Rabu, 25 Juni 2014

as-Syura 21 - 30

[TAFSIR-QS:41] : as-Syura
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                          DAFTAR SURAH AS-SYURA>>


Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.(QS. 42:21)
Surah Asy Syuura 21 
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (21) 
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang musyrik tidak mengikuti agama Islam yang telah disyariatkan Allah SWT, tetapi mengikuti yang telah digariskan oleh setan-setan mereka, baik yang berupa jin maupun berupa manusia. Mereka mengharamkan sesuatu menurut nafsu mereka seperti mengharamkan unta yang terpotong telinganya, dan menghalalkan bangkai, darah judi, dan lain-lain begitu pula hal-hal yang menunjukkan kesesatan mereka dan sifat jahil yang telah dilakukan pada zaman jahiliah. Sekalipun demikian mereka masih diberi kesempatan untuk bertobat, karena Allah SWT telah menggariskan satu ketentuan yaitu penangguhan azab bagi mereka sampai Hari Kiamat. Kalau tidak niscaya mereka itu di dunia sudah dibinasakan, sebagaimana firman Allah SWT: 

بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ (46) 
Artinya: 
Sebenarnya Hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (Q.S. Al Qamar: 46) 
Mereka itu telah berbuat zalim terhadap diri mereka karena telah mengada-adakan hal-hal yang tidak disyariatkan Allah. Mereka itu akan dimasukkan ke dalam neraka, satu tempat yang penuh siksa pedih dan seburuk-buruknya tempat kembali.

Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka kerjakan, sedang siksaan menimpa mereka. Dan orang-orang yang saleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Rabb mereka. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.(QS. 42:22)

urah Asy Syuura 22 
تَرَى الظَّالِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا كَسَبُوا وَهُوَ وَاقِعٌ بِهِمْ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي رَوْضَاتِ الْجَنَّاتِ لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ (22) 
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang zalim itu kelihatan takut, dibayang-bayangi oleh perbuatan-perbuatan jahat yang pernah dilakukannya di dunia, dan siksa yang merupakan balasan perbuatan jahatnya itu pasti menimpa mereka, sedangkan orang-orang yang beriman kepada Allah serta taat kepada apa yang diperintahkan dan dilarang Nya akan dimasukkan ke dalam surga, satu tempat yang penuh dengan tama-taman yang indah, menikmati segala keindahan dan kesenangan yang ada di dalamnya sesuai dengan keinginannya baik yang berupa makanan, minuman, maupun yang berupa pemandangan yang belum pernah dilihat nyata didengar telinga dan terlintas dalam hati seorang manusia. Semuanya itu adalah satu nikmat besar yang dikaruniakan Allah kepada mereka, yang jauh lebih besar dari kemewahan yang ada di dunia, sebagaimana firman Allah SWT: 

ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ 
Artinya: 
Itulah karunia Allah, diberikan Nya kepada siapa yang dikehendaki Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Q.S. Al Hadidi: 21)

Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah: `Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan`. Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.(QS. 42:23)

Surah Asy Syuura 23 
ذَلِكَ الَّذِي يُبَشِّرُ اللَّهُ عِبَادَهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ (23) 
Dalam ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa apa yang telah diberitakan mengenai pemberian karunia dan kesenangan serta kemuliaan di akhirat bagi hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh adalah satu berita gembira yang disampaikan di dunia agar hal itu jelas bagi mereka. Hal ini pasti menjadi kenyataan. Selanjutnya Allah SWT menyuruh Muhammad saw menyampaikan kepada kaumnya bahwa di dalam menjalankan tugas menyeru dan menyampaikan agama yang benar, ia tidak meminta balasan suatu apapun, tetapi ia hanya mengharapkan kasih sayang kaum Muslimin terhadap dirinya, dan kerabatnya dan kaum Muslimin. 
Diriwayatkan oleh Ibnu `Abbas sebagai berikut: "Berkata orang-orang Ansar, Kami telah lakukan ini dan itu, seakan-akan mereka itu membanggakan perbuatan mereka. Berkata Ibnu `Abbas: "Kami telah berbuat lebih daripada itu". Hal bangga membanggakan itu sampai kepada Rasulullah saw lalu beliau mendatangi mereka dan berkata: "Wahai orang-orang Ansar! Apakah engkau tidak pernah hina, lalu Allah memuliakanmu? Mereka hanya menjawab: "Benar ya Rasulullah" (kenapa kamu tidak menjawab lebih banyak lagi), lalu mereka berkata: "Apa yang akan kami lakukan? Kata beliau, Kenapa tidak kamu katakan, apakah tidak pernah engkau diusir oleh kaummu dan kamilah yang menampungmu? Apakah tidak pernah engkau didustakan oleh kaummu dan kamilah yang membenarkan? Apakah tidak pernah engkau dibiarkan begitu saja dan kamilah yang menolongmu? Demikianlah beliau berkata terus hingga membungkuk ke lututnya sampai mereka berkata: "Harta kami dan segala apa yang ada pada kami adalah kepunyaan Allah dan Rasul-Nya". Lalu turunlah ayat ini. 
Barang siapa berbuat baik, taat, dan patuh kepada perintah Allah dan Rasul Nya, Allah akan melipat gandakan kebaikan kepadanya. Satu kebaikan dibalas sekurang-kurangnya dengan sepuluh kebaikan, sampai tujuh ratus kebaikan, bahkan lebih banyak lagi, sebagai rahmat dan karunia dari Allah, sebagaimana firman Allah SWT: 

يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَعَصَوُا الرَّسُولَ لَوْ تُسَوَّى بِهِمُ الْأَرْضُ وَلَا يَكْتُمُونَ اللَّهَ حَدِيثًا (42) 
Artinya: 
Sesuguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun hanya sebesar zarah dan jika ada kebaikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi Nya pahala yang besar. (Q.S. An Nisa: 40) 
Selanjutnya ayat 23 ini ditutup dengan satu penjelasan bahwa Allah mengampuni kesalahan bagaimanapun banyaknya dan melipatgandakan pahala amal kebaikan meskipun sedikit, karena Dia adalah Tuhan Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

Bahkan mereka mengatakan: `Dia (Muhammad) telah mengada-adakan dusta terhadap Allah`. Maka jika Allah menghendaki niscaya Dia mengunci mati hatimu; dan Allah menghapuskan yang batil dan membenarkan yang hak dengan kalimat-kalimat-Nya (al-Quran). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.(QS. 42:24)

Surah Asy Syuura 24 
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا فَإِنْ يَشَأِ اللَّهُ يَخْتِمْ عَلَى قَلْبِكَ وَيَمْحُ اللَّهُ الْبَاطِلَ وَيُحِقُّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (24) 
Dalam ayat ini Allah SWT menolak tuduhan kaum musyrik Quraisy bahwa Muhammad itu mengada-adakan dusta terhadap Allah SWT. Ini adalah perbuatan yang amat buruk. Seandainya Allah SWT menghendaki kekalahanmu, tentu Dia dapat mengunci mati hatimu karena perbuatan semacam itu, tidak dilakukan kecuali oleh orang musyrikin. 
Tetapi Sunatullah telah berlaku dan akan terus berlaku bahwa Dia selalu menghancurkan dan menghapuskan yang batil serta menguatkan yang hak dan menanamkan hakikat yang hak itu di kalangan manusia sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Nya. Itulah sebabnya agama yang dibawa oleh Muhammad saw makin hari makin bertambah kuat dan mantap, makin tersebar luas serta semakin bertambah banyak penganutnya. 
Allah SWT Maha Mengetahui semua yang tersimpan dalam hati, tidak ada tersembunyi bagi Nya, maka berlakulah segala sesuatu berdasarkan ilmu Allah, yang amat luas, meliputi segala sesuatunya.

Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,(QS. 42:25)

Surah Asy Syuura 25 
وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ (25) 
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia lah yang menerima tobat hamba Nya memaafkan perbuatan dosa dan kejahatan. Sayyidina Ali r.a pernah ditanya tentang tobat. Beliau menjawab: "Tobat itu ada enam macam. 
1. Menyesali perbuatan maksiat yang telah dikerjakan pada masa yang lalu. 
2. Mengerjakan ibadah wajib yang telah ditinggalkan. 
3. Mengembalikan hak orang yang telah diambil secara zalim. 
4. Memaksakan diri merasakan pahitnya taat sebagaimana merasakan manisnya maksiat. 
5. Menghancurkan nafsunya di dalam ketaatan sebagaimana ia telah memanjakannya dengan berbuat maksiat. 
6. Menangis sebagai ganti gelak tawa yang pernah dilakukannya. 
Ayat ini ditutup dengan penjelasan bahwa Allah itu Maha Mengampuni segala dosa dan mengetahui segala apa yang dikerjakan hamba Nya baik berupa kebaikan maupun berupa kejahatan, lalu dibalas mereka itu dengan pahala dan siksa.

dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunian-Nya. Dan orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang sangat keras.(QS. 42:26)

Surah Asy Syuura 26 
وَيَسْتَجِيبُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَيَزِيدُهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَالْكَافِرُونَ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ (26) 
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia senantiasa memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan menambah bagi mereka pahala dan karunia, sebagaimana firman Allah SWT: 

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ 
Artinya 
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu". (Q.S. Mu'min: 60) 
Orang-orang kafir di kemudian hari nanti mendapat azab yang sangat keras dan pedih dan doa mereka tidak akan diterima, sebagaimana firman Allah SWT: 

وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ 
Artinya: 
Dan tiadalah doa (ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.(Q.S. Ar Ra'd: 14)

Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat(QS. 42:27)

Surah Asy Syuura 27 
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ (27) 
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa dia tidak akan memberi hamba Nya rezeki yang berlimpah-limpah, jika pemberian itu berakibat membawa mereka kepada keangkuhan dan ketakaburan, sebagaimana firman Allah SWT: 

كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى (6) أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى (7) 
Artinya: 
Ketahuilah sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas karena dia melihat dirinya serba cukup (kaya). (Q.S. al Alaq: 6-7) 
Cukuplah kiranya Karun dan Firaun menjadi contoh yang buruk dalam hal ini. Tetapi Allah akan memberi mereka rezeki sekadar yang akan mendatangkan kebaikan kepada mereka. Mungkin Dia menjadikan hamba Nya kaya karena yang demikian itulah yang layak bagi mereka dan akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Sebaliknya Dia akan menjadikan hamba Nya miskin karena di sana terletak kebahagiaan dan kebaikan mereka, sebagaimana dijelaskan hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Anas ra.: 

وَ إِنَّ مِنْ عِبَادِي مُوْسِرٌ مَنْ لَا يَصْلُحُهُ إلَّا الْغِنَى وَلَوْ أَفْقَرْتُهُ لَأَفْسَدْتُ عَلَيْهِ دِيْنَهُ وَ إِنَّ مِنْ عِبَادِي مَنْ لَا يَصْلُحُهُ إلَّا الْفَقْرُ وَلَوْ أَغْنَيْتُهُ لَأَفْسَدْتُ عَلَيْهِ دِيْنَهُ 
Artinya: 
Dan sebagian hamba Ku ada yang kaya yang tidak dapat menjadikannya baik kecuali kekayaan, kalau Aku memakirkannya niscaya Aku merusak agamanya. Dan sebagian hamba Ku ada orang yang tidak baik kecuali kemiskinan, kalau Aku mengayakannya niscaya Aku merusak agamanya". (H.R. Anas r.a) 
Abu Hani Al Khaulany berkata: "Saya mendengar Amr bin Khurait dan lainnya mengatakan bahwasanya ayat ini (ayat 27 ini ) diturunkan kepada ahlussuffah (penghuni beranda mesjid Nabi di Madinah); mereka bercita-cita memiliki harta benda (yang bertumpuk-tumpuk), mereka mencita-citakan kemegahan dunia.

Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.(QS. 42:28)

Surah Asy Syuura 28 
وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ (28) 
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia lah yang menurunkan hujan dari langit, membantu mereka yang telah berputus asa karena air yang diharapkan datang dari langit tak kunjung datang, dan Dia lah yang memberkahi hujan itu dan mendatangkan manfaat yang banyak serta menjadikan tanah subur. Dia lah yang menguasai urusan hamba Nya, memberikan mereka maslahat. Dia lah yang wajib dipuji atas rahmat yang telah dikaruniakan kepada mereka. 
Berkata Qatadah: "Dikatakan kepada kita bahwa seorang laki-laki berkata kepada Umar bin Khattab ra : "Hujan tidak turun, manusia sudah putus asa wahai Amirul Mukminin. Sayyidina Umar menjawab: "Engkau sekalian akan dikaruniai hujan", lalu beliau membaca ayat ini.

Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.(QS. 42:29)

Surah Asy Syuura 29 
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِنْ دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاءُ قَدِيرٌ (29) 
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa sebagian dari tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Nya ialah diciptakan Nya langit dan bumi serta apa yang tersebar pada keduanya seperti binatang yang melata dan bergerak termasuk manusia dan semua hewan dengan berbagai bentuk corak warnanya, termasuk pula manusia dan jin. Dia kuasa mengumpulkan di hari kemudian, baik yang datang lebih dulu maupun yang datang kemudian, begitu juga makhluk yang lain; di padang Mahsyar kemudian Dia akan memberikan balasan kepada mereka dengan seadil-adilnya. 
Dia Maha Halus dan Maha Mengetahui. Firman Allah SWT: 

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ (14) 
Artinya: 
Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? (Q.S. Al Mulk: 14)

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).(QS. 42:30)

Surah Asy Syuura 30 
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ (30) 
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa apa yang menimpa manusia di dunia berupa bencana penyakit dan lain-lainnya adalah akibat perbuatan mereka sendiri, perbuatan maksiat yang telah dilakukannya dan dosa yang telah dikerjakannya sebagaimana sabda Nabi saw: 

مَا أَصَابَكُمْ مِنْ مَرَضٍ أَوْ عَفْوٍ بِهِ أَوْ بَلَاءٍ فِي الدُّنْيَا فَبِمَا كَسَبَتْ أيْديْكُم 
Artinya: 
Apa saja yang menimpa kamu sekalian baik berupa penyakit, siksa maupun bencana di dunia, maka itu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri. (H.R. Tirmizi dari Ali r.a) 
Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa Allah SWT mengampuni sebagian besar dari kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat hamba Nya sebagai satu rahmat besar yang dikaruniakan Allah kepada hamba Nya, karena kalau tidak, niscaya manusia akan dihancurkan sesuai dengan timbunan dosa yang telah diperbuat mereka, sebagaimana firman Allah SWT: 

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى 
Artinya: 
Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan Nya di muka bumi sesuatu makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. (Q.S. An Nahl: 61) 
Dan firman-Nya: 

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى 
Artinya: 
Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan oleh usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun, akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka sampai waktu yang ditentukan. (Q.S. Fatir: 45)

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                        DAFTAR SURAH AS-SYURA>>
COPAS FROM:

1 komentar: