http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=5&SuratKe=27
Surah Al Qashash 61
أَفَمَنْ وَعَدْنَاهُ وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لَاقِيهِ كَمَنْ مَتَّعْنَاهُ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْمُحْضَرِينَ (61)
Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (syurga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi; kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?(QS. 28:61)
Susunan kata-kata dalam ayat ini, berbentuk pertanyaan untuk meyakinkan, sehingga orang-orang yang kafir itu dengan penuh kesadaran akan mengakui mana yang lebih baik. Apakah orang-orang yang akan dijanjikan Allah, apabila mereka itu taat kepada-Nya menuruti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya akan dikaruniai nikmat di akhirat nanti yang tidak pernah dilihat oleh mata, di dengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati seseorang. Manusia yang berjanji itu akan terpenuhi harapannya karena Allah itu selalu memenuhi janji-Nya dan tidak pernah menyalahi-Nya, sebagaimana firman-Nya di dalam Alquran:
إن الله لا يخلف الميعاد
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (Q.S. Ali Imran: 9)
Mana yang lebih baik antara orang-orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhkan larangan-Nya dengan orang-orang yang memilih kesenangan duniawi tetapi tidak menaati perintah Allah dan mengerjakan larangan-larangan-Nya. Menurut akal yang sehat, tentunya golongan pertama lebih baik dari golongan kedua. Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang kafir itu diberi kesenangan duniawi, tetapi di akhirat nanti dimasukkan ke dalam neraka, seburuk-buruk tempat tinggal sebagaimana firman Allah SWT:
إنها ساءت مستقرا ومقاما
Artinya:
Sesungguhnya Jahannam itu, seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (Q.S. Al Furqan: 66)
Sedang orang-orang mukmin yang sabar dan tabah menghadapi cobaan dunia yang tidak enteng itu, karena yakin akan janji Allah, tetapi di akhirat nanti mereka dimasukkan ke dalam surga tempat tinggal yang baik, peristirahatan yang indah, mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagaimana firman Allah SWT:
أصحاب الجنة يومئذ خير مستقرا وأحسن مقيلا
Artinya
Penghuni-penghuni surga pada hari itu, paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (Q.S. Al Furqan: 24)
Dan firman-Nya:
مثل الجنة التي وعد المتقون تجري من تحتها الأنهار أكلها دائم وظلها
Artinya:
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman) yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). (Q.S. Ar Ra'd: 35)
DEPAG / Surah Al Qashash 62
وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ (62)
Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: `Dimanakah sekutu-sekutu-Ku-xx yang dahulu kamu katakan?`(QS. 28:62)
Pada ayat ini Allah SWT menyuruh Rasul memperingatkan kaumnya tentang hari di mana Allah memanggil orang-orang yang menyesatkan manusia dan menghalang-halangi dari jalan Allah. Allah SWT akan berkata kepada mereka "Mana sekutu-sekutu-Ku ?" Mana Malaikat, Jin, binatang-binatang dan berhala-berhala yang kamu anggap sekutu-sekutu-Ku di dunia?. Dapatkah semuanya itu melepaskan dari azab yang menimpamu?, tentu tidak Hal ini dikemukakan, hanya sekedar penghinaan kepada mereka itu Sejalan dengan ayat ini Firman Allah SWT:
ولقد جئتمونا فرادى كما خلقناكم أول مرة وتركتم ما خولناكم وراء ظهوركم وما نرى معكم شفعاءكم الذين زعمتم أنهم فيكم شركاء لقد تقطع بينكم وضل عنكم ما كنتم تزعمون
Artinya:
Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan Kami tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tidak melihat besertamu pemberi syafaat yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). (Q.S. Al An'am: 94)
DEPAG / Surah Al Qashash 63
قَالَ الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ رَبَّنَا هَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَغْوَيْنَا أَغْوَيْنَاهُمْ كَمَا غَوَيْنَا تَبَرَّأْنَا إِلَيْكَ مَا كَانُوا إِيَّانَا يَعْبُدُونَ (63)
Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka: `Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat, kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami`.(QS. 28:63)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan jawaban tokoh-tokoh penyesat dan pengajak kepada kekafiran yang telah dipastikan mendapat kemurkaan Allah SWT dan yang telah diancam dengan firman Allah SWT:
لأملئن جهنم من الجنة والناس أجمعين
Artinya:
Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahanam itu dengan jin dan manusia bersama-sama. (Q.S. As Sajdah: 13)
Yang akhirnya masuklah mereka ke dalam neraka. Mereka berkata: "Wahai Tuhan kami, mereka itulah yang kami telah sesatkan sebagaimana kami juga sesat. Kami sekadar mengajak mereka lalu mereka mengiyakan ajakan kami yang menyesatkan itu, dengan kemauan sendiri sebagaimana juga kami sesat dengan kemauan sendiri, tidak ada paksaan sama sekali dari kami". Mereka diajak juga untuk beriman kepada Allah SWT, tetapi mereka itu tidak menggubrisnya sama sekali padahal ajakan itu adalah ajakan yang sebenarnya. Peristiwa semacam ini sama dengan peristiwa yang akan terjadi nanti di akhirat antara setan dan manusia yang telah disesatkannya itu, sebagaimana firman Allah SWT:
وقال الشيطان لما قضي الأمر إن الله وعدكم وعد الحق ووعدتكم فأخلفتكم وما كان لي عليكم من سلطان إلا أن دعوتكم فاستجبتم لي فلا تلوموني ولوموا أنفسكم
Artinya:
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu, lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri". (Q.S. Ibrahim: 22)
Pengakuan setan itu bahwa mereka itu mematuhi ajakan setan dengan kemauan mereka sendiri, bukan tekanan dari setan dikuatkan oleh firman Allah kepada lblis dikisahkan di dalam Alquran:
إن عبادي ليس لك عليهم سلطان إلا من اتبعك من الغاوين
Artinya:
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu yaitu orang-orang yang sesat. (Q.S. Al Hijr: 42)
Pemimpin-pemimpin mereka yang menyesatkan itu menyatakan tidak bertanggung jawab kepada Allah atas perbuatan pengikut-pengikutnya, dengan alasan bahwa mereka tidak menyembah kepadanya tetapi kepada berhala-berhala. Kejadian seperti ini dilukiskan juga dalam ayat yang lain sebagaimana firman Allah SWT:
إذ تبرأ الذين اتبعوا من الذين اتبعوا ورأوا العذاب وتقطعت بهم الأسباب
Artinya
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. (Q.S. Al Baqarah: 166)
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 63
قَالَ الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ رَبَّنَا هَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَغْوَيْنَا أَغْوَيْنَاهُمْ كَمَا غَوَيْنَا تَبَرَّأْنَا إِلَيْكَ مَا كَانُوا إِيَّانَا يَعْبُدُونَ (63)
(Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka) yakni mereka harus masuk ke dalam neraka, mereka adalah para pemimpin kesesatan, ("Ya Rabb kami! Mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu) lafal Haula-i adalah Mubtada dan Al Ladzina Aghwainahum adalah sifatnya (kami telah menyesatkan mereka) lafal ayat ini menjadi Khabarnya. Yaitu setelah kami sesatkan mereka, maka mereka pun tersesatlah (sebagaimana kami sendiri sesat) yakni, kami tidak memaksakan mereka untuk sesat (kami menyatakan berlepas diri kepada Engkau) dari mereka (mereka sekali-kali tidak menyembah kami") Ma di sini adalah Nafiyah, dan sengaja Maf'ulnya didahulukan demi untuk Fashilah, atau untuk memelihara keseragaman akhir ayat.
Surah Al Qashash 64
وَقِيلَ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَرَأَوُا الْعَذَابَ لَوْ أَنَّهُمْ كَانُوا يَهْتَدُونَ (
64)
Dikatakan (kepada mereka): `Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu`, lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan (seruan) mereka, lalu mereka melihat azab. (Mereka ketika itu berkeinginan) kiranya mereka dahulu menerima petunjuk.(QS. 28:64)
Pada ayat ini diterangkan bahwa penyekutu-penyekutu Allah dengan tuhan-tuhan dan sembahan-sembahan lain di dunia ini, di suruh memanggil tuhan-tuhan mereka yang dijadikan sekutu Allah untuk menolak azab yang menimpa mereka. Ketika mereka itu memanggil sekutu-sekutu mereka, tentunya tidak bisa menjawab karena tidak berdaya sedikitpun. Hal ini dilakukan hanya untuk memperlihatkan kebodohan mereka yang disaksikan oleh segenap yang berada di akhirat nanti itu. Setelah mereka, baik yang memanggil maupun yang dipanggil yakin bahwa mereka itu akan diseret ke neraka karena dosa-dosa mereka, di mana tidak ada kemungkinan mengelak dan berpaling dari padanya ke tempat lain, sebagaimana firman Allah SWT:
ورأى المجرمون النار فظنوا أنهم مواقعوها ولم يجدوا عنها مصرفا
Artinya:
Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling daripadanya. (Q.S. Al Kahfi: 53)
Dan setelah melihat azab yang akan menimpa mereka, ketika itu mereka berkeinginan kiranya dahulu waktu masih hidup di dunia mereka menerima petunjuk dan beriman kepada Allah SWT, tetapi keinginan itu, hanya merupakan angan-angan yang tidak mungkin terlaksana.
Surah Al Qashash 65 - 66
وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَا أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ (65) فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ الْأَنْبَاءُ يَوْمَئِذٍ فَهُمْ لَا يَتَسَاءَلُونَ (66)
Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka seraya berkata: `Apakah jawabanmu kepada para rasul?`(QS. 28:65)
Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu mereka tidak saling tanya menanya.(QS. 28:66)
Sesudah dinyatakan kepada mereka tindakan mereka mempersekutukan Allah SWT, sebagai cercaan atas perbuatannya itu, pada ayat ini dinyatakan pula kepada mereka tentang bagaimana cara mereka itu menyambut seruan para Rasul yang menyeru mereka untuk membersihkan diri dari penyembahan berhala, dan mengajak beraqidah tauhid, mengesakan Allah SWT. Mereka diam seribu bahasa tak dapat mengemukakan sedikitpun alasan sebagai jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan kepada mereka. Mereka bingung tak tahu apa yang mesti dikatakan, karena itu mereka saling tanya menanya, saling tegur menegur sebagaimana biasanya orang-orang yang menghadapi kesulitan dan kesukaran. Oleh karena itu mereka tertunduk karena rasa malu dan penyesalan. Kalau para Rasul gugup menjawab pertanyaan yang dimajukan kepadanya tentang jawaban dan sambutan kaumnya mengenai seruannya kepada mereka, tentu orang-orang yang sesat dan menyesatkan di dunia yang tidak mengindahkan sama sekali seruan Nabi-nabi lebih cemas lagi. Camkanlah firman Allah SWT:
يوم يجمع الله الرسل فيقول ماذا أجبتم قالوا لا علم لنا إنك أنت علام الغيوب
Artinya:
(Ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para Rasul lalu Allah bertanya (kepada mereka): "Apa jawaban kaummu terhadap (seruanmu). Para Rasul menjawab : "Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu) sesungguhnya Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib". (Q.S. Al Maidah: 109)
Surah Al Qashash 67
فَأَمَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَعَسَى أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُفْلِحِينَ (67)
Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.(QS. 28:67)
Betapapun banyaknya dosa seseorang, bahkan ia menyekutukan Allah SWT, dosa yang paling besar, tetapi kalau ia tobat kembali kepada kebenaran, bertuhankan kepada Allah, dan beribadah kepada-Nya semata, membenarkan Nabi-Nya, dan mengerjakan perintahnya baik berupa suruhan atau larangan, maka ia termasuk orang-orang yang beruntung dan berbahagia di akhirat, kejahatannya diganti oleh Allah dengan kebaikan, mendapat karunia, memasuki surga Jannatun Na'im, dan tinggal di dalamnya kekal untuk selama-lamanya sebagaimana firman Allah SWT:
إلا من تاب وآمن وعمل عملا صالحا فأولئك يبدل الله سيئاتهم حسنات
Artinya:
Kecuali orang-orong yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. (Q.S. Al Furqan: 70)
Dan firman-Nya:
إلا من تاب وآمن وعمل عملا صالحا فأولئك يدخلون الجنة ولا يظلمون شيئا
Artinya:
Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun. (Q.S. Maryam: 60)
Surah Al Qashash 68
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (68)
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).(QS. 28:68)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dialah yang menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia-lah satu-satunya yang berwenang memilih dan menentukan sesuatu hal, baik yang nampak maupun yang tidak, sebagaimana firman Allah SWT:
ألا يعلم من خلق وهو اللطيف الخبير
Artinya:
Apakah Allah Yang menciptakan itu, tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha halus lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al Mulk: 14)
Dan firman-Nya:
أولا يعلمون أن الله يعلم ما يسرون وما يعلنون
Artinya:
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan ?. (Q.S. Al Baqarah: 77)
Dia Maha Mengetahui semua makhluk-Nya, mengetahui hal-ihwalnya mengetahui watak dan karakternya kemudian Dia memilih dari hamba-hamba-Nya, siapa-siapa di antara mereka yang berhak dan wajar menerima hidayah dan diangkat menjadi Rasul dan mampu melaksanakan tugasnya. Firman Allah SWT:
الله أعلم حيث يجعل رسالته
Artinya:
Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. (Q.S. Al An'am: 124)
Bila Allah SWT telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi, bahkan ia harus menerima dan menaati apa yang telah ditetapkan Allah itu. Begitulah semestinya seorang mukmin berbuat. Camkanlah firman Allah SWT:
وما كان لمؤمن ولا مؤمنة إذا قضى الله ورسوله أمرا أن يكون لهم الخيرة من أمرهم
Artinya:
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tiada (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka (Q.S. Al Ahzab: 36)
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir dari Qatadah bahwa ayat 68 ini diturunkan sebagai jawaban dari khayalan sebagian orang-orang musyrik sebagaimana yang diucapkan AI-Walid bin Al-Mugirah, berkata: "Andai kata apa yang dikatakan Muhammad itu benar, tentu Alquran ini diturunkan kepada saya di Mekah atau kepada Masud As -Saqafi di Taif", ucapan AI-Walid bin Al-Mugirah itu dicantumkan di dalam Alquran, sebagaimana firman Allah:
وقالوا لولا نزل هذا القرآن على رجل من القريتين عظيم
Artinya:
Dan mereka berkata "Mengapa Alquran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Taif)?" (Q.S. Az Zukhruf: 31)
Ayat 68 ini, diakhiri dengan satu penjelasan bahwa Allah SWT itu Maha Suci dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan dengan Dia. Tidak ada seorangpun yang menghalangi pilihan-Nya membatalkan ketentuan-Nya. Bagaimanapun keinginan dan kegigihan Nabi Muhammad saw memberi petunjuk untuk mengislamkan pamannya Abu Talib, dan bagaimanapun kehendak dan kesungguhan ahli Mekah supaya diutus Allah menjadi Rasul dari kalangan mereka, semuanya itu gagal dan tidak terlaksana, tetapi pilihan dan ketentuan Allah juga yang berlaku dan menjadi kenyataan.
Surah Al Qashash 69
وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ (69)
Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan.(QS. 28:69)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa apa yang disembunyikan di dalam hati mereka dan apa yang dinyatakan, Allah SWT mengetahuinya, tiada sesuatu yang tersembunyi dan tidak nampak bagi-Nya Baik yang nampak maupun yang tersembunyi sama saja bagi-Nya, sebagaimana firman-Nya:
سواء منكم من أسر القول ومن جهر به ومن هو مستخف بالليل وسارب بالنهار
Artinya:
Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. (Q.S. Ar Ra'd: 10)
Dan firman-Nya:
عالم الغيب والشهادة تعالى عما يشركون
Artinya:
(Allah) yang mengetahui semua yang gaib dan semua yang nampak, maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Q.S. Al Mu'minun: 92)
Surah Al Qashash 70
وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (70)
Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.(QS. 28:70)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dialah yang Maha Esa, tidak ada yang berhak disembah melainkan Dia. Dialah yang mengetahui segala sesuatu dan Dia pula yang berkuasa atasnya Dialah yang dipuji segala perbuatan-Nya, baik di dunia maupun di akhirat nanti, karena Dialah yang memberikan segala nikmat yang kita peroleh baik sekarang maupun di hari-hari mendatang. Segala peraturan dan ketentuan yang telah digariskan-Nya, harus berlaku dan terlaksana. Tidak mungkin diganggu gugat, karena Dia berada di atas segala makhluk-Nya, Hakim Yang Paling Adil, yang menentukan dan menetapkan yang benar itu benar yang salah itu salah.
Kepada-Nya segala sesuatu akan dikembalikan, sebagaimana firman Allah SWT:
وإلى الله ترجع الأمور
Artinya:
Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan. (Q.S. Al anfal: 44)
Di Hari Kiamat nanti tiap-tiap orang dibalas setimpal dengan perbuatannya di dunia Kalau baik di balas dengan surga, dan kalau jahat dibalas dengan siksa di neraka
وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ (62)
Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: `Dimanakah sekutu-sekutu-Ku-xx yang dahulu kamu katakan?`(QS. 28:62)
Pada ayat ini Allah SWT menyuruh Rasul memperingatkan kaumnya tentang hari di mana Allah memanggil orang-orang yang menyesatkan manusia dan menghalang-halangi dari jalan Allah. Allah SWT akan berkata kepada mereka "Mana sekutu-sekutu-Ku ?" Mana Malaikat, Jin, binatang-binatang dan berhala-berhala yang kamu anggap sekutu-sekutu-Ku di dunia?. Dapatkah semuanya itu melepaskan dari azab yang menimpamu?, tentu tidak Hal ini dikemukakan, hanya sekedar penghinaan kepada mereka itu Sejalan dengan ayat ini Firman Allah SWT:
ولقد جئتمونا فرادى كما خلقناكم أول مرة وتركتم ما خولناكم وراء ظهوركم وما نرى معكم شفعاءكم الذين زعمتم أنهم فيكم شركاء لقد تقطع بينكم وضل عنكم ما كنتم تزعمون
Artinya:
Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan Kami tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tidak melihat besertamu pemberi syafaat yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). (Q.S. Al An'am: 94)
DEPAG / Surah Al Qashash 63
قَالَ الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ رَبَّنَا هَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَغْوَيْنَا أَغْوَيْنَاهُمْ كَمَا غَوَيْنَا تَبَرَّأْنَا إِلَيْكَ مَا كَانُوا إِيَّانَا يَعْبُدُونَ (63)
Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka: `Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat, kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami`.(QS. 28:63)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan jawaban tokoh-tokoh penyesat dan pengajak kepada kekafiran yang telah dipastikan mendapat kemurkaan Allah SWT dan yang telah diancam dengan firman Allah SWT:
لأملئن جهنم من الجنة والناس أجمعين
Artinya:
Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahanam itu dengan jin dan manusia bersama-sama. (Q.S. As Sajdah: 13)
Yang akhirnya masuklah mereka ke dalam neraka. Mereka berkata: "Wahai Tuhan kami, mereka itulah yang kami telah sesatkan sebagaimana kami juga sesat. Kami sekadar mengajak mereka lalu mereka mengiyakan ajakan kami yang menyesatkan itu, dengan kemauan sendiri sebagaimana juga kami sesat dengan kemauan sendiri, tidak ada paksaan sama sekali dari kami". Mereka diajak juga untuk beriman kepada Allah SWT, tetapi mereka itu tidak menggubrisnya sama sekali padahal ajakan itu adalah ajakan yang sebenarnya. Peristiwa semacam ini sama dengan peristiwa yang akan terjadi nanti di akhirat antara setan dan manusia yang telah disesatkannya itu, sebagaimana firman Allah SWT:
وقال الشيطان لما قضي الأمر إن الله وعدكم وعد الحق ووعدتكم فأخلفتكم وما كان لي عليكم من سلطان إلا أن دعوتكم فاستجبتم لي فلا تلوموني ولوموا أنفسكم
Artinya:
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu, lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri". (Q.S. Ibrahim: 22)
Pengakuan setan itu bahwa mereka itu mematuhi ajakan setan dengan kemauan mereka sendiri, bukan tekanan dari setan dikuatkan oleh firman Allah kepada lblis dikisahkan di dalam Alquran:
إن عبادي ليس لك عليهم سلطان إلا من اتبعك من الغاوين
Artinya:
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu yaitu orang-orang yang sesat. (Q.S. Al Hijr: 42)
Pemimpin-pemimpin mereka yang menyesatkan itu menyatakan tidak bertanggung jawab kepada Allah atas perbuatan pengikut-pengikutnya, dengan alasan bahwa mereka tidak menyembah kepadanya tetapi kepada berhala-berhala. Kejadian seperti ini dilukiskan juga dalam ayat yang lain sebagaimana firman Allah SWT:
إذ تبرأ الذين اتبعوا من الذين اتبعوا ورأوا العذاب وتقطعت بهم الأسباب
Artinya
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. (Q.S. Al Baqarah: 166)
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 63
قَالَ الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ رَبَّنَا هَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَغْوَيْنَا أَغْوَيْنَاهُمْ كَمَا غَوَيْنَا تَبَرَّأْنَا إِلَيْكَ مَا كَانُوا إِيَّانَا يَعْبُدُونَ (63)
(Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka) yakni mereka harus masuk ke dalam neraka, mereka adalah para pemimpin kesesatan, ("Ya Rabb kami! Mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu) lafal Haula-i adalah Mubtada dan Al Ladzina Aghwainahum adalah sifatnya (kami telah menyesatkan mereka) lafal ayat ini menjadi Khabarnya. Yaitu setelah kami sesatkan mereka, maka mereka pun tersesatlah (sebagaimana kami sendiri sesat) yakni, kami tidak memaksakan mereka untuk sesat (kami menyatakan berlepas diri kepada Engkau) dari mereka (mereka sekali-kali tidak menyembah kami") Ma di sini adalah Nafiyah, dan sengaja Maf'ulnya didahulukan demi untuk Fashilah, atau untuk memelihara keseragaman akhir ayat.
Surah Al Qashash 64
وَقِيلَ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُمْ وَرَأَوُا الْعَذَابَ لَوْ أَنَّهُمْ كَانُوا يَهْتَدُونَ (
64)
Dikatakan (kepada mereka): `Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu`, lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan (seruan) mereka, lalu mereka melihat azab. (Mereka ketika itu berkeinginan) kiranya mereka dahulu menerima petunjuk.(QS. 28:64)
Pada ayat ini diterangkan bahwa penyekutu-penyekutu Allah dengan tuhan-tuhan dan sembahan-sembahan lain di dunia ini, di suruh memanggil tuhan-tuhan mereka yang dijadikan sekutu Allah untuk menolak azab yang menimpa mereka. Ketika mereka itu memanggil sekutu-sekutu mereka, tentunya tidak bisa menjawab karena tidak berdaya sedikitpun. Hal ini dilakukan hanya untuk memperlihatkan kebodohan mereka yang disaksikan oleh segenap yang berada di akhirat nanti itu. Setelah mereka, baik yang memanggil maupun yang dipanggil yakin bahwa mereka itu akan diseret ke neraka karena dosa-dosa mereka, di mana tidak ada kemungkinan mengelak dan berpaling dari padanya ke tempat lain, sebagaimana firman Allah SWT:
ورأى المجرمون النار فظنوا أنهم مواقعوها ولم يجدوا عنها مصرفا
Artinya:
Dan orang-orang yang berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling daripadanya. (Q.S. Al Kahfi: 53)
Dan setelah melihat azab yang akan menimpa mereka, ketika itu mereka berkeinginan kiranya dahulu waktu masih hidup di dunia mereka menerima petunjuk dan beriman kepada Allah SWT, tetapi keinginan itu, hanya merupakan angan-angan yang tidak mungkin terlaksana.
Surah Al Qashash 65 - 66
وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَا أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ (65) فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ الْأَنْبَاءُ يَوْمَئِذٍ فَهُمْ لَا يَتَسَاءَلُونَ (66)
Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka seraya berkata: `Apakah jawabanmu kepada para rasul?`(QS. 28:65)
Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu mereka tidak saling tanya menanya.(QS. 28:66)
Sesudah dinyatakan kepada mereka tindakan mereka mempersekutukan Allah SWT, sebagai cercaan atas perbuatannya itu, pada ayat ini dinyatakan pula kepada mereka tentang bagaimana cara mereka itu menyambut seruan para Rasul yang menyeru mereka untuk membersihkan diri dari penyembahan berhala, dan mengajak beraqidah tauhid, mengesakan Allah SWT. Mereka diam seribu bahasa tak dapat mengemukakan sedikitpun alasan sebagai jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan kepada mereka. Mereka bingung tak tahu apa yang mesti dikatakan, karena itu mereka saling tanya menanya, saling tegur menegur sebagaimana biasanya orang-orang yang menghadapi kesulitan dan kesukaran. Oleh karena itu mereka tertunduk karena rasa malu dan penyesalan. Kalau para Rasul gugup menjawab pertanyaan yang dimajukan kepadanya tentang jawaban dan sambutan kaumnya mengenai seruannya kepada mereka, tentu orang-orang yang sesat dan menyesatkan di dunia yang tidak mengindahkan sama sekali seruan Nabi-nabi lebih cemas lagi. Camkanlah firman Allah SWT:
يوم يجمع الله الرسل فيقول ماذا أجبتم قالوا لا علم لنا إنك أنت علام الغيوب
Artinya:
(Ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para Rasul lalu Allah bertanya (kepada mereka): "Apa jawaban kaummu terhadap (seruanmu). Para Rasul menjawab : "Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu) sesungguhnya Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib". (Q.S. Al Maidah: 109)
Surah Al Qashash 67
فَأَمَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَعَسَى أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُفْلِحِينَ (67)
Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung.(QS. 28:67)
Betapapun banyaknya dosa seseorang, bahkan ia menyekutukan Allah SWT, dosa yang paling besar, tetapi kalau ia tobat kembali kepada kebenaran, bertuhankan kepada Allah, dan beribadah kepada-Nya semata, membenarkan Nabi-Nya, dan mengerjakan perintahnya baik berupa suruhan atau larangan, maka ia termasuk orang-orang yang beruntung dan berbahagia di akhirat, kejahatannya diganti oleh Allah dengan kebaikan, mendapat karunia, memasuki surga Jannatun Na'im, dan tinggal di dalamnya kekal untuk selama-lamanya sebagaimana firman Allah SWT:
إلا من تاب وآمن وعمل عملا صالحا فأولئك يبدل الله سيئاتهم حسنات
Artinya:
Kecuali orang-orong yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. (Q.S. Al Furqan: 70)
Dan firman-Nya:
إلا من تاب وآمن وعمل عملا صالحا فأولئك يدخلون الجنة ولا يظلمون شيئا
Artinya:
Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun. (Q.S. Maryam: 60)
Surah Al Qashash 68
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (68)
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).(QS. 28:68)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dialah yang menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia-lah satu-satunya yang berwenang memilih dan menentukan sesuatu hal, baik yang nampak maupun yang tidak, sebagaimana firman Allah SWT:
ألا يعلم من خلق وهو اللطيف الخبير
Artinya:
Apakah Allah Yang menciptakan itu, tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha halus lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al Mulk: 14)
Dan firman-Nya:
أولا يعلمون أن الله يعلم ما يسرون وما يعلنون
Artinya:
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan ?. (Q.S. Al Baqarah: 77)
Dia Maha Mengetahui semua makhluk-Nya, mengetahui hal-ihwalnya mengetahui watak dan karakternya kemudian Dia memilih dari hamba-hamba-Nya, siapa-siapa di antara mereka yang berhak dan wajar menerima hidayah dan diangkat menjadi Rasul dan mampu melaksanakan tugasnya. Firman Allah SWT:
الله أعلم حيث يجعل رسالته
Artinya:
Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. (Q.S. Al An'am: 124)
Bila Allah SWT telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi, bahkan ia harus menerima dan menaati apa yang telah ditetapkan Allah itu. Begitulah semestinya seorang mukmin berbuat. Camkanlah firman Allah SWT:
وما كان لمؤمن ولا مؤمنة إذا قضى الله ورسوله أمرا أن يكون لهم الخيرة من أمرهم
Artinya:
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tiada (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka (Q.S. Al Ahzab: 36)
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir dari Qatadah bahwa ayat 68 ini diturunkan sebagai jawaban dari khayalan sebagian orang-orang musyrik sebagaimana yang diucapkan AI-Walid bin Al-Mugirah, berkata: "Andai kata apa yang dikatakan Muhammad itu benar, tentu Alquran ini diturunkan kepada saya di Mekah atau kepada Masud As -Saqafi di Taif", ucapan AI-Walid bin Al-Mugirah itu dicantumkan di dalam Alquran, sebagaimana firman Allah:
وقالوا لولا نزل هذا القرآن على رجل من القريتين عظيم
Artinya:
Dan mereka berkata "Mengapa Alquran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Taif)?" (Q.S. Az Zukhruf: 31)
Ayat 68 ini, diakhiri dengan satu penjelasan bahwa Allah SWT itu Maha Suci dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan dengan Dia. Tidak ada seorangpun yang menghalangi pilihan-Nya membatalkan ketentuan-Nya. Bagaimanapun keinginan dan kegigihan Nabi Muhammad saw memberi petunjuk untuk mengislamkan pamannya Abu Talib, dan bagaimanapun kehendak dan kesungguhan ahli Mekah supaya diutus Allah menjadi Rasul dari kalangan mereka, semuanya itu gagal dan tidak terlaksana, tetapi pilihan dan ketentuan Allah juga yang berlaku dan menjadi kenyataan.
Surah Al Qashash 69
وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ (69)
Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan.(QS. 28:69)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa apa yang disembunyikan di dalam hati mereka dan apa yang dinyatakan, Allah SWT mengetahuinya, tiada sesuatu yang tersembunyi dan tidak nampak bagi-Nya Baik yang nampak maupun yang tersembunyi sama saja bagi-Nya, sebagaimana firman-Nya:
سواء منكم من أسر القول ومن جهر به ومن هو مستخف بالليل وسارب بالنهار
Artinya:
Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. (Q.S. Ar Ra'd: 10)
Dan firman-Nya:
عالم الغيب والشهادة تعالى عما يشركون
Artinya:
(Allah) yang mengetahui semua yang gaib dan semua yang nampak, maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Q.S. Al Mu'minun: 92)
Surah Al Qashash 70
وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (70)
Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.(QS. 28:70)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dialah yang Maha Esa, tidak ada yang berhak disembah melainkan Dia. Dialah yang mengetahui segala sesuatu dan Dia pula yang berkuasa atasnya Dialah yang dipuji segala perbuatan-Nya, baik di dunia maupun di akhirat nanti, karena Dialah yang memberikan segala nikmat yang kita peroleh baik sekarang maupun di hari-hari mendatang. Segala peraturan dan ketentuan yang telah digariskan-Nya, harus berlaku dan terlaksana. Tidak mungkin diganggu gugat, karena Dia berada di atas segala makhluk-Nya, Hakim Yang Paling Adil, yang menentukan dan menetapkan yang benar itu benar yang salah itu salah.
Kepada-Nya segala sesuatu akan dikembalikan, sebagaimana firman Allah SWT:
وإلى الله ترجع الأمور
Artinya:
Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan. (Q.S. Al anfal: 44)
Di Hari Kiamat nanti tiap-tiap orang dibalas setimpal dengan perbuatannya di dunia Kalau baik di balas dengan surga, dan kalau jahat dibalas dengan siksa di neraka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar