Selasa, 28 Agustus 2012

Maryam 61 - 80

Kembali ke Daftar Surah                               Kembali ke Surah Maryam
61. yaitu syurga Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (syurga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati.(QS. 19:61)

جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدَ الرَّحْمَنُ عِبَادَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّهُ كَانَ وَعْدُهُ مَأْتِيًّا (61) 
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa surga yang dijanjikan-Nya akan menjadi tempat kediaman bagi orang-orang yang bertobat dan bertakwa itu, ialah surga 'Ada. Meskipun surga yang dijanjikan itu tidak dapat dilihat oleh manusia di dunia ini, karena masih dalam alam gaib dan kapan manusia itu pasti masuk ke dalamnya tidak pula dapat diketahuinya dengan pasti karena semua itu hanya diketahui oleh Allah. Tetapi bagi orang yang beriman dan yakin akan terjadinya hari berbangkit dan berhisab, hal itu tidak diragukan sedikitpun karena janji itu adalah janji Allah Yang Maha Sempurna, Maha Adil dan Maha Bijaksana. Pastilah janji itu akan dipenuhi-Nya dan akan dilaksanakan-Nya.


62. Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam syurga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rezkinya di syurga itu tiap-tiap pagi dan petang.(QS. 19:62)

لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا إِلَّا سَلَامًا وَلَهُمْ رِزْقُهُمْ فِيهَا بُكْرَةً وَعَشِيًّا (62) 
Allah menerangkan pula bahwa di dalam surga itu tidak akan terjadi pertengkaran, tidak akan terdengar kata-kata yang tidak berguna seperti yang terjadi di dunia di mana manusia untuk kepentingan dirinya sendiri atau untuk kepentingan keluarga dan kelompoknya selalu berselisih, bertengkar, dakwa mendakwa dan tuduh menuduh yang tiada akhirnya yang mengakibatkan kehilangan ketenteraman dan kesejahteraan. Bahwa mereka diliputi kecemasan dan kekhawatiran. Lain halnya di dalam surga karena manusia telah memasuki dunia yang lain, semua keinginan dapat dicapai dan dinikmati, tidak ada lagi permusuhan atau ada kekuatan antara sesama mereka untuk mencapai sesuatu, maka yang terdengar hanya ucapan salam (selamat sejahtera) baik ucapan itu datang dari malaikat atau dari sesama mereka. Semuanya merasa aman dan tenteram karena pada setiap pagi dan petang mereka diberi rezeki oleh Tuhan mereka, rezeki yang tidak dapat dibayangkan dalam pikiran seseorang bagaimana nikmat dan lezat cita rasanya. Nabi Muhammad mendeskripsikan nikmat yang disediakan bagi penghuni surga, sebagai berikut: 

فيها ما لا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر 
Artinya: 
Di dalam surga itu tersedia nikmat-nikmat yang belum pernah di lihat oleh mata, yang belum pernah didengar oleh telinga dan tidak dapat dibayangkan dalam lintasan hati manusia. (H.R. Tabrani)

63. Itulah syurga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.(QS. 19:63)

تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ تَقِيًّا (63) 
Demikianlah suasana di dalam surga, suasana aman dan tenteram suasana bahagia dan sejahtera. Penghuninya merasa lega dan puas dengan nikmat dan karunia yang dilimpahkan Tuhan kepada mereka dan Allah-pun rida terhadap mereka karena mereka di dunia selalu patuh dan taat kepada-Nya selalu sabar dan ^ telah menghadapi cobaan-Nya sebagaimana tersebut dalam firman-Nya 

قال الله هذا يوم ينفع الصادقين صدقهم لهم جنات تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها أبدا رضى الله عنهم ورضوا عنه ذلك الفوز العظيم 
Artinya: 
Allah berfirman, "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan merekapun rida terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar". (Q.S. Al Maidah: 119) 
Demikianlah keadaan dan sifat surga yang akan diwariskan-Nya kepada hamba-Nya yang benar-benar beriman dan selalu bertakwa kepada-Nya sebagai tersebut dalam firman-Nya: 

قد أفلح المؤمنون الذين هم في صلاتهم خاشعون والذين هم عن اللغو معرضون والذين هم للزكاة فاعلون والذين هم لفروجهم حافظون إلا على أزواجهم أو ما ملكت أيمانهم فإنهم غير ملومين فمن ابتغى وراء ذلك فأولئك هم العادون والذين هم لأماناتهم وعهدهم راعون والذين هم على صلواتهم يحافظون أولئك هم الوارثون الذين يرثون الفردوس هم فيها خالدون 
Artinya: 
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara salat. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya". (Q.S. Al Mu'minun: 1-11)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Maryam 63 
تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ تَقِيًّا (63) 
(Itulah surga yang akan Kami wariskan) Kami anugerahkan dan Kami tempatkan di dalamnya (kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa) yang berlaku taat kepada-Nya. Ayat berikut diturunkan ketika wahyu datang sangat terlambat selama beberapa hari, kemudian Nabi saw. berkata kepada malaikat Jibril ketika datang kepadanya, "Apakah gerangan yang menyebabkan engkau tidak menziarahi aku selama ini".

64. Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.(QS. 19:64)

وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَلِكَ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا (64) 
Diriwayatkan bahwa ketika ditanyakan kepada Nabi Muhammad saw. tentang kisah penghuni Gua, Zulkarnain dan tentang hakikat roh beliau tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, karena wahyu belum diturunkan kepadanya mengenai hal itu dan Nabi Muhammad selalu menunggu-nungggu dengan sabar turunnya Jibril membawa wahyu yang akan menjelaskan masalah-masalah itu, tetapi setelah beberapa hari menunggu, Jibril tidak juga turun sehingga beliau menjadi gelisah dan sangat sedih hatinya. Orang-orang musyrikinpun telah mulai mencemoohkan dan memperolok-olokkannya serta mengatakan bahwa Muhammad telah dimurkai oleh Tuhannya dan telah melupakannya bahkan tidak memperdulikannya lagi. Maka ketika Jibril turun membawa wahyu Nabi Muhammad menanyakan kepadanya mengapa dia terlambat sedang beliau (siap) menunggu-nunggu kedatangannya dan telah sangat rindu kepadanya. Jibril menjawab bahwa diapun telah sangat rindu tetapi dia hanya seorang hamba Allah yang diperintah, bila Allah memerintahkan supaya dia turun membawa wahyu diapun turun dan bila tidak tentulah dia tidak akan turun, kemudian turunlah ayat ini. 
Pada ayat ini Jibril menegaskan kepada Nabi Muhammad bahwa para malaikat tidak akan dapat turun membawa wahyu kepada Rasul-rasul kecuali bila mereka telah mendapat perintah dari Allah sesuai dengan kehendak dan kebijaksanaan Nya, sesuai dengan kepentingan hamba-Nya baik mengenai urusan duniawi maupun mengenai urusan akhirat. Dialah yang memiliki semua yang ada di hadapan dan di belakang kita dan yang ada di antara keduanya, Dialah yang mengurus dan mengaturnya. Karena itu Dia pulalah yang lebih mengetahui tentang yang baik dan yang tidak baik bagi makhluk-Nya. Dialah yang menetapkan kapan para malaikat akan turun kepada Rasul-Nya untuk membawa wahyu, dan untuk berapa lama Dia membiarkan malaikat tidak turun kepada mereka sesuai dengan ilmu dan kebijaksanaan-Nya. Jadi kalau aku terlambat membawa wahyu kepadamu, bukanlah itu karena Allah telah meninggalkanmu, murka kepadamu atau Dia telah lupa kepadamu. Mustahil Allah bersifat lalai dan lupa.

65. Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?(QS. 19:65)

رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا (65) 
Bagaimana mungkin Tuhanmu akan bersifat lalai dan lupa padahal Dialah yang memiliki dan mengurus serta mengendalikan semua yang ada di langit dan di bumi dan semua yang ada di antara keduanya. Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana sekali-kali tidak akan lalai atau lupa mengurus dan mengatur semua makhluk-Nya. Oleh sebab itu janganlah engkau menyangka bahwa Dia telah murka kepadamu dengan terlambatnya wahyu. Semua itu berlaku sesuai dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Tetaplah engkau menunggu dengan sabar dan tetaplah engkau menyembah dan beribadah kepada Nya walau apapun yang diucapkan oleh kaum musyrikin itu. Sesungguhnya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa tidak ada sesuatu yang dapat menyamainya karena itu kepada-Nyalah kita harus berserah diri, patuh dan taat mengerjakan perintah-Nya.

66. Dan berkata manusia:` Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali? `(QS. 19:66)

وَيَقُولُ الْإِنْسَانُ أَئِذَا مَا مِتُّ لَسَوْفَ أُخْرَجُ حَيًّا (66) أَوَلَا يَذْكُرُ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْئًا (67) 
Diriwayatkan oleh Al Kalabi bahwa ayat ini diturunkan melalui Ubay bin Khalaf. Dia mengambil sepotong tulang yang telah hampir remuk dan dihancurkannya dengan tangannya seperti tepung kemudian ditebarkannya ke angin kencang maka bertebaranlah tulang itu. Kemudian dia berkata, "Ada orang mengatakan bahwa kita akan dibangkitkan sesudah kita mati dan sesudah kita menjadi seperti tulang ini". Hal ini tidak mungkin terjadi sama sekali. Sebagai bantahan atas kata-katanya itu turunlah ayat ini. Allah menjelaskan bahwa ada manusia yang bertanya-tanya apakah mungkin apabila saya telah mati akan dibangkitkan dan dihidupkan kembali? Pertanyaan yang seperti itu terdapat pula pada ayat-ayat yang lain seperti firman Allah: 

وكانوا يقولون أئذا متنا وكنا ترابا وعظاما أإنا لمبعوثون 
Artinya: 
Dan mereka selalu mengatakan, "Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?". (Q.S. Al Waqiah: 47) 
Dan firman-Nya: 

وقالوا أإذا كنا عظاما ورفاتا أإنا لمبعوثون خلقا جديدا 
Artinya: 
Dan mereka berkata, "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?". (Q.S. Al Isra': 49) 
Demikian pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan oleh orang yang dangkal pikirannya dan tidak mau memikirkan sesuatu secara mendalam, karena mata hati mereka telah ditutupi oleh kesesatan dan kesenangan hidup dunia, sehingga tidak tampak lagi bagi mereka cahaya kebenaran yang terang benderang. Oleh sebab itu Allah menolak pertanyaan-pertanyaan mereka dengan nada takjub dan heran, apakah manusia yang berpikiran seperti itu tidak mengingat bahwa Kami telah menciptakan-Nya dari tiada. Apakah yang dapat menciptakan sesuatu dari tiada, dapat pula menciptakannya dari sesuatu yang ada walaupun berupa tulang belulang atau benda-benda yang hancur. Ini adalah suatu pemikiran yang aneh yang tidak akan timbul kecuali dari orang-orang yang hatinya telah diselubungi oleh keingkaran dan tidak mau memikirkan persoalan dengan teliti dan mendalam. Pada ayat lain Allah berfirman: 

وإن تعجب فعجب قولهم أإذا كنا ترابا أإنا لفي خلق جديد 
Artinya: 
Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka, "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?". (Q.S. Ar Ra'd: 5) 
Dan firman-Nya: 

وضرب لنا مثلا ونسى خلقه قال من يحيي العظام وهي رميم قل يحييها الذي أنشأها أول مرة وهو بكل خلق عليم 
Artinya: 
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya. Ia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?". Katakanlah, "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk". (Q.S. Yasin: 78) 
Dan sebuah hadis Qudsi Allah berfirman: 

كذبني ابن آدم ولم يكن له أن يكذبني وآذاني ابن آدم ولم يكن له أن يؤذيني أما تكذيبه إياي فقوله لن يعيدني كما بدأني وليس أول الخلق بأهون علي من آخره وأما آذاه إياي فقوله إن لي ولدا وأنا الأحد الصمد الذي لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد 
Artinya: 
Anak Adam telah mendustakan Ku sedang dia tidak berhak mendustakan Ku. Anak Adam telah menyakiti Ku sedang dia tidak berhak menyakiti Ku. Adapun pendustaannya terhadap Ku ialah ucapannya bahwa Aku tidak akan menghidupkannya kembali sebagaimana Aku telah menciptakannya pertama kali. Menciptakannya pertama kali tidaklah lebih mudah bagi Ku dari menciptakan kemudian (maksudnya sama mudah). Adapun yang menyakiti Ku ialah ucapannya: Sesungguhnya Aku mempunyai anak, sedang Aku adalah Tuhan Yang Maha Esa Yang tergantung kepada Ku segala sesuatu, yang tidak beranak dan tidak pula dilahirkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Aku. 

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Maryam 66 
وَيَقُولُ الْإِنْسَانُ أَئِذَا مَا مِتُّ لَسَوْفَ أُخْرَجُ حَيًّا (66) 
(Dan berkata manusia,) mereka yang ingkar kepada adanya hari berbangkit, yaitu Ubay bin Khalaf atau Walid bin Mughirah, ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikapnya itu ("Betulkah apabila) dapat dibaca Aidza dan Ayidza (aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?") yakni akan dihidupkan kembali dari kuburan sebagaimana yang telah dikatakan oleh Muhammad. Kata tanya di sini mengandung makna Nafi atau kalimat negatif, maksudnya, Aku tidak akan dihidupkan kembali sesudah mati. Huruf Ma adalah Zaidah yang faedahnya untuk mengukuhkan kalimat, demikian pula huruf Lamnya. Kemudian Allah menyanggah perkataan mereka itu melalui firman-Nya:

67. Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?(QS. 19:67)

وَيَقُولُ الْإِنْسَانُ أَئِذَا مَا مِتُّ لَسَوْفَ أُخْرَجُ حَيًّا (66) أَوَلَا يَذْكُرُ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْئًا (67) 
Diriwayatkan oleh Al Kalabi bahwa ayat ini diturunkan melalui Ubay bin Khalaf. Dia mengambil sepotong tulang yang telah hampir remuk dan dihancurkannya dengan tangannya seperti tepung kemudian ditebarkannya ke angin kencang maka bertebaranlah tulang itu. Kemudian dia berkata, "Ada orang mengatakan bahwa kita akan dibangkitkan sesudah kita mati dan sesudah kita menjadi seperti tulang ini". Hal ini tidak mungkin terjadi sama sekali. Sebagai bantahan atas kata-katanya itu turunlah ayat ini. Allah menjelaskan bahwa ada manusia yang bertanya-tanya apakah mungkin apabila saya telah mati akan dibangkitkan dan dihidupkan kembali? Pertanyaan yang seperti itu terdapat pula pada ayat-ayat yang lain seperti firman Allah: 

وكانوا يقولون أئذا متنا وكنا ترابا وعظاما أإنا لمبعوثون 
Artinya: 
Dan mereka selalu mengatakan, "Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?". (Q.S. Al Waqiah: 47) 
Dan firman-Nya: 

وقالوا أإذا كنا عظاما ورفاتا أإنا لمبعوثون خلقا جديدا 
Artinya: 
Dan mereka berkata, "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?". (Q.S. Al Isra': 49) 
Demikian pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan oleh orang yang dangkal pikirannya dan tidak mau memikirkan sesuatu secara mendalam, karena mata hati mereka telah ditutupi oleh kesesatan dan kesenangan hidup dunia, sehingga tidak tampak lagi bagi mereka cahaya kebenaran yang terang benderang. Oleh sebab itu Allah menolak pertanyaan-pertanyaan mereka dengan nada takjub dan heran, apakah manusia yang berpikiran seperti itu tidak mengingat bahwa Kami telah menciptakan-Nya dari tiada. Apakah yang dapat menciptakan sesuatu dari tiada, dapat pula menciptakannya dari sesuatu yang ada walaupun berupa tulang belulang atau benda-benda yang hancur. Ini adalah suatu pemikiran yang aneh yang tidak akan timbul kecuali dari orang-orang yang hatinya telah diselubungi oleh keingkaran dan tidak mau memikirkan persoalan dengan teliti dan mendalam. Pada ayat lain Allah berfirman: 

وإن تعجب فعجب قولهم أإذا كنا ترابا أإنا لفي خلق جديد 
Artinya: 
Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka, "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?". (Q.S. Ar Ra'd: 5) 
Dan firman-Nya: 

وضرب لنا مثلا ونسى خلقه قال من يحيي العظام وهي رميم قل يحييها الذي أنشأها أول مرة وهو بكل خلق عليم 
Artinya: 
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya. Ia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?". Katakanlah, "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk". (Q.S. Yasin: 78) 
Dan sebuah hadis Qudsi Allah berfirman: 

كذبني ابن آدم ولم يكن له أن يكذبني وآذاني ابن آدم ولم يكن له أن يؤذيني أما تكذيبه إياي فقوله لن يعيدني كما بدأني وليس أول الخلق بأهون علي من آخره وأما آذاه إياي فقوله إن لي ولدا وأنا الأحد الصمد الذي لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد 
Artinya: 
Anak Adam telah mendustakan Ku sedang dia tidak berhak mendustakan Ku. Anak Adam telah menyakiti Ku sedang dia tidak berhak menyakiti Ku. Adapun pendustaannya terhadap Ku ialah ucapannya bahwa Aku tidak akan menghidupkannya kembali sebagaimana Aku telah menciptakannya pertama kali. Menciptakannya pertama kali tidaklah lebih mudah bagi Ku dari menciptakan kemudian (maksudnya sama mudah). Adapun yang menyakiti Ku ialah ucapannya: Sesungguhnya Aku mempunyai anak, sedang Aku adalah Tuhan Yang Maha Esa Yang tergantung kepada Ku segala sesuatu, yang tidak beranak dan tidak pula dilahirkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Aku.

68. Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama syaitan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut.(QS. 19:68)
69. Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.(QS. 19:69)

فَوَرَبِّكَ لَنَحْشُرَنَّهُمْ وَالشَّيَاطِينَ ثُمَّ لَنُحْضِرَنَّهُمْ حَوْلَ جَهَنَّمَ جِثِيًّا (68) ثُمَّ لَنَنْزِعَنَّ مِنْ كُلِّ شِيعَةٍ أَيُّهُمْ أَشَدُّ عَلَى الرَّحْمَنِ عِتِيًّا (69) 
Karena itu Allah mengancam manusia semacam itu dengan bersumpah bahwa Dia akan mengumpulkan mereka di padang mahsyar bersama-sama dengan setan yang mereka anggap sebagai pemimpin mereka. Mereka akan melihat dan mengalami bagaimana dahsyat dan hebatnya suasana ketika itu sehingga tidak ada yang dipikirkan oleh seseorang kecuali keselamatan dirinya sebagai tersebut dalam firman Allah: 

يوم يفر المرء من أخيه وأمه وأبيه وصاحبته وبنيه لكل امرء منهم يومئذ شأن يغنيه 
Artinya: 
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. (Q.S. Abasa: 34-37) 
Dalam suasana yang amat gawat dan kritis itulah Allah menggiring mereka ke neraka dalam keadaan berlutut dan hina dina tidak dapat berdiri lagi karena pengalaman yang amat pahit dan penderitaan yang tak terperikan.

70. Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka.(QS. 19:70)

ثُمَّ لَنَحْنُ أَعْلَمُ بِالَّذِينَ هُمْ أَوْلَى بِهَا صِلِيًّا (70) 
Kemudian Allah memisah-misahkan di antara mereka dengan membagi berkelompok-kelompok sesuai dengan tingkat kedurhakaan mereka, lalu Allah menyisihkan yang paling ingkar, paling sombong dan durhaka dan paling banyak menyesatkan manusia di muka bumi dari masing-masing kelompok itu untuk dilemparkan lebih dahulu ke dalam neraka. Bagi Allah Yang Maha Mengetahui Maha Luas Ilmu-Nya tidaklah akan sulit memilih orang-orang yang seperti itu karena semua amal perbuatannya di dunia telah tercatat di dalam buku masing-masing, seperti tersebut dalam firman-Nya: 

يومئذ تعرضون لا تخفى منكم خافية 
Artinya: 
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu) tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). (Q.S. Al Haqqah: 18) 
Mereka akan dibelenggu, dilemparkan ke neraka dan dalam nerakapun mereka akan dirantai seperti tersebut dalam firman-Nya: 

خذوه فغلوه ثم الجحيم صلوه ثم في سلسلة ذرعها سبعون ذراعا فاسلكوه 
Artinya: 
(Allah berfirman) "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya". Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta". (Q.S. Al Haqqah: 30-32) 
Sesudah itu barulah tiba giliran yang lain untuk dilemparkan pula ke neraka sesuai dengan tingkat kekafiran dan kedurhakaannya.

71. Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.(QS. 19:71)

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا (71) 
Kemudian Allah mengarahkan firman-Nya kepada manusia seluruhnya dan menerangkan bahwa semua orang akan dibawa ke tempat dimana neraka berada. Mereka di dekatkan ke neraka itu dan berdiri di sekelilingnya. Hal ini sudah menjadi ketetapan-Nya yang tidak dapat dirubah lagi dan harus terlaksana. As Suddy meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa manusia seluruhnya di bawa ke "Siraat" (titian). Kemudian mereka menyeberangi Sirat itu dengan membawa amal perbuatan mereka. Di antara mereka ada yang melaluinya secepat kilat, ada secepat angin, secepat burung melayang, secepat kuda berlari, secepat unta dan ada pula yang secepat lari manusia. Diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda; Semua manusia akan mendatangi neraka kemudian mereka akan kembali membawa amal perbuatan mereka.

72. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.(QS. 19:72)

ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا (72) 
Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia di kala itu melepaskan orang-orang yang bertakwa dari siksaan neraka dan membiarkan orang-orng kafir jatuh ke dalamnya dalam keadaan berlutut. Allah menerangkan bahwa yang dilepaskan dari siksaan neraka itu ialah orang-orang yang bertakwa bukan orang-orang yang beriman saja, karena orang-orang yang beriman saja belum tentu termasuk orang-orang yang bertakwa karena banyak di antara orang-orang yang beriman melanggar perintah-perintah Allah dan mengerjakan larangannya. Apabila dosanya lebih banyak dari amal kebaikannya maka ia akan disiksa lebih dahulu dalam neraka sesuai dengan dosa yang diperbuatnya kemudian barulah dikeluarkan dari neraka setelah menerima siksaan yang sepadan dengan dosanya, lalu dimasukkan ke surga. Adapun orang-orang yang amal kebaikannya lebih banyak dari dosanya, maka dia dimasukkan ke dalam surga setelah dosa-dosanya itu diampuni oleh Allah dengan rahmat dan kasih sayangnya. Hal yang demikian tersebut dalam firman Allah. 

فأما من ثقلت موازينه فهو في عيشة راضية وأما من خفت موازينه فأمه هاوية وما أدراك ما هيه نار حامية 
Artinya: 
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikannya), maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya maka tempat kembalinya ialah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (Q.S. Al Qari'ah: 6-11)

73. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang (maksudnya), niscaya orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman:` Manakah di antara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempat pertemuan (nya)? `(QS. 19:73)

وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا أَيُّ الْفَرِيقَيْنِ خَيْرٌ مَقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا (73) 
Pada ayat ini Allah menerangkan sikap orang-orang kafir itu bila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Alquran yang nyata kebenarannya dan tidak dapat disangkal lagi, tak ada ucapan mereka untuk menantang kebenaran ayat-ayat itu kecuali cemoohan dan olok-olokan. Mereka mengatakan siapa di antara kita yang paling senang hidupnya, paling tenang pikirannya, paling bagus rumahnya, paling tinggi kedudukannya dan paling banyak jumlahnya. Bagaimana kami yang jauh lebih tinggi dan lebih mulia dari kamu semua, akan berada dalam kebatilan dan menempuh jalan yang sesat. Hal ini adalah suatu yang mustahil. Maka kami menganggap kamulah yang berada dalam kesesatan karena golongan kamu selain lemah. sengsara dan sedikit jumlahnya. kamu hanya dapat berkumpul dengan bersembunyi-sembunyi membicarakan hal ihwalnya di tempat-tempat yang tersisih dan sepi seperti Darul Arqam dan sebagainya. Tidak mungkin agama yang kamu anut itu agama yang benar dan tidak mungkin ayat-ayat Alquran itu baik dan berguna. Karena kalau demikian halnya tentu kamilah yang lebih dahulu beriman dan mempercayainya. Hanya itulah hujah dan keterangan yang dapat mereka kemukakan dan keterangan mereka seperti ini terdapat pula pada ayat yang lain: 

وقال الذين كفروا للذين ءامنوا لو كان خيرا ما سبقونا إليه وإذ لم يهتدوا به فسيقولون هذا إفك قديم 
Artinya: 
Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, "Kalau sekiranya dia (Alquran) adalah suatu yang baik tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: Ini adalah dusta yang lama". (Q.S. Al Ahqaf: 11)

74. Berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, sedang mereka adalah lebih bagus alat rumah tangganya dan lebih sedap dipandang mata.(QS. 19:74)

وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ أَحْسَنُ أَثَاثًا وَرِئْيًا (74) 
Allah menolak cemoohan orang-orang kafir itu dengan menjelaskan bahwa Dia di masa yang lalu telah banyak membinasakan beberapa kaum karena kedurhakaan mereka seperti kaum `Aad dan Samud padahal mereka itu lebih kaya dan lebih mewah dari kaum kafir Mekah dan negeri mereka pun adalah negeri yang subur mempunyai panorama-panorama yang indah. Jadi kekayaan, kemewahan penduduk dan keindahan suatu negeri bukanlah suatu norma untuk menilai sesuatu kaum bahwa ia adalah di pihak yang benar dan menjadi kesayangan Allah. Yang menjadi ukuran ialah keimanan kepada Allah serta ketaatan dan kepatuhan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan Nya. Kalau benar kekayaan dan kemewahan itu yang menjadi ukuran, tentulah mereka tidak dibinasakan Allah. Sebenarnya ayat ini adalah suatu ancaman dari Allah terhadap kaum musyrikin Mekah yaitu kalau mereka tidak juga sadar dan insaf dan tetap membangkang tidak mustahil mereka akan dihancurkan pula Seperti umat-umat yang terdahulu itu.

75. Katakanlah:` Barangsiapa yang berada di dalam kesesatan, maka biarlah Tuhan yang Maha Pemurah memperpanjang tempo baginya; sehingga apabila mereka telah melihat apa yang diancamkan kepadanya, baik siksa maupun kiamat, maka mereka akan mengetahui siapa yang lebih jelek kedudukannya dan lebih lemah penolong-penolongnya `.(QS. 19:75)

قُلْ مَنْ كَانَ فِي الضَّلَالَةِ فَلْيَمْدُدْ لَهُ الرَّحْمَنُ مَدًّا حَتَّى إِذَا رَأَوْا مَا يُوعَدُونَ إِمَّا الْعَذَابَ وَإِمَّا السَّاعَةَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضْعَفُ جُنْدًا (75) 
Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad supaya menjawab cemoohan dan olok-olokan kaum musyrikin yang membanggakan kekayaannya itu dengan mengatakan bahwa orang-orang yang sesat dari kaumnya itu tidak akan dibinasakan oleh Allah sekarang juga karena rahmat dan kasih sayangnya dan karena di kalangan mereka berada Nabi Muhammad serta orang-orang yang beriman. Hal ini tersebut pada firman-Nya: 

وما كان الله ليعذبهم وأنت فيهم وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون 
Artinya: 
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. (Q.S. Al Anfal: 33) 
Allah akan membiarkan mereka dan memberi tangguh serta memberi kesempatan kepada mereka untuk berlarut-larut dalam kekafiran dan kedurhakaan sampai tiba saatnya mereka akan melihat sendiri siksaan Allah di dunia dengan kekalahan total yang dialami neraka (seperti perang Badar dan terusirnya kaum musyrikin Mekah) dan di akhirat nanti akan melihat siapa sebenarnya yang lebih mulia, mendapat rahmat dan karunia Allah dan siapa yang akan mendapat siksaan yang menghinakan sehingga hina dan rendahlah kedudukan mereka.

76. Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.(QS. 19:76)

وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَرَدًّا (76) 
Sebagai hiburan bagi kaum Muslimin yang dihina dan dicemoohkan itu, karena memang mereka tidak berdaya menjawab tantangan kaum musyrikin yang menyombongkan kekayaan. Allah menjanjikan bahwa Dia akan memberi mereka tambahan petunjuk di samping petunjuk-petunjuk yang telah mereka terima. Dengan petunjuk-petunjuk itu mereka akan lebih bertakwa dan lebih berbahagia. Biarkanlah orang-orang kafir itu berbangga-bangga dengan kekayaan dan kedudukan dan selalu berada dalam keangkuhan dan kesombongan. 
Biarkanlah mereka berlarut-larut dalam kesesatan dan kedurhakaan. Pada suatu saat nanti Allah akan menimpakan siksa-Nya yang keras kepada mereka. Di waktu itulah nanti mereka akan sadar bahwa mereka telah melakukan kesalahan yang besar dan menyesal dengan amat sangat, tetapi penyesalan itu tidak akan menolong mereka sedikitpun, karena nasi sudah menjadi, bubur, sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tidak berguna. Dalam menghadapi kesombongan kaum musyrikin itu hendaklah kaum Muslimin sabar bertabah hati, selalu mengamalkan petunjuk-petunjuk Allah, taat dan patuh kepada perintah-Nya. Dengan demikian hati mereka akan lapang, pikiran mereka akan tenang, amal baik mereka akan bertambah. Mereka senantiasa akan berada dalam lindungan rahmat dan kasih sayang-Nya dan menyediakan bagi mereka pahala yang berlipat ganda.

77. Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan:` Pasti aku akan diberi harta dan anak `.(QS. 19:77)

أَفَرَأَيْتَ الَّذِي كَفَرَ بِآيَاتِنَا وَقَالَ لَأُوتَيَنَّ مَالًا وَوَلَدًا (77) 
Sebab turunnya ayat ini menurut yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Tirmizi Tabrani dan lbnu Hibban dari Khabab bin Aratt adalah sebagai berikut: 
Khabab bin Aratt berkata, "Dahulu aku adalah seorang tukang besi. Aku mempunyai piutang dari Ali Al `Aas-bin Waail. Maka aku datang kepadanya untuk menagih piutang itu". Dia menjawab, "Aku tidak akan membayar utang itu. Demi Allah aku tidak akan membayarnya kecuali jika engkau kafir dengan Muhammad". Aku menjawab, "Tidak! sekali-kali aku tidak akan kafir kepada Muhammad saw. sehingga engkau mati dan dibangkitkan nanti". Ali Al `Aas menjawab, "Kalau aku telah mati dan dibangkitkan nanti engkau dapat menagih piutangmu itu karena aku di waktu itu mempunyai harta yang banyak dan anak-anak dan tentu aku akan melunasinya". Maka turunlah ayat ini. 
Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. supaya memperhatikan bagaimana sombong dan angkuhnya orang kafir itu yang berani mengatakan bahwa dia di akhirat nanti akan dianugerahi harta dan anak yang banyak Meskipun ucapannya itu seakan-akan menunjukkan bahwa dia mempercayai terjadinya hari berbangkit nanti tetapi yang sebenarnya dia tidak percaya sama sekali akan adanya hari berbangkit itu. Ucapan seperti itu hanya sebagai cemoohan dan olok-olokan terhadap kepercayaan orang mukmin dengan pengertian bahwa jika benar-benar Khabab bin Aratt percaya akan hari berbangkit biarlah utangnya itu dibayar di waktu itu saja. Adapun sekarang dia tidak akan membayarnya kalau Khabab tidak kafir dengan Muhammad. Cemoohan itu ditambah lagi dengan mengatakan bahwa dia akan kaya dan banyak anak nanti di akhirat. Alangkah beraninya dia mengada-adakan sesuatu yang tidak diketahuinya sama sekali, sedang dia sendiri mengingkari hal-hal yang gaib itu. 

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Maryam 77 
أَفَرَأَيْتَ الَّذِي كَفَرَ بِآيَاتِنَا وَقَالَ لَأُوتَيَنَّ مَالًا وَوَلَدًا (77) 
(Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami) maksudnya 'Ashi bin Wa'il (dan ia mengatakan,) kepada Khabbab bin Art yang mengatakan kepadanya, bahwa engkau kelak akan dibangkitkan hidup kembali sesudah mati. Pada saat itu Khabbab sedang menagih utang kepadanya ("Pasti aku akan diberi) seandainya aku dibangkitkan hidup kembali (harta dan anak") maka pada saat itu aku akan membayar utangku kepadamu. Allah berfirman menyanggahnya:

78. Adakah mereka melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?,(QS. 19:78)

أَطَّلَعَ الْغَيْبَ أَمِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا (78) 
Oleh sebab itu maka pada ayat ini Allah mengecamnya dengan kecaman yang pahit sekali. Apakah dia mengetahui hal-hal yang gaib ataukah dia telah berjanji dengan Allah bahwa Dia akan memberinya rezeki dan anak yang banyak? Kedua kemungkinan itu amat jauh sekali, karena tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui yang gaib apalagi yang berhubungan dengan hari akhirat nanti. Dan tidak mungkin pula dia berjanji dengan Tuhan bahwa dia akan diberi rezeki yang banyak di akhirat itu sedangkan dia sendiri mengingkari hari itu dan mempersekutukan-Nya dengan berhala-berhala. Tempat orang yang seperti ini adalah neraka Jahanam dan siksaan yang akan ditimpakan kepadanya adalah berat sekali.

79. Sekali-kali tidak, Kami akan menulis apa yang ia katakan, dan benar-benar Kami akan memperpanjang azab untuknya,(QS. 19:79)

كَلَّا سَنَكْتُبُ مَا يَقُولُ وَنَمُدُّ لَهُ مِنَ الْعَذَابِ مَدًّا (79) وَنَرِثُهُ مَا يَقُولُ وَيَأْتِينَا فَرْدًا (80) 
Pada ayat ini Allah mengancamnya dengan ancaman yang keras karena kelancangannya dan beraninya mengadakan sesuatu terhadap Allah tanpa ilmu dan tanpa dasar yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasionil. Allah akan mencatat semua ucapan dan kata-kata dan akan menimpakan kepadanya balasan yang setimpal dengan keingkaran kedurhakaannya dan menyiksanya dengan siksaan yang amat keras pada setiap waktu dengan tiada putus-putusnya, siksaan abadi yang tak ada akhirnya. Allah akan mengambil semua harta dan anak-anaknya yang ditinggalkannya ketika dia mati sehingga di akhirat nanti dia datang menghadap Allah dengan sendirian, tak ada yang akan membela dan menolongnya. Memang pada hari itu tak ada sesuatupun yang dapat menolong manusia kecuali iman dan amal perbuatannya sesuai dengan firman Allah: 

يوم لا ينفع مال ولا بنون إلا من أتى الله بقلب سليم 
Artinya: 
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (Q.S. As syu'ara: 88-89)

80. dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu, dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri.(QS. 19:80)

كَلَّا سَنَكْتُبُ مَا يَقُولُ وَنَمُدُّ لَهُ مِنَ الْعَذَابِ مَدًّا (79) وَنَرِثُهُ مَا يَقُولُ وَيَأْتِينَا فَرْدًا (80) 
Pada ayat ini Allah mengancamnya dengan ancaman yang keras karena kelancangannya dan beraninya mengadakan sesuatu terhadap Allah tanpa ilmu dan tanpa dasar yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasionil. Allah akan mencatat semua ucapan dan kata-kata dan akan menimpakan kepadanya balasan yang setimpal dengan keingkaran kedurhakaannya dan menyiksanya dengan siksaan yang amat keras pada setiap waktu dengan tiada putus-putusnya, siksaan abadi yang tak ada akhirnya. Allah akan mengambil semua harta dan anak-anaknya yang ditinggalkannya ketika dia mati sehingga di akhirat nanti dia datang menghadap Allah dengan sendirian, tak ada yang akan membela dan menolongnya. Memang pada hari itu tak ada sesuatupun yang dapat menolong manusia kecuali iman dan amal perbuatannya sesuai dengan firman Allah: 

يوم لا ينفع مال ولا بنون إلا من أتى الله بقلب سليم 
Artinya: 
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (Q.S. As syu'ara: 88-89)

Kembali ke Daftar Surah                               Kembali ke Surah Maryam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar