لَّکُمۡ یَنۡصُرُکُمۡ مِّنۡ دُوۡنِ الرَّحۡمٰنِ ؕ اِنِ الۡکٰفِرُوۡنَ اِلَّا فِیۡ غُرُوۡرٍ
Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah Yang Maha Pemurah?
Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
―QS. 67:20
Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.
―QS. 67:20
Tafsir QS. Al Mulk (67) : 20. Oleh Kementrian Agama RI
Allah mencela orang-orang kafir yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah dengan bentuk pertanyaan yang menyatakan tak ada orang yang akan datang menolong mereka serta melepaskannya dari siksa Allah.
Mereka telah tertipu oleh bisikan-bisikan setan yang menanamkan kepercayaan dalam hati mereka bahwa berhala-berhala itu dapat menolong dan mengabulkan permintaan mereka.
Dalam kenyataannya tidaklah demikian.
Berhala-berhala itu sendiri tidak dapat berbuat apa-apa sama sekali, malah sebaliknya manusialah yang menentukan segala sesuatu bagi dirinya.
Orang-orang kafir itu tertipu oleh bisikan setan.
Oleh karena itu, Allah berfirman:
Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka dan tidak (pula) mendatangkan bencana kepada mereka.
Orang-orang kafir adalah penolong (setan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya.
(Al-Furqan: 55)
Perkataan “min dunir-rahman” (selain dari Allah Yang Maha Pemurah) mengandung pengertian bahwa rahmat Allah itu dilimpahkan kepada seluruh makhluk yang ada di alam ini, baik yang beriman kepada Allah maupun yang kafir.
Demikian pula kepada hewan, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya, sehingga semuanya dapat hidup dan berkembang.
Akan tetapi, di akhirat nanti rahmat itu hanya diberikan kepada orang-orang yang beriman saja.
Allah berfirman:
Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah disediakan untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik?
Katakanlah, “Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, dan khusus (untuk mereka saja) pada hari Kiamat.” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang mengetahui.
(Al-A’raf: 32)
Allah mencela orang-orang kafir yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah dengan bentuk pertanyaan yang menyatakan tak ada orang yang akan datang menolong mereka serta melepaskannya dari siksa Allah.
Mereka telah tertipu oleh bisikan-bisikan setan yang menanamkan kepercayaan dalam hati mereka bahwa berhala-berhala itu dapat menolong dan mengabulkan permintaan mereka.
Dalam kenyataannya tidaklah demikian.
Berhala-berhala itu sendiri tidak dapat berbuat apa-apa sama sekali, malah sebaliknya manusialah yang menentukan segala sesuatu bagi dirinya.
Orang-orang kafir itu tertipu oleh bisikan setan.
Oleh karena itu, Allah berfirman:
Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka dan tidak (pula) mendatangkan bencana kepada mereka.
Orang-orang kafir adalah penolong (setan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya.
(Al-Furqan: 55)
Perkataan “min dunir-rahman” (selain dari Allah Yang Maha Pemurah) mengandung pengertian bahwa rahmat Allah itu dilimpahkan kepada seluruh makhluk yang ada di alam ini, baik yang beriman kepada Allah maupun yang kafir.
Demikian pula kepada hewan, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya, sehingga semuanya dapat hidup dan berkembang.
Akan tetapi, di akhirat nanti rahmat itu hanya diberikan kepada orang-orang yang beriman saja.
Allah berfirman:
Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah disediakan untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik?
Katakanlah, “Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, dan khusus (untuk mereka saja) pada hari Kiamat.” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang mengetahui.
(Al-A’raf: 32)
If you're looking to burn fat then you certainly have to start using this totally brand new custom keto diet.
BalasHapusTo produce this service, licensed nutritionists, personal trainers, and professional chefs have joined together to develop keto meal plans that are useful, decent, economically-efficient, and delicious.
From their grand opening in January 2019, 1000's of individuals have already completely transformed their figure and health with the benefits a smart keto diet can give.
Speaking of benefits; clicking this link, you'll discover eight scientifically-proven ones given by the keto diet.