http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=3&SuratKe=28
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Qashash 41 - 42
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ (41) وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِينَ (42)
Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.(QS. 28:41)
Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).(QS. 28:42)
Pada ayat ini Allah memberi julukan kepada Firaun dan kaumnya yang durhaka itu bahwa mereka adalah pemimpin-pemimpin yang membawa manusia ke neraka karena mereka telah menyesatkan manusia dan memaksa supaya setiap orang kafir terhadap Tuhannya bebas melakukan kelaliman sekehendak hatinya, tanpa ada rasa keadilan dan rasa kasih sayang.
Sebenarnya mereka ini telah melakukan dua kesalahan, kesalahan diri mereka sendiri dan kesalahan menyesatkan orang lain, maka pantaslah bila mereka menerima siksaan yang berlipat ganda, siksaan terhadap kesesatan sendiri dan siksaan terhadap menyesatkan orang lain, maka sekali-kali tidak akan ada penolong bagi mereka di akhirat nanti dan tak ada yang membelanya dan yang membebaskan mereka dari siksa Allah.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 41
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ (41)
(Dan Kami jadikan mereka) di dunia (pemimpin-pemimpin) A-immatan dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil, yakni pemimpin-pemimpin dalam kemusyrikan (yang menyeru ke neraka) disebabkan seruan mereka yang mengajak kepada kemusyrikan (dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong) yaitu azab mereka tidak dapat ditolak lagi.
Surah Al Qashash 43
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِ مَا أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ الْأُولَى بَصَائِرَ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (43)
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.(QS. 28:43)
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia telah menurunkan kepada Musa kitab Taurat sebagai rahmat baginya dan bagi kaumnya, yang telah lama tertindas dan teraniaya di bawah kekuasaan Firaun. Di sini nampaklah perbedaan yang besar dan nyata perlakuan Allah terhadap pemimpin-pemimpin dan kaum yang durhaka yang sombong dan takabur dan perlakuannya terhadap pemimpin yang saleh dan ikhlas serta taat kepada-Nya.
Kepada golongan pertama seperti Firaun dan kaumnya diturunkan malapetaka dan siksaan sehingga dia ditenggelamkan bersama tentaranya ke dalam laut. Kepada golongan kedua seperti Musa, Harun dan kaumnya diturunkan Kitab yang akan menjadi petunjuk bagi mereka dalam menempuh kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Demikianlah Sunah Allah berlaku semenjak dahulu kala. Berapa banyaknya umat-umat yang terdahulu telah dibinasakan-Nya dengan berbagai macam cara seperti yang terjadi pada kaum Nabi Nuh, Nabi Saleh, Nabi Hud dan lain-lain.
Setelah umat-umat yang durhaka itu dimusnahkan dan syariat yang dibawa Rasul-rasul itu sudah dirusak oleh orang-orang yang datang kemudian sehingga menjadi kabur dan hampir-hampir lenyap dan manusia hidup tanpa ada pedoman yang akan diikuti, maka Allah mengutus seorang Rasul yang membawa petunjuk dari Allah. Demikianlah Allah telah mengutus Musa kepada Firaun dan kaumnya dan kepada kaum Musa sendiri. Bani Israel dan menurunkan kepadanya kitab Taurat, sehingga dengan turunnya kitab itu dapatlah diselamatkan Bani Israel, sehingga mereka dapat mendirikan suatu kerajaan di Palestina yang besar pengaruhnya dan kekuasaannya sampai ke negeri Mesir yang dahulu pernah menghina dan memperbudak mereka.
Menurut riwayat sesudah turunnya kitab Taurat ini tidak ada lagi umat yang dibinasakan sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Said al Khudri yang menyatakan bahwa Allah tidak lagi membinasakan suatu kaum suatu generasi, suatu umat dan penduduk suatu negeri dengan menurunkan azab dari langit atau bumi; semenjak turunnya Taurat, kecuali penduduk suatu desa yang telah dijadikan kera.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 43
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِ مَا أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ الْأُولَى بَصَائِرَ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (43)
(Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Alkitab) yaitu Taurat (sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu) yakni kaum Nabi Nuh, kaum 'Ad, kaum Tsamud dan lain-lainnya (untuk menjadi pelita bagi manusia) kedudukan lafal ayat ini menjadi Hal dari lafal Alkitab; itu adalah bentuk jamak dari lafal Bashirah yang artinya cahaya hati, maksudnya pelita hati bagi manusia (dan petunjuk) dari kesesatan bagi orang yang mengamalkannya (dan rahmat) bagi orang yang beriman kepadanya (agar mereka ingat) dapat mengambil pelajaran dari nasihat-nasihat yang terkandung di dalamnya.
Surah Al Qashash 44
وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الْغَرْبِيِّ إِذْ قَضَيْنَا إِلَى مُوسَى الْأَمْرَ وَمَا كُنْتَ مِنَ الشَّاهِدِينَ (44)
Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tiada pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan.(QS. 28:44)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Muhammad saw. tidak pernah berada di sisi sebelah Barat dari lembah suci suatu tempat tertentu di mana Allah SWT memberikan Musa lembaran-lembaran Taurat ketika Allah SWT membebankan kepadanya urusan-urusan kenabian. Oleh karena Muhammad itu tidaklah termasuk salah seorang dan rombongan 70 orang yang telah terpilih untuk mendengarkan secara terperinci hal-hal yang diwahyukan Allah kepada Musa as, maka Muhammad saw tidak mungkin menerangkan semuanya itu, kecuali dengan jalan wahyu dari Allah SWT. Adanya Muhammad saw dapat menyampaikan hal-hal yang gaib yang telah lama terjadi yang tidak disaksikan dan dilihatnya sama sekali, tetapi ia dapat menyaksikan semuanya itu, seakan-akan ia melihat dan mendengarnya sendiri pada hal ia adalah seorang ummi tidak dapat membaca dan menulis, dan berada di tengah-tengah kaum yang ummi pula, tidak mengetahui sedikitpun tentang hal-hal tersebut, adalah satu bukti nyata bahwa Muhammad itu benar-benar Nabi dan Rasul Allah SWT, dan hal-hal yang disampaikan dan dikisahkannya itu adalah dengan perantaraam wahyu dari Allah SWT sebagaimana firman-Nya.
أولم تأتهم بينة ما في الصحف الأولى
Artinya
Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?. (Q.S. Taha: 133)
Surah Al Qashash 45
وَلَكِنَّا أَنْشَأْنَا قُرُونًا فَتَطَاوَلَ عَلَيْهِمُ الْعُمُرُ وَمَا كُنْتَ ثَاوِيًا فِي أَهْلِ مَدْيَنَ تَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا وَلَكِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ (45)
Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus rasul-rasul.(QS. 28:45)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia telah mengadakan generasi demi generasi sejak Nabi Musa as sampai kepada Nabi Muhammad saw dalam waktu yang panjang yang merupakan masa kekosongan sehingga pengetahuan mereka merosot, akhlak mereka menurun dan telah menjurus kepada kehancuran dan dekadensi moral. Pada waktu itu terasa benar perlunya diutus seorang Rasul untuk membimbing dan memberi petunjuk mereka kepada jalan yang benar, maka diutuslah Nabi Muhammad saw dan dia diberi tahu oleh Allah SWT keadaan dan ikhwal nabi-nabi terdahulu, begitu juga keadaan dan hal ikhwal Nabi Musa Juga Allah menerangkan pada ayat ini bahwa tidaklah Muhammad tinggal bersama-sama penduduk Madyan menanyakan dan mempelajari kisah Nabi Musa dari orang-orang yang menyaksikan kisah itu sendiri, tetapi semuanya itu diketahui oleh Nabi Muhammad saw dengan perantaraan wahyu yang diturunkan kepadanya.
Surah Al Qashash 46
وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَكِنْ رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (46)
Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat.(QS. 28:46)
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw tidak berada di dekat gunung Tur pada waktu Allah SWT menyeru Nabi Musa, ketika terjadi munajat antara Allah SWT dan Nabi Musa pada suatu malam. Peristiwa kejadian itu diketahui oleh Muhammad saw dengan perantaraan kitab suci Alquran yang diwahyukan kepadanya sebagai rahmat dari Allah SWT di mana di dalamnya di bentangkan kisah tersebut, begitu pula hal-hal yang mendatangkan maslahat dan kebahagiaan bagi mereka di dunia dan di akhirat, agar Muhammad saw memberi peringatan kepada kaum Quraisy yang belum pernah diberikan kepada mereka, dan memberikan mereka tentang kebencian Allah SWT dan azab-Nya yang pedih yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang mempersekutukan-Nya, orang-orang yang menyembah berhala supaya mereka sadar dari perbuatan sesat mereka, menyesali kesalahan dan dosa besar yang telah diperbuat mereka untuk dapat beriman kepada Tuhan mereka yang sebenarnya yaitu Allah SWT, mengakui keesaan-Nya, menyembah hanya kepada-Nya dan tidak kepada yang lain.
Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan:` Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan jadilah kami termasuk orang-orang mukmin `.(QS. 28:47)
Surah Al Qashash 47
وَلَوْلَا أَنْ تُصِيبَهُمْ مُصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَيَقُولُوا رَبَّنَا لَوْلَا أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (47)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa salah satu hikmah diutusnya Muhammad saw kepada mereka yaitu untuk menolak alasan-alasan dan mematikan hujah-hujah mereka, ketika mereka nanti ditimpa kemurkaan Allah dan mendapat siksa yang pedih atas kekafiran mereka terhadap Allah dan dosa-dosa yang telah diperbuat mereka. Kalau Muhammad belum diutus sedang siksaan menimpa mereka, mereka akan mengemukakan alasan dan hujah. Mereka akan berkata "Wahai Tuhan kami! Kenapa tidak diutus seorang rasul kepada kami sebelum kemurkaan-Mu menimpa kami, dan azab-Mu diturunkan kepada kami, agar kami dapat mengikuti petunjuk-petunjuk-Mu, mengamalkan ayat-ayat yang ada di dalam kitab-Mu yang diturunkan kepada Rasul itu, sehingga kami percaya atas ketuhanan-Mu dan membenarkan Rasul yang Engkau utus itu ? Oleh sebab itu jauh sebelum mereka dimurkai dan diazab oleh Allah SWT, Muhammad saw telah diutus kepada mereka untuk memberi peringatan dan ancaman kepada mereka dengan kemurkaan dan azab yang akan ditimpakan kepada mereka kalau mereka itu tetap dalam agama nenek moyang mereka, menyembah berhala, mempersekutukan Allah SWT, maka tidak ada jalan lagi bagi mereka untuk mengemukakan alasan-alasan dan hujah mereka itu Memang begitulah Sunatullah yang berlaku pada tiap-tiap umat. hal seperti ini ditegaskan juga dalam ayat lain dalam Alquran Firman Allah SWT:
رسلا مبشرين ومنذرين لئلا يكون للناس على الله حجة بعد الرسل
Artinya
(Mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu" (Q.S. An Nisa: 165)
Dan firman-Nya:
وما كنا معذبين حتى نبعث رسولا
Artinya:
Dan Kami tidak akan mengazab sebelum kami mengutus seorang Rasul. (Q.S. Al Isra: 15)
Sebagaimana hikmahnya diutus rasul-rasul, yaitu untuk membendung dan menolak alasan yang akan dikemukakan mereka, begitu juga hikmah diturunkannya kitab Suci Alquran yaitu untuk menolak hujah mereka, yang akan mengatakan bahwa tidak berimannya mereka ialah karena kitab Samawi diturunkan hanya kepada dua golongan saja yaitu kaum Yahudi dan Nasrani, sebagaimana firman Allah SWT:
أن تقولوا إنما أنزل الكتاب على طائفتين من قبلنا وإن كنا عن دراستهم لغافلين
Artinya:
(Kami turunkan Alquran itu) agar kamu (tidak) mengatakan "Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca". (Q.S. Al An'am: 156)
Surah Al Qashash 48
فَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوا لَوْلَا أُوتِيَ مِثْلَ مَا أُوتِيَ مُوسَى أَوَلَمْ يَكْفُرُوا بِمَا أُوتِيَ مُوسَى مِنْ قَبْلُ قَالُوا سِحْرَانِ تَظَاهَرَا وَقَالُوا إِنَّا بِكُلٍّ كَافِرُونَ (48)
Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata:` Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu? `Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu?; Mereka dahulu telah berkata:` Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu `. Dan mereka (juga) berkata:` Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu `.(QS. 28:48)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa ketika Muhammad diutus kepada kaum Quraisy yang belum pernah didatangi sebelumnya oleh seorang pemberi peringatan kepada mereka, dengan dibekali kitab Suci Alquran, ketika mereka menyombongkan diri, menentang dan memperlihatkan kesesatan mereka, seraya berkata: "Apakah ia tidak mendatangkan mukjizat sebagaimana halnya Nabi Musa ? Musa mendatangkan mukjizat, seperti tongkat menjadi ular, lautan terbelah, tangannya menjadi putih tak bercacat, dinaungi oleh awan dan lain-lain seperti ucapan mereka yang dikisahkan dalam firman Allah SWT:
لولا أنزل عليه كنز أو جاء معه ملك
Artinya:
Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat. (Q.S. Hud: 12)
Ucapan mereka itu dijawab bahwa mereka yang durhaka dan sombong di masa Musa, telah ingkar juga kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu, seperti mukjizat dan lainnya, bahkan mereka telah berkata bahwa Musa dan Harun itu adalah dua ahli sihir yang saling bantu-membantu dan menandaskan bahwa mereka itu tidak mempercayai sama sekali Musa dan Harun. Apakah orang-orang kafir Quraisy akan mengikuti apa yang telah diperbuat mereka ? Mengingkari apa yang didatangkan Muhammad ? dan mengatakan bahwa baik Musa maupun Muhammad keduanya adalah ahli sihir, dan tidak akan mempercayai keduanya dan apa-apa yang dibawa keduanya? Mengenai kata "keduanya adalah ahli sihir pada ayat ini Said bin Jubair, Mujahid dan Ibnu zaid berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "keduanya adalah ahli sihir" ialah Musa dan Harun dan ini adalah ucapan orang-orang Yahudi pada permulaan kerasulan, sedang Ibnu Abbas dan Al Hassan berpendapat bahwa yang dimaksud dengan keduanya adalah ahli sihir" yaitu Musa dan Muhammad saw dan ini adalah ucapan orang-orang musyrikin bangsa Arab.
Surah Al Qashash 49
قُلْ فَأْتُوا بِكِتَابٍ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ هُوَ أَهْدَى مِنْهُمَا أَتَّبِعْهُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (49)
Katakanlah:` Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada (Taurat dan Al quran) niscaya aku mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar `.(QS. 28:49)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia menyuruh Muhammad menawarkan kepada orang-orang kafir Quraisy yang mengatakan bahwa Musa dan Muhammad itu keduanya adalah ahli sihir, dan kitab Taurat dan Alquran adalah sihir belaka, untuk mendatangkan sebuah kitab dari sisi Allah yang lebih dapat memberi petunjuk dan mendatangkan kemaslahatan dari kitab Taurat dan Alquran, dan menegaskan kepada mereka bahwa dia bersedia akan meninggalkan kitab sucinya apabila mereka itu benar dalam pengakuan mereka, benar-benar dapat mendatangkan kitab yang dimaksud.
Surah Al Qashash 50
فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (50)
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(QS. 28:50)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa kalau mereka itu tidak dapat memenuhi tawaran Muhammad dan tidak dapat menjawab tantangannya, yaitu mendatangkan kitab dari sisi Allah yang lebih menjamin kebahagiaan dari kitab Taurat dan Alquran, maka itu berarti bahwa pembangkangan mereka sesungguhnya hanyalah dorongan hawa nafsu mereka belaka, mengikuti ajakan setan yang tidak beralasan sama sekali. Orang-orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya menuruti bujukan setan tanpa ada petunjuk dari Allah SWT sedikitpun, adalah orang-orang yang sangat sesat bahkan paling sesat. Oleh sebab itu Allah SWT melarang mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan dari jalan yang benar. Dan orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, sebagaimana firman Allah SWT:
ولا تتبع الهوى فيضلك عن سبيل الله إن الذين يضلون عن سبيل الله لهم عذاب شديد بما نسوا يوم الحساب
Artinya:
Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan (Q.S. Sad: 26)
Ayat 50 ini, ditutup dengan suatu penegasan bahwa Allah SWT tidak akan memberi petunjuk orang-orang yang zalim yaitu orang-orang yang selalu meninggalkan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, mendustakan Rasul-Nya, mengikuti kemauan hawa nafsu mereka, lebih mengutamakan ketaatan kepada setan dari pada ketaatan kepada Allah SWT. Orang-orang zalim itu, akan mendapat azab yang amat pedih di akhirat kelak sebagaimana firman Allah SWT:
ومن يظلم منكم نذقه عذابا كبيرا
Artinya:
Barangsiapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar. (Q.S. Al Furqan: 19)
Dan firman-Nya:
فويل للذين ظلموا من عذاب يوم أليم
Artinya:
Lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orong yang zalim, yakni siksaan hari yang pedih (kiamat) (Q.S. Az Zukhruf: 65)
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ (41) وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِينَ (42)
Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.(QS. 28:41)
Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).(QS. 28:42)
Pada ayat ini Allah memberi julukan kepada Firaun dan kaumnya yang durhaka itu bahwa mereka adalah pemimpin-pemimpin yang membawa manusia ke neraka karena mereka telah menyesatkan manusia dan memaksa supaya setiap orang kafir terhadap Tuhannya bebas melakukan kelaliman sekehendak hatinya, tanpa ada rasa keadilan dan rasa kasih sayang.
Sebenarnya mereka ini telah melakukan dua kesalahan, kesalahan diri mereka sendiri dan kesalahan menyesatkan orang lain, maka pantaslah bila mereka menerima siksaan yang berlipat ganda, siksaan terhadap kesesatan sendiri dan siksaan terhadap menyesatkan orang lain, maka sekali-kali tidak akan ada penolong bagi mereka di akhirat nanti dan tak ada yang membelanya dan yang membebaskan mereka dari siksa Allah.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 41
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ (41)
(Dan Kami jadikan mereka) di dunia (pemimpin-pemimpin) A-immatan dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil, yakni pemimpin-pemimpin dalam kemusyrikan (yang menyeru ke neraka) disebabkan seruan mereka yang mengajak kepada kemusyrikan (dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong) yaitu azab mereka tidak dapat ditolak lagi.
Surah Al Qashash 43
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِ مَا أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ الْأُولَى بَصَائِرَ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (43)
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.(QS. 28:43)
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia telah menurunkan kepada Musa kitab Taurat sebagai rahmat baginya dan bagi kaumnya, yang telah lama tertindas dan teraniaya di bawah kekuasaan Firaun. Di sini nampaklah perbedaan yang besar dan nyata perlakuan Allah terhadap pemimpin-pemimpin dan kaum yang durhaka yang sombong dan takabur dan perlakuannya terhadap pemimpin yang saleh dan ikhlas serta taat kepada-Nya.
Kepada golongan pertama seperti Firaun dan kaumnya diturunkan malapetaka dan siksaan sehingga dia ditenggelamkan bersama tentaranya ke dalam laut. Kepada golongan kedua seperti Musa, Harun dan kaumnya diturunkan Kitab yang akan menjadi petunjuk bagi mereka dalam menempuh kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Demikianlah Sunah Allah berlaku semenjak dahulu kala. Berapa banyaknya umat-umat yang terdahulu telah dibinasakan-Nya dengan berbagai macam cara seperti yang terjadi pada kaum Nabi Nuh, Nabi Saleh, Nabi Hud dan lain-lain.
Setelah umat-umat yang durhaka itu dimusnahkan dan syariat yang dibawa Rasul-rasul itu sudah dirusak oleh orang-orang yang datang kemudian sehingga menjadi kabur dan hampir-hampir lenyap dan manusia hidup tanpa ada pedoman yang akan diikuti, maka Allah mengutus seorang Rasul yang membawa petunjuk dari Allah. Demikianlah Allah telah mengutus Musa kepada Firaun dan kaumnya dan kepada kaum Musa sendiri. Bani Israel dan menurunkan kepadanya kitab Taurat, sehingga dengan turunnya kitab itu dapatlah diselamatkan Bani Israel, sehingga mereka dapat mendirikan suatu kerajaan di Palestina yang besar pengaruhnya dan kekuasaannya sampai ke negeri Mesir yang dahulu pernah menghina dan memperbudak mereka.
Menurut riwayat sesudah turunnya kitab Taurat ini tidak ada lagi umat yang dibinasakan sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Said al Khudri yang menyatakan bahwa Allah tidak lagi membinasakan suatu kaum suatu generasi, suatu umat dan penduduk suatu negeri dengan menurunkan azab dari langit atau bumi; semenjak turunnya Taurat, kecuali penduduk suatu desa yang telah dijadikan kera.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Qashash 43
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِ مَا أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ الْأُولَى بَصَائِرَ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (43)
(Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Alkitab) yaitu Taurat (sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu) yakni kaum Nabi Nuh, kaum 'Ad, kaum Tsamud dan lain-lainnya (untuk menjadi pelita bagi manusia) kedudukan lafal ayat ini menjadi Hal dari lafal Alkitab; itu adalah bentuk jamak dari lafal Bashirah yang artinya cahaya hati, maksudnya pelita hati bagi manusia (dan petunjuk) dari kesesatan bagi orang yang mengamalkannya (dan rahmat) bagi orang yang beriman kepadanya (agar mereka ingat) dapat mengambil pelajaran dari nasihat-nasihat yang terkandung di dalamnya.
Surah Al Qashash 44
وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الْغَرْبِيِّ إِذْ قَضَيْنَا إِلَى مُوسَى الْأَمْرَ وَمَا كُنْتَ مِنَ الشَّاهِدِينَ (44)
Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tiada pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan.(QS. 28:44)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Muhammad saw. tidak pernah berada di sisi sebelah Barat dari lembah suci suatu tempat tertentu di mana Allah SWT memberikan Musa lembaran-lembaran Taurat ketika Allah SWT membebankan kepadanya urusan-urusan kenabian. Oleh karena Muhammad itu tidaklah termasuk salah seorang dan rombongan 70 orang yang telah terpilih untuk mendengarkan secara terperinci hal-hal yang diwahyukan Allah kepada Musa as, maka Muhammad saw tidak mungkin menerangkan semuanya itu, kecuali dengan jalan wahyu dari Allah SWT. Adanya Muhammad saw dapat menyampaikan hal-hal yang gaib yang telah lama terjadi yang tidak disaksikan dan dilihatnya sama sekali, tetapi ia dapat menyaksikan semuanya itu, seakan-akan ia melihat dan mendengarnya sendiri pada hal ia adalah seorang ummi tidak dapat membaca dan menulis, dan berada di tengah-tengah kaum yang ummi pula, tidak mengetahui sedikitpun tentang hal-hal tersebut, adalah satu bukti nyata bahwa Muhammad itu benar-benar Nabi dan Rasul Allah SWT, dan hal-hal yang disampaikan dan dikisahkannya itu adalah dengan perantaraam wahyu dari Allah SWT sebagaimana firman-Nya.
أولم تأتهم بينة ما في الصحف الأولى
Artinya
Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?. (Q.S. Taha: 133)
Surah Al Qashash 45
وَلَكِنَّا أَنْشَأْنَا قُرُونًا فَتَطَاوَلَ عَلَيْهِمُ الْعُمُرُ وَمَا كُنْتَ ثَاوِيًا فِي أَهْلِ مَدْيَنَ تَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا وَلَكِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ (45)
Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus rasul-rasul.(QS. 28:45)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia telah mengadakan generasi demi generasi sejak Nabi Musa as sampai kepada Nabi Muhammad saw dalam waktu yang panjang yang merupakan masa kekosongan sehingga pengetahuan mereka merosot, akhlak mereka menurun dan telah menjurus kepada kehancuran dan dekadensi moral. Pada waktu itu terasa benar perlunya diutus seorang Rasul untuk membimbing dan memberi petunjuk mereka kepada jalan yang benar, maka diutuslah Nabi Muhammad saw dan dia diberi tahu oleh Allah SWT keadaan dan ikhwal nabi-nabi terdahulu, begitu juga keadaan dan hal ikhwal Nabi Musa Juga Allah menerangkan pada ayat ini bahwa tidaklah Muhammad tinggal bersama-sama penduduk Madyan menanyakan dan mempelajari kisah Nabi Musa dari orang-orang yang menyaksikan kisah itu sendiri, tetapi semuanya itu diketahui oleh Nabi Muhammad saw dengan perantaraan wahyu yang diturunkan kepadanya.
Surah Al Qashash 46
وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَكِنْ رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (46)
Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat.(QS. 28:46)
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw tidak berada di dekat gunung Tur pada waktu Allah SWT menyeru Nabi Musa, ketika terjadi munajat antara Allah SWT dan Nabi Musa pada suatu malam. Peristiwa kejadian itu diketahui oleh Muhammad saw dengan perantaraan kitab suci Alquran yang diwahyukan kepadanya sebagai rahmat dari Allah SWT di mana di dalamnya di bentangkan kisah tersebut, begitu pula hal-hal yang mendatangkan maslahat dan kebahagiaan bagi mereka di dunia dan di akhirat, agar Muhammad saw memberi peringatan kepada kaum Quraisy yang belum pernah diberikan kepada mereka, dan memberikan mereka tentang kebencian Allah SWT dan azab-Nya yang pedih yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang mempersekutukan-Nya, orang-orang yang menyembah berhala supaya mereka sadar dari perbuatan sesat mereka, menyesali kesalahan dan dosa besar yang telah diperbuat mereka untuk dapat beriman kepada Tuhan mereka yang sebenarnya yaitu Allah SWT, mengakui keesaan-Nya, menyembah hanya kepada-Nya dan tidak kepada yang lain.
Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan:` Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan jadilah kami termasuk orang-orang mukmin `.(QS. 28:47)
Surah Al Qashash 47
وَلَوْلَا أَنْ تُصِيبَهُمْ مُصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَيَقُولُوا رَبَّنَا لَوْلَا أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ آيَاتِكَ وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (47)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa salah satu hikmah diutusnya Muhammad saw kepada mereka yaitu untuk menolak alasan-alasan dan mematikan hujah-hujah mereka, ketika mereka nanti ditimpa kemurkaan Allah dan mendapat siksa yang pedih atas kekafiran mereka terhadap Allah dan dosa-dosa yang telah diperbuat mereka. Kalau Muhammad belum diutus sedang siksaan menimpa mereka, mereka akan mengemukakan alasan dan hujah. Mereka akan berkata "Wahai Tuhan kami! Kenapa tidak diutus seorang rasul kepada kami sebelum kemurkaan-Mu menimpa kami, dan azab-Mu diturunkan kepada kami, agar kami dapat mengikuti petunjuk-petunjuk-Mu, mengamalkan ayat-ayat yang ada di dalam kitab-Mu yang diturunkan kepada Rasul itu, sehingga kami percaya atas ketuhanan-Mu dan membenarkan Rasul yang Engkau utus itu ? Oleh sebab itu jauh sebelum mereka dimurkai dan diazab oleh Allah SWT, Muhammad saw telah diutus kepada mereka untuk memberi peringatan dan ancaman kepada mereka dengan kemurkaan dan azab yang akan ditimpakan kepada mereka kalau mereka itu tetap dalam agama nenek moyang mereka, menyembah berhala, mempersekutukan Allah SWT, maka tidak ada jalan lagi bagi mereka untuk mengemukakan alasan-alasan dan hujah mereka itu Memang begitulah Sunatullah yang berlaku pada tiap-tiap umat. hal seperti ini ditegaskan juga dalam ayat lain dalam Alquran Firman Allah SWT:
رسلا مبشرين ومنذرين لئلا يكون للناس على الله حجة بعد الرسل
Artinya
(Mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu" (Q.S. An Nisa: 165)
Dan firman-Nya:
وما كنا معذبين حتى نبعث رسولا
Artinya:
Dan Kami tidak akan mengazab sebelum kami mengutus seorang Rasul. (Q.S. Al Isra: 15)
Sebagaimana hikmahnya diutus rasul-rasul, yaitu untuk membendung dan menolak alasan yang akan dikemukakan mereka, begitu juga hikmah diturunkannya kitab Suci Alquran yaitu untuk menolak hujah mereka, yang akan mengatakan bahwa tidak berimannya mereka ialah karena kitab Samawi diturunkan hanya kepada dua golongan saja yaitu kaum Yahudi dan Nasrani, sebagaimana firman Allah SWT:
أن تقولوا إنما أنزل الكتاب على طائفتين من قبلنا وإن كنا عن دراستهم لغافلين
Artinya:
(Kami turunkan Alquran itu) agar kamu (tidak) mengatakan "Bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca". (Q.S. Al An'am: 156)
Surah Al Qashash 48
فَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوا لَوْلَا أُوتِيَ مِثْلَ مَا أُوتِيَ مُوسَى أَوَلَمْ يَكْفُرُوا بِمَا أُوتِيَ مُوسَى مِنْ قَبْلُ قَالُوا سِحْرَانِ تَظَاهَرَا وَقَالُوا إِنَّا بِكُلٍّ كَافِرُونَ (48)
Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata:` Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu? `Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu?; Mereka dahulu telah berkata:` Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu `. Dan mereka (juga) berkata:` Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu `.(QS. 28:48)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa ketika Muhammad diutus kepada kaum Quraisy yang belum pernah didatangi sebelumnya oleh seorang pemberi peringatan kepada mereka, dengan dibekali kitab Suci Alquran, ketika mereka menyombongkan diri, menentang dan memperlihatkan kesesatan mereka, seraya berkata: "Apakah ia tidak mendatangkan mukjizat sebagaimana halnya Nabi Musa ? Musa mendatangkan mukjizat, seperti tongkat menjadi ular, lautan terbelah, tangannya menjadi putih tak bercacat, dinaungi oleh awan dan lain-lain seperti ucapan mereka yang dikisahkan dalam firman Allah SWT:
لولا أنزل عليه كنز أو جاء معه ملك
Artinya:
Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat. (Q.S. Hud: 12)
Ucapan mereka itu dijawab bahwa mereka yang durhaka dan sombong di masa Musa, telah ingkar juga kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu, seperti mukjizat dan lainnya, bahkan mereka telah berkata bahwa Musa dan Harun itu adalah dua ahli sihir yang saling bantu-membantu dan menandaskan bahwa mereka itu tidak mempercayai sama sekali Musa dan Harun. Apakah orang-orang kafir Quraisy akan mengikuti apa yang telah diperbuat mereka ? Mengingkari apa yang didatangkan Muhammad ? dan mengatakan bahwa baik Musa maupun Muhammad keduanya adalah ahli sihir, dan tidak akan mempercayai keduanya dan apa-apa yang dibawa keduanya? Mengenai kata "keduanya adalah ahli sihir pada ayat ini Said bin Jubair, Mujahid dan Ibnu zaid berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "keduanya adalah ahli sihir" ialah Musa dan Harun dan ini adalah ucapan orang-orang Yahudi pada permulaan kerasulan, sedang Ibnu Abbas dan Al Hassan berpendapat bahwa yang dimaksud dengan keduanya adalah ahli sihir" yaitu Musa dan Muhammad saw dan ini adalah ucapan orang-orang musyrikin bangsa Arab.
Surah Al Qashash 49
قُلْ فَأْتُوا بِكِتَابٍ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ هُوَ أَهْدَى مِنْهُمَا أَتَّبِعْهُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (49)
Katakanlah:` Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada (Taurat dan Al quran) niscaya aku mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar `.(QS. 28:49)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia menyuruh Muhammad menawarkan kepada orang-orang kafir Quraisy yang mengatakan bahwa Musa dan Muhammad itu keduanya adalah ahli sihir, dan kitab Taurat dan Alquran adalah sihir belaka, untuk mendatangkan sebuah kitab dari sisi Allah yang lebih dapat memberi petunjuk dan mendatangkan kemaslahatan dari kitab Taurat dan Alquran, dan menegaskan kepada mereka bahwa dia bersedia akan meninggalkan kitab sucinya apabila mereka itu benar dalam pengakuan mereka, benar-benar dapat mendatangkan kitab yang dimaksud.
Surah Al Qashash 50
فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (50)
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.(QS. 28:50)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa kalau mereka itu tidak dapat memenuhi tawaran Muhammad dan tidak dapat menjawab tantangannya, yaitu mendatangkan kitab dari sisi Allah yang lebih menjamin kebahagiaan dari kitab Taurat dan Alquran, maka itu berarti bahwa pembangkangan mereka sesungguhnya hanyalah dorongan hawa nafsu mereka belaka, mengikuti ajakan setan yang tidak beralasan sama sekali. Orang-orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya menuruti bujukan setan tanpa ada petunjuk dari Allah SWT sedikitpun, adalah orang-orang yang sangat sesat bahkan paling sesat. Oleh sebab itu Allah SWT melarang mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan dari jalan yang benar. Dan orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, sebagaimana firman Allah SWT:
ولا تتبع الهوى فيضلك عن سبيل الله إن الذين يضلون عن سبيل الله لهم عذاب شديد بما نسوا يوم الحساب
Artinya:
Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan (Q.S. Sad: 26)
Ayat 50 ini, ditutup dengan suatu penegasan bahwa Allah SWT tidak akan memberi petunjuk orang-orang yang zalim yaitu orang-orang yang selalu meninggalkan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, mendustakan Rasul-Nya, mengikuti kemauan hawa nafsu mereka, lebih mengutamakan ketaatan kepada setan dari pada ketaatan kepada Allah SWT. Orang-orang zalim itu, akan mendapat azab yang amat pedih di akhirat kelak sebagaimana firman Allah SWT:
ومن يظلم منكم نذقه عذابا كبيرا
Artinya:
Barangsiapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar. (Q.S. Al Furqan: 19)
Dan firman-Nya:
فويل للذين ظلموا من عذاب يوم أليم
Artinya:
Lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orong yang zalim, yakni siksaan hari yang pedih (kiamat) (Q.S. Az Zukhruf: 65)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar