[TAFSIR-QS:42] : as-Syura
Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong selain Allah.(QS. 42:31)
Surah Asy Syuura 31
وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ (31)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa manusia itu tidak akan dapat melepaskan diri dan tidak akan dapat mengelak dari azab Allah, di dunia ini dan di manapun mereka berada. Mereka tidak akan memperoleh pelindung karena hanya Allah yang akan dapat melindungi mereka dari azab yang akan menimpa mereka akibat maksiat yang telah diperbuatnya, dan tidak akan mendapat penolong selain dari Allah apabila mereka mendapat azab. Oleh karena itu, selayaknyalah manusia itu menjauhkan diri dari maksiat dan tidak menyalahi perintah Nya karena tidak ada seorang pun yang dapat menolak azab Allah, apabila Dia telah menjatuhkan Nya kepada hamba Nya. Kalaulah manusia yang bergelimang dosa itu tidak diazab di dunia, janganlah dikira bahwa itu adalah karena kekuasaan atau keperkasaan seseorang, tetapi adalah karena Allah menghendaki yang demikian itu agar mereka mendapat siksaan lebih keras dan lebih pedih di akhirat sehagaimana firman Allah SWT:
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (178)
Artinya:
Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka, adalah baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan. (Q.S. Ali Imran: 178)
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung.(QS. 42:32)
Surah Asy Syuura 32
وَمِنْ آيَاتِهِ الْجَوَارِي فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ (32)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa sebagian dari tanda-tanda kekuasaan, kebesaran dan keperkasaan Nya ialah ditundukkan Nya laut hingga berlayar kapal di atasnya laksana gunung besar atau satu perkampungan di atas air.
Jika Dia menghendaki Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur,(QS. 42:33)
Surah Asy Syuura 33
إِنْ يَشَأْ يُسْكِنِ الرِّيحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلَى ظَهْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ (33)
Seandainya Allah SWT menghendaki kapal yang berlayar tadi tidak dapat berlayar lagi, maka Dia akan menahan angin yang mendorong kapal tadi bergerak dan berlayar, dan tinggallah kapal itu tetap di permukaan air tidak dapat maju dan tidak dapat mundur. Orang-orang yang dapat mengerti dan menyadari hal ini ialah orang-orang yang mempunyai pandangan luas, sabar dan patuh kepada perintah Allah dan senantiasa mensyukuri nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya. Dan tidak sedikit orang-orang yang menganggap bahwa halilintar termasuk tanda-tanda kekuasaan itu. Adanya bencana yang terjadi pada suatu tempat berupa gempa bumi, tanah longsor, ombak yang menghanyutkan dan membinasakan, dan lain-lain dianggapnya semua itu hanya kejadian alami, tidak ada hubungan sedikit pun dengan kekuasaan Allah SWT.
Camkan firman Allah SWT:
وَكَأَيِّنْ مِنْ آيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ (105)
Artinya:
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui, sedangkan mereka berpaling dari padanya. (Q.S. Yusuf: 105)
patau kapal-kapal itu dibinasakan-Nya karena perbuatan mereka atau Dia memberi maaf sebagian besar dari (mereka).(QS. 42:34)
Surah Asy Syuura 34
أَوْ يُوبِقْهُنَّ بِمَا كَسَبُوا وَيَعْفُ عَنْ كَثِيرٍ (34)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa selain Dia kuasa membekukan air laut atau menahan angin sehingga kapal itu tidak dapat beranjak dari tempatnya, Dia juga kuasa mengirimkan angin topan yang menjadikan kapal yang berlayar itu oleng, tak menentu arah yang ditempuh, tak akan sampai sasaran yang dituju, akhirnya tenggelam ke dasar laut akibat penumpangnya yang bergelimang dosa. Tetapi, yang demikian itu jarang terjadi karena Allah telah memberi maaf dan mengampuni sebagian besar dari mereka, sehingga selamat mereka dalam perjalanannya mengarungi laut yang luas ke tempat yang dituju.
Dan supaya orang-orang yang membantah ayat-ayat (kekuasaan) Kami mengetahui bahwa mereka sekali-kali tidak akan memperoleh jalan ke luar (dari siksaan).(QS. 42:35)
Surah Asy Syuura 35
وَيَعْلَمَ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِنَا مَا لَهُمْ مِنْ مَحِيصٍ (35)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa hal-hal yang telah digambarkan di atas itu menunjukkan kekuasaan dan keperkasaan Nya; kiranya orang-orang yang selalu membantah dan tidak mau mengakui kekuasaan Allah dapat menyadari bahwa yang dapat memberikan manfaat dan mendatangkan mudarat tidak lain hanyalah Allah SWT dan kalau Dia menghendaki, maka tidak seorangpun yang dapat luput dan mendapat jalan keluar untuk menghindar dari azab yang telah ditetapkannya itu.
Maka sesuatu apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.(QS. 42:36)
وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ (31)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa manusia itu tidak akan dapat melepaskan diri dan tidak akan dapat mengelak dari azab Allah, di dunia ini dan di manapun mereka berada. Mereka tidak akan memperoleh pelindung karena hanya Allah yang akan dapat melindungi mereka dari azab yang akan menimpa mereka akibat maksiat yang telah diperbuatnya, dan tidak akan mendapat penolong selain dari Allah apabila mereka mendapat azab. Oleh karena itu, selayaknyalah manusia itu menjauhkan diri dari maksiat dan tidak menyalahi perintah Nya karena tidak ada seorang pun yang dapat menolak azab Allah, apabila Dia telah menjatuhkan Nya kepada hamba Nya. Kalaulah manusia yang bergelimang dosa itu tidak diazab di dunia, janganlah dikira bahwa itu adalah karena kekuasaan atau keperkasaan seseorang, tetapi adalah karena Allah menghendaki yang demikian itu agar mereka mendapat siksaan lebih keras dan lebih pedih di akhirat sehagaimana firman Allah SWT:
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (178)
Artinya:
Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka, adalah baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan. (Q.S. Ali Imran: 178)
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung.(QS. 42:32)
Surah Asy Syuura 32
وَمِنْ آيَاتِهِ الْجَوَارِي فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ (32)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa sebagian dari tanda-tanda kekuasaan, kebesaran dan keperkasaan Nya ialah ditundukkan Nya laut hingga berlayar kapal di atasnya laksana gunung besar atau satu perkampungan di atas air.
Jika Dia menghendaki Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur,(QS. 42:33)
Surah Asy Syuura 33
إِنْ يَشَأْ يُسْكِنِ الرِّيحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلَى ظَهْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ (33)
Seandainya Allah SWT menghendaki kapal yang berlayar tadi tidak dapat berlayar lagi, maka Dia akan menahan angin yang mendorong kapal tadi bergerak dan berlayar, dan tinggallah kapal itu tetap di permukaan air tidak dapat maju dan tidak dapat mundur. Orang-orang yang dapat mengerti dan menyadari hal ini ialah orang-orang yang mempunyai pandangan luas, sabar dan patuh kepada perintah Allah dan senantiasa mensyukuri nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya. Dan tidak sedikit orang-orang yang menganggap bahwa halilintar termasuk tanda-tanda kekuasaan itu. Adanya bencana yang terjadi pada suatu tempat berupa gempa bumi, tanah longsor, ombak yang menghanyutkan dan membinasakan, dan lain-lain dianggapnya semua itu hanya kejadian alami, tidak ada hubungan sedikit pun dengan kekuasaan Allah SWT.
Camkan firman Allah SWT:
وَكَأَيِّنْ مِنْ آيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ (105)
Artinya:
Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui, sedangkan mereka berpaling dari padanya. (Q.S. Yusuf: 105)
patau kapal-kapal itu dibinasakan-Nya karena perbuatan mereka atau Dia memberi maaf sebagian besar dari (mereka).(QS. 42:34)
Surah Asy Syuura 34
أَوْ يُوبِقْهُنَّ بِمَا كَسَبُوا وَيَعْفُ عَنْ كَثِيرٍ (34)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa selain Dia kuasa membekukan air laut atau menahan angin sehingga kapal itu tidak dapat beranjak dari tempatnya, Dia juga kuasa mengirimkan angin topan yang menjadikan kapal yang berlayar itu oleng, tak menentu arah yang ditempuh, tak akan sampai sasaran yang dituju, akhirnya tenggelam ke dasar laut akibat penumpangnya yang bergelimang dosa. Tetapi, yang demikian itu jarang terjadi karena Allah telah memberi maaf dan mengampuni sebagian besar dari mereka, sehingga selamat mereka dalam perjalanannya mengarungi laut yang luas ke tempat yang dituju.
Dan supaya orang-orang yang membantah ayat-ayat (kekuasaan) Kami mengetahui bahwa mereka sekali-kali tidak akan memperoleh jalan ke luar (dari siksaan).(QS. 42:35)
Surah Asy Syuura 35
وَيَعْلَمَ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِنَا مَا لَهُمْ مِنْ مَحِيصٍ (35)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa hal-hal yang telah digambarkan di atas itu menunjukkan kekuasaan dan keperkasaan Nya; kiranya orang-orang yang selalu membantah dan tidak mau mengakui kekuasaan Allah dapat menyadari bahwa yang dapat memberikan manfaat dan mendatangkan mudarat tidak lain hanyalah Allah SWT dan kalau Dia menghendaki, maka tidak seorangpun yang dapat luput dan mendapat jalan keluar untuk menghindar dari azab yang telah ditetapkannya itu.
Maka sesuatu apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.(QS. 42:36)
Asy Syuura 36
فَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى لِلَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (36)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa kesenangan hidup manusia baik berupa kekayaan, rezeki dan harta yang bertumpuk, maupun keturunan dan lain-lain adalah kesenangan yang tidak seberapa dan kurang artinya karena bagaimanapun menumpuknya harta, waktu untuk memilikinya terbatas; pada waktunya nanti akan berpisah karena kalau bukan manusia yang meninggalkannya, maka benda-benda itu sendiri yang akan meninggalkan dia, sedangkan pahala dan nikmat yang ada pada sisi Allah jauh lebih baik dibandingkan dengan kesenangan dan kemegahan dunia itu, karena yang ada pada Allah kekal dan abadi, sedangkan kesenangan dunia semuanya fana, akan lenyap. Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa kesenangan yang kekal dan abadi itu hanya untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya, orang-orang yang bertawakkal dan berserah diri kepada Tuhan yang telah memelihara dan berbuat baik kepada mereka.
Diriwayatkan bahwa ayat ini diturunkan mengenai Abu Bakar ra. yaitu ketika dia menyedekahkan seluruh harta bendanya yang oleh orang-orang Islam dia dicerca dan oleh orang-orang kafir perbuatannya itu dianggap salah dan keliru.
dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf.(QS. 42:37)
Surah Asy Syuura 37
وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ (37)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa yang termasuk akan memperoleh kesenangan kekal abadi di akhirat nanti ialah orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar seperti membunuh, berzina dan mencuri, serta menghindarkan hal-hal yang tidak dibenarkan syara', akal sehat, dan akhlak luhur baik berupa ucapan maupun berupa perbuatan, begitu juga orang-orang yang apabila datang amarahnya mereka diam menahan amarahnya, memaafkan hal-hal yang menyebabkan timbulnya amarahnya dan tidak ada dalam hatinya sedikit pun rasa dendam. Di dalam suatu hadis sahih diriwayatkan bahwa Rasulullah saw tidak pernah membela kepentingan dirinya kecuali apabila sesuatu yang terhormat di sisi Allah diinjak-injak dan dihinakan. Sifat pemaaf adalah sifat yang dekat kepada takwa dan memang diperintahkan Allah, sebagaimana firman Nya:
وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
Artinya:
Dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa (Q.S. Al Baqarah: 237)
Dan firman Nya:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ (199)
Artinya:
Jadilah engkau (seorang) pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (Q.S. Al A'raf: 199)
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Asy Syuura 37
وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ (37)
(Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji) yang mengharuskan pelakunya menjalani hukuman Hadd; lafal ayat ini merupakan 'Athful Ba'dh 'Alal Kull (dan apabila mereka marah mereka memberi maaf) maksudnya, mereka selalu bersikap maaf.
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Rabbnya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.(QS. 42:38)
Surah Asy Syuura 38
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (38)
Begitu pula halnya orang-orang yang menyambut baik panggilan Allah SWT kepada agama Nya seperti mengesakan Nya, menyucikan Zat Nya dari penyembahan selain Dia, mendirikan salat fardu pada waktunya dengan sempurna untuk membersihkan hati dari iktikad batil dan menjauhkan diri dari perbuatan mungkar, baik yang nampak maupun yang tidak nampak, selalu bermusyawarah untuk menentukan sikap di dalam menghadapi hal-hal yang pelik dan penting. Dalam ayat yang serupa artinya, Allah berfirman:
وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
Artinya:
Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. (Q.S. Ali Imran: 159)
Demikian pula menafkahkan rezeki yang diberikan Allah kepadanya di jalan Allah, membelanjakannya di jalan yang berguna dan bermanfaat ba perseorangan, masyarakat nusa dan bangsa.
Dalam ayat lain yang serupa Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. (Q.S. Al Baqarah: 254)
Dan firman Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ
Artinya:
Hai orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik. (Q.S. Al Baqarah: 267)
Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri.(QS. 42:39)
Surah Asy Syuura 39
وَالَّذِينَ إِذَا أَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُونَ (39)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa salah Satu sifat orang yang akan memperoleh kebahagiaan yang kekal abadi di akhirat ialah yang apabila ia diperlakukan dengan zalim, ia membela diri menangkis serangan yang ditujukan kepadanya. Orang yang suka mempelajari sejarah pertumbuhan dan perkembangan Islam akan mengetahui bahwa orang Islam itu tidak pernah menyerang lebih dahulu, tetapi mereka itu hanya menangkis serangan yang dilancarkan musuh kepada mereka, dan Allah selalu menolongnya. Dalam ayat lain yang serupa artinya Allah berfirman:
ذَلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ اللَّهُ
Artinya:
Demikianlah dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya. (Q.S. Al Hajj: 60)
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.(QS. 42:40)
Asy Syuura 40
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ (40)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa balasan atas suatu kejahatan yang diperbuat seseorang hendaklah dengan yang seimbang dengan kejahatan yang telah dilakukannya itu. Tidak dibenarkan oleh agama memberi balasan atas suatu kejahatan melebihi kejahatan yang diperbuat, atau melampaui batas.
Sesuai dengan ini firman Allah SWT sebagai berikut:
فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ
Artinya:
Barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadapmu. (Q.S. Al Baqarah: 194)
Di ayat lain Allah berfirman:
وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا
Artinya:
Dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya.
(Q.S. An Nahl: 126)
Sekalipun demikian, adalah lebih baik kalau kejahatan yang ditimpakan kepada kita itu, tidak kita balas, melainkan kita berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepada kita, karena yang demikian itu, Allah akan memberikan dan menyediakan pahalanya. Selain dari itu, memaafkan orang yang berbuat jahat kepada kita adalah penebus dosa, sebagaimana firman Allah SWT:
وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ
Artinya:
Dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barang siapa yang melepaskan (hak kisas)nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya.(Q.S. Al-Maidah: 45)
Ayat 40 ini ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang zalim yang melampaui batas di dalam melakukan pembalasan atas kejahatan yang ditimpakan kepadanya.
فَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى لِلَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (36)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa kesenangan hidup manusia baik berupa kekayaan, rezeki dan harta yang bertumpuk, maupun keturunan dan lain-lain adalah kesenangan yang tidak seberapa dan kurang artinya karena bagaimanapun menumpuknya harta, waktu untuk memilikinya terbatas; pada waktunya nanti akan berpisah karena kalau bukan manusia yang meninggalkannya, maka benda-benda itu sendiri yang akan meninggalkan dia, sedangkan pahala dan nikmat yang ada pada sisi Allah jauh lebih baik dibandingkan dengan kesenangan dan kemegahan dunia itu, karena yang ada pada Allah kekal dan abadi, sedangkan kesenangan dunia semuanya fana, akan lenyap. Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa kesenangan yang kekal dan abadi itu hanya untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya, orang-orang yang bertawakkal dan berserah diri kepada Tuhan yang telah memelihara dan berbuat baik kepada mereka.
Diriwayatkan bahwa ayat ini diturunkan mengenai Abu Bakar ra. yaitu ketika dia menyedekahkan seluruh harta bendanya yang oleh orang-orang Islam dia dicerca dan oleh orang-orang kafir perbuatannya itu dianggap salah dan keliru.
dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf.(QS. 42:37)
Surah Asy Syuura 37
وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ (37)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa yang termasuk akan memperoleh kesenangan kekal abadi di akhirat nanti ialah orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar seperti membunuh, berzina dan mencuri, serta menghindarkan hal-hal yang tidak dibenarkan syara', akal sehat, dan akhlak luhur baik berupa ucapan maupun berupa perbuatan, begitu juga orang-orang yang apabila datang amarahnya mereka diam menahan amarahnya, memaafkan hal-hal yang menyebabkan timbulnya amarahnya dan tidak ada dalam hatinya sedikit pun rasa dendam. Di dalam suatu hadis sahih diriwayatkan bahwa Rasulullah saw tidak pernah membela kepentingan dirinya kecuali apabila sesuatu yang terhormat di sisi Allah diinjak-injak dan dihinakan. Sifat pemaaf adalah sifat yang dekat kepada takwa dan memang diperintahkan Allah, sebagaimana firman Nya:
وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
Artinya:
Dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa (Q.S. Al Baqarah: 237)
Dan firman Nya:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ (199)
Artinya:
Jadilah engkau (seorang) pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (Q.S. Al A'raf: 199)
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Asy Syuura 37
وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ (37)
(Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji) yang mengharuskan pelakunya menjalani hukuman Hadd; lafal ayat ini merupakan 'Athful Ba'dh 'Alal Kull (dan apabila mereka marah mereka memberi maaf) maksudnya, mereka selalu bersikap maaf.
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Rabbnya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.(QS. 42:38)
Surah Asy Syuura 38
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (38)
Begitu pula halnya orang-orang yang menyambut baik panggilan Allah SWT kepada agama Nya seperti mengesakan Nya, menyucikan Zat Nya dari penyembahan selain Dia, mendirikan salat fardu pada waktunya dengan sempurna untuk membersihkan hati dari iktikad batil dan menjauhkan diri dari perbuatan mungkar, baik yang nampak maupun yang tidak nampak, selalu bermusyawarah untuk menentukan sikap di dalam menghadapi hal-hal yang pelik dan penting. Dalam ayat yang serupa artinya, Allah berfirman:
وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
Artinya:
Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. (Q.S. Ali Imran: 159)
Demikian pula menafkahkan rezeki yang diberikan Allah kepadanya di jalan Allah, membelanjakannya di jalan yang berguna dan bermanfaat ba perseorangan, masyarakat nusa dan bangsa.
Dalam ayat lain yang serupa Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. (Q.S. Al Baqarah: 254)
Dan firman Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ
Artinya:
Hai orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik. (Q.S. Al Baqarah: 267)
Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri.(QS. 42:39)
Surah Asy Syuura 39
وَالَّذِينَ إِذَا أَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُونَ (39)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa salah Satu sifat orang yang akan memperoleh kebahagiaan yang kekal abadi di akhirat ialah yang apabila ia diperlakukan dengan zalim, ia membela diri menangkis serangan yang ditujukan kepadanya. Orang yang suka mempelajari sejarah pertumbuhan dan perkembangan Islam akan mengetahui bahwa orang Islam itu tidak pernah menyerang lebih dahulu, tetapi mereka itu hanya menangkis serangan yang dilancarkan musuh kepada mereka, dan Allah selalu menolongnya. Dalam ayat lain yang serupa artinya Allah berfirman:
ذَلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ اللَّهُ
Artinya:
Demikianlah dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya (lagi), pasti Allah akan menolongnya. (Q.S. Al Hajj: 60)
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.(QS. 42:40)
Asy Syuura 40
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ (40)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa balasan atas suatu kejahatan yang diperbuat seseorang hendaklah dengan yang seimbang dengan kejahatan yang telah dilakukannya itu. Tidak dibenarkan oleh agama memberi balasan atas suatu kejahatan melebihi kejahatan yang diperbuat, atau melampaui batas.
Sesuai dengan ini firman Allah SWT sebagai berikut:
فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ
Artinya:
Barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadapmu. (Q.S. Al Baqarah: 194)
Di ayat lain Allah berfirman:
وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا
Artinya:
Dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya.
(Q.S. An Nahl: 126)
Sekalipun demikian, adalah lebih baik kalau kejahatan yang ditimpakan kepada kita itu, tidak kita balas, melainkan kita berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepada kita, karena yang demikian itu, Allah akan memberikan dan menyediakan pahalanya. Selain dari itu, memaafkan orang yang berbuat jahat kepada kita adalah penebus dosa, sebagaimana firman Allah SWT:
وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ
Artinya:
Dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barang siapa yang melepaskan (hak kisas)nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya.(Q.S. Al-Maidah: 45)
Ayat 40 ini ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang zalim yang melampaui batas di dalam melakukan pembalasan atas kejahatan yang ditimpakan kepadanya.
Great blog, Thanks.
BalasHapusHe is a man from Jannah , Angels of Allah, KHALID BIN WALID TAKES POISON, The Supplication of Musa, Who is ad-Dayuth?, Ask Allah for everything, True Story of Prophet Yunus, learn quran online, learn quran online uk, quran teacher online,
quran teacher needed, need quran teacher online