http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=3&SuratKe=27
Dia berkata: `Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal (nya)`.(QS. 27:41)
Surah An Naml 41
قَالَ نَكِّرُوا لَهَا عَرْشَهَا نَنْظُرْ أَتَهْتَدِي أَمْ تَكُونُ مِنَ الَّذِينَ لَا يَهْتَدُونَ (41)
Sulaiman as memerintahkan kepada pemimpin-pemimpin kaumnya agar merubah sebahagian bentuk dari singgasana Balqis yang telah sampai di hadapannya itu, karena ia ingin melihat apakah ratu Balqis mengetahui bahwa yang didudukinya itu ialah singgasananya atau ia tidak mengetahui sama sekali.
Dengan cara yang demikian itu diharapkan agar ratu Balqis bertambah yakin bahwa Sulaiman adalah Rasul Allah, ia tidak mengharapkan sesuatu selain keimanan ratu Balqis dan kaumnya.
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: `Serupa inikah singgasanamu?` Dia menjawab: `Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri`.(QS. 27:42)
Surah An Naml 42
فَلَمَّا جَاءَتْ قِيلَ أَهَكَذَا عَرْشُكِ قَالَتْ كَأَنَّهُ هُوَ وَأُوتِينَا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِينَ (42)
Setelah ratu Balqis datang, Sulaiman bertanya kepadanya: "Apakah seperti ini singgasanamu? Balqis menjawab: "Benar, singgasanaku ini seakan-akan singgasanaku".
Menurut Mujahid, ratu Balqis mengetahui bahwa singgasana itu adalah singgasananya, karena tanda-tanda menunjukkan bahwa sebenarnyalah singgasana itu kepunyaannya, akan tetapi dia merasa heran, kenapa singgasana itu berada di istana Sulaiman.
Melihat kenyataan itu dan dihubungkan dengan pengetahuannya tentang burung Hud-hud, maka Balqis berkata: "Sebenarnya telah diberikan kepada kami, sebelum terjadinya mukjizat ini, pengetahuan bahwa Tuhan yang berhak disembah itu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dia Maha Kuasa, demikian pula tentang burung Hud-hud, sebagai burung yang luar biasa yang dengan, kekuasaan Tuhan telah dapat menghubungkan negeri kami dengan kamu dan juga dengan memperhatikan berita-berita yang kami terima dari para utusan kami. Semua itu menunjukkan bahwa engkau hai Sulaiman benar-benar seorang Rasul Allah yang diutus kepada kami untuk menyampaikan agama Nya.
Karena itu kami bersama-sama dengan kaum kami menyatakan beriman kepada engkau, kami akan meninggalkan agama kami yang selama ini kami anut. Dan engkau hai Sulaiman tidak perlu lagi mengemukakan kepada kami mukjizat yang lain, karena kami telah beriman.
Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.(QS. 27:43)
وَصَدَّهَا مَا كَانَتْ تَعْبُدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنَّهَا كَانَتْ مِنْ قَوْمٍ كَافِرِينَ (43)
Ayat ini menerangkan apa sebab ratu Balqis belum mau menerima Islam sebelum ini, sebabnya ialah: karena pemuka-pemuka kaumnya yang kafir menyembah matahari. Dia khawatir kalau-kalau kaumnya mengecilkannya. Setelah ia berhadapan dengan Sulaiman barulah ia berani menyatakan keislamannya dan berani pula menyatakan kandungan hatinya.
Dikatakan kepadanya: `Masuklah ke dalam istana`. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya `. Berkatalah Sulaiman:` Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca `. Berkatalah Balqis:` Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam `.(QS. 27:44)
Surah An Naml 44
قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الصَّرْحَ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا قَالَ إِنَّهُ صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (44)
Menurut sesuatu riwayat, bahwa setelah Nabi Sulaiman as mengetahui dari Allah akan kedatangan ratu Balqis ke negerinya, maka ia memerintahkan kaumnya membuat suatu istana yang besar, dan indah yang lantainya terbuat dari kaca yang mengkilap yang mudah memantulkan cahaya. Di bawah lantai kaca itu terdapat kolam yang berisikan macam-macam ikan, dan air kolam itu seakan-akan mengalir seperti sungai. Di waktu kedatangan ratu Balqis, Nabi Sulaiman menerimanya diistananya yang baru itu. Maka dipersilahkannya ratu Balqis masuk istananya. Ratu Balqis heran dan terkejut waktu memasuki istana. Sulaiman itu, menurut penglihatannya ada sungai yang terbentang yang harus dilaluinya untuk menemui Sulaiman. Karena itu ia menyingkapkan kainnya, sehingga nampaklah kedua betisnya. Melihat yang demikian itu Sulaiman berkata: "Apa yang kau lihat itu bukanlah air atau sungai, tetapi lantai kaca yang di bawahnya ada air mengalir. Mendengar ucapan Sulaiman itu ratu Balqis segera menurunkan kainnya dan ia mengakui dalam hatinya bahwa kerajaan Sulaiman lebih besar dan lebih bagus dari istananya.
Kemudian oleh Nabi Sulaiman diserulah Balqis agar menganut agama Islam, dan diterangkannya kesesatan menyembah matahari itu. Seruan Sulaiman itu diterima dengan baik oleh Balqis, dan disesalinya kekafirannya selama ini, karena dengan demikian berarti dia berbuat aniaya kepada dirinya sendiri, dan dinyatakanlah bahwa dia bersedia berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah Tuhan semesta alam. Kepada Nyalah dia beribadat dengan seikhlas-ikhlasnya.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naml 44
قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الصَّرْحَ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا قَالَ إِنَّهُ صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (44)
(Dan dikatakan pula kepadanya, "Masuklah ke dalam istana!") yang lantainya terbuat dari kaca yang bening sekali, kemudian di bawahnya ada air tawar yang mengalir yang ada ikannya. Nabi Sulaiman sengaja melakukan demikian sewaktu ia mendengar berita bahwa kedua betis ratu Balqis dan kedua telapak kakinya seperti keledai. (Maka tatkala dia melihat lantai istana itu dikiranya kolam air) yakni kolam yang penuh dengan air (dan disingkapkannya kedua betisnya) untuk menyeberangi yang ia duga sebagai kolam, sedangkan Nabi Sulaiman pada saat itu duduk di atas singgasananya di ujung lantai kaca itu, maka ternyata ia melihat kedua betis dan kedua telapak kakinya indah. (Sulaiman berkata) kepada Balqis, ("Sesungguhnya ia adalah istana licin) dan halus (yang terbuat dari kaca") kemudian Nabi Sulaiman mengajaknya untuk masuk Islam. (Balqis berkata, "Ya Rabbku! Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku sendiri) dengan menyembah selain Engkau (dan aku berserah diri) mulai saat ini (bersama Sulaiman kepada Allah, Rabb semesta alam.") kemudian Nabi Sulaiman berkehendak untuk mengawininya tetapi ia tidak menyukai rambut yang ada pada kedua betisnya. Maka setan-setan membuat cahaya untuk Nabi Sulaiman, dengan cahaya itu lenyaplah bulu-bulu betisnya. Nabi Sulaiman menikahinya serta mencintainya, kemudian Nabi Sulaiman mengakui kerajaannya. Tersebutlah, bahwa Nabi Sulaiman menggilirnya sekali setiap bulan, kemudian ia tinggal bersamanya selama tiga hari untuk setiap giliran. Disebutkan di dalam suatu riwayat, bahwa Nabi Sulaiman telah diangkat menjadi raja sejak ia berumur tiga belas tahun. Pada saat ia meninggal dunia umurnya mencapai lima puluh tiga tahun; Maha Suci Allah yang tiada habis bagi kerajaan-Nya.
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shaleh (yang berseru):` Sembahlah Allah `. Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan yang bermusuhan.(QS. 27:45)
Surah An Naml 45
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ فَإِذَا هُمْ فَرِيقَانِ يَخْتَصِمُونَ (45)
Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT telah mengutus Nabi Saleh as kepada kaumnya Tsamud yang berdiam di Al Hajr, suatu daerah pegunungan batu yang terletak antara Wadil Qura dan Syam. Nabi Saleh as masih termasuk dalam keturunan Tsamud, berarti Nabi Saleh diutus kepada kaumnya sendiri. Nabi Saleh as menyeru kaumnya yang menyembah sesuatu di samping Allah, agar mereka hanya menyembah Allah saja, Tuhan Yang Maha Esa. Dalam menanggapi seruan Saleh itu, maka kaumnya terbagi dua:
1. Sebagian kecil dari mereka memenuhi seruannya dengan meninggalkan penyembahan berhala dan hanya menyembah Tuhan Yang Maha Esa saja.
2. Sebagian besar dari mereka tetap ingkar bahkan mereka mengancam dan menentang Saleh as.
Antara kedua golongan di atas itu terjadilah perdebatan dan permusuhan, masing-masing golongan menuduh bahwa agama yang mereka anut adalah agama yang batal. Bahkan golongan yang mengakui dirinya kuat, dan mempunyai pengikut yang lebih banyak, bertambah-tambah kelaliman mereka, dan menentang Saleh dengan membunuh unta yang sudah dilarang kepada mereka untuk membunuhnya, mereka meminta agar disegerakan turunnya azab kepada mereka, seandainya ia adalah benar-benar Rasul yang diutus Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ (77)
Artinya:
Kemudian mereka sembelih unta betina itu dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata, "Hai Saleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)". (Q.S. Al A'raf: 77)
Dia berkata:` Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat `.(QS. 27:46)
Surah An Naml 46
قَالَ يَا قَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (46)
Melihat sikap dan tantangan kaumnya itu, maka Saleh mengatakan kepada mereka: "Wahai kaum kerabatku, mengapa kamu sekalian ingin disegerakan azab datang menimpamu, sebelum kamu beriman dan mengerjakan kebaikan. Mengapa kamu sekalian tidak segera beriman dan tetap dalam kekafiran, padahal keimananmu itu dapat mendatangkan pahala dan kebahagiaan abadi bagimu, sedang kekafiran itu akan mengakibatkan dosa dan azab yang kekal di akhirat nanti."
Selanjutnya Saleh as mengatakan: "Wahai kaumku, apakah tidak lebih baik kamu segera mohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada Nya, sehingga dosa-dosamu diampuni Nya dan rahmat yang telah diberikan Nya ditambah lagi dengan rahmat yang lebih besar lagi.
Mereka menjawab:` Kami mendapat nasib yang malang disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu `. Shaleh berkata:` Nasibmu ada pada sisi Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu yang diuji `.(QS. 27:47)
Surah An Naml 47
قَالُوا اطَّيَّرْنَا بِكَ وَبِمَنْ مَعَكَ قَالَ طَائِرُكُمْ عِنْدَ اللَّهِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تُفْتَنُونَ (47)
Kaum Tsamud yang ingkar itu menjawab: "Wahai Saleh, kami merasa sial dengan seruan kamu ini dan dengan orang-orang yang beriman kepadamu, karena semenjak kamu menyeru kami agar meninggalkan tuhan-tuhan kami dan hanya menyembah Tuhan Yang Maha Esa maka kami telah ditimpa pelbagai malapetaka seperti tidak turunnya hujan yang menyebabkan kekeringan dan lain-lain, Kami percaya bahwa kami akan terus ditimpa bencana karena kemarahan tuhan-tuhan kami akibat perbuatanmu itu. Tanda-tanda kesialan dan kedatangan bencana itu nampak pada setiap kami melempar dan mengejuti burung, ia memperlihatkan tanda-tanda yang tidak baik kepada kami.
Mereka menjawab demikian karena kebodohan mereka, dan kepercayaan mereka kepada yang bukan-bukan seperti tahayul, dan lain-lain. Sebagaimana halnya orang-orang purbakala yang percaya pada kekuatan-kekuatan gaib yang terdapat pada benda-benda di alam ini, di samping kekuatan gaib yang ada pada Allah sendiri, maka demikian pulalah halnya kaum Tsamud. Salah satu kepercayaan dan adat kebiasaan kaum Tsamud, ialah apabila mereka dalam perjalanan, mereka menemui burung-burung dari kanan ke arah kiri, mereka gembira, karena hal yang demikian mengisyaratkan bahwa mereka boleh meneruskan perjalanan itu dan berjalan jauh. Sebaliknya jika burung itu terbang dan lari dari kiri menuju ke arah kanan itu menandakan bahwa ada musibah jika mereka tetap melakukan perjalanan jauh itu.
Saleh menjawab pertanyaan kaumnya itu: "Sesungguhnya apa saja yang menimpa kamu sekalian, apakah baik atau buruk, bahagia atau sengsara adalah ketentuan Allah dan itulah kada dan kadarnya. Tiada seorangpun yang dapat merubah kada dan kadar Allah itu. Jika Dia menghendaki, Dia akan memberikan rezeki, jika Dia menghendaki, kamu tidak akan diberi Nya rezeki sedikitpun. Aku beserta pengikut-pengikutku tidak kuasa sedikitpun mendatangkan kesialan atau keberuntungan kepada kamu sekatian.
Kemudian Saleh menerangkan kepada mereka bahwa sebab-sebab kesialan itu, adalah merupakan ujian dari Tuhan kepadamu, apakah kamu mau mengikuti seruannya dan tidak lagi mengerjakan perbuatan-perbuatan terlarang yang biasa mereka kerjakan, atau kamu tidak mau mengikutinya.
Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan.(QS. 27:48)
Surah An Naml 48
وَكَانَ فِي الْمَدِينَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ (48)
Ayat ini menerangkan sebab-sebab banyaknya timbul kebinasaan di dalam negeri mereka, yaitu di dalam kota Hijr itu terdapat sembilan orang yang suka berbuat kekacauan dalam masyarakat. Mereka yang sembilan orang itu berasal dari anak-anak orang bangsawan yang berkuasa di negeri itu. Segala perbuatan apapun baik atau buruk dapat mereka lakukan dengan leluasa, tidak seorangpun dapat menghalanginya, karena perbuatan-perbuatan jahat yang mereka lakukan itu selalu dilindungi dan dibela oleh orang-orang tua mereka yang berkuasa di negeri itu, sehingga orang yang sembilan itu menjadi sumber perbuatan buruk dan angkara murka.
Ada beberapa riwayat yang menerangkan nama-nama dari orang yang sembilan itu, seperti yang diterangkan oleh Al Gaznawi, Ibnu Ishaq, Zamakhsyari, Mawardi dan sebagainya; masing-masing mereka mengemukakan nama-nama yang berbeda-beda. Tetapi yang penting dari semuanya itu ialah bahwa kerusakan dan perbuatan dosa yang dilakukan oleh penjahat-penjahat yang sembilan itu di negeri Tsamud diketahui dan direstui oleh pembesar-pembesar negeri itu.
Orang yang sembilan ini, oleh karena mereka berasal dari kaum bangsawan yang berkuasa di negeri itu, maka pengaruh mereka amat besar kepada kaum Tsamud.
Mereka berkata:` Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar `.(QS. 27:49)
Surah An Naml 49
قَالُوا تَقَاسَمُوا بِاللَّهِ لَنُبَيِّتَنَّهُ وَأَهْلَهُ ثُمَّ لَنَقُولَنَّ لِوَلِيِّهِ مَا شَهِدْنَا مَهْلِكَ أَهْلِهِ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ (49)
Ayat ini menerangkan perbuatan makar yang sedang dirundingkan oleh orang-orang sembilan itu, setelah mereka melakukan perbuatan terlarang dengan membunuh unta yang dilarang oleh Saleh untuk dibunuh. Mereka menerima ancaman dari Saleh bahwa mereka akan dibinasakan Allah dalam waktu tiga harta setelah mereka membunuh unta itu.
Di antara mereka ada yang berkata: "Marilah kita semua bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa kita akan membunuh Saleh dengan pengikut-pengikutnya, pada suatu malam, kemudian kita katakan kepada keluarganya yang terbunuh itu esok harinya, bahwa kita tidak tahu menahu tentang peristiwa itu, dan mustahil kita melakukan perbuatan aniaya terhadap keluarga sendiri, dan kita katakan kepadanya bahwa kita semua adalah orang-orang yang benar.
Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari.(QS. 27:50)
Surah An Naml 50
وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (50)
Allah SWT memperingatkan kepada kaum Muslimin bahwa demikianlah rencana perbuatan makar dan tipu daya yang dibuat oleh kaum Tsamud untuk membunuh Saleh dan orang-orang yang beriman besertanya. Tetapi mereka lupa bahwa Allah SWT mempunyai rencana dan kehendak yang tidak dapat mereka halangi sedikitpun, sesuai dengan sunah Nya, yaitu Dia akan menimpakan azab dan siksa kepada orang-orang yang mengingkari seruan para Rasul yang diutus Nya. Di dunia mereka akan ditimpa malapetaka yang datang tanpa mereka sadari, sedang di akhirat nanti mereka akan menemui azab yang pedih.
Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya.(QS. 27:51)
قَالَ نَكِّرُوا لَهَا عَرْشَهَا نَنْظُرْ أَتَهْتَدِي أَمْ تَكُونُ مِنَ الَّذِينَ لَا يَهْتَدُونَ (41)
Sulaiman as memerintahkan kepada pemimpin-pemimpin kaumnya agar merubah sebahagian bentuk dari singgasana Balqis yang telah sampai di hadapannya itu, karena ia ingin melihat apakah ratu Balqis mengetahui bahwa yang didudukinya itu ialah singgasananya atau ia tidak mengetahui sama sekali.
Dengan cara yang demikian itu diharapkan agar ratu Balqis bertambah yakin bahwa Sulaiman adalah Rasul Allah, ia tidak mengharapkan sesuatu selain keimanan ratu Balqis dan kaumnya.
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: `Serupa inikah singgasanamu?` Dia menjawab: `Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri`.(QS. 27:42)
Surah An Naml 42
فَلَمَّا جَاءَتْ قِيلَ أَهَكَذَا عَرْشُكِ قَالَتْ كَأَنَّهُ هُوَ وَأُوتِينَا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِينَ (42)
Setelah ratu Balqis datang, Sulaiman bertanya kepadanya: "Apakah seperti ini singgasanamu? Balqis menjawab: "Benar, singgasanaku ini seakan-akan singgasanaku".
Menurut Mujahid, ratu Balqis mengetahui bahwa singgasana itu adalah singgasananya, karena tanda-tanda menunjukkan bahwa sebenarnyalah singgasana itu kepunyaannya, akan tetapi dia merasa heran, kenapa singgasana itu berada di istana Sulaiman.
Melihat kenyataan itu dan dihubungkan dengan pengetahuannya tentang burung Hud-hud, maka Balqis berkata: "Sebenarnya telah diberikan kepada kami, sebelum terjadinya mukjizat ini, pengetahuan bahwa Tuhan yang berhak disembah itu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dia Maha Kuasa, demikian pula tentang burung Hud-hud, sebagai burung yang luar biasa yang dengan, kekuasaan Tuhan telah dapat menghubungkan negeri kami dengan kamu dan juga dengan memperhatikan berita-berita yang kami terima dari para utusan kami. Semua itu menunjukkan bahwa engkau hai Sulaiman benar-benar seorang Rasul Allah yang diutus kepada kami untuk menyampaikan agama Nya.
Karena itu kami bersama-sama dengan kaum kami menyatakan beriman kepada engkau, kami akan meninggalkan agama kami yang selama ini kami anut. Dan engkau hai Sulaiman tidak perlu lagi mengemukakan kepada kami mukjizat yang lain, karena kami telah beriman.
Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.(QS. 27:43)
وَصَدَّهَا مَا كَانَتْ تَعْبُدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنَّهَا كَانَتْ مِنْ قَوْمٍ كَافِرِينَ (43)
Ayat ini menerangkan apa sebab ratu Balqis belum mau menerima Islam sebelum ini, sebabnya ialah: karena pemuka-pemuka kaumnya yang kafir menyembah matahari. Dia khawatir kalau-kalau kaumnya mengecilkannya. Setelah ia berhadapan dengan Sulaiman barulah ia berani menyatakan keislamannya dan berani pula menyatakan kandungan hatinya.
Dikatakan kepadanya: `Masuklah ke dalam istana`. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya `. Berkatalah Sulaiman:` Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca `. Berkatalah Balqis:` Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam `.(QS. 27:44)
Surah An Naml 44
قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الصَّرْحَ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا قَالَ إِنَّهُ صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (44)
Menurut sesuatu riwayat, bahwa setelah Nabi Sulaiman as mengetahui dari Allah akan kedatangan ratu Balqis ke negerinya, maka ia memerintahkan kaumnya membuat suatu istana yang besar, dan indah yang lantainya terbuat dari kaca yang mengkilap yang mudah memantulkan cahaya. Di bawah lantai kaca itu terdapat kolam yang berisikan macam-macam ikan, dan air kolam itu seakan-akan mengalir seperti sungai. Di waktu kedatangan ratu Balqis, Nabi Sulaiman menerimanya diistananya yang baru itu. Maka dipersilahkannya ratu Balqis masuk istananya. Ratu Balqis heran dan terkejut waktu memasuki istana. Sulaiman itu, menurut penglihatannya ada sungai yang terbentang yang harus dilaluinya untuk menemui Sulaiman. Karena itu ia menyingkapkan kainnya, sehingga nampaklah kedua betisnya. Melihat yang demikian itu Sulaiman berkata: "Apa yang kau lihat itu bukanlah air atau sungai, tetapi lantai kaca yang di bawahnya ada air mengalir. Mendengar ucapan Sulaiman itu ratu Balqis segera menurunkan kainnya dan ia mengakui dalam hatinya bahwa kerajaan Sulaiman lebih besar dan lebih bagus dari istananya.
Kemudian oleh Nabi Sulaiman diserulah Balqis agar menganut agama Islam, dan diterangkannya kesesatan menyembah matahari itu. Seruan Sulaiman itu diterima dengan baik oleh Balqis, dan disesalinya kekafirannya selama ini, karena dengan demikian berarti dia berbuat aniaya kepada dirinya sendiri, dan dinyatakanlah bahwa dia bersedia berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah Tuhan semesta alam. Kepada Nyalah dia beribadat dengan seikhlas-ikhlasnya.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Naml 44
قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الصَّرْحَ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا قَالَ إِنَّهُ صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (44)
(Dan dikatakan pula kepadanya, "Masuklah ke dalam istana!") yang lantainya terbuat dari kaca yang bening sekali, kemudian di bawahnya ada air tawar yang mengalir yang ada ikannya. Nabi Sulaiman sengaja melakukan demikian sewaktu ia mendengar berita bahwa kedua betis ratu Balqis dan kedua telapak kakinya seperti keledai. (Maka tatkala dia melihat lantai istana itu dikiranya kolam air) yakni kolam yang penuh dengan air (dan disingkapkannya kedua betisnya) untuk menyeberangi yang ia duga sebagai kolam, sedangkan Nabi Sulaiman pada saat itu duduk di atas singgasananya di ujung lantai kaca itu, maka ternyata ia melihat kedua betis dan kedua telapak kakinya indah. (Sulaiman berkata) kepada Balqis, ("Sesungguhnya ia adalah istana licin) dan halus (yang terbuat dari kaca") kemudian Nabi Sulaiman mengajaknya untuk masuk Islam. (Balqis berkata, "Ya Rabbku! Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku sendiri) dengan menyembah selain Engkau (dan aku berserah diri) mulai saat ini (bersama Sulaiman kepada Allah, Rabb semesta alam.") kemudian Nabi Sulaiman berkehendak untuk mengawininya tetapi ia tidak menyukai rambut yang ada pada kedua betisnya. Maka setan-setan membuat cahaya untuk Nabi Sulaiman, dengan cahaya itu lenyaplah bulu-bulu betisnya. Nabi Sulaiman menikahinya serta mencintainya, kemudian Nabi Sulaiman mengakui kerajaannya. Tersebutlah, bahwa Nabi Sulaiman menggilirnya sekali setiap bulan, kemudian ia tinggal bersamanya selama tiga hari untuk setiap giliran. Disebutkan di dalam suatu riwayat, bahwa Nabi Sulaiman telah diangkat menjadi raja sejak ia berumur tiga belas tahun. Pada saat ia meninggal dunia umurnya mencapai lima puluh tiga tahun; Maha Suci Allah yang tiada habis bagi kerajaan-Nya.
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shaleh (yang berseru):` Sembahlah Allah `. Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan yang bermusuhan.(QS. 27:45)
Surah An Naml 45
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ فَإِذَا هُمْ فَرِيقَانِ يَخْتَصِمُونَ (45)
Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT telah mengutus Nabi Saleh as kepada kaumnya Tsamud yang berdiam di Al Hajr, suatu daerah pegunungan batu yang terletak antara Wadil Qura dan Syam. Nabi Saleh as masih termasuk dalam keturunan Tsamud, berarti Nabi Saleh diutus kepada kaumnya sendiri. Nabi Saleh as menyeru kaumnya yang menyembah sesuatu di samping Allah, agar mereka hanya menyembah Allah saja, Tuhan Yang Maha Esa. Dalam menanggapi seruan Saleh itu, maka kaumnya terbagi dua:
1. Sebagian kecil dari mereka memenuhi seruannya dengan meninggalkan penyembahan berhala dan hanya menyembah Tuhan Yang Maha Esa saja.
2. Sebagian besar dari mereka tetap ingkar bahkan mereka mengancam dan menentang Saleh as.
Antara kedua golongan di atas itu terjadilah perdebatan dan permusuhan, masing-masing golongan menuduh bahwa agama yang mereka anut adalah agama yang batal. Bahkan golongan yang mengakui dirinya kuat, dan mempunyai pengikut yang lebih banyak, bertambah-tambah kelaliman mereka, dan menentang Saleh dengan membunuh unta yang sudah dilarang kepada mereka untuk membunuhnya, mereka meminta agar disegerakan turunnya azab kepada mereka, seandainya ia adalah benar-benar Rasul yang diutus Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ (77)
Artinya:
Kemudian mereka sembelih unta betina itu dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata, "Hai Saleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)". (Q.S. Al A'raf: 77)
Dia berkata:` Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat `.(QS. 27:46)
Surah An Naml 46
قَالَ يَا قَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (46)
Melihat sikap dan tantangan kaumnya itu, maka Saleh mengatakan kepada mereka: "Wahai kaum kerabatku, mengapa kamu sekalian ingin disegerakan azab datang menimpamu, sebelum kamu beriman dan mengerjakan kebaikan. Mengapa kamu sekalian tidak segera beriman dan tetap dalam kekafiran, padahal keimananmu itu dapat mendatangkan pahala dan kebahagiaan abadi bagimu, sedang kekafiran itu akan mengakibatkan dosa dan azab yang kekal di akhirat nanti."
Selanjutnya Saleh as mengatakan: "Wahai kaumku, apakah tidak lebih baik kamu segera mohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada Nya, sehingga dosa-dosamu diampuni Nya dan rahmat yang telah diberikan Nya ditambah lagi dengan rahmat yang lebih besar lagi.
Mereka menjawab:` Kami mendapat nasib yang malang disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu `. Shaleh berkata:` Nasibmu ada pada sisi Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu yang diuji `.(QS. 27:47)
Surah An Naml 47
قَالُوا اطَّيَّرْنَا بِكَ وَبِمَنْ مَعَكَ قَالَ طَائِرُكُمْ عِنْدَ اللَّهِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تُفْتَنُونَ (47)
Kaum Tsamud yang ingkar itu menjawab: "Wahai Saleh, kami merasa sial dengan seruan kamu ini dan dengan orang-orang yang beriman kepadamu, karena semenjak kamu menyeru kami agar meninggalkan tuhan-tuhan kami dan hanya menyembah Tuhan Yang Maha Esa maka kami telah ditimpa pelbagai malapetaka seperti tidak turunnya hujan yang menyebabkan kekeringan dan lain-lain, Kami percaya bahwa kami akan terus ditimpa bencana karena kemarahan tuhan-tuhan kami akibat perbuatanmu itu. Tanda-tanda kesialan dan kedatangan bencana itu nampak pada setiap kami melempar dan mengejuti burung, ia memperlihatkan tanda-tanda yang tidak baik kepada kami.
Mereka menjawab demikian karena kebodohan mereka, dan kepercayaan mereka kepada yang bukan-bukan seperti tahayul, dan lain-lain. Sebagaimana halnya orang-orang purbakala yang percaya pada kekuatan-kekuatan gaib yang terdapat pada benda-benda di alam ini, di samping kekuatan gaib yang ada pada Allah sendiri, maka demikian pulalah halnya kaum Tsamud. Salah satu kepercayaan dan adat kebiasaan kaum Tsamud, ialah apabila mereka dalam perjalanan, mereka menemui burung-burung dari kanan ke arah kiri, mereka gembira, karena hal yang demikian mengisyaratkan bahwa mereka boleh meneruskan perjalanan itu dan berjalan jauh. Sebaliknya jika burung itu terbang dan lari dari kiri menuju ke arah kanan itu menandakan bahwa ada musibah jika mereka tetap melakukan perjalanan jauh itu.
Saleh menjawab pertanyaan kaumnya itu: "Sesungguhnya apa saja yang menimpa kamu sekalian, apakah baik atau buruk, bahagia atau sengsara adalah ketentuan Allah dan itulah kada dan kadarnya. Tiada seorangpun yang dapat merubah kada dan kadar Allah itu. Jika Dia menghendaki, Dia akan memberikan rezeki, jika Dia menghendaki, kamu tidak akan diberi Nya rezeki sedikitpun. Aku beserta pengikut-pengikutku tidak kuasa sedikitpun mendatangkan kesialan atau keberuntungan kepada kamu sekatian.
Kemudian Saleh menerangkan kepada mereka bahwa sebab-sebab kesialan itu, adalah merupakan ujian dari Tuhan kepadamu, apakah kamu mau mengikuti seruannya dan tidak lagi mengerjakan perbuatan-perbuatan terlarang yang biasa mereka kerjakan, atau kamu tidak mau mengikutinya.
Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan.(QS. 27:48)
Surah An Naml 48
وَكَانَ فِي الْمَدِينَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ (48)
Ayat ini menerangkan sebab-sebab banyaknya timbul kebinasaan di dalam negeri mereka, yaitu di dalam kota Hijr itu terdapat sembilan orang yang suka berbuat kekacauan dalam masyarakat. Mereka yang sembilan orang itu berasal dari anak-anak orang bangsawan yang berkuasa di negeri itu. Segala perbuatan apapun baik atau buruk dapat mereka lakukan dengan leluasa, tidak seorangpun dapat menghalanginya, karena perbuatan-perbuatan jahat yang mereka lakukan itu selalu dilindungi dan dibela oleh orang-orang tua mereka yang berkuasa di negeri itu, sehingga orang yang sembilan itu menjadi sumber perbuatan buruk dan angkara murka.
Ada beberapa riwayat yang menerangkan nama-nama dari orang yang sembilan itu, seperti yang diterangkan oleh Al Gaznawi, Ibnu Ishaq, Zamakhsyari, Mawardi dan sebagainya; masing-masing mereka mengemukakan nama-nama yang berbeda-beda. Tetapi yang penting dari semuanya itu ialah bahwa kerusakan dan perbuatan dosa yang dilakukan oleh penjahat-penjahat yang sembilan itu di negeri Tsamud diketahui dan direstui oleh pembesar-pembesar negeri itu.
Orang yang sembilan ini, oleh karena mereka berasal dari kaum bangsawan yang berkuasa di negeri itu, maka pengaruh mereka amat besar kepada kaum Tsamud.
Mereka berkata:` Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar `.(QS. 27:49)
Surah An Naml 49
قَالُوا تَقَاسَمُوا بِاللَّهِ لَنُبَيِّتَنَّهُ وَأَهْلَهُ ثُمَّ لَنَقُولَنَّ لِوَلِيِّهِ مَا شَهِدْنَا مَهْلِكَ أَهْلِهِ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ (49)
Ayat ini menerangkan perbuatan makar yang sedang dirundingkan oleh orang-orang sembilan itu, setelah mereka melakukan perbuatan terlarang dengan membunuh unta yang dilarang oleh Saleh untuk dibunuh. Mereka menerima ancaman dari Saleh bahwa mereka akan dibinasakan Allah dalam waktu tiga harta setelah mereka membunuh unta itu.
Di antara mereka ada yang berkata: "Marilah kita semua bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa kita akan membunuh Saleh dengan pengikut-pengikutnya, pada suatu malam, kemudian kita katakan kepada keluarganya yang terbunuh itu esok harinya, bahwa kita tidak tahu menahu tentang peristiwa itu, dan mustahil kita melakukan perbuatan aniaya terhadap keluarga sendiri, dan kita katakan kepadanya bahwa kita semua adalah orang-orang yang benar.
Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari.(QS. 27:50)
Surah An Naml 50
وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (50)
Allah SWT memperingatkan kepada kaum Muslimin bahwa demikianlah rencana perbuatan makar dan tipu daya yang dibuat oleh kaum Tsamud untuk membunuh Saleh dan orang-orang yang beriman besertanya. Tetapi mereka lupa bahwa Allah SWT mempunyai rencana dan kehendak yang tidak dapat mereka halangi sedikitpun, sesuai dengan sunah Nya, yaitu Dia akan menimpakan azab dan siksa kepada orang-orang yang mengingkari seruan para Rasul yang diutus Nya. Di dunia mereka akan ditimpa malapetaka yang datang tanpa mereka sadari, sedang di akhirat nanti mereka akan menemui azab yang pedih.
Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya.(QS. 27:51)
Surah An Naml 51
فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ أَنَّا دَمَّرْنَاهُمْ وَقَوْمَهُمْ أَجْمَعِينَ (51)
Ayat ini menyuruh kaum Muslimin agar memikirkan kisah Saleh dan kaumnya. Kepada kaum Saleh ini ditimpakan Tuhan azab yang menghancurkan mereka sampai akar-akarnya (azab isti'sal), akibat kedurhakaan mereka kepada Saleh dan akibat tipu daya mereka hendak membinasakan Saleh dan orang-orang yang beriman besertanya Mereka dibinasakan Allah dengan sambaran petir yang dahsyat yang tiada terkirakan. Sesuai dengan Sunatullah, maka malapetaka dan azab itu akan ditimpakan pula kepada orang-orang musyrik Mekah, seandainya mereka tetap ingkar dan menentang seruan Nabi Muhammad saw.
Ada riwayat menerangkan bahwa Nabi Saleh as membuat suatu mesjid di Al Hijr yang dibuat di suatu lembah. Beliau biasa mengerjakan salat di mesjid itu. Setelah ia menyampaikan ancaman Allah, maka beliau dan keluarganya beserta orang-orang yang beriman dengannya pergi ke mesjid itu. Karena kepergiannya itu kaumnya berunding dan memutuskan untuk membunuh Saleh sebelum hari yang ketiga dan hari yang dijanjikan Saleh itu. Maka pergilah beberapa orang kaumnya ke lembah mesjid untuk melaksanakan rencana itu. Tetapi mereka telah ditimpa batu besar dalam perjalanan sebelum sempat melaksanakan maksudnya itu, dan kaumnya yang lain dibinasakan Allah dengan sambaran petir. Saleh dan pengikut-pengikutnya terlepas dan selamat dari azab itu.
Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui.(QS. 27:52)
Surah An Naml 52
فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (52)
Ayat ini menerangkan akibat yang dialami oleh kaum Tsamud dan negeri mereka. Karena sambaran petir yang dahsyat itu, mereka kaum Tsamud mati di rumah-rumah mereka, tidak seorangpun yang dapat menyelamatkan diri dan merawat bangkai-bangkai mereka, karena semuanya telah mati. Bangkai-bangkai itu membusuk dan lebur bersama tanah, dan rumah-rumah dan negeri-negeri mereka telah dapat disaksikan oleh para musafir, sebagai dokumentasi atas kebenaran cerita Al Qurun tentang kaum Tsamud yang telah dihancurkan Nya itu akibat keingkaran dan kedurhakaan mereka kepada Nabi Saleh yang menyeru mereka kepada agama Allah.
Dalam kisah yang diterangkan Allah SWT pada ayat-ayat ini yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw kepada kaumnya, benar-benar terdapat pengajaran dan i'tibar bagi manusia. Ayat ini mengingalkan sunnatullah yang pasti berlaku bagi orang-orang yang mengingkari perintah-perintah Allah dan yang senantiasa mengerjakan larangan Nya termasuk di dalamnya kaum musyrikin Quraisy. Sehubungan dengan kaum musyrikin Quraisy ini. Maka mereka tetap dalam kemusyrikannya walaupun telah dihancurkan Tuhan.
Dan telah Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka itu selalu bertakwa.(QS. 27:53)
Surah An Naml 53
وَأَنْجَيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (53)
Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT telah menyelamatkan Saleh dan orang-orang yang beriman bersamanya dari malapetaka yang besar itu, Allah SWT menyelamatkan mereka itu adalah karena mereka tidak rnau mengerjakan perbuatan-perbuatan yang menimbulkan kemarahan Allah yang mengakibatkan mereka ditimpa siksa Allah, dan mereka memelihara diri mereka dari kemurkaan Allah itu dengan mengerjakan semua perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Nya.
Ayat ini mengisyaratkan kepada Nabi Muhammad saw dan orang-orang yang beriman bahwa orang-orang musyrik Mekah akan menerima azab dan malapetaka seperti yang diterima oleh umat-umat dahulu seandainya mereka tetap tidak beriman. Dan Allah akan menyelamatkan Muhammad beserta orang-orang yang beriman, sebagaimana Dia telah menyelamatkan Saleh dan kaumnya. Dan sebagai telah disebutkan di atas, orang-orang musyrikin Quraisy yang tetap dalam kemusyrikannya telah dihancurkan Tuhan.
Setelah kehancuran kaumnya, maka Saleh dan orang-orang yang beriman besertanya pergi ke suatu tempat yang bernama Ramallah di Palestina, dan menetap di negeri itu. Dan sampai sekarang masih terdapat kuburan Nabi Saleh di dekat kota Ramallah itu, kuburan ini juga adalah merupakan dokumentasi bagi peristiwa Nabi Saleh dan kaumnya.
Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya:` Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu mengetahui (kekejiannya)?(QS. 27:54)
Surah An Naml 54
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ (54)
Ayat ini menerangkan kebejatan moral kaum Lut Karena itu Lut memperingatkan mereka dengan keras, agar mereka menghentikannya. Perbuatan kaum Lut itu ialah:
1. Mereka melakukan perbuatan-perbuatan homosexual, padahal mereka mengetahui bahwa perbuatan itu adalah perbuatan yang terlarang.
2. Perbuatan homosexual itu mereka lakukan di muka umum, pada pertemuan-pertemuan, seakan-akan dipertontonkan kepada orang lain.
3. Mereka menganjurkan agar orang lain melakukannya pula.
4. Bila mereka tidak dapat melakukan perbuatan itu pada seseorang dengan lunak, mereka memaksanya. Karena itu kalau ada tamu-tamu yang singgah di negeri mereka, maka mereka berusaha agar tamu-tamu itu mau mengikuti kehendak meraka. Jika tamu-tamu enggan melakukan kehendak mereka itu mereka akan memaksanya.
Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu) `.(QS. 27:55)
Surah An Naml 55
أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ (55)
Ayat ini menerangkan bahwa tindakan-tindakan dan perbuatan-perbuatan kaum Lut itu, bertentangan dengan tujuan Allah SWT menciptakan manusia yang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Dengan adanya perempuan dan laki-laki, maka manusia akan dapat membentuk keluarga dan terjadilah hubungan kasih sayang antara anggota keluarga itu, seperti hubungan cinta antara suami dan istri, hubungan cinta kasih sayang antara orang tua dengan anak dan anggota keluarga yang lain. Dengan demikian barulah dirasakan hidup itu sendiri berarti. Allah SWT berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (21)
Artinya:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan Nya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir. (Q.S. Ar Rum: 21)
Kenyataan inilah yang diingkari oleh kaum Lut, seakan-akan mereka tidak percaya kepada kebenaran hukum Allah itu. Karena itu Lut mengatakan kepada mereka: "Hai kaumku, sebenarnya dengan perbuatan kamu yang demikian itu kamu adalah orang-orang yang tidak mau mengetahui tujuan Tuhan menciptakan manusia yang terdiri atas laki-laki dan perempuan, dan kamu tidak mengetahui kedudukanmu dalam masyarakat manusia, dan tidak mengetahui pula bencana yang besar yang akan menimpa manusia dan kemanusiaan, seandainya kamu tetap mengerjakan perbuatan-perbuatan yang demikian itu.
Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan:` Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih `.(QS. 27:56)
Surah An Naml 56
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوا آلَ لُوطٍ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ (56)
Mendengar pernyataan Lut itu kaumnya menjadi marah, dan seakan-akan mereka tidak memahami sedikitpun yang dimaksud dengan peringatan Lut itu, karena itu mereka mengancam Lut dengan perkatam: "Usirlah Lut dan keluarganya dari negeri kita ini, karena ia melarang kita mengerjakan perbuatan-perbuatan yang kita senangi selama ini". Mereka beranggapan bahwa Lut dan keluarganya dapat hidup aman dan tenteram dalam negeri mereka karena kebaikan hati dan belas kasihan mereka belaka, dan mereka berpendapat pula jika kemurahan dan belas kasihan itu tidak lagi mereka lakukan terhadap Lut dan keluarganya, tentu ia akan menjadi sengsara. Inilah yang mereka maksud dengan perintah mengusir Lut.
Mereka mengejek Lut dan kaumnya dengan mengatakan bahwa Lut dan kaumnya itu orang-orang yang bersih, karena itu mereka tidak mau melakukan perbuatan-perbuatan yang dilakukannya ini , karena mereka menganggapnya kotor.
Surah An Naml 57 - 58
Maka Kami selamatkan dia beserta keluarganya, kecuali isterinya. Kami telah mentakdirkan dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).(QS. 27:57)
Dan Kami turunkan hujan atas mereka (hujan batu), maka amat buruklah hujan yang ditimpakan atas orang-orang yang diberi peringatan itu.(QS. 27:58)
فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ قَدَّرْنَاهَا مِنَ الْغَابِرِينَ (57) وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِينَ (58)
Oleh karena kaum Lut tetap ingkar dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang melampaui batas, maka Allah membinasakan mereka dan menyelamatkan Lut dan orang-orang yang besertanya, kecuali istrinya. Istrinya termasuk orang-orang yang ingkar karena itu ia tinggal bersama-sama kaumnya yang ingkar itu dan diapun ikut tertimpa malapetaka yang dahsyat.
Azab Allah yang ditimpakan kepada kaum Lut itu ialah, berupa hujan batu yang berasal dari tanah liat yang keras menimpa mereka, dan keadaan mereka yang sedang kena azab itu adalah sangat mengerikan. Demiklanlah yang diterima oleh orang-orang yang durhaka.
Katakanlah:` Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia? `(QS. 27:59)
فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ أَنَّا دَمَّرْنَاهُمْ وَقَوْمَهُمْ أَجْمَعِينَ (51)
Ayat ini menyuruh kaum Muslimin agar memikirkan kisah Saleh dan kaumnya. Kepada kaum Saleh ini ditimpakan Tuhan azab yang menghancurkan mereka sampai akar-akarnya (azab isti'sal), akibat kedurhakaan mereka kepada Saleh dan akibat tipu daya mereka hendak membinasakan Saleh dan orang-orang yang beriman besertanya Mereka dibinasakan Allah dengan sambaran petir yang dahsyat yang tiada terkirakan. Sesuai dengan Sunatullah, maka malapetaka dan azab itu akan ditimpakan pula kepada orang-orang musyrik Mekah, seandainya mereka tetap ingkar dan menentang seruan Nabi Muhammad saw.
Ada riwayat menerangkan bahwa Nabi Saleh as membuat suatu mesjid di Al Hijr yang dibuat di suatu lembah. Beliau biasa mengerjakan salat di mesjid itu. Setelah ia menyampaikan ancaman Allah, maka beliau dan keluarganya beserta orang-orang yang beriman dengannya pergi ke mesjid itu. Karena kepergiannya itu kaumnya berunding dan memutuskan untuk membunuh Saleh sebelum hari yang ketiga dan hari yang dijanjikan Saleh itu. Maka pergilah beberapa orang kaumnya ke lembah mesjid untuk melaksanakan rencana itu. Tetapi mereka telah ditimpa batu besar dalam perjalanan sebelum sempat melaksanakan maksudnya itu, dan kaumnya yang lain dibinasakan Allah dengan sambaran petir. Saleh dan pengikut-pengikutnya terlepas dan selamat dari azab itu.
Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui.(QS. 27:52)
Surah An Naml 52
فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (52)
Ayat ini menerangkan akibat yang dialami oleh kaum Tsamud dan negeri mereka. Karena sambaran petir yang dahsyat itu, mereka kaum Tsamud mati di rumah-rumah mereka, tidak seorangpun yang dapat menyelamatkan diri dan merawat bangkai-bangkai mereka, karena semuanya telah mati. Bangkai-bangkai itu membusuk dan lebur bersama tanah, dan rumah-rumah dan negeri-negeri mereka telah dapat disaksikan oleh para musafir, sebagai dokumentasi atas kebenaran cerita Al Qurun tentang kaum Tsamud yang telah dihancurkan Nya itu akibat keingkaran dan kedurhakaan mereka kepada Nabi Saleh yang menyeru mereka kepada agama Allah.
Dalam kisah yang diterangkan Allah SWT pada ayat-ayat ini yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw kepada kaumnya, benar-benar terdapat pengajaran dan i'tibar bagi manusia. Ayat ini mengingalkan sunnatullah yang pasti berlaku bagi orang-orang yang mengingkari perintah-perintah Allah dan yang senantiasa mengerjakan larangan Nya termasuk di dalamnya kaum musyrikin Quraisy. Sehubungan dengan kaum musyrikin Quraisy ini. Maka mereka tetap dalam kemusyrikannya walaupun telah dihancurkan Tuhan.
Dan telah Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka itu selalu bertakwa.(QS. 27:53)
Surah An Naml 53
وَأَنْجَيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (53)
Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT telah menyelamatkan Saleh dan orang-orang yang beriman bersamanya dari malapetaka yang besar itu, Allah SWT menyelamatkan mereka itu adalah karena mereka tidak rnau mengerjakan perbuatan-perbuatan yang menimbulkan kemarahan Allah yang mengakibatkan mereka ditimpa siksa Allah, dan mereka memelihara diri mereka dari kemurkaan Allah itu dengan mengerjakan semua perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Nya.
Ayat ini mengisyaratkan kepada Nabi Muhammad saw dan orang-orang yang beriman bahwa orang-orang musyrik Mekah akan menerima azab dan malapetaka seperti yang diterima oleh umat-umat dahulu seandainya mereka tetap tidak beriman. Dan Allah akan menyelamatkan Muhammad beserta orang-orang yang beriman, sebagaimana Dia telah menyelamatkan Saleh dan kaumnya. Dan sebagai telah disebutkan di atas, orang-orang musyrikin Quraisy yang tetap dalam kemusyrikannya telah dihancurkan Tuhan.
Setelah kehancuran kaumnya, maka Saleh dan orang-orang yang beriman besertanya pergi ke suatu tempat yang bernama Ramallah di Palestina, dan menetap di negeri itu. Dan sampai sekarang masih terdapat kuburan Nabi Saleh di dekat kota Ramallah itu, kuburan ini juga adalah merupakan dokumentasi bagi peristiwa Nabi Saleh dan kaumnya.
Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya:` Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu mengetahui (kekejiannya)?(QS. 27:54)
Surah An Naml 54
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ (54)
Ayat ini menerangkan kebejatan moral kaum Lut Karena itu Lut memperingatkan mereka dengan keras, agar mereka menghentikannya. Perbuatan kaum Lut itu ialah:
1. Mereka melakukan perbuatan-perbuatan homosexual, padahal mereka mengetahui bahwa perbuatan itu adalah perbuatan yang terlarang.
2. Perbuatan homosexual itu mereka lakukan di muka umum, pada pertemuan-pertemuan, seakan-akan dipertontonkan kepada orang lain.
3. Mereka menganjurkan agar orang lain melakukannya pula.
4. Bila mereka tidak dapat melakukan perbuatan itu pada seseorang dengan lunak, mereka memaksanya. Karena itu kalau ada tamu-tamu yang singgah di negeri mereka, maka mereka berusaha agar tamu-tamu itu mau mengikuti kehendak meraka. Jika tamu-tamu enggan melakukan kehendak mereka itu mereka akan memaksanya.
Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu) `.(QS. 27:55)
Surah An Naml 55
أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ (55)
Ayat ini menerangkan bahwa tindakan-tindakan dan perbuatan-perbuatan kaum Lut itu, bertentangan dengan tujuan Allah SWT menciptakan manusia yang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Dengan adanya perempuan dan laki-laki, maka manusia akan dapat membentuk keluarga dan terjadilah hubungan kasih sayang antara anggota keluarga itu, seperti hubungan cinta antara suami dan istri, hubungan cinta kasih sayang antara orang tua dengan anak dan anggota keluarga yang lain. Dengan demikian barulah dirasakan hidup itu sendiri berarti. Allah SWT berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (21)
Artinya:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan Nya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir. (Q.S. Ar Rum: 21)
Kenyataan inilah yang diingkari oleh kaum Lut, seakan-akan mereka tidak percaya kepada kebenaran hukum Allah itu. Karena itu Lut mengatakan kepada mereka: "Hai kaumku, sebenarnya dengan perbuatan kamu yang demikian itu kamu adalah orang-orang yang tidak mau mengetahui tujuan Tuhan menciptakan manusia yang terdiri atas laki-laki dan perempuan, dan kamu tidak mengetahui kedudukanmu dalam masyarakat manusia, dan tidak mengetahui pula bencana yang besar yang akan menimpa manusia dan kemanusiaan, seandainya kamu tetap mengerjakan perbuatan-perbuatan yang demikian itu.
Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan:` Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih `.(QS. 27:56)
Surah An Naml 56
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوا آلَ لُوطٍ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ (56)
Mendengar pernyataan Lut itu kaumnya menjadi marah, dan seakan-akan mereka tidak memahami sedikitpun yang dimaksud dengan peringatan Lut itu, karena itu mereka mengancam Lut dengan perkatam: "Usirlah Lut dan keluarganya dari negeri kita ini, karena ia melarang kita mengerjakan perbuatan-perbuatan yang kita senangi selama ini". Mereka beranggapan bahwa Lut dan keluarganya dapat hidup aman dan tenteram dalam negeri mereka karena kebaikan hati dan belas kasihan mereka belaka, dan mereka berpendapat pula jika kemurahan dan belas kasihan itu tidak lagi mereka lakukan terhadap Lut dan keluarganya, tentu ia akan menjadi sengsara. Inilah yang mereka maksud dengan perintah mengusir Lut.
Mereka mengejek Lut dan kaumnya dengan mengatakan bahwa Lut dan kaumnya itu orang-orang yang bersih, karena itu mereka tidak mau melakukan perbuatan-perbuatan yang dilakukannya ini , karena mereka menganggapnya kotor.
Surah An Naml 57 - 58
Maka Kami selamatkan dia beserta keluarganya, kecuali isterinya. Kami telah mentakdirkan dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).(QS. 27:57)
Dan Kami turunkan hujan atas mereka (hujan batu), maka amat buruklah hujan yang ditimpakan atas orang-orang yang diberi peringatan itu.(QS. 27:58)
فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ قَدَّرْنَاهَا مِنَ الْغَابِرِينَ (57) وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِينَ (58)
Oleh karena kaum Lut tetap ingkar dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang melampaui batas, maka Allah membinasakan mereka dan menyelamatkan Lut dan orang-orang yang besertanya, kecuali istrinya. Istrinya termasuk orang-orang yang ingkar karena itu ia tinggal bersama-sama kaumnya yang ingkar itu dan diapun ikut tertimpa malapetaka yang dahsyat.
Azab Allah yang ditimpakan kepada kaum Lut itu ialah, berupa hujan batu yang berasal dari tanah liat yang keras menimpa mereka, dan keadaan mereka yang sedang kena azab itu adalah sangat mengerikan. Demiklanlah yang diterima oleh orang-orang yang durhaka.
Katakanlah:` Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia? `(QS. 27:59)
Surah An Naml 59
قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَامٌ عَلَى عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَى آللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ (59)
Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya, agar mengucapkan puji-pujian yang tertera dalam ayat ini yang maksudnya Alhamdulillah, segala puji diperuntukan hanya untuk Allah yang telah mengutus para Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang dimenangkan Nya atas semua agama yang ada, walaupun orang-orang kafir dan orang-orang musyrik tidak menyenangi kemenangan itu karena agama yang dibawa para Nabi itu adalah agama yang benar. Keselamatan dan kesejahteraan agar dilimpahkan Allah kepada para rasul yang diutus Nya itu atas hamba- hamba Nya yang benar-benar beriman. Ayat ini senada dengan ayat yang lain:
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ (180) وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ (181) وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (182)
Artinya:
Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para Rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan Seru sekalian alam. (Q.S. As Saffat: 180-182)
Ayat ini merupakan pengajaran yang baik, budi pekerti yang tinggi, karena itu para ulama menganjurkan agar orang-orang yang beriman menilai segala perbuatannya, seperti berbicara, menulis kitab dan sebagainya dengan memuji Allah dan berselawat kepada Rasul.
Kemudian ayat ini menyuruh manusia berpikir dan membandingkan mana yang baik antara Allah dengan sesuatu yang mereka persyarikatkan dengan Allah itu. Sekalipun menurut zahirnya ayat ini menyuruh manusia agar memperbandingkan Allah dengan herhala-berhala, tetapi maksud itu ialah bahwa dengan keterangan-keterangan dan bukti-bukti yang telah dikemukakan jtu, seandainya orang-orang kafir itu mau menggunakan pikirannya, tentulah mereka sampai kepada kesimpulan bahwa Allah-lah yang berhak disembah, bukan berhala-berhala yang tidak mampu berbuat sesuatu itu.
Diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah saw membaca ayat ini, maka beliau mengucapkan:
بَلِِ اللّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَى وَ أَجَلُّ وَ أَكْرَمُ
Artinya:
Bahkan Allah lebih baik, lebih kekal, lebih agung dan lebih mulia.
Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).(QS. 27:60)
قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَامٌ عَلَى عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَى آللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ (59)
Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya, agar mengucapkan puji-pujian yang tertera dalam ayat ini yang maksudnya Alhamdulillah, segala puji diperuntukan hanya untuk Allah yang telah mengutus para Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang dimenangkan Nya atas semua agama yang ada, walaupun orang-orang kafir dan orang-orang musyrik tidak menyenangi kemenangan itu karena agama yang dibawa para Nabi itu adalah agama yang benar. Keselamatan dan kesejahteraan agar dilimpahkan Allah kepada para rasul yang diutus Nya itu atas hamba- hamba Nya yang benar-benar beriman. Ayat ini senada dengan ayat yang lain:
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ (180) وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ (181) وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (182)
Artinya:
Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para Rasul. Dan segala puji bagi Allah, Tuhan Seru sekalian alam. (Q.S. As Saffat: 180-182)
Ayat ini merupakan pengajaran yang baik, budi pekerti yang tinggi, karena itu para ulama menganjurkan agar orang-orang yang beriman menilai segala perbuatannya, seperti berbicara, menulis kitab dan sebagainya dengan memuji Allah dan berselawat kepada Rasul.
Kemudian ayat ini menyuruh manusia berpikir dan membandingkan mana yang baik antara Allah dengan sesuatu yang mereka persyarikatkan dengan Allah itu. Sekalipun menurut zahirnya ayat ini menyuruh manusia agar memperbandingkan Allah dengan herhala-berhala, tetapi maksud itu ialah bahwa dengan keterangan-keterangan dan bukti-bukti yang telah dikemukakan jtu, seandainya orang-orang kafir itu mau menggunakan pikirannya, tentulah mereka sampai kepada kesimpulan bahwa Allah-lah yang berhak disembah, bukan berhala-berhala yang tidak mampu berbuat sesuatu itu.
Diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah saw membaca ayat ini, maka beliau mengucapkan:
بَلِِ اللّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَى وَ أَجَلُّ وَ أَكْرَمُ
Artinya:
Bahkan Allah lebih baik, lebih kekal, lebih agung dan lebih mulia.
Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran).(QS. 27:60)
Surah An Naml 60
أَمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ (60)
Dalam ayat ini Allah SWT menanyakan, yang maksudnya, "Atau siapakah yang menciptakan langit, bumi dan isi yang berada di dalamnya, dan yang menurunkan air hujan dari langit untukmu lalu dengan sebab air hujan ia menumbuhkan kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sendiri sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya?" Ayat ini perlu menjadikan perhatian terutama bagi mereka yang sering mengadakan perjalanan keliling sebagai wisatawan atau lainnya, ketika mereka melihat pemandangan yang indah, seperti kebun raya, kebun binatang, aquarium, berbagai pameran hasil industri pertanian, pertekstilan dan sebagainya mereka harus memandang keindahan alam yang berada di depan dan di sekelilingnya itu sebagai cermin yang terlihat di dalamnya segala keindahan, keagungan dan kesempurnaan Allah Maha Penciptanya. Melihat keindahan alam dengan mata kepalanya dan 'ainulbasirah. Dengan mengamalkan cara yang demikian itu, maka tidak akan putus-putus ingatannya kepada Allah SWT, karena ia setiap melihat makhluk ia melihat Khaliknya, dan bila hal demikian itu telah menjadi kebiasaan dan kebudayaan, maka ia akan merasakan ketauhidan yang murni, bersih dari segala unsur kemusyrikan. Maka patutlah pertanyaan tersebut disambung lagi dengan pertanyaan kedua, yaitu: "Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain?" Jawabnya: "Tidak, sebab hanya Allahlah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. "Hanya sebenarnya orang-orang yang menyembah berhala itu adalah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Kenapa mereka dikatakan menyimpang? Sebab, jika mereka ditanya: "Siapakah yang menurunkan air kemudian menghidupkan dengan air itu bumi yang tadinya menjawab: "Allah" sesuai dengan firman-Nya:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
Artinya
Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dan langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi, bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah", (Q.S. Al Ankabut: 63)
Orang-orang penyembah berhala itu mengakui bahwa berhala mereka tidak dapat menurunkan air hujan yang jadi sebab kemakmuran bumi; mengapa mereka tetap juga menyembahnya?. Karena mereka hanya mengikuti kebiasaan nenek moyangnya saja, walaupun kebiasaan itu tidak sejalan dengan alam pikiran yang sehat.
أَمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ (60)
Dalam ayat ini Allah SWT menanyakan, yang maksudnya, "Atau siapakah yang menciptakan langit, bumi dan isi yang berada di dalamnya, dan yang menurunkan air hujan dari langit untukmu lalu dengan sebab air hujan ia menumbuhkan kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sendiri sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya?" Ayat ini perlu menjadikan perhatian terutama bagi mereka yang sering mengadakan perjalanan keliling sebagai wisatawan atau lainnya, ketika mereka melihat pemandangan yang indah, seperti kebun raya, kebun binatang, aquarium, berbagai pameran hasil industri pertanian, pertekstilan dan sebagainya mereka harus memandang keindahan alam yang berada di depan dan di sekelilingnya itu sebagai cermin yang terlihat di dalamnya segala keindahan, keagungan dan kesempurnaan Allah Maha Penciptanya. Melihat keindahan alam dengan mata kepalanya dan 'ainulbasirah. Dengan mengamalkan cara yang demikian itu, maka tidak akan putus-putus ingatannya kepada Allah SWT, karena ia setiap melihat makhluk ia melihat Khaliknya, dan bila hal demikian itu telah menjadi kebiasaan dan kebudayaan, maka ia akan merasakan ketauhidan yang murni, bersih dari segala unsur kemusyrikan. Maka patutlah pertanyaan tersebut disambung lagi dengan pertanyaan kedua, yaitu: "Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain?" Jawabnya: "Tidak, sebab hanya Allahlah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. "Hanya sebenarnya orang-orang yang menyembah berhala itu adalah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Kenapa mereka dikatakan menyimpang? Sebab, jika mereka ditanya: "Siapakah yang menurunkan air kemudian menghidupkan dengan air itu bumi yang tadinya menjawab: "Allah" sesuai dengan firman-Nya:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
Artinya
Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dan langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi, bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah", (Q.S. Al Ankabut: 63)
Orang-orang penyembah berhala itu mengakui bahwa berhala mereka tidak dapat menurunkan air hujan yang jadi sebab kemakmuran bumi; mengapa mereka tetap juga menyembahnya?. Karena mereka hanya mengikuti kebiasaan nenek moyangnya saja, walaupun kebiasaan itu tidak sejalan dengan alam pikiran yang sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar