Senin, 03 September 2012

Mu'minuun 1 - 20


SURAH 
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH Mu'minuun>>
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=5&SuratKe=16
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun  
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,(QS. 23:1)

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) IMAN kepada ALLAH yang mencakup semua rukun-rukun iman yang 6. Dalam ayat ini Allah menjelaskan, bahwa sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, dan sebaliknya amat rugilah orang-orang kafir yang tidak beriman, karena walaupun mereka menurut perhitungan banyak mengerjakan amal kebaikan, akan tetapi semua amalnya itu akan sia-sia saja di akhirat nanti, karena tidak berlandaskan iman kepada-Nya. 
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mu'minuun 1 
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) 
(Sesungguhnya) lafal Qad di sini menunjukkan makna Tahqiq, artinya sungguh telah pasti (beruntunglah) berbahagialah (orang-orang yang beriman).

(yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya,(QS. 23:2)

الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) 
KHUSYUK DALAM SALATNYA. Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan sifat yang kedua yaitu seorang mukmin yang berbahagia itu, jika salat benar-benar khusyuk dalam salatnya, pikirannya selalu mengingat Tuhan, dan memusatkan semua pikiran dan pancainderanya dan munajat kepada Allah SWT. Dia menyadari dan merasakan bahwa seorang yang salat itu benar-benar sedang berhadapan dengan Tuhannya, maka oleh karena itu seluruh badan dan jiwanya diliputi kekhusyukan, kekhidmatan dan keikhlasan, diselingi dangan rasa takut dan diselubungi dengan penuh harapan kepada Tuhannya. Maka untuk dapat memenuhi syarat kekhusyukan dalam salatnya, harus memperhatikan tiga perkara. 
a). Mengerti tentang bacaannya, supaya ucapan lidahnya dapat diikuti dengan pengertiannya, sesuai dengan ayat 

أفلا يتدبرون القرآن أم على قلوب أقفالها 
Artinya: 
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci?. (Q.S. Muhammad: 24) 
b). Ingat kepada Allah dan takut kepada ancaman-Nya, sesuai dengan Firman-Nya: 

وأقم الصلاة لذكري 
Artinya: 
Dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (Q.S. Taha: 14) 
c). Salat berarti munajat kepada Allah, pikirannya dan perasaannya harus selalu mengingat dan jangan lengah atau lalai. Para Ulama berpendapat bahwa salat yang tidak khusyuk sama dengar. tubuh tidak berjiwa. Akan tetapi ketiadaan khusyuk dalam salat tidak membatalkan salat, dan tidak wajib diulang lagi.

dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.(QS. 23:3)

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) 
MENJAUHKAN DIRI DARI SETIAP PERBUATAN ATAU PERKATAAN YANG TIDAK BERGUNA. 
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan aifat yang ketiga, yaitu bahwa seorang mukmin yang bahagia itu ialah yang selalu menjaga waktu dan umurnya supaya jangan sia-sia. Sebagaimana ia khusyuk dalam salatnya, berpaling dari segala sesuatu kecuali dari Tuhan penciptanya, demikian pula ia berpaling dari segala perkataan yang tidak berguna bagi dirinya atau orang lain. Ia selalu menjauhkan diri dari penipuan, kelaliman, penghinaan kepada orang lain, korupsi, penyelewengan, menerima uang suap, pemborosan, penghamburan, penyalah gunaan uang yang dirumuskan dengan H.W.T yaitu: Harta, Wanita, dan Tahta (kedudukan). Mereka yakin, bahwa seluruh ucapan dan perbuatannya dicatat oleh Malaikat yang akan diperlihatkan kepada mereka nanti pada hari kiamat, dan dijadikan bahan untuk mengadili mereka sendiri. Maka atas dasar perhitungan dan keyakinan itu mereka tidak mau mengerjakan apa saja yang tidak berguna bagi dirinya sendiri, bahkan hanya menimbulkan kerugian dan penyesalan. Kekhusyukan dalam salat dapat berpengaruh kepadanya di luar salat ialah dengan berakhlak yang mulia dalam pergaulan sehari-hari meniru akhlak para Nabi dan para siddiqin.

Dan orang-orang yang menunaikan zakat,(QS. 23:4)

وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4) 
MENUNAIKAN ZAKAT WAJIB DAN DERMA YANG DIANJURKAN. 
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan, bahwa sifat keempat dari orang mukmin yang berbahagia itu, ialah suka mengeluarkan zakat dan memberi derma yang dianjurkan, yang oleh mereka dipandang sebagai usaha untuk membersihkan harta dan dirinya dari sifat kikir, tamak serakah, hanya mengutamakan diri sendiri (egois), dan juga untuk meringankan penderitaan hamba-hamba Allah yang serba kekurangan, sesuai dengan firman-Nya: 

قد أفلح من زكاها 
Artinya: 
Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. (Q.S. Asy Syams: 9)

dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,(QS. 23:5)
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.(QS. 23:6)

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 5 - 6 
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (6) 
MENJAGA KEMALUAN DARI PERBUATAN KEJI. 
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan sifat kelima dari orang mukmin yang berbahagia it", yaitu suka menjaga kemaluannya dari setiap perbuatan keji seperti berzina, mengerjakan perbuatan kaum Lut (homosexuil), onani dan sebagainya. Bersenggama itu yang diperbolehkan oleh agama hanya dengan istri yang telah dinikahi dengan sah atau dengan jariahnya yang diperoleh dari jihad fisabilillah, karena dalam hal ini mereka tidak tercela. 
Akan tetapi barang siapa yang berbuat, di luar yang tersebut itu, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dalam ayat ini dan yang sebelumnya Allah SWT menjelaskan bahwa kebahagiaan seorang hamba Allah itu tergantung kepada pemeliharaan kemaluannya dari berbagai penyalahgunaan supaya tidak termasuk orang yang tercela dan melampaui batas. 
Maka menahan ajakan hawa nafsu, jauh lebih ringan daripada menderita akibat-akibat buruk dari perbuatan zina itu. Allah SWT telah memerintahkan Nabi-Nya supaya menyampaikan perintah itu kepada umatnya, agar mereka menahan pandangannya dengan memicingkan mata dan memelihara kemaluannya dengan firman: 

قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم ويحفظوا فروجهم ذلك أزكى لهم إن الله خبير بما يصنعون 
Artinya: 
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (Q.S. An Nur: 30) 
Perintah seperti itu disampaikan pula kepada orang-orang yang beriman di kalangan kaum wanita. Mengapa Allah SWT memerintahkan umat Muhammad saw supaya menahan pandangan? Karena dengan jalan demikian dapat memelihara kemaluannya dari perbuatan zina, yang mula-mula timbul rangsangannya dari penglihatan mata. Sebagian besar dari pelanggaran-pelanggaran itu permulaannya dari pandangan mata, sebagaimana kebakaran-kebakaran yang besarpun asalnya dari percikan api yang kecil. Pandangan mata menelorkan renungan atau khayalan. Khayalan menelorkan rangsangan dan rangsangan menimbulkan langkah perbuatan. Maka hendaknya setiap orang dapat meneliti dan mengawasi setiap perkembagan dari hawa nafsunya itu dan agar selamat dari semua pengaruh yang buruk itu. Oleh sebab itu Islam membatasi pergaulan bebas antara wanita dan pria. Imam Ahmad berkata, "Saya tidak mengetahui setelah pembunuhan ada dosa yang lebih besar dari perzinaan". Pendapat beliau itu berlandaskan sebuah hadis Bukhari dari Abdullah bin Masud yang bertanya kepada Nabi saw, "Ya Rasulullah" dosa apakah yang paling besar?". Beliau menjawab, "Mengadakan sekutu bagi Allah, padahal Dialah Penciptamu. Saya bertanya lagi: Kemudian apa? Beliau menjawab, "Membunuh anakmu sendiri, karena takut akan makan bersamamu". Saya bertanya lagi, "Kemudian apa?. Beliau menjawab, "Berbuat zina dengan istri tetanggamu". 
Nabi Muhammad saw karena ditanya tentang dosa yang paling besar, maka beliau menerangkan dari tiap-tiap dosa yang paling puncaknya. Dari bermacam-macam kemusyrikan, maka yang paling besar dosanya ialah mengadakan tandingan atau sekutu bagi Allah dan dari bermacam-macam pembunuhan yang paling besar dosanya ialah membunuh anak sendiri karena takut akan makan bersama-sama dan dari bermacam-macam perzinaan yang paling besar dosanya ialah berzina dengan istri tetangganya, dan kerusakan akibat perzinaan itu dapat berlipat ganda pula menurut tahap pelanggarannya. Berzina dengan seorang perempuan yang mempunyai suami lebih besar dosanya dari pada berzina dengan yang tidak bersuami, karena ada pelanggaran terhadap Allah dan terhadap suami yang dilanggar kehormatan istrinya dan kesucian tempat tidurnya, dan menodai keturunannya bilamana menyebabkan kehamilan. Dan jika suaminya kebetulan pula tetangganya, maka dosanya bertambah besar pula, karena menyakiti tetangganya, sedang Nabi saw sendiri menyatakan dalam sebuah hadis yang sahih, bahwa seseorang tidak akan masuk surga, bila tetangganya tidak merasa aman dari kecerobohan-kecerobohan akhlaknya, dan tidak ada kecerobohan yang lebih besar dari pada berbuat zina dengan istri tetangganya. Maka berzina dengan istri tetangga, dosanya lebih besar dari pada seratus kali berzina dengan perempuan yang tidak bersuami. Apa bila tetangganya ada pula hubungan famili kekeluargaan, maka dosanya bertambah besar pula, karena mengakibatkan pula putusnya silaturahmi. Dan apabila tetangganya sedang bepergian untuk keperluan ibadah seperti naik haji, pergi ke pesantren menuntut ilmu atau jihad fisabillillah, maka si penzina itu bertambah pula dosanya, dan jika ia sendiri sudah pernah kawin, maka perzinaan itu termasuk zina Muhson yang berhak mendapat hukuman rajam, dilempari dengan batu sampai mati. Dan apabila si pezina itu sudah lanjut usianya, maka dosanya bertambah besar pula, karena sudah tua masih menjadi biang keladi kejahatan. 
Apabila perzinaan itu dilakukan pada waktu dan tempat yang mulia seperti waktu salat atau di bulan haram seperti Rajab, Zulkaidah, Zulhijah dan Muharam atau pada saat dikabulkannya doa-doa atau dilakukan di tempat suci, maka dosanya bertambah besar pula. Dengan demikian, dapat diketahui, bahwa bertambah besarnya dosa itu ada kaitannya dengan beberapa kondisi, situasi dan keadaan. Oleh karena dalam ayat ini ada pengecualian, yaitu kecuali terhadap istri-istri mereka atau jariah yang mereka miliki, mungkin ada yang memahami bolehnya berbuat homoseksual dengan budak hamba sahayanya, seperti dibolehkan bersenggama dengan jariahnya. Pemahaman seperti ini keliru sekali, bahkan jika ada orang berpendapat demikian dapat dimasukkan golongan orang murtad yang dituntut supaya segera bertobat, sebab sekalian kaum Muslimin telah sepakat ijma' bahwa berbuat homosexuil dengan hamba sahayanya sendiri sama dosanya seperti berbuat demikian itu dengan orang lain. Dalam pada itu perbuatan-perbuatan tersebut masing-masing adalah perbuatan dosa besar.

Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.(QS. 23:7)
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,(QS. 23:8)

وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8) 
MEMELIHARA AMANAT-AMANAT YANG DIPIKULNYA DAN MENEPATI JANJINYA. Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan sifat keenam dari orang mukmin yang beruntung itu, ialah suka memelihara amanat-amanat yang dipikulnya, baik dari Allah SWT ataupun dari sesama manusia, yaitu bilamana kepada mereka dititipkan barang atau uang sebagai amanat yang harus disampaikan kepada orang lain, maka mereka benar-benar menyampaikan amanat itu sebagaimana mestinya, dan tidak berbuat khianat. Demikian pula bila mereka mengadakan perjanjian, memenuhinya dengan sempurna. Mereka menjauhkan diri dari sifat kemunafikan seperti tersebut dalam sebuah hadis yang masyhur. yang menyatakan, tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu berbicara suka berdusta, jika menjanjikan sesuatu suka menyalahi dan jika diberi amanat suka berkhianat.

dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.(QS. 23:9)

وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (9) 
MEMELIHARA SALAT YANG LIMA WAKTU. Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan sifat yang ketujuh , yaitu orang mukmin yang berbahagia itu selalu memelihara dan memperhatikan salatnya yang lima waktu secara sempurna dalam waktunya yang telah ditentukan dengan memenuhi persyaratan dan sebab-sebabnya. Ayat ini tidak sama dengan ayat kedua di atas, sebab di sana disebutkan bahwa mereka khusyuk dalam salatnya, sedangkan di sini disebutkan bahwa mereka selalu memelihara salat dengan tertib dan +teratur. Kelompok ayat-ayat ini dimulai dengan menyebutkan salat dan disudahi pula dengan menyebut salat, hal ini memberi pengertian betapa pentingnya salat yang telah di jadikan tiang agama. Barangsiapa yang mendirikan salat sungguh ja telah mendirikan agama dan barangsiapa yang meninggalkan salat, sungguh ia telah merobohkan agama. 
Tersebut pula dalam sebuah hadis Nabi saw: 

اعلموا أن خير أعمالكم الصلاة ولا يحافظ على الوضوء إلا مؤمن. 
Artinya: 
Ketahuilah bahwa sebaik-baik amal perbuatanmu ialah salat, dan tidak ada orang yang selalu berusaha dalam keadaan berwudu melainkan seorang yang beriman. (H.R. Ibnu Majah) 

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mu'minuun 9 
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (9) 
(Dan orang-orang yang terhadap salat mereka) dapat dibaca dalam bentuk jamak dan mufrad, yakni Shalawaatihim dan shalaatihim (mereka memeliharanya) mereka mengerjakannya tepat pada waktu-waktunya.

Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,.(QS. 23:10)

أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ (10) 
Mereka yang memiliki tujuh sifat yang mulia itu akan mewarisi surga, disebabkan amal kebaikan mereka selama hidup di dunia. 

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mu'minuun 10 
أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ (10) 
(Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi) bukan selain mereka.

(Yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.(QS. 23:11)

الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (11) 
Yaitu surga Firdaus yang paling tinggi, yang di atasnya berada Arasy Allah Yang Maha Pemurah, dan mereka kekal di dalamnya. Umar meriwayatkannya sebuah hadis dimana Rasulullah saw bersabda di antaranya: 

أنزل عليّ عشر آيات من أقامهن دخل الجنة (فقرأ) قد أفلح المؤمنون. 
Artinya: 
Telah diturunkan kepadaku sepuluh ayat: Barangsiapa yang menegakkannya akan masuk surga" lalu ia membaca 10 ayat ini dari permulaan surah Al-Mukminun. (H.R. Tirmizi)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.(QS. 23:12)

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) 
Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Ada segolongan ahli tafsir menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan manusia di sini ialah keturunan Adam termasuk kita sekalian, yang berasal dari air mani. Jika diadakan penyelidikan yang seksama, maka sebenarnya air mani itupun berasal dari tanah setelah melalui beberapa proses perkembangan. Makanan yang merupakan hasil bumi, yang di makan oleh manusia, dalam alat pencernaannya berubah menjadi cairan yang bercampur dengan darah yang menyalurkan bahan-bahan hidup dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia ke seluruh bagian anggotanya. Dan jika manusia itu meninggal dunia dan dimasukkan ke dalam kubur di dalam tanah, maka badannya akan hancur lebur dan kembali menjadi tanah lagi, sesuai dengan Firman Allah: 

منها خلقناكم وفيها نعيدكم ومنها نخرجكم تارة أخرى 
Artinya: 
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain. (Q.S. Taha: 55) 


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mu'minuun 12 
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) 
(Dan) Allah telah berfirman, (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) yakni Adam (dari suatu sari pati) lafal Sulaalatin berasal dari perkataan Salaltusy Syai-a Minasy Syai-i, artinya aku telah memeras sesuatu daripadanya, yang dimaksud adalah inti sari dari sesuatu itu (berasal dari tanah) lafal Min Thiinin berta'alluq kepada lafal Sulaalatin.

Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).(QS. 23:13)

ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) 
Kemudian Kami tempatkan saripati air mani itu dalam tulang rusuk sang suami yang dalam persetubuhan dengan istrinya ditumpahkan ke dalam rahimnya, suatu tempat penyimpanan yang kokoh bagi janin sampai saat kelahirannya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mu'minuun 13 
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) 
(Kemudian Kami jadikan ia) manusia atau keturunan Adam (dari nuthfah) yakni air mani (yang berada dalam tempat yang kokoh) yaitu rahim.

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.(QS. 23:14)

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14) 
Kemudian air mani itu Kami kembangkan dalam beberapa minggu sehingga menjadi segumpal darah, dari darah Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu ada bagian dalamnya yang Kami jadikan tulang belulang, dan ada bagian lain unsur daging yang Kami jadikan daging, kemudian tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, laksana pakaian penutup tubuh, kemudian Kami jadikan makhluk yang (berbentuk) lain, setelah ditiupkan Roh ke dalamnya, sehingga menjadi manusia yang sempurna, dapat berbicara, melihat, mendengar, berpikir yang tadinya hanya merupakan benda mati saja. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik. 
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Umar bin Khattab r.a. berkata: Keinginanku bersesuaian dengan kehendak Tuhan pada empat perkara. 
Pertama: Saya usulkan pada Rasulullah saw supaya di belakang Maqom Ibrahim dijadikan tempat salat maka turunlah Firman Allah: 

واتخذوا من مقام إبراهيم مصلى 
Artinya: 
Dan jadikanlah sebahagian maqom Ibrahim tempat salat. (Q.S. Al Baqarah: 152) 
Kedua: Saya usulkan kepada Rasulullah saw. supaya istri-istrinya memasang tabir (hijab) bila kedatangan tamu laki-laki, yang kadang-kadang tidak saleh semuanya, maka turunlah Firman Allah: 

وإذا سألتموهن متاعا فاسألوهن من وراء حجاب 
Artinya: 
Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Q.S. Al Ahzab: 53) 
Ketiga: Saya berkata kepada istri-istri Nabi supaya berhenti menimbulkan kesulitan kepada beliau, karena mungkin Allah akan memberi ganti dengan istri-istri yang lebih baik, maka turunlah Firman Allah: 

عسى ربه إن طلقكن أن يبدله أزواجا خيرا منكن 
Artinya: 
Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu. (Q.S. At Tahrim: 5) 
Keempat: Setelah turun surah Al-Mukminun ayat 12,13 dan 14 surah Al-Mukminun, maka saya ucapkan Fatabarokallahu ahsanul Khaliqin, dan Rasulullah saw bersabda, "Demikian itu sesuai dengan yang diturunkan-Nya". 


Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mu'minuun 14 
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (14) 
(Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah) darah kental (lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging) daging yang besarnya sekepal tangan (dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging) menurut qiraat yang lain lafal 'Izhaaman dalam dua tempat tadi dibaca 'Azhman, yakni dalam bentuk tunggal. Dan lafal Khalaqnaa yang artinya menciptakan, pada tiga tempat tadi bermakna Shayyarnaa, artinya Kami jadikan (kemudian Kami jadikan dia sebagai makhluk yang lain) yaitu dengan ditiupkan roh ke dalam tubuhnya. (Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik) sebaik-baik Yang Menciptakan. Sedangkan Mumayyiz dari lafal Ahsan tidak disebutkan, karena sudah dapat diketahui dengan sendirinya, yaitu lafal Khalqan.

Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.(QS. 23:15)

ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ (15) 
kemudian sesudah penciptaanmu yang pertama itu, kamu sekalian pasti akan menemui ajalmu yang telah ditentukan.

Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.(QS. 23:16)

ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ (16) 
kemudian sesunguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan dari kuburmu pada Hari Kiamat, untuk dihisab tentang segala amal perbuatanmu selama berada di dunia ini, yang baik akan diberi pahala, yang buruk akan diberi siksa.

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).(QS. 23:17)

وَلَقَدْ خَلَقْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعَ طَرَائِقَ وَمَا كُنَّا عَنِ الْخَلْقِ غَافِلِينَ (17) 
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia telah menciptakan di atas manusia tujuh buah langit, sebagian berada di atas sebagian yang lain yang menjadi tempat peredaran bintang-bintang, yang telah dikenal orang sejak dahulu kala, dan telah ditemukan lagi beberapa bintang lainnya oleh ulama falak pada masa kini. Dan Kami sekali-kali tidaklah lengah terhadap semua ciptaan Kami itu, baik terhadap peredaran-peredaran maupun terhadap yang lainnya, karena peredaran semua planet-planet di angkasa luar itu semua mengikuti peraturan tertentu, yang seandainya Kami lengah terhadapnya, niscaya akan terjadi benturan-benturan planet itu satu sama lain, yang mengakibatkan timbulnya bencana yang tidak dapat diperkirakan hebat dan dahsyatnya, dan memang itupun akan terjadi, akan tetapi waktunya nanti pada Hari Kiamat, di mana segala sesuatunya telah direncanakan di Lohmahfuz.

Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.(QS. 23:18)

وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ (18) 
Lalu Allah menurunkan dari langit air hujan dengan kadar yang diperlukan, tidak terlalu lebat sehingga menimbulkan bencana banjir dan tidak sedikit sehingga cukup untuk mengairi kebun-kebun yang memerlukannya. Dan ada pula tanah-tanah yang memerlukan banyak air, akan tetapi tidak tahan menerima hujan yang lebat, maka air yang diperlukan itu didatangkan dari negeri lain melalui sungai-sungai yang besar seperti negeri Mesir dengan sungai Nilnya yang bersumber di tengah-tengah benua Afrika. Dan di samping membawa air yang diperlukan, juga membawa lumpur yang sangat bermanfaat untuk menambah kesuburan. Dan sebahagian dari air itu Kami jadikan menetap dalam bumi untuk mengisi sumur-sumur dan parit-parit yang berfungsi dalam bidang irigasi, dan karena air dalam bumi itu bersentuhan pula dengan lapisan logam-logam dan zat kimia lainnya, menyebabkan pula air itu mengandung unsur-unsur kimiawi yang menambah kesuburan tanah, dan bila lewat di lereng gunung-gungung berapi dapat pula menjadi sumber-sumber air panas yang mengandung belerang, dan dapat dijadikan tempat pemandian air panas sangat berguna untuk menyembuhkan penyakit kulit dan sebagainya. Semua sumber-sumber kenikmatan penggunaan air itu, jika dimanfaatkan dengan rasa syukur ke hadirat Allah, niscaya akan lama dapat dinikmati, akan tetapi awas, sesungguhnya Kami berkuasa pula untuk menghilangkannya, terutama bila tempat-tempat itu dipakai untuk keperluan perbuatan maksiat.

Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu memperoleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan,(QS. 23:19)
dan pohon kayu ke luar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-orang yang makan.(QS. 23:20)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Mu'minuun 19 - 20 
فَأَنْشَأْنَا لَكُمْ بِهِ جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ لَكُمْ فِيهَا فَوَاكِهُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (19) وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِنْ طُورِ سَيْنَاءَ تَنْبُتُ بِالدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِلْآكِلِينَ (20) 
Lalu dengan sebab air hujan itu Allah menumbuhkan untuk manusia kebun-kebun kurma dan anggur dan selain itu kamu memperoleh pula di dalamnya banyak buah-buahan aneka warna yang dapat di makan dan ada pula dari tanam-tanaman itu yang jadi sumber penghidupan, seperti dari hasil pohon lada, pohon pala, pohon cengkeh dan sebagainya. 
Dan dijadikan pula untuk manusia sejenis pohon kayu yang keluar dari Tursina yaitu pohon zaitun yang banyak tumbuh di sekitar gunung itu, yang banyak menghasilkan minyak dan sering digunakan untuk melezatkan hidangan makanan dan pada akhir-akhir ini dapat pula dijadikan sabun kecantikan.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Mu'minuun 20 
وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِنْ طُورِ سَيْنَاءَ تَنْبُتُ بِالدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِلْآكِلِينَ (20) 
(Dan) Kami tumbuhkan pula (pohon kayu yang asal tumbuhnya dari Thursina) dapat dibaca Sina dan Saina dengan tidak menerima Tanwin karena menjadi 'Alamiyah, artinya nama sebuah bukit. Jika tidak menerima tanwin karena Illat Ta'nits, maka berarti nama suatu lembah (yang menghasilkan) dapat dibaca Tunbitu dan Tanbutu (minyak) bila menurut bacaan Tunbitu maka huruf Ba dianggap huruf Zaidah, bila menurut bacaan yang kedua yaitu Tanbutu maka huruf Ba dianggap sebagai huruf Ta'diyah yang menggandengkan Fi'il dengan Maf'ul; pohon yang dimaksud adalah pohon Zaitun (dan sebagai penyedap bagi orang-orang yang makan) lafal ini di'athafkan kepada lafal Bid Duhni, sehingga dibaca Wa Shibghin Lil Aakiliina. Artinya, sebagai penyedap suapan yang dicelupkan kepadanya kemudian dimakan, yang dimaksud adalah minyak Zaitun tersebut.


<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH Mu'minuun>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar