<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH DAFTAR SURAH AL-'ANKABUT>>
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=1&SuratKe=29
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 11
وَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنَافِقِينَ (11) Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman; dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik.(QS. 29:11)
Allah memperingatkan sikap orang-orang yang demikian dan menegaskan bahwa Dia mengetahui segala sesuatu yang tergores dalam (hati) orang tersebut. Tidak ada sedikitpun yang tersembunyi bagi Dia hal ihwal mereka. Ringkasnya orang-orang munafik tersebut telah diketahui Allah bagaimana hati mereka yang sebenarnya sekalipun mereka senantiasa menyatakan imannya. Yang jelas Allah tidak mungkin dapat mereka tipu dengan cara demikian. Fitnah dalam bentuk cobaan dan siksaan tersebut tidak lain hanyalah untuk menyisihkan orang-orang yang beriman itu, mana yang sungguh-sungguh murni keyakinannya dan siapa pula yang berjiwa munafik (hipokrit). Orang yang betul-betul beriman akan menaati Allah dalam keadaan bagaimanapun, waktu lapang atau sedang kesusahan. Mereka yang tabah dan saber menghadapi penderitaan itu akan memperoleh kemenangan dan pahala yang setimpal dari Allah. Sebaliknya orang munafik, kembali akan mendurhakainya, bila sedang ditimpa cobaan itu atau kalau merasakan beban dan kewajiban yang dipikulkan kepadanya sangat memberatkan, sehingga hati mereka tidak tahan mengerjakannya. Keterangan selanjutnya dapat dilihat pada ayat 12 surat ini, dan pada ayat:
ما كان الله ليذر المؤمنين على ما أنتم عليه حتى يميز الخبيث من الطيب وما كان الله ليطلعكم على الغيب ولكن الله يجتبي من رسله من يشاء فآمنوا بالله ورسله وإن تؤمنوا وتتقوا فلكم أجر عظيم
Artinya:
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dan yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang gaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki Nya di antara Rasul-rasul Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan Rasul-rasul Nya; Dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar. (Q.S. Ali Imran: 179)
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Ankabuut 11
وَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنَافِقِينَ (11)
(Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman) maksudnya mengenai hati mereka (dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik) maka kelak Dia akan membalas masing-masing golongan itu. Lam yang terdapat pada kedua Fi'il ayat ini menunjukkan makna Qasam.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 12
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا اتَّبِعُوا سَبِيلَنَا وَلْنَحْمِلْ خَطَايَاكُمْ وَمَا هُمْ بِحَامِلِينَ مِنْ خَطَايَاهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (12)
Menurut Mujahid, ayat ini diturunkan untuk mengungkapkan usaha-usaha orang Quraisy membujuk kaumnya yang telah beriman dengan mengatakan: "Kami dan kamu tidak akan dibangkitkan kembali". Karena itu ikutilah langkah-langkah kami. Andaikata kamu berdosa lantaran pekerjaan ini, kamilah yang memikul dosa itu". Oleh karena itu Allah memperingatkan orang-orang beriman bahwa orang-orang kafir itu berdusta. Sebab pada Hari Kiamat kelak, tidak ada seorangpun diperkenankan memikul dosa orang lain. Allah menegaskan:
ولا تزر وازرة وزر أخرى وإن تدع مثقلة إلى حملها لا يحمل منه شيء ولو كان ذا قربى
Artinya:
Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. (Q.S. Fatir: 18)
Dan firman Allah:
يبصرونهم يود المجرم لو يفتدي من عذاب يومئذ ببنيه
Artinya:
Sedang mereka saling melihat. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya. (Q.S. Al Ma'arij: 11)
Keterangan tentang ini diperkuat-lagi bahagian akhir ayat ini bahwa mereka itu adalah orang-orang behong. Imam Az Zamakhsyary menafsirkan bahwa di antara mereka yang mengajak rekan-rekannya berbuat dosa itu terdapat juga orang-orang yang mengaku beragama Islam. Mereka menjanjikan untuk menanggung siksaannya sehingga orang-orang bodoh dan lemah imannya tergoda dengan bujukan dan rayuan halus itu.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Ankabuut 12
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا اتَّبِعُوا سَبِيلَنَا وَلْنَحْمِلْ خَطَايَاكُمْ وَمَا هُمْ بِحَامِلِينَ مِنْ خَطَايَاهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (12) Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman: `Ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu`, dan mereka (sendiri) sedikitpun tidak (sanggup), memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta.(QS. 29:12)
(Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang beriman, "Ikutilah jalan kami) maksudnya cara mereka dalam beragama (dan nanti kami akan memikul dosa-dosa kalian") karena kalian menuruti kami jika memang kalian berdosa. Lafal Amar sekali pun sebagai kalimat Insya' akan tetapi menunjukkan makna Khabar atau kalimat berita. Maka Allah berfirman (dan mereka sendiri sedikit pun tidak sanggup memikul dosa-dosa mereka. Sesungguhnya mereka adalah benar-benar pendusta) dalam perkataannya itu.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 13
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ (13) Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan.(QS. 29:13)
Terhadap ajakan dan bujukan orang-orang kafir itu Allah menegaskan pula bahwa tidak ada gunanya bagi diri mereka sendiri rayuan-rayuan tersebut. Bujukan tersebut diuraikan Allah dalam usaha-usaha mengajak orang lain kepada kekafiran dan kesesatan itu harus mereka tanggung dosanya dan orang yang melakukan karena bujukannya. Namun orang yang melakukannya sendiri tidak akan berkurang dosanya sekalipun pengajaknya dahulu dilipat gandakan siksaannya. Pada ayat ini ditegaskan pula sebagai berikut:
ليحملوا أوزارهم كاملة يوم القيامة ومن أوزار الذين يضلونهم بغير علم ألا ساء ما يزرون
Artinya
(Ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan) Ingatlah, amat buruklah dosa) yang mereka pikul itu. (Q.S. An Nahl: 25)
Dalam sebuah hadis Sahih dijelaskan lagi:
من دعا إلى هدى كان له من الأجر مثل أجور من اتبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا, ومن دعا إلى ضلالة كان عليه من الإثم مثل آثام من اتبعه لا ينقص ذلك من آثامهم شيئا.
Artinya:
Siapa yang mengajak seseorang kepada petunjuk (Tuhan) ia akan memperoleh pahala sebanyak yang diperoleh oleh orang yang mengamalkan petunjuk itu tanpa dikurangi sedikitpun pahalanya (sampai Kiamat) dan siapa yang mendorong seseorang kepada kesesatan baginya dosa sebanyak dosa orang yang mengikuti kesesatan itu (sampai Hari Kiamat) tanpa dikurangi sedikitpun dosanya. (Lihat Al Maragi Jilid VII Juz XXII, halaman 122)
Pada akhir ayat ini Allah menegaskan bahwa di hari kemudian kelak mereka akan dimintai pertanggungan jawabnya tentang kebohongan yang mereka perbuat di dunia. Kepadanya ditanyakan pertanyaan-pertanyaan yang menghina dan mengejek tentang orang-orang yang telah mereka tipu dengan kebohongannya, sehingga ia menjadi sesat.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Ankabuut 13
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ (13)
(Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban mereka) dosa-dosa mereka (dan beban-beban dosa yang lain di samping beban-beban dasa mereka sendiri) disebabkan perkataan mereka kepada orang-orang yang beriman, sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya tadi, yaitu, "Ikutilah jalan kami", dan juga disebabkan penyesatan yang mereka lakukan kepada orang-orang yang mengikuti mereka (dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa-apa yang selalu mereka ada-adakan) yakni kedustaan mereka terhadap Allah. Pertanyaan ini menunjukkan nada celaan, dan huruf Lam yang terdapat pada kedua Fi'il tadi menunjukkan makna Qasam, sedangkan Fa'il masing-masing yaitu berupa Wau Dhamir Jamak dibuang, dan demikian pula huruf Nun alamat Rafa'nya.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 14
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ (14) Maka kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.(QS. 29:15)
Kisah para Nabi itu dimulai dengan menceritakan riwayat perjuangan Nabi Nuh as. Beliau adalah bapak para Nabi. Ia berdakwah menyeru kaumnya supaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa dan mempercayai kerasulannya selama sembilan ratus lima puluh tahun. Namun tidak bosan-bosannya mengajak mereka, baik siang maupun malam. Kadang-kadang dengan suara yang lemah lembut, tetapi sering juga dengan suara keras menyampaikan ancaman Allah terhadap kekafiran mereka. Akan tetapi usaha beliau tidak kunjung berhasil. Hanya segelintir saja di antara mereka yang mau beriman kepada Nuh. Selebihnya menolak dan mendustakan beliau. Karena itu Allah menyiksa mereka. Dikirimlah siksaan yang disebut "Taufan Nabi Nuh", yakni berupa banjir yang menenggelamkan mereka semua. Tidak seorangpun yang selamat dari siksaan Allah itu kecuali orang yang beriman yang ikut dalam bahtera Nuh.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 16
وَإِبْرَاهِيمَ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (16) Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: `Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.(QS. 29:16)
Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menceritakan kepada umatnya kisah Nabi Ibrahim as. Setelah Ibrahim as dewasa, dan sempurna pertumbuhan akalnya, sanggup untuk berpikir dan menganalisa sesuatu dengan obyektif, dan telah memungkinkan untuk mencapai derajat kenabian yang sempurna, maka mulailah ia mencurahkan perhatiannya menyeru manusia menerima kebenaran yang dibawanya. Ia mengajak mereka untuk meng Esakan Allah dalam ibadah dan membersihkan diri dari segala bentuk kemusyrikan. Ikhlas dalam mengabdi kepada Allah baik waktu sendirian ataupun di hadapan orang banyak. Menjauhkan murka Tuhan dengan melaksanakan segala tugas dan kewajiban yang diperintahkan-Nya, serta menjauhkan segala larangan-Nya. Semuanya itu merupakan perintah Tuhan yang harus disampaikan oleh Ibrahim as kepada kaumnya. Semua yang disampaikan itu adalah yang terbaik andaikata mereka mempunyai sedikit ilmu pengetahuan. Dengan ilmu itu dapat mereka bedakan antara yang baik dan yang buruk. Dan bagaimana mencari atau memperoleh kemanfaatan sebanyak-banyaknya untuk dunia dan akhirat. Kemudian Ibrahim as menunjukkan kepada mereka tentang kesengsaraan yang menimpa orang yang mencari tuhan selain Allah.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 17
إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (17) Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.(QS. 29:17)
Allah telah menegaskan bahwa sesembahan selain Allah itu sudah jelas merupakan hasil ciptaan tangan manusia itu sendiri. tetapi mereka berdusta dengan menganggapnya itulah tuhan yang sebenarnya. Lebih dari itu hasil ciptaan mereka yang berbentuk patung dan berhala itu menurut kepercayaan mereka sanggup memberi manfaat (keuntungan) kepada mereka. Kemudian Ibrahim as mencela dan mengecam mereka bahwa patung-patung itu sedikitpun tidak sanggup memberi rezeki kepada mereka. Sebab rezeki itu adalah wewenang mutlak yang hanya dimiliki oleh Allah saja. Karena itu dianjurkan kepada mereka supaya memohon rezeki dan penghasilan itu hanya kepada Allah saja, dan mensyukuri-Nya jika yang diminta itu telah diperkenankan-Nya. Allah sajalah yang mendatangkan rezeki bagi manusia serta memberi nikmat para hamba Nya. Sesudah itu kepada Nyalah manusia akan dikembalikan, di mana manusia dianjurkan untuk mencari keridaan Nya dengan jalan mendekatkan diri kepada-Nya. Ayat ini ditutup dengan lafal "kepada-Nyalah kamu dikembalikan" artinya bersiap-siaplah kamu menemui Tuhan itu dengan beribadah dan bersyukur. Kepadamu akan dimintai pertanggung jawaban atas segala amal perbuatanmu itu. Juga tentang nikmat yang kamu terima, serta rezeki yang kamu makan.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 18
وَإِنْ تُكَذِّبُوا فَقَدْ كَذَّبَ أُمَمٌ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (18) Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya.(QS. 29:18)
Setelah menjelaskan itu semua kembali Ibrahim memperingatkan kaumnya bahwa jika membenarkan apa yang telah disampaikan kepada mereka, pastilah mereka akan berbahagia, sebaliknya kepada mereka akan turun mudarat dan kesengsaraan jika mereka tetap mendustakan yang disampaikan itu, dan tidak menimbulkan kerugian sedikitpun kepada Ibrahim sendiri. Itulah suatu kewajaran, sebab orang-orang sebelum mereka juga banyak yang mendustakan para Rasul utusan Tuhan itu Ingatlah yang telah dialami umat Nabi Nuh umat Nabi Hud dan Nabi Saleh, semua mereka telah disiksa Tuhan akibat kedurhakaan mereka dan Allah telah menyelamatkan orang-orang yang beriman beserta para Rasul itu semua.
Akhirnya ayat ini diakhiri dengan penegasan tugas dan misi Rasul tersebut, yakni menyampaikan kebenaran yang nyata kepada umat manusia. Andaikata mereka itu mau membenarkannya, maka itupun tidak membawa akibat apa-apa kepada diri Rasul itu sendiri. Tidaklah perlu diragui lagi kebenaran dan kejujuran mereka. Tidaklah ada wewenang yang diberikan Allah kepada setiap Rasul itu untuk memaksa manusia mempercayainya. Sebab apakah mereka mau membenarkannya atau tetap mendustakannya, adalah di luar tanggung jawabnya.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 19
أَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (19) Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. 29:19)
Sebagian ulama memandang ayat ini ditujukan kepada penduduk Mekah yang masih tidak mau beriman kepada Rasulullah. Tetapi jumhur mufassirin berpendapat bahwa ayat ini masih merupakan rangkaian dari peringatan Nabi Ibrahim as kepada kaumnya. Di sini Allah menegaskan bilamana orang-orang kafir masih tidak juga percaya kepada Allah Yang Maha Esa menurut apa yang disampaikan oleh para Rasul-Nya, maka mereka diajak untuk melihat dan memikirkan tentang proses kejadian diri mereka sendiri sejak dari permulaan sampai akhir. Allah menciptakan manusia mulai dari proses di rahim ibu selama enam atau sembilan bulan, atau lebih Kemudian setelah lahir dilengkapinya dengan pendengaran, penglihatan dan pikiran Untuk menjamin kehidupan, Allah memudahkan pula sumber-sumber rezeki yang diperolehnya guna menunjang kelestarian hidupnya. Apabila telah datang takdirnya, diwafatkan-Nyalah ia oleh malaikat yang ditugaskan untuk itu. Bagi Allah membangkitkan manusia itu adalah mudah seperti mudahnya, menciptakannya, Allah menegaskan dalam ayat lain, yaitu
وهو الذي يبدؤ الخلق ثم يعيده وهو أهون عليه وله المثل الأعلى في السموات والأرض وهو العزيز الحكيم
Artinya:
Dan Dia lah yang menciptakan (manusia) dan permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi Nya. Dan bagi-Nyalah sifat Yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Ar Rum: 27)
Tegasnya ayat ini memperingatkan bahwa sebenarnya manusia telah dapat memahami betapa mudahnya bagi Allah menciptakan manusia, akan tetapi kenapa justru mereka tidak mempercayai akan adanya Hari Bangkit padahal itu justru lebih mudah bagi-Nya?
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Ankabuut 19
أَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (19)
(Dan apakah mereka tidak memperhatikan) dapat dibaca Yarau dan Tarau, artinya memikirkan (bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya) lafal Yubdi-u menurut suatu qiraat dibaca Yabda-u berasal dari Bada-a, makna yang dimaksud bagaimana Allah menciptakan mereka dari permulaan (kemudian) Dia (mengulanginya kembali) maksudnya mengulangi penciptaan-Nya kembali sebagaimana permulaan Dia menciptakan mereka. (Sesungguhnya yang demikian itu) yaitu hal yang telah disebutkan mengenai penciptaan pertama dan penciptaan kedua (adalah mudah bagi Allah) dan kenapa mereka mengingkari adanya penciptaan yang kedua itu; yang dimaksud adalah hari berbangkit.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al 'Ankabuut 20
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنْشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (20) Katakanlah:` Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. 29:20)
Bilamana manusia masih belum juga memahami apa maksud ayat di atas Allah mengajukan suatu anjuran supaya mereka berjalan mengunjungi tempat-tempat lain seraya memperhatikan dan memikirkan betapa Allah menciptakan makhluk-Nya. Perhatikanlah susunan langit dan bumi, serta ribuan bintang yang gemerlapan, sebagian ada yang tetap pada posisinya, tetapi berputar pada garis orbitnya. Demikian juga di bumi, gunung-gunung dan daratan luas yang diciptakan Allah sebagai tempat hidup. Beraneka ragam tumbun-tumbuhan dan buah-buahan, sungai dan lautan yang terbentang luas. Semuanya bila direnungkan akan menyadarkan seseorang betapa Maha Kuasanya Allah Pencipta sekaliannya itu. Bila telah diperhatikan apa yang diperintahkan di atas, maka tanyailah diri sendiri, apakah patut kita tidak percaya bahwa untuk menghidupkan dan mematikan diri manusia yang lemah itu adalah suatu hal yang sangat mudah bagi-Nya? Lebih dari itu untuk membangkitkannya kembali dalam menempuh suatu kehidupan kedua (hari akhirat) juga masalah yang tidak sukar bagi Allah. Pada ayat lain Allah menjelaskan lagi:
سنريهم آياتنا في الآفاق وفي أنفسهم حتى يتبين لهم أنه الحق أو لم يكف بربك أنه على كل شيء شهيد
Artinya:
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar". Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?". (Q.S. Fussilat: 53)
Begitu juga kita jumpai ayat yang berbunyi:
ذلكم الله ربكم خالق كل شيء لا إله إلا هو فأنى تؤفكون
Artinya:
Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan? (Q.S. Al Mu'min: 62)
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al 'Ankabuut 20
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنْشِئُ النَّشْأَةَ الْآخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (20)
(Katakanlah, "Berjalanlah kalian di muka bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah memulai penciptaan-Nya) yakni menciptakan orang-orang yang sebelum kalian, kemudian Dia mematikan mereka (lalu Allah menjadikannya sekali lagi) dapat dibaca An Nasy-atal akhirata dan An Nasy-atal ukhra. (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) antara lain ialah memulai dan mengulanginya.