Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah Al-Hijr
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=3&SuratKe=15#Top
41. Allah berfirman: `Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah (menjaganya).(QS. 15:41)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 41 - 44
قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ (41) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42) وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (43) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ (44)
Allah SWT mengancam Iblis dengan ayat ini bahwa apa yang dinyatakan Iblis itu, yaitu ia tidak dapat memperdayakan hamba-hamba Nya yang saleh. Adalah suatu jalan yang lurus. Dia memberi pahala semua amal baik seorang hamba dan membalas dengan siksa semua amal buruk seseorang.
Untuk menghilangkan keragu-raguan yang mungkin dipahami pada ayat-ayat yang lalu maka Allah SWT menegaskan dalam ayat ini, bahwa hamba-hamba Allah tidak seorangpun yang dapat dikuasai setan. Semuanya telah diberi Taufik Allah untuk beriman, melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan semua larangan Nya. Godaan apapun tidak akan mempengaruhi iman mereka. Hal ini ditegaskan oleh Allah pada firman Nya yang lain:
وَقَالَ
الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ
الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ
مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا
تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا
أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ
قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (22) قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ (41) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42) وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (43) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ (44)
Allah SWT mengancam Iblis dengan ayat ini bahwa apa yang dinyatakan Iblis itu, yaitu ia tidak dapat memperdayakan hamba-hamba Nya yang saleh. Adalah suatu jalan yang lurus. Dia memberi pahala semua amal baik seorang hamba dan membalas dengan siksa semua amal buruk seseorang.
Untuk menghilangkan keragu-raguan yang mungkin dipahami pada ayat-ayat yang lalu maka Allah SWT menegaskan dalam ayat ini, bahwa hamba-hamba Allah tidak seorangpun yang dapat dikuasai setan. Semuanya telah diberi Taufik Allah untuk beriman, melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan semua larangan Nya. Godaan apapun tidak akan mempengaruhi iman mereka. Hal ini ditegaskan oleh Allah pada firman Nya yang lain:
Artinya:
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan akupun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
(Q.S Ibrahim: 22)
Firman Allah SWT:
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (100)
Artinya:
"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah".
(Q.S An Nahl: 99-100)
Kemudian Allah SWT mengancam setan dan pengikut-pengikutnya dengan neraka Jahanam sebagai pembalasan bagi segala macam kejahatan yang pernah mereka perbuat.
Allah SWT menerangkan keadaan neraka yang akan didiami oleh orang-orang yang sesat itu, yaitu terdiri atas tujuh tingkat. Tiap-tiap tingkat didiami oleh orang-orang yang sesuai pula dengan tingkat kejahatan yang telah mereka perbuat.
Menurut Ibnu Juraij, neraka itu tujuh tingkat, tingkat pertama ialah Jahanam, kemudian Laza, kemudian Hutamah, kemudian Sa'ir, kemudian Saqar, kemudian Jahim dan kemudian Hawiyah, yang paling tinggi bagi orang mukmin yang durhaka, yang kedua bagi orang Yahudi, yang ketiga bagi orang Nasrani, yang keempat bagi penyembah patung, yang kelima bagi Majusi, yang keenam bagi orang musyrik yang ketujuh bagi orang munafik.
As Salabi meriwayatkan bahwa ketika Salman mendengarkan ayat ini, ia lari menjauhkan diri selama tiga hari dan sampai tidak sadarkan diri. Kemudian dibawa kepada Nabi saw, ketika Nabi saw bertanya kepadanya ia menjawab: "Ya Rasulullah, dengan turunnya ayat itu, terasa putus jantungku. Maka Allah menurunkan ayat berikutnya yang menerangkan bahwa bagi orang-orang yang bertakwa disediakan surga yang penuh kenikmatan. Banyak hadis-hadis yang lain yang berhubungan dengan surga dan neraka ini tetapi tidak ada yang berasal dari Nabi, karena itu tidak dapat dijadikan dasar hujah.
Dari ayat-ayat ini dapat dipahami bahwa manusia mempunyai dua macam sifat yang pokok yaitu, yang pertama mempunyai sifat yang mengikuti hawa nafsu, terpengaruh oleh kehidupan dunia dengan segala mata benda kehidupan yang mempesona dirinya. Mereka inilah orang-orang musyrik yang mudah dipengaruhi setan. Yang kedua ialah manusia yang mempunyai sifat percaya kepada Allah dan Rasul, jiwanya bersih dan mulia, kuat hubungannya dengan Allah suka kepada kebaikan. Golongan ini tidak dapat dipengaruhi oleh setan karena hati mereka telah cenderung kepada Allah SWT.
42. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu
terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu
orang-orang yang sesat.(QS. 15:42)
Surah Al Hijr 42
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42)
(Sesungguhnya hamba-hamba-Ku) yang beriman (tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka) kamu tidak mempunyai kekuatan (kecuali) hanyalah (orang-orang yang mengikut kalian; yaitu orang-orang yang sesat) yakni orang-orang kafir.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 41 - 44
قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ (41) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42) وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (43) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ (44)
Allah SWT mengancam Iblis dengan ayat ini bahwa apa yang dinyatakan Iblis itu, yaitu ia tidak dapat memperdayakan hamba-hamba Nya yang saleh. Adalah suatu jalan yang lurus. Dia memberi pahala semua amal baik seorang hamba dan membalas dengan siksa semua amal buruk seseorang.
Untuk menghilangkan keragu-raguan yang mungkin dipahami pada ayat-ayat yang lalu maka Allah SWT menegaskan dalam ayat ini, bahwa hamba-hamba Allah tidak seorangpun yang dapat dikuasai setan. Semuanya telah diberi Taufik Allah untuk beriman, melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan semua larangan Nya. Godaan apapun tidak akan mempengaruhi iman mereka. Hal ini ditegaskan oleh Allah pada firman Nya yang lain:
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (22)
Artinya:
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan akupun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
(Q.S Ibrahim: 22)
Firman Allah SWT:
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (100)
Artinya:
"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah".
(Q.S An Nahl: 99-100)
Kemudian Allah SWT mengancam setan dan pengikut-pengikutnya dengan neraka Jahanam sebagai pembalasan bagi segala macam kejahatan yang pernah mereka perbuat.
Allah SWT menerangkan keadaan neraka yang akan didiami oleh orang-orang yang sesat itu, yaitu terdiri atas tujuh tingkat. Tiap-tiap tingkat didiami oleh orang-orang yang sesuai pula dengan tingkat kejahatan yang telah mereka perbuat.
Menurut Ibnu Juraij, neraka itu tujuh tingkat, tingkat pertama ialah Jahanam, kemudian Laza, kemudian Hutamah, kemudian Sa'ir, kemudian Saqar, kemudian Jahim dan kemudian Hawiyah, yang paling tinggi bagi orang mukmin yang durhaka, yang kedua bagi orang Yahudi, yang ketiga bagi orang Nasrani, yang keempat bagi penyembah patung, yang kelima bagi Majusi, yang keenam bagi orang musyrik yang ketujuh bagi orang munafik.
As Salabi meriwayatkan bahwa ketika Salman mendengarkan ayat ini, ia lari menjauhkan diri selama tiga hari dan sampai tidak sadarkan diri. Kemudian dibawa kepada Nabi saw, ketika Nabi saw bertanya kepadanya ia menjawab: "Ya Rasulullah, dengan turunnya ayat itu, terasa putus jantungku. Maka Allah menurunkan ayat berikutnya yang menerangkan bahwa bagi orang-orang yang bertakwa disediakan surga yang penuh kenikmatan. Banyak hadis-hadis yang lain yang berhubungan dengan surga dan neraka ini tetapi tidak ada yang berasal dari Nabi, karena itu tidak dapat dijadikan dasar hujah.
Dari ayat-ayat ini dapat dipahami bahwa manusia mempunyai dua macam sifat yang pokok yaitu, yang pertama mempunyai sifat yang mengikuti hawa nafsu, terpengaruh oleh kehidupan dunia dengan segala mata benda kehidupan yang mempesona dirinya. Mereka inilah orang-orang musyrik yang mudah dipengaruhi setan. Yang kedua ialah manusia yang mempunyai sifat percaya kepada Allah dan Rasul, jiwanya bersih dan mulia, kuat hubungannya dengan Allah suka kepada kebaikan. Golongan ini tidak dapat dipengaruhi oleh setan karena hati mereka telah cenderung kepada Allah SWT.
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42)
(Sesungguhnya hamba-hamba-Ku) yang beriman (tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka) kamu tidak mempunyai kekuatan (kecuali) hanyalah (orang-orang yang mengikut kalian; yaitu orang-orang yang sesat) yakni orang-orang kafir.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 41 - 44
قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ (41) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42) وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (43) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ (44)
Allah SWT mengancam Iblis dengan ayat ini bahwa apa yang dinyatakan Iblis itu, yaitu ia tidak dapat memperdayakan hamba-hamba Nya yang saleh. Adalah suatu jalan yang lurus. Dia memberi pahala semua amal baik seorang hamba dan membalas dengan siksa semua amal buruk seseorang.
Untuk menghilangkan keragu-raguan yang mungkin dipahami pada ayat-ayat yang lalu maka Allah SWT menegaskan dalam ayat ini, bahwa hamba-hamba Allah tidak seorangpun yang dapat dikuasai setan. Semuanya telah diberi Taufik Allah untuk beriman, melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan semua larangan Nya. Godaan apapun tidak akan mempengaruhi iman mereka. Hal ini ditegaskan oleh Allah pada firman Nya yang lain:
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (22)
Artinya:
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan akupun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
(Q.S Ibrahim: 22)
Firman Allah SWT:
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (100)
Artinya:
"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah".
(Q.S An Nahl: 99-100)
Kemudian Allah SWT mengancam setan dan pengikut-pengikutnya dengan neraka Jahanam sebagai pembalasan bagi segala macam kejahatan yang pernah mereka perbuat.
Allah SWT menerangkan keadaan neraka yang akan didiami oleh orang-orang yang sesat itu, yaitu terdiri atas tujuh tingkat. Tiap-tiap tingkat didiami oleh orang-orang yang sesuai pula dengan tingkat kejahatan yang telah mereka perbuat.
Menurut Ibnu Juraij, neraka itu tujuh tingkat, tingkat pertama ialah Jahanam, kemudian Laza, kemudian Hutamah, kemudian Sa'ir, kemudian Saqar, kemudian Jahim dan kemudian Hawiyah, yang paling tinggi bagi orang mukmin yang durhaka, yang kedua bagi orang Yahudi, yang ketiga bagi orang Nasrani, yang keempat bagi penyembah patung, yang kelima bagi Majusi, yang keenam bagi orang musyrik yang ketujuh bagi orang munafik.
As Salabi meriwayatkan bahwa ketika Salman mendengarkan ayat ini, ia lari menjauhkan diri selama tiga hari dan sampai tidak sadarkan diri. Kemudian dibawa kepada Nabi saw, ketika Nabi saw bertanya kepadanya ia menjawab: "Ya Rasulullah, dengan turunnya ayat itu, terasa putus jantungku. Maka Allah menurunkan ayat berikutnya yang menerangkan bahwa bagi orang-orang yang bertakwa disediakan surga yang penuh kenikmatan. Banyak hadis-hadis yang lain yang berhubungan dengan surga dan neraka ini tetapi tidak ada yang berasal dari Nabi, karena itu tidak dapat dijadikan dasar hujah.
Dari ayat-ayat ini dapat dipahami bahwa manusia mempunyai dua macam sifat yang pokok yaitu, yang pertama mempunyai sifat yang mengikuti hawa nafsu, terpengaruh oleh kehidupan dunia dengan segala mata benda kehidupan yang mempesona dirinya. Mereka inilah orang-orang musyrik yang mudah dipengaruhi setan. Yang kedua ialah manusia yang mempunyai sifat percaya kepada Allah dan Rasul, jiwanya bersih dan mulia, kuat hubungannya dengan Allah suka kepada kebaikan. Golongan ini tidak dapat dipengaruhi oleh setan karena hati mereka telah cenderung kepada Allah SWT.
43. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.(QS. 15:43)
Surah Al Hijr 43
وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (43)
(Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar tempat yang telah dijanjikan kepada mereka semuanya) yaitu kepada orang-orang yang mengikutimu.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 41 - 44
قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ (41) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42) وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (43) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ (44)
Allah SWT mengancam Iblis dengan ayat ini bahwa apa yang dinyatakan Iblis itu, yaitu ia tidak dapat memperdayakan hamba-hamba Nya yang saleh. Adalah suatu jalan yang lurus. Dia memberi pahala semua amal baik seorang hamba dan membalas dengan siksa semua amal buruk seseorang.
Untuk menghilangkan keragu-raguan yang mungkin dipahami pada ayat-ayat yang lalu maka Allah SWT menegaskan dalam ayat ini, bahwa hamba-hamba Allah tidak seorangpun yang dapat dikuasai setan. Semuanya telah diberi Taufik Allah untuk beriman, melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan semua larangan Nya. Godaan apapun tidak akan mempengaruhi iman mereka. Hal ini ditegaskan oleh Allah pada firman Nya yang lain:
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (22)
Artinya:
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan akupun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
(Q.S Ibrahim: 22)
Firman Allah SWT:
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (100)
Artinya:
"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah".
(Q.S An Nahl: 99-100)
Kemudian Allah SWT mengancam setan dan pengikut-pengikutnya dengan neraka Jahanam sebagai pembalasan bagi segala macam kejahatan yang pernah mereka perbuat.
Allah SWT menerangkan keadaan neraka yang akan didiami oleh orang-orang yang sesat itu, yaitu terdiri atas tujuh tingkat. Tiap-tiap tingkat didiami oleh orang-orang yang sesuai pula dengan tingkat kejahatan yang telah mereka perbuat.
Menurut Ibnu Juraij, neraka itu tujuh tingkat, tingkat pertama ialah Jahanam, kemudian Laza, kemudian Hutamah, kemudian Sa'ir, kemudian Saqar, kemudian Jahim dan kemudian Hawiyah, yang paling tinggi bagi orang mukmin yang durhaka, yang kedua bagi orang Yahudi, yang ketiga bagi orang Nasrani, yang keempat bagi penyembah patung, yang kelima bagi Majusi, yang keenam bagi orang musyrik yang ketujuh bagi orang munafik.
As Salabi meriwayatkan bahwa ketika Salman mendengarkan ayat ini, ia lari menjauhkan diri selama tiga hari dan sampai tidak sadarkan diri. Kemudian dibawa kepada Nabi saw, ketika Nabi saw bertanya kepadanya ia menjawab: "Ya Rasulullah, dengan turunnya ayat itu, terasa putus jantungku. Maka Allah menurunkan ayat berikutnya yang menerangkan bahwa bagi orang-orang yang bertakwa disediakan surga yang penuh kenikmatan. Banyak hadis-hadis yang lain yang berhubungan dengan surga dan neraka ini tetapi tidak ada yang berasal dari Nabi, karena itu tidak dapat dijadikan dasar hujah.
Dari ayat-ayat ini dapat dipahami bahwa manusia mempunyai dua macam sifat yang pokok yaitu, yang pertama mempunyai sifat yang mengikuti hawa nafsu, terpengaruh oleh kehidupan dunia dengan segala mata benda kehidupan yang mempesona dirinya. Mereka inilah orang-orang musyrik yang mudah dipengaruhi setan. Yang kedua ialah manusia yang mempunyai sifat percaya kepada Allah dan Rasul, jiwanya bersih dan mulia, kuat hubungannya dengan Allah suka kepada kebaikan. Golongan ini tidak dapat dipengaruhi oleh setan karena hati mereka telah cenderung kepada Allah SWT.
وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (43)
(Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar tempat yang telah dijanjikan kepada mereka semuanya) yaitu kepada orang-orang yang mengikutimu.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Hijr 41 - 44
قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ (41) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42) وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (43) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ (44)
Allah SWT mengancam Iblis dengan ayat ini bahwa apa yang dinyatakan Iblis itu, yaitu ia tidak dapat memperdayakan hamba-hamba Nya yang saleh. Adalah suatu jalan yang lurus. Dia memberi pahala semua amal baik seorang hamba dan membalas dengan siksa semua amal buruk seseorang.
Untuk menghilangkan keragu-raguan yang mungkin dipahami pada ayat-ayat yang lalu maka Allah SWT menegaskan dalam ayat ini, bahwa hamba-hamba Allah tidak seorangpun yang dapat dikuasai setan. Semuanya telah diberi Taufik Allah untuk beriman, melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan semua larangan Nya. Godaan apapun tidak akan mempengaruhi iman mereka. Hal ini ditegaskan oleh Allah pada firman Nya yang lain:
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (22)
Artinya:
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan akupun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
(Q.S Ibrahim: 22)
Firman Allah SWT:
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (100)
Artinya:
"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah".
(Q.S An Nahl: 99-100)
Kemudian Allah SWT mengancam setan dan pengikut-pengikutnya dengan neraka Jahanam sebagai pembalasan bagi segala macam kejahatan yang pernah mereka perbuat.
Allah SWT menerangkan keadaan neraka yang akan didiami oleh orang-orang yang sesat itu, yaitu terdiri atas tujuh tingkat. Tiap-tiap tingkat didiami oleh orang-orang yang sesuai pula dengan tingkat kejahatan yang telah mereka perbuat.
Menurut Ibnu Juraij, neraka itu tujuh tingkat, tingkat pertama ialah Jahanam, kemudian Laza, kemudian Hutamah, kemudian Sa'ir, kemudian Saqar, kemudian Jahim dan kemudian Hawiyah, yang paling tinggi bagi orang mukmin yang durhaka, yang kedua bagi orang Yahudi, yang ketiga bagi orang Nasrani, yang keempat bagi penyembah patung, yang kelima bagi Majusi, yang keenam bagi orang musyrik yang ketujuh bagi orang munafik.
As Salabi meriwayatkan bahwa ketika Salman mendengarkan ayat ini, ia lari menjauhkan diri selama tiga hari dan sampai tidak sadarkan diri. Kemudian dibawa kepada Nabi saw, ketika Nabi saw bertanya kepadanya ia menjawab: "Ya Rasulullah, dengan turunnya ayat itu, terasa putus jantungku. Maka Allah menurunkan ayat berikutnya yang menerangkan bahwa bagi orang-orang yang bertakwa disediakan surga yang penuh kenikmatan. Banyak hadis-hadis yang lain yang berhubungan dengan surga dan neraka ini tetapi tidak ada yang berasal dari Nabi, karena itu tidak dapat dijadikan dasar hujah.
Dari ayat-ayat ini dapat dipahami bahwa manusia mempunyai dua macam sifat yang pokok yaitu, yang pertama mempunyai sifat yang mengikuti hawa nafsu, terpengaruh oleh kehidupan dunia dengan segala mata benda kehidupan yang mempesona dirinya. Mereka inilah orang-orang musyrik yang mudah dipengaruhi setan. Yang kedua ialah manusia yang mempunyai sifat percaya kepada Allah dan Rasul, jiwanya bersih dan mulia, kuat hubungannya dengan Allah suka kepada kebaikan. Golongan ini tidak dapat dipengaruhi oleh setan karena hati mereka telah cenderung kepada Allah SWT.
44. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.(QS. 15:44)
Surah Al Hijr 41 - 44
قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ (41) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42) وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (43) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ (44)
Allah SWT mengancam Iblis dengan ayat ini bahwa apa yang dinyatakan Iblis itu, yaitu ia tidak dapat memperdayakan hamba-hamba Nya yang saleh. Adalah suatu jalan yang lurus. Dia memberi pahala semua amal baik seorang hamba dan membalas dengan siksa semua amal buruk seseorang.
Untuk menghilangkan keragu-raguan yang mungkin dipahami pada ayat-ayat yang lalu maka Allah SWT menegaskan dalam ayat ini, bahwa hamba-hamba Allah tidak seorangpun yang dapat dikuasai setan. Semuanya telah diberi Taufik Allah untuk beriman, melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan semua larangan Nya. Godaan apapun tidak akan mempengaruhi iman mereka. Hal ini ditegaskan oleh Allah pada firman Nya yang lain:
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (22)
Artinya:
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan akupun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
(Q.S Ibrahim: 22)
Firman Allah SWT:
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (100)
Artinya:
"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah".
(Q.S An Nahl: 99-100)
Kemudian Allah SWT mengancam setan dan pengikut-pengikutnya dengan neraka Jahanam sebagai pembalasan bagi segala macam kejahatan yang pernah mereka perbuat.
Allah SWT menerangkan keadaan neraka yang akan didiami oleh orang-orang yang sesat itu, yaitu terdiri atas tujuh tingkat. Tiap-tiap tingkat didiami oleh orang-orang yang sesuai pula dengan tingkat kejahatan yang telah mereka perbuat.
Menurut Ibnu Juraij, neraka itu tujuh tingkat, tingkat pertama ialah Jahanam, kemudian Laza, kemudian Hutamah, kemudian Sa'ir, kemudian Saqar, kemudian Jahim dan kemudian Hawiyah, yang paling tinggi bagi orang mukmin yang durhaka, yang kedua bagi orang Yahudi, yang ketiga bagi orang Nasrani, yang keempat bagi penyembah patung, yang kelima bagi Majusi, yang keenam bagi orang musyrik yang ketujuh bagi orang munafik.
As Salabi meriwayatkan bahwa ketika Salman mendengarkan ayat ini, ia lari menjauhkan diri selama tiga hari dan sampai tidak sadarkan diri. Kemudian dibawa kepada Nabi saw, ketika Nabi saw bertanya kepadanya ia menjawab: "Ya Rasulullah, dengan turunnya ayat itu, terasa putus jantungku. Maka Allah menurunkan ayat berikutnya yang menerangkan bahwa bagi orang-orang yang bertakwa disediakan surga yang penuh kenikmatan. Banyak hadis-hadis yang lain yang berhubungan dengan surga dan neraka ini tetapi tidak ada yang berasal dari Nabi, karena itu tidak dapat dijadikan dasar hujah.
Dari ayat-ayat ini dapat dipahami bahwa manusia mempunyai dua macam sifat yang pokok yaitu, yang pertama mempunyai sifat yang mengikuti hawa nafsu, terpengaruh oleh kehidupan dunia dengan segala mata benda kehidupan yang mempesona dirinya. Mereka inilah orang-orang musyrik yang mudah dipengaruhi setan. Yang kedua ialah manusia yang mempunyai sifat percaya kepada Allah dan Rasul, jiwanya bersih dan mulia, kuat hubungannya dengan Allah suka kepada kebaikan. Golongan ini tidak dapat dipengaruhi oleh setan karena hati mereka telah cenderung kepada Allah SWT.
قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ (41) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42) وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (43) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ (44)
Allah SWT mengancam Iblis dengan ayat ini bahwa apa yang dinyatakan Iblis itu, yaitu ia tidak dapat memperdayakan hamba-hamba Nya yang saleh. Adalah suatu jalan yang lurus. Dia memberi pahala semua amal baik seorang hamba dan membalas dengan siksa semua amal buruk seseorang.
Untuk menghilangkan keragu-raguan yang mungkin dipahami pada ayat-ayat yang lalu maka Allah SWT menegaskan dalam ayat ini, bahwa hamba-hamba Allah tidak seorangpun yang dapat dikuasai setan. Semuanya telah diberi Taufik Allah untuk beriman, melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan semua larangan Nya. Godaan apapun tidak akan mempengaruhi iman mereka. Hal ini ditegaskan oleh Allah pada firman Nya yang lain:
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (22)
Artinya:
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan akupun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
(Q.S Ibrahim: 22)
Firman Allah SWT:
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (100)
Artinya:
"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah".
(Q.S An Nahl: 99-100)
Kemudian Allah SWT mengancam setan dan pengikut-pengikutnya dengan neraka Jahanam sebagai pembalasan bagi segala macam kejahatan yang pernah mereka perbuat.
Allah SWT menerangkan keadaan neraka yang akan didiami oleh orang-orang yang sesat itu, yaitu terdiri atas tujuh tingkat. Tiap-tiap tingkat didiami oleh orang-orang yang sesuai pula dengan tingkat kejahatan yang telah mereka perbuat.
Menurut Ibnu Juraij, neraka itu tujuh tingkat, tingkat pertama ialah Jahanam, kemudian Laza, kemudian Hutamah, kemudian Sa'ir, kemudian Saqar, kemudian Jahim dan kemudian Hawiyah, yang paling tinggi bagi orang mukmin yang durhaka, yang kedua bagi orang Yahudi, yang ketiga bagi orang Nasrani, yang keempat bagi penyembah patung, yang kelima bagi Majusi, yang keenam bagi orang musyrik yang ketujuh bagi orang munafik.
As Salabi meriwayatkan bahwa ketika Salman mendengarkan ayat ini, ia lari menjauhkan diri selama tiga hari dan sampai tidak sadarkan diri. Kemudian dibawa kepada Nabi saw, ketika Nabi saw bertanya kepadanya ia menjawab: "Ya Rasulullah, dengan turunnya ayat itu, terasa putus jantungku. Maka Allah menurunkan ayat berikutnya yang menerangkan bahwa bagi orang-orang yang bertakwa disediakan surga yang penuh kenikmatan. Banyak hadis-hadis yang lain yang berhubungan dengan surga dan neraka ini tetapi tidak ada yang berasal dari Nabi, karena itu tidak dapat dijadikan dasar hujah.
Dari ayat-ayat ini dapat dipahami bahwa manusia mempunyai dua macam sifat yang pokok yaitu, yang pertama mempunyai sifat yang mengikuti hawa nafsu, terpengaruh oleh kehidupan dunia dengan segala mata benda kehidupan yang mempesona dirinya. Mereka inilah orang-orang musyrik yang mudah dipengaruhi setan. Yang kedua ialah manusia yang mempunyai sifat percaya kepada Allah dan Rasul, jiwanya bersih dan mulia, kuat hubungannya dengan Allah suka kepada kebaikan. Golongan ini tidak dapat dipengaruhi oleh setan karena hati mereka telah cenderung kepada Allah SWT.
45. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam syurga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).(QS. 15:45)
Surah Al Hijr 45
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (45)
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang bertakwa akan ditempatkan dalam surga dengan taman-taman yang di tengah-tengahnya ada mata air yang mengalir. Pada firman Allah SWT yang lain diterangkan pula sifat surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa itu, sebagaimana firman Allah:
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ (15)
Artinya:
(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dan air susu yang tiada berubah rasanya sungai-sungai dan khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?.
(Q.S Muhammad: 15)
Orang-orang yang bertakwa ialah orang yang menjaga dirinya dari azab Allah dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan Nya.
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (45)
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang bertakwa akan ditempatkan dalam surga dengan taman-taman yang di tengah-tengahnya ada mata air yang mengalir. Pada firman Allah SWT yang lain diterangkan pula sifat surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa itu, sebagaimana firman Allah:
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ (15)
Artinya:
(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dan air susu yang tiada berubah rasanya sungai-sungai dan khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?.
(Q.S Muhammad: 15)
Orang-orang yang bertakwa ialah orang yang menjaga dirinya dari azab Allah dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan Nya.
46. (Dikatakan kepada mereka):` Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman `.(QS. 15:46)
Surah Al Hijr 46
ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ آمِنِينَ (46)
Kepada orang yang bertakwa itu dipersilakan masuk ke dalam yang di dalamnya mereka akan selamat sejahtera aman sentosa, tiada satupun yang ditakuti, tiada kesedihan dan kegundahan. Tidak ada sesuatupun yang mengganggu perasaan, tidak ada bencana yang akan datang, dan Allah akan tetap menurunkan nikmat yang tiada putus-putusnya.
ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ آمِنِينَ (46)
Kepada orang yang bertakwa itu dipersilakan masuk ke dalam yang di dalamnya mereka akan selamat sejahtera aman sentosa, tiada satupun yang ditakuti, tiada kesedihan dan kegundahan. Tidak ada sesuatupun yang mengganggu perasaan, tidak ada bencana yang akan datang, dan Allah akan tetap menurunkan nikmat yang tiada putus-putusnya.
47. Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada
dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk
berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.(QS. 15:47)
Surah Al Hijr 47
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ (47)
Allah mencabut dari hati penduduk surga segala macam dendam kesumat dan rasa dengki yang telah terpendam selama hidup di dunia, dan menjadikan mereka hidup bersaudara dan berkasih sayang.
Diriwayatkan oleh Al Qosim dari Abu Umamah, ia berkata: "Ahli surga masuk surga membawa apa yang telah tersimpan dalam hati mereka selama hidup di dunia, seperti rasa dengki dan dendam kesumat, hingga mereka duduk berhadapan dengan temannya di atas dipan dalam surga lalu Allah mencabut segala yang tersimpan di dalam hati mereka itu". Kemudian Abi Umamah membaca ayat ini.
Menurut riwayat bahwa dipan-dipan tempat mereka duduk itu dapat berputar ke mana saja mereka menghadap, dalam keadaan bagaimanapun mereka selalu berhadap-hadapan, mereka tidak pernah menghadap ke punggung temannya. Mereka selalu berkumpul, bercengkerama saling kunjung mengunjungi dan saling berhubungan.
Keadaan penghuni surga itu diterangkan pula dalam firman Allah SWT:
عَلَى سُرُرٍ مَوْضُونَةٍ (15) مُتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ (16) يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ (17) بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ (18) لَا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلَا يُنْزِفُونَ (19) وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ (20) وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ (21) وَحُورٌ عِينٌ (22) كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ (23)
Artinya:
"Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan, Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) yang berisi minuman yang di ambil dan air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dan apa yang mereka pilih, dan daging burung dan apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik".
(Q.S Al Waqi'ah: 15-23)
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ (47)
Allah mencabut dari hati penduduk surga segala macam dendam kesumat dan rasa dengki yang telah terpendam selama hidup di dunia, dan menjadikan mereka hidup bersaudara dan berkasih sayang.
Diriwayatkan oleh Al Qosim dari Abu Umamah, ia berkata: "Ahli surga masuk surga membawa apa yang telah tersimpan dalam hati mereka selama hidup di dunia, seperti rasa dengki dan dendam kesumat, hingga mereka duduk berhadapan dengan temannya di atas dipan dalam surga lalu Allah mencabut segala yang tersimpan di dalam hati mereka itu". Kemudian Abi Umamah membaca ayat ini.
Menurut riwayat bahwa dipan-dipan tempat mereka duduk itu dapat berputar ke mana saja mereka menghadap, dalam keadaan bagaimanapun mereka selalu berhadap-hadapan, mereka tidak pernah menghadap ke punggung temannya. Mereka selalu berkumpul, bercengkerama saling kunjung mengunjungi dan saling berhubungan.
Keadaan penghuni surga itu diterangkan pula dalam firman Allah SWT:
عَلَى سُرُرٍ مَوْضُونَةٍ (15) مُتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ (16) يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ (17) بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ (18) لَا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلَا يُنْزِفُونَ (19) وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ (20) وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ (21) وَحُورٌ عِينٌ (22) كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ (23)
Artinya:
"Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan, Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) yang berisi minuman yang di ambil dan air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dan apa yang mereka pilih, dan daging burung dan apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik".
(Q.S Al Waqi'ah: 15-23)
48. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.(QS. 15:48)
49. Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,(QS. 15:49)
50. dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.(QS. 15:50)
Surah Al Hijr 48 - 50
لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ (48) نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (49) وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ (50)
Dan diterangkan pula bahwa penduduk surga itu tidak pernah merasa letih dan lelah, karena mereka tidak dibebani lagi oleh usaha-usaha untuk melengkapi keperluan pokok yang mereka perlukan, setiap sesuatu yang mereka inginkan telah tersedia dan tinggal memakai dan memanfaatkan saja. Lagi pula mereka tidak pernah merasa khawatir akan dipindahkan ke tempat yang tidak mereka senangi, karena mereka kekal di dalam surga itu, mereka terus merasakan kenikmatan dan kesenangan.
Pada ayat yang lain Allah SWT melukiskan keadaan di dalam surga itu:
الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ (35)
Artinya:
Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dan karunia Nya. di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.
(Q.S Fatir: 35)
Dan diterangkan pula dalam hadis Nabi saw:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الله أمرني أن أبشر خديجة ببيت فى الجنة من قصب لا صعب فيه ولا نصب
Artinya:
Bersabda Rasulullah saw: "Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku memberi khabar gembira kepada Khadijah tentang rumah di surga yang terbuat dari bambu dan tidak ada hiruk-pikuk di dalamnya dan tidak ada kelelahan".
(H.R Bukhari dan Muslim)
Dari keterangan di atas, maka keadaan orang-orang beriman dalam surga itu dapat disimpulkan:
1. Orang-orang yang beriman berada dalam keadaan terhormat
2. Bersih dari rasa dengki, rasa iri hati, marah, kecewa dan sebangsanya.
3. Tidak pernah merasa payah, sakit, lapar.
4. Selalu dalam keadaan senang dan gembira, berhubungan dan bersahabat dengan penduduk surga yang lain.
5. Mereka tidak merasa khawatir akan dipindahkan ke tempat yang tidak disenangi.
لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ (48) نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (49) وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ (50)
Dan diterangkan pula bahwa penduduk surga itu tidak pernah merasa letih dan lelah, karena mereka tidak dibebani lagi oleh usaha-usaha untuk melengkapi keperluan pokok yang mereka perlukan, setiap sesuatu yang mereka inginkan telah tersedia dan tinggal memakai dan memanfaatkan saja. Lagi pula mereka tidak pernah merasa khawatir akan dipindahkan ke tempat yang tidak mereka senangi, karena mereka kekal di dalam surga itu, mereka terus merasakan kenikmatan dan kesenangan.
Pada ayat yang lain Allah SWT melukiskan keadaan di dalam surga itu:
الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ (35)
Artinya:
Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dan karunia Nya. di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.
(Q.S Fatir: 35)
Dan diterangkan pula dalam hadis Nabi saw:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الله أمرني أن أبشر خديجة ببيت فى الجنة من قصب لا صعب فيه ولا نصب
Artinya:
Bersabda Rasulullah saw: "Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku memberi khabar gembira kepada Khadijah tentang rumah di surga yang terbuat dari bambu dan tidak ada hiruk-pikuk di dalamnya dan tidak ada kelelahan".
(H.R Bukhari dan Muslim)
Dari keterangan di atas, maka keadaan orang-orang beriman dalam surga itu dapat disimpulkan:
1. Orang-orang yang beriman berada dalam keadaan terhormat
2. Bersih dari rasa dengki, rasa iri hati, marah, kecewa dan sebangsanya.
3. Tidak pernah merasa payah, sakit, lapar.
4. Selalu dalam keadaan senang dan gembira, berhubungan dan bersahabat dengan penduduk surga yang lain.
5. Mereka tidak merasa khawatir akan dipindahkan ke tempat yang tidak disenangi.
51. Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim.(QS. 15:51)
52. Mereka berkata:` Janganlah kamu merasa takut,
sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran
seorang) anak laki-laki yang akan menjadi) orang yang alim `.(QS. 15:53)
Surah Al Hijr 51 - 52
وَنَبِّئْهُمْ عَنْ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ (51) إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ إِنَّا مِنْكُمْ وَجِلُونَ (52)
Ayat ini menerangkan waktu Nabi Ibrahim kedatangan tamu yang tidak dikenal dan tidak diundangnya, lalu ia mengucapkan salam kepada tamu itu bahwa ia takut kepada mereka.
Pada ayat lain diterangkan sebab Ibrahim merasa takut kepada tamunya, Allah SWT berfirman:
فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوطٍ (70)
Artinya:
Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Lut.
(Q.S Hud: 70)
Menurut ayat ini Ibrahim merasa takut kepada tamunya karena tamunya itu tidak mau memakan daging anak lembu yang dipanggang dan disuguhkan kepada mereka, karena menurut biasanya tamu yang datang yang tidak mau memakan suguhan yang dihidangkan kepadanya ia adalah tamu yang datang adalah tamu yang datang untuk suatu maksud yang jahat.
وَنَبِّئْهُمْ عَنْ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ (51) إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ إِنَّا مِنْكُمْ وَجِلُونَ (52)
Ayat ini menerangkan waktu Nabi Ibrahim kedatangan tamu yang tidak dikenal dan tidak diundangnya, lalu ia mengucapkan salam kepada tamu itu bahwa ia takut kepada mereka.
Pada ayat lain diterangkan sebab Ibrahim merasa takut kepada tamunya, Allah SWT berfirman:
فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوطٍ (70)
Artinya:
Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Lut.
(Q.S Hud: 70)
Menurut ayat ini Ibrahim merasa takut kepada tamunya karena tamunya itu tidak mau memakan daging anak lembu yang dipanggang dan disuguhkan kepada mereka, karena menurut biasanya tamu yang datang yang tidak mau memakan suguhan yang dihidangkan kepadanya ia adalah tamu yang datang adalah tamu yang datang untuk suatu maksud yang jahat.
53. Mereka berkata:` Janganlah kamu merasa takut,
sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran
seorang) anak laki-laki yang akan menjadi) orang yang alim `.(QS. 15:53)
54. Berkata Ibrahim:` Apakah kamu memberi kabar gembira
kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah
(terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini? `(QS. 15:54)
55.Mereka menjawab:` Kami menyampaikan kabar gembira
kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang
berputus asa `.(QS. 15:55)
56. Ibrahim berkata:` Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat `.(QS. 15:56)
Surah Al Hijr 53 - 56
قَالُوا لَا تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (53) قَالَ أَبَشَّرْتُمُونِي عَلَى أَنْ مَسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَي (54) قَالُوا بَشَّرْنَاكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْقَانِطِينَ (55) قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ (56)
Karena tamu itu melihat Ibrahim merasa takut, maka tamu itu mengatakan kepada Ibrahim, bahwa tidak usah takut kepada mereka karena maksud kedatangan mereka ialah untuk menyampaikan kabar gembira dari Tuhan, bahwa ia akan dianugerahi seorang anak laki-laki yang alim. Dalam firman Allah yang lain disebutkan anak yang akan dianugerahkan itu disertai dengan kedudukannya di kemudian hari.
Allah berfirman:
وَبَشَّرْنَاهُ بِإِسْحَاقَ نَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (112)
Artinya:
Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak, seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
(Q.S As Saffat; 112)
Mendengar berita itu Ibrahim merasa tercengang atas berita gembira yang disampaikan para malaikat itu, hampir saja tidak mempercayainya, apalagi ia disampaikan oleh orang yang belum dikenalnya. Waktu penyampaian berita itu Ibrahim telah tua bangka dan istrinya Sarah telah tua pula. Menurut biasanya orang-orang yang seumur dengannya dan seumur dengan istrinya tidak mungkin lagi mempunyai anak. Tetapi tiba-tiba datang tamu menyampaikan berita aneh itu.
Tamu Nabi Ibrahim itu menegaskan bahwa berita yang disampaikan mereka itu adalah berita yang benar, sebab kelahiran seorang putra yang diinginkan itu termasuk nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-hamba Nya. Allah kuasa melimpahkan nikmat itu kepada siapa saja yang dikehendaki Nya. Dia kuasa untuk mengadakan sesuatu yang menyimpang dari Sunah Nya sendiri.
Setelah mendengar keterangan malaikat itu, timbullah keyakinan pada diri Ibrahim, bahwa tamu yang aneh itu bukanlah sembarang tamu, tetapi adalah malaikat-malaikat Allah yang diutus kepadanya untuk menyampaikan berita gembira itu. Karena keyakinannya itulah Ibrahim segera menjawab perkataan malaikat itu: Tidak ada orang-orang yang putus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang berputus asa. Dalam hadis Nabi saw diterangkan banyak dan luasnya nikmat Allah:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن الله سبحانه وتعالى خلق الرحمة يوم خلقها مائة رحمة فأمسك عنده تسعا وتسعين رحمة وأرسل فى خلق كلهم رحمة واحدة فلو يعلم الكافر كل الذي عنده من رحمة لم ييأس من الرحمة. ولو يعلم المؤمن كل الذي عند الله تعالى من العذاب لم يأمن من النار
Artinya:
Bersabda Rasulullah saw" "Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan rahmat, ketika itu Dia menciptakan seratus rahmat, maka ditahan Nya sembilan puluh sembilan rahmat dan mengaruniai satu rahmat kepada makhluk Nya seluruh Nya. Kalau orang kafir mengetahui semua rahmat yang ada pada sisi Allah, niscaya mereka tidak putus asa dari rahmat itu, dan kalau orang mukmin mengetahui semua macam azab yang ada pada Allah SWT, niscaya mereka tidak merasa aman dari api neraka."
(H.R Bukhari dan Muslim)
Dalam hal ini Ibrahim as sebagai Nabi dan Rasul Allah, pasti mengetahui benar tentang banyaknya yang ada pada sisi Allah, karena itu beliau yakin akan kebenaran yang disampaikan malaikat itu.
قَالُوا لَا تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (53) قَالَ أَبَشَّرْتُمُونِي عَلَى أَنْ مَسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَي (54) قَالُوا بَشَّرْنَاكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْقَانِطِينَ (55) قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ (56)
Karena tamu itu melihat Ibrahim merasa takut, maka tamu itu mengatakan kepada Ibrahim, bahwa tidak usah takut kepada mereka karena maksud kedatangan mereka ialah untuk menyampaikan kabar gembira dari Tuhan, bahwa ia akan dianugerahi seorang anak laki-laki yang alim. Dalam firman Allah yang lain disebutkan anak yang akan dianugerahkan itu disertai dengan kedudukannya di kemudian hari.
Allah berfirman:
وَبَشَّرْنَاهُ بِإِسْحَاقَ نَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (112)
Artinya:
Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishak, seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
(Q.S As Saffat; 112)
Mendengar berita itu Ibrahim merasa tercengang atas berita gembira yang disampaikan para malaikat itu, hampir saja tidak mempercayainya, apalagi ia disampaikan oleh orang yang belum dikenalnya. Waktu penyampaian berita itu Ibrahim telah tua bangka dan istrinya Sarah telah tua pula. Menurut biasanya orang-orang yang seumur dengannya dan seumur dengan istrinya tidak mungkin lagi mempunyai anak. Tetapi tiba-tiba datang tamu menyampaikan berita aneh itu.
Tamu Nabi Ibrahim itu menegaskan bahwa berita yang disampaikan mereka itu adalah berita yang benar, sebab kelahiran seorang putra yang diinginkan itu termasuk nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-hamba Nya. Allah kuasa melimpahkan nikmat itu kepada siapa saja yang dikehendaki Nya. Dia kuasa untuk mengadakan sesuatu yang menyimpang dari Sunah Nya sendiri.
Setelah mendengar keterangan malaikat itu, timbullah keyakinan pada diri Ibrahim, bahwa tamu yang aneh itu bukanlah sembarang tamu, tetapi adalah malaikat-malaikat Allah yang diutus kepadanya untuk menyampaikan berita gembira itu. Karena keyakinannya itulah Ibrahim segera menjawab perkataan malaikat itu: Tidak ada orang-orang yang putus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang berputus asa. Dalam hadis Nabi saw diterangkan banyak dan luasnya nikmat Allah:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن الله سبحانه وتعالى خلق الرحمة يوم خلقها مائة رحمة فأمسك عنده تسعا وتسعين رحمة وأرسل فى خلق كلهم رحمة واحدة فلو يعلم الكافر كل الذي عنده من رحمة لم ييأس من الرحمة. ولو يعلم المؤمن كل الذي عند الله تعالى من العذاب لم يأمن من النار
Artinya:
Bersabda Rasulullah saw" "Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan rahmat, ketika itu Dia menciptakan seratus rahmat, maka ditahan Nya sembilan puluh sembilan rahmat dan mengaruniai satu rahmat kepada makhluk Nya seluruh Nya. Kalau orang kafir mengetahui semua rahmat yang ada pada sisi Allah, niscaya mereka tidak putus asa dari rahmat itu, dan kalau orang mukmin mengetahui semua macam azab yang ada pada Allah SWT, niscaya mereka tidak merasa aman dari api neraka."
(H.R Bukhari dan Muslim)
Dalam hal ini Ibrahim as sebagai Nabi dan Rasul Allah, pasti mengetahui benar tentang banyaknya yang ada pada sisi Allah, karena itu beliau yakin akan kebenaran yang disampaikan malaikat itu.
57. Berkata (pula) Ibrahim:` Apakah urusanmu yang penting (selain itu), hai para utusan? `(QS. 15:57)
58. Mereka menjawab:` Kami sesungguhnya diutus kepada kaum yang berdosa,(QS. 15:58)
Surah Al Hijr 57 - 58
قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ (57) قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمٍ مُجْرِمِينَ (58)
Setelah Ibrahim yakin bahwa tamunya itu adalah malaikat dan mengetahui bahwa dalam hal yang biasa malaikat itu datangnya seorang saja, sedang jika datang beberapa orang tentu tugas yang dipikulnya adalah besar, maka beliau bertanya kepada malaikat itu tentang tugas yang diberikan Allah kepada mereka. Malaikat itu menjawab: Bahwa mereka ditugaskan untuk mengazab kaum yang berdosa, yaitu kaum Lut yang telah durhaka kepada Allah dan mengingkari seruan Rasul yang diutus kepada mereka
قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ (57) قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمٍ مُجْرِمِينَ (58)
Setelah Ibrahim yakin bahwa tamunya itu adalah malaikat dan mengetahui bahwa dalam hal yang biasa malaikat itu datangnya seorang saja, sedang jika datang beberapa orang tentu tugas yang dipikulnya adalah besar, maka beliau bertanya kepada malaikat itu tentang tugas yang diberikan Allah kepada mereka. Malaikat itu menjawab: Bahwa mereka ditugaskan untuk mengazab kaum yang berdosa, yaitu kaum Lut yang telah durhaka kepada Allah dan mengingkari seruan Rasul yang diutus kepada mereka
59. kecuali Luth beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka semuanya,(QS. 15:59)
60. kecuali isterinya, Kami telah menentukan, bahwa
sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama
dengan orang kafir lainnya).`(QS. 15:60)
Surah Al Hijr 59 - 60
إِلَّا آلَ لُوطٍ إِنَّا لَمُنَجُّوهُمْ أَجْمَعِينَ (59) إِلَّا امْرَأَتَهُ قَدَّرْنَا إِنَّهَا لَمِنَ الْغَابِرِينَ (60)
Malaikat-malaikat yang menjadi tamu Ibrahim itu menerangkan kepada Ibrahim as bahwa mereka ditugaskan untuk membinasakan kaum Lut yang tidak mengindahkan siksaan Nabi yang diutus kepada mereka. Termasuk orang-orang yang akan dihancurkan itu istri Lut sendiri, sedang orang-orang yang mengikuti Lut akan diselamatkan dari azab itu.
Dari ayat ini dipahami bahwa seseorang tidak dapat melepaskan orang lain dari azab Allah walaupun orang lain itu adalah istrinya sendiri, anak-anak atau orang tuanya, karena manusia itu bertanggung jawab kepada Allah atas segenap perbuatan yang telah dilakukannya. Allah tidak akan membebani seseorang dengan dosa orang lain sedikitpun.
إِلَّا آلَ لُوطٍ إِنَّا لَمُنَجُّوهُمْ أَجْمَعِينَ (59) إِلَّا امْرَأَتَهُ قَدَّرْنَا إِنَّهَا لَمِنَ الْغَابِرِينَ (60)
Malaikat-malaikat yang menjadi tamu Ibrahim itu menerangkan kepada Ibrahim as bahwa mereka ditugaskan untuk membinasakan kaum Lut yang tidak mengindahkan siksaan Nabi yang diutus kepada mereka. Termasuk orang-orang yang akan dihancurkan itu istri Lut sendiri, sedang orang-orang yang mengikuti Lut akan diselamatkan dari azab itu.
Dari ayat ini dipahami bahwa seseorang tidak dapat melepaskan orang lain dari azab Allah walaupun orang lain itu adalah istrinya sendiri, anak-anak atau orang tuanya, karena manusia itu bertanggung jawab kepada Allah atas segenap perbuatan yang telah dilakukannya. Allah tidak akan membebani seseorang dengan dosa orang lain sedikitpun.
Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah Al-Hijr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar