Selasa, 28 Agustus 2012

Thaahaa 101 - 120

Kembali ke Daftar Surah                               Kembali ke Surah Thaahaa
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=6&SuratKe=20#Top

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 100 - 101101. mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat,(QS. 20:101)

مَنْ أَعْرَضَ عَنْهُ فَإِنَّهُ يَحْمِلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وِزْرًا (100) خَالِدِينَ فِيهِ وَسَاءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِمْلًا (101) 
Barang siapa yang berpaling dari ajaran Alquran itu pada hal sudah jelas baginya bahwa ia adalah wahyu dari Allah dan tidak dapat disangkal lagi kebenarannya maka penolakannya terhadap ajaran itu adalah semata-mata karena memperturutkan hawa nafsu, atau karena takut kehilangan pengaruh, kedudukan dan sebagainya. Orang-orang seperti itu sudah wajar bila dianggap sebagai orang yang keras kepala, orang-orang yang sesat dan tidak mau menerima kebenaran. Maka Allah tidak akan mengampuninya dan pada hari kiamat nanti dia akan memikul dosa keingkaran dan kesombongannya, dosa yang paling besar dan paling berat dan hampir-hampir tak sanggup dia memikulnya, dia akan dilemparkan ke neraka Jahanam, dia kekal di sana selama-lamanya dan ditimpakan kepadanya azab yang amat pedih sesuai dengan keingkaran dan kedurhakaannya. Sungguh amat beratlah dosa yang dipikulnya dan amat pedihlah siksaan yang diterimanya.

102. (yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram;(QS. 20:102)

يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ وَنَحْشُرُ الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ زُرْقًا (102)
Hal itu semua akan terjadi pada hari kiamat yaitu pada waktu tiupan sangkakala yang kedua sebagai tanda agar semua manusia berkumpul di padang mahsyar untuk menerima perhitungan tentang amal dan usahanya sewaktu dia masih di dunia. Amal yang baik akan diganjar dengan pahala yang berlipat ganda dan amal yang jahat akan dibalas dengan pembalasan yang setimpal. Pada hari itu Allah mengumpulkan orang-orang yang berdosa sedang muka mereka suduh pucat dan biru warnanya, disebabkan beratnya penderitaan yang mereka rasakan serta hebat dan dahsyatnya suasana di kala itu, apalagi setelah memikirkan nasib buruk yang menimpa mereka, kenapa mereka dahulu tidak mau menerima kebenaran dan tetap saja memperturutkan hawa nafsu dan kemauan setan.

103. mereka berbisik-bisik di antara mereka:` Kamu tidak berdiam (di dunia) hanyalah sepuluh (hari).`(QS. 20:103)

يَتَخَافَتُونَ بَيْنَهُمْ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا عَشْرًا (103)
Mereka saling berbisik di antara mereka dan saling bertanya dengan suara yang hampir-hampir tak terdengar karena sangat merasa takut dan khawatir. "Kita kan baru sepuluh hari saja hidup di dunia? "Mengapa kita telah dikumpulkan saja di padang mahsyar ini sedang kita belum mendapat kesempatan sediditpun untuk beramal dan bersiap-siap untuk menghadapi hari ini? Memang demikianlah halnya setiap orang yang dilanda malapetaka yang berat, terbayanglah di dalam pikirannya liku-liku kehidupannya di masa silam, semuanya berlalu dengan amat cepatnya, seakan-akan hidup yang dinikmatinya berpuluh tahun lamanya terjadi hanya dalam beberapa saat saja.

Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya di antara mereka:` Kamu tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sehari saja `.(QS. 20:104)

نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ إِذْ يَقُولُ أَمْثَلُهُمْ طَرِيقَةً إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا يَوْمًا (104) 
Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia mengetahui semua yang mereka perbincangkan dengan cara berbisik-bisik itu, ketika salah seorang yang paling pandai dan paling cendekiawan di antara mereka mengatakan bahwa mereka tinggal di bumi hanya satu hari saja. Mungkin maksudnya mengatakan satu hari saja agar mereka dibebaskan dari siksa kedurhakaan mereka dan dari balasan amal perbuatan mereka karena mereka hanya sebentar saja tinggal di dunia, tidak diberi kesempatan lebih lama untuk bertobat dan mengerjakan amal saleh. Tetapi tak ada gunanya lagi membicarakan yang demikian, karena yang sebenarnya mereka telah diberi kesempatan yang luas sekali semasa hidup di dunia untuk kembali kepada kebenaran, tetapi kesempatan itu tidak mereka pergunakan sama sekali. Pada ayat lain Allah menerangkan keadaan mereka yaitu: 

ويوم تقوم الساعة يقسم المجرمون ما لبثوا غير ساعة 
Artinya: 
Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; "mereka tidak berdiam (dalam kubur) kecuali sesaat (saja)" (Q.S Ar Rum: 55) 
Dan firman-Nya: 

ويوم يحشرهم كأن لم يلبثوا إلا ساعة من النهار يتعارفون بينهم قد خسر الذين كذبوا بلقاء الله وما كانوا مهتدين 
Artinya: 
"Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk". (Q.S Yunus: 45)

Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah:` Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya,(QS. 20:105)

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّي نَسْفًا (105) 
Pada ayat ini Allah menerangkan sebagai jawaban atas pertanyaan kaum musyrikin kepada Muhammad saw. bahwa gunung-gunung pada Hari Kiamat itu di hancur luluhkan dan beterbangan di udara, bagaikan debu di bawa angin ke mana-mana sehingga tak ada bekasnya sama sekali. Dengan ditemukannya bom atom pada abad ke dua puluh ini dapat dibayangkan bagaimana hebatnya dan dahsyatnya kehancuran dan kebinasaan pada Hari Kiamat itu. Sedang dengan sebuah bom atom saja yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki masih dianggap kecil daya ledaknya dibanding dengan daya ledak bom nuklir sekarang, sudah demikian hebatnya kehancuran yang timbul karenanya, apalagi kehancuran yang timbul pada Hari Kiamat tentu beribu kali hebat dan dahsyatnya dari kehancuran yang ditimbulkan bom atom di Hirosyima dan Nagasaki itu. Pada ayat lain Allah menerangkan pula bagaimana keadaan gunung-gunung pada Hari Kiamat itu firman-Nya. 

ويوم ينفخ في الصور ففزع من في السموات ومن في الأرض إلا من شاء الله وكل أتوه داخرين وترى الجبال تحسبها جامدة وهي تمر مر السحاب صنع الله الذي أتقن كل شيء إنه خبير بما تفعلون 
Artinya: 
Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (Q.S An Naml: 87 dan 88)

maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali,(QS. 20:106)
tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi.(QS. 20:107)

فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا (106) لَا تَرَى فِيهَا عِوَجًا وَلَا أَمْتًا (107) 
Sesudah gunung-gunung itu dihancur luluhkan dan beterbangan dibawa angin ke mana-mana, maka tempat berdiri gunung-gunung itu menjadi rata dan berubahlah wajah bumi yang dahulunya indah dipandang mata, karena ada tembah dan bukitnya ada dataran tinggi, ada pohon-pohon yang rindang dan tanam-tanaman yang hijau, semua itu telah tiada, semuanya telah kembali ke alam fana. Pada hari itu semua manusia menjadi panik berlari ke sana ke mari untuk menyelamatkan dirinya tak tentu arah dan tujuannya seperti tersebut dalam firman-Nya. 

يوم يكون الناس كالفراش المبثوث وتكون الجبال كالعهن المنفوش 
Artinya: 
Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Q.S Al Qari'ah: 4 dan 5) 
Dan manusia bertanya-tanya apakah yang telah terjadi dengan bumi seperti tersebut dalam firman-Nya. 

وقال الإنسان ما لها يومئذ تحدث أخبارها بأن ربك أوحى لها 
Artinya: 
Dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. (Q.S Al Zalzalah: 3-4 dan 5)

Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja.(QS. 20:108)

يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهُ وَخَشَعَتِ الْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْسًا (108) 
Dalam suasana huru-hara dan dalam keadaan panik itu mereka mendengar suara seorang penyeru yaitu malaikat yang menarik perhatian mereka seluruhnya dan tanpa disadari mereka tunduk dan patuh mengikuti perintah penyeru itu tanpa pemikiran lagi akibat dari perintah itu sebagaimana tersebut dalam firman Allah: 

مهطعين إلى الداع يقول الكافرون هذا يوم عسر 
Artinya: 
Mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari yang berat". (Q.S Al Qamar: 8) 
Mereka semua diseru untuk menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa untuk menerima perhitungan amal perbuatan mereka selama hidup di dunia. Tak ada seorangpun yang dapat menghindar atau membebaskan diri dari perhitungan itu. Di kala itu terdiamlah semua makhluk, tak ada suara yang terdengar kecuali bisik-bisikan yang terjadi antara sesama mereka. Tak ada yang berani mengangkat suaranya karena hebatnya suasana di kala itu suasana menghadap ke hadirat Allah untuk menerima perhitungan. Siapa yang beriman dan baik amalnya, tentu akan menerima ganjaran berlipat ganda dan akan dimasukkan ke dalam surga dan siapa yang kafir dan banyak dosanya akan menerima balasan yang setimpal dan akan dilemparkan ke neraka.

Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya.(QS. 20:109)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 109
يَوْمَئِذٍ لَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلًا (109)
. Pada hari itu tak ada yang dapat menolong seseorang atau memberi syafaat kepadanya baik dari malaikat maupun dari manusia kecuali orang yang telah diberi izin oleh Allah bahwa dia dapat memberikan syafaatnya dapat diterima pula oleh Allah SWT. sesuai dengan bunyi ayat:

وكم من ملك في السموات لا تغني شفاعتهم شيئا إلا من بعد أن يأذن الله لمن يشاء ويرضى
Artinya:
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridai (Nya) (Q.S An Najm: 26)
Sedangkan malaikat ada yang tidak diterima syafaatnya untuk menolong seseorang di waktu itu kalau tidak seizin keridaan dari Allah apalagi setan-setan, berhala-berhala atau pemimpin-pemimpin kemusyrikan lainnya tentulah mereka tak dapat sedikitpun menolong pengikut-pengikutnya. Sedangkan untuk menolong diri mereka sendiri mereka tak berdaya apa-apa, apalagi untuk menolong orang lain.

Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.(QS. 20:110)

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا (110) 
. Pada ayat ini Allah menerangkan sebab-sebab mengapa sesuatu syafaat tidak bermanfaat kalau tidak dengan izin dan keridaan-Nya. Sebab-sebab itu ialah karena Allah mengetahui semua akal perbuatan manusia iman dan kafirnya, tak ada sesuatupun yang tersembunyi baginya. Dialah sebenarnya yang dapat menentukan apakah seseorang berhak mendapat syafaat, karena iman dan amalnya selama hidup di dunia dan Dia pulalah yang berhak dan dapat menetapkan bahwa seseorang tidak dapat diberi syafaat karena kafirnya dosa-dosanya yang tidak dapat diampuni. Sedangkan malaikat atau manusia yang walaupun telah diizinkan oleh-Nya untuk memberi syafaat tidak mengetahui hal itu secara terperinci yang diketahui Allah SWT.

Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman.(QS. 20:111)
وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا (111) 
. Di kala itu tunduklah semua muka merasa rendah diri di hadapan Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa Yang akan memberikan putusan terakhir mengenai nasib mereka masing-masing sesuai dengan iman dan amal mereka, putusan dari Yang Maha Adil yang tidak dapat dibantah dan disangkal dan harus dilaksanakan. Di kala itu menyesallah orang-orang yang ingkar dan berdosa mengapa dia di dunia dahulu mengikuti kemauan setan dan hawa nafsu, mementingkan duniawi tanpa menghiraukan sedikitpun bahwa mereka akan menemui hari berhisab, menghina serta memperolok-olokan seruan para Nabi dan Rasul untuk kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.

Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya.(QS. 20:112)

وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَافُ ظُلْمًا وَلَا هَضْمًا (112) 
. Tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh sebagai persiapan untuk menemui hari berhisab ini, merasa bahagia dan bersyukur serta terbayanglah dalam pikiran mereka ganjaran yang akan dianugerahkan Allah kepada mereka sesuai dengan janji-Nya, sesuai dengan keadilan dan rahmat-Nya. Mereka yakin dengan sepenuhnya bahwa mereka tidak akan teraniaya, tidak akan dirugikan sedikitpun, mereka akan dimasukkan ke dalam surga Jannatun Na'im yang di dalamnya tersedia nikmat dan kesenangan yang tiada putus-putusnya.

Dan demikianlah Kami menurunkan Al quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.(QS. 20:113)

وَكَذَلِكَ أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ الْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا (113) 
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia menurunkan Alquran dalam bahasa Arab agar mudah dipahami oleh orang-orang musyrik Mekah dan agar mereka tertarik untuk memperhatikan isinya dan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian mereka akan dapat kembali kepada kebenaran dan meninggalkan kepercayaan-kepercayaan yang menyesatkan seperti menyembah berhala dan dapat hidup dengan tenteram dan bahagia dengan menjalankan peraturan-peraturan yang terkandung di dalamnya karena semua perintah dan larangan di dalamnya adalah semata-mata untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat nanti. 
Di dalamnya diutarakan pula beberapa peringatan dan ancaman kepada orang-orang yang durhaka yang tidak mau memperhatikan seruan Nabi-nabi dan Rasul-rasul bahkan tetap menolaknya, karena bertentangan dengan keinginan hawa nafsu mereka seperti kisah umat-umat yang terdahulu yang telah dibinasakan karena kedurhakaan mereka dan keterangan mengenai nasib orang-orang kafir dan berdosa di akhirat nanti. Orang-orang Arab yang demikian kasar hatinya dan mendalam syirik dan akidahnya tidaklah cukup untuk mengembalikan mereka kepada kebenaran hanya dengan dakwah dan penerangan saja, tetapi dakwah dan penerangan itu harus pula disertai dengan peringatan dan ancaman. Hal ini bukan saja berlaku pada kaum musyrikin Mekah tetapi berlaku pula untuk semua manusia. Bila dakwah dan penjelasan tidak juga bermanfaat maka sudah tibalah waktunya untuk memberikan peringatan dengan menerangkan fakta-fakta sejarah dan contoh-contoh umat yang terdahulu, malapetaka dan musibah yang terjadi dalam masyarakat disebabkan kerusakan akhlak dan kehancuran norma-norma keadilan dan kebenaran. Dengan demikian dapat diharapkan manusia akan menjadi sadar dan insaf, menjadi orang yang bertakwa kepada Allah mengakui kebesaran dan kekuasaan-Nya tunduk kepada peraturan-peraturan yang dibuat-Nya untuk kepentingan umat manusia.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Thaahaa 113 
وَكَذَلِكَ أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ الْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا (113) 
(Dan demikianlah) lafal Kadzaalika dia'athafkan kepada Kadzaalika Naqushshu pada ayat sembilan puluh sembilan. Artinya: Demikianlah sebagaimana diturunkannya apa yang telah Kami ceritakan tadi (Kami menurunkannya) Alquran (dalam bahasa Arab dan Kami telah menerangkan dengan berulang-ulang) (di dalamnya sebagian dari ancaman, agar mereka bertakwa) takut kepada kemusyrikan (atau agar ia menimbulkan) Alquran ini (pengajaran bagi mereka) melalui kebinasaan yang telah dialami oleh umat-umat sebelumnya sehingga mereka mengambil pelajaran daripadanya.

Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al quran sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: `Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.`(QS. 20:114)

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا (114) 
Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Dialah Yang Maha Tinggi, Maha Besar amat Luas Ilmu-Nya yang dengan Ilmu-Nya itu Dia mengatur segala sesuatu dan membuat peraturan-peraturan yang sesuai dengan kepentingan makhluk-Nya, tidak terkecuali peraturan-peraturan untuk keselamatan dan kebahagiaan umat manusia. Dialah yang mengutus para Nabi dan para Rasul dan menurunkan kitab-kitab suci seperti Zabur, Taurat dan Injil serta Dia pulalah Yang menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad saw. Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan secara berangsur-angsur bukan sekaligus sesuai dengan hikmah kebijaksanaan-Nya. Kadang-kadang diturunkan hanya beberapa ayat pendek saja atau surat yang pendek pula dan kadang-kadang diturunkan ayat-ayat yang panjang sesuai dengan keperluan dan kebutuhan pada waktu itu. 
Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw. ketika Jibril membacakan kepadanya beberapa ayat yang diturunkan, dia cepat-cepat membacanya kembali pada hal Jibril belum selesai membacakannya seluruhnya. Hal ini karena Nabi takut kalau dia tidak cepat-cepat mengulanginya, mungkin dia lupa dan tidak dapat mengingat kembali. Oleh sebab itu Allah melarangnya bertindak seperti itu, karena tindakan seperti itu mungkin akan lebih mengacaukan hafalannya sebab di waktu dia mengulangi membaca apa yang telah dibacakan kepadanya perhatiannya tentu tertuju kepada pengulangan bacaan itu tidak kepada ayat-ayat selanjutnya yang akan dibacakan Jibril lagi. Allah menjamin akan memelihara Alquran dengan sebaik-baiknya, jadi tidak mungkin Nabi Muhammad lupa atau dijadikan Allah lupa kalau dia mendengarkan baik-baik lebih dahulu semua ayat-ayat yang dibacakan Jibril kemudian bila Jibril telah selesai membacakan seluruhnya, barulah di waktu itu Nabi memhacanya kembali. Mengenai hal ini Allah berfirman: 

لا تحرك به لسانك لتعجل به إن علينا جمعه وقرءانه فإذا قرأناه فاتبع قرءانه ثم إن علينا بيانه 
Artinya: 
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Alquran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya". (Q.S Al Qiyamah: 16-19) 
Mengenai jaminan Allah dan terpeliharanya Alquran tersebut dalam ayat: 

إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون 
Artinya: 
Sesungguhnya Kami lah yang menurunkan Alquran dan sesungguhnya Kami benar-benar yang memeliharanya. (Q.S Al Hijr: 9) 
Kemudian Allah menyuruh Nabi Muhammad saw. agar berdoa supaya Dia memberikan kepadanya tambahan ilmu. Diriwayatkan oleh At Tirmizi dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah berdoa seperti berikut: 

اللهم انفعني بما علمتني وعلمني ما ينفعني وزدني علما والحمد لله على كل حال وأعوذ بالله من حال أهل النار 
Artinya: 
Ya Allah. Jadikanlah ilmu yang Engkau ajarkan kepadaku bermanfaat bagiku, ajarkanlah kepadaku ilmu yang berguna untukku dan berikanlah kepadaku tambahan ilmu. Segala puji bagi Allah atas segala hal, aku berlindung kepada Engkau akan menemui hal-hal yang diderita oleh penghuni neraka. (H.R Tirmizi dan Ibnu Majah)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Thaahaa 114 
فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا (114) 
(Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sesungguhnya) daripada apa yang dikatakan oleh orang-orang musyrik (dan janganlah kamu tergesa-gesa terhadap Alquran) sewaktu kamu membacanya (sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu) sebelum malaikat Jibril selesai menyampaikannya (dan katakanlah, "Ya Rabbku! Tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan") tentang Alquran, sehingga setiap kali diturunkan kepadanya Alquran, makin bertambah ilmu pengetahuannya.

Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.(QS. 20:115)

وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا (115) 
Pada ayat ini Allah telah menerangkan bahwa Dia telah mengamanatkan kepada Adam supaya selalu waspada terhadap Iblis itu adalah musuhnya dan musuh istrinya Hawa. Memang Iblis telah memperdayakannya dengan bujuk rayunya dan mengatakan kepadanya bahwa pohon khuldi itu pohon yang paling baik, barangsiapa memakan buahnya pastilah dia akan kekal di dalam surga. Karena keinginannya yang sangat agar dia kekal di dalam surga menikmati karunia Allah yang tiada putus-putusnya, maka lupalah dia akan amanat Tuhannya dan larangan-Nya memakan buah khuldi itu. Lupalah dia bahwa Iblis itu musuhnya yang hendak menjerumuskannya ke lembah dosa dan lupa pulalah dia bahwa Allah melarangnya memakan buah khuldi itu dan dimakannya buah itu. Di sini tampaklah bahwa Adam tidak begitu kuat kemauannya dan tekadnya sehingga dapat diperdayakan dengan janji-janji yang menarik dikemukakan Iblis kepadanya dan sangat cocok dengan keinginannya. Seseorang yang mempunyai kemauan yang kuat dan tekad yang membaja tidak akan dapat dipengaruhi oleh siapapun dan janji apapun, dia akan selalu ingat dan waspada dan mati-matian mempertahankan pendirian dan kepercayaan.

Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: `Sujudlah kamu kepada Adam`, maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang.(QS. 20:116)

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى (116) 
Sebagai penjelasan yang terperinci mengenai terpedayanya Adam oleh Iblis sehingga dia memakan buah khuldi yang dilarang Allah memakannya. Allah menerangkan kisah itu dari mulanya yaitu ketika Dia memerintahkan kepada malaikat supaya sujud kepada Adam. Dengan taat dan patuh malaikatpun sujud kepadanya tanpa membantah, tanpa merasa apa-apa dalam hati karena memang demikianlah sifat dan tabiat malaikat itu, tak ada mempunyai perasaan sombong dan takabur tak ada enggan sedikitpun melaksanakan perintah Tuhannya. Berlainan dengan Iblis yang sombong dan takabur, dia enggan dan tidak mau sujud kepada Adam karena menganggap dirinya lebih tinggi dan lebih mulia dari Adam. Mengapa mesti dia yang sujud kepada Adam padahal seharusnya Adam-lah yang sujud kepadanya. Hal ini tersebut dalam firman Allah SWT: 

فسجد الملائكة كلهم أجمعون إلا إبليس استكبر وكان من الكافرين قال يا إبليس ما منعك أن تسجد لما خلقت بيدي أستكبرت أم كنت من العالين قال أنا خير منه خلقتني من نار وخلقته من طين 
Artinya: 
Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis, dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. Allah berfirman: "Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku ciptakan dengan kedua tangan Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". Iblis berkata: "Aku lebih baik dari padanya, karena Engkau ciptakan aku dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (Q.S Sad: 73-76) 

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Thaahaa 116 
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى (116) 
(Dan) ingatlah (ketika Kami berkata kepada Malaikat, "Sujudlah kalian kepada Adam!" Maka mereka sujud kecuali iblis) dia adalah bapaknya jin, dia dahulu berteman dengan para Malaikat dan ikut menyembah Allah bersama dengan para Malaikat (ia membangkang) tidak mau sujud kepada Nabi Adam; bahkan mengatakan sebagaimana yang telah disitir oleh firman-Nya; Iblis menjawab, "Saya lebih baik daripadanya..." (Q.S. Al-A'raf, 12).

Maka Kami berkata: `Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari syurga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.(QS. 20:117)

فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى (117) 
Karena Iblis tidak mau sujud kepada Adam disebabkan kesombongannya dan iri hati atas kemuliaan dan kehormatan yang diberikan kepada Adam Allah menegaskan kepadanya bahwa Iblis itu adalah musuhnya dan musuh istrinya. Oleh sebab itu ia harus berhati-hati dan waspada terhadap tindak tanduknya janganlah sekali-kali mengikuti bujuk rayunya yang mungkin berupa nasihat atau anjuran. Tak ada cita-cita dan tujuannya kecuali menimpakan musibah atau malapetaka kepadanya. Jika ia terpedaya dengan mulut manisnya yang bila diikutinya mungkin akan menyebabkan terusirnya dari surga yang penuh rahmat dan karunia-Nya. Bila hal ini terjadi tentulah Iblis akan tertawa gembira dan dia akan menderita kehidupan yang berat di dunia, di mana dia harus berjuang dan bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya sedang di dalam surga dia hidup serba cukup tak ada kekurangan satu apapun, semua keinginannya dengan mudah tercapai dan terlaksana.

Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang,(QS. 20:118)

إِنَّ لَكَ أَلَّا تَجُوعَ فِيهَا وَلَا تَعْرَى (118) 
Allah menjanjikan kepada Adam bahwa selama di dalam surga dia tidak akan lapar karena berbagai macam makanan yang enak serta buah-buahan selalu disediakan baginya, dia tidak akan merasa kedinginan karena tidak berpakaian, macam pakaian apapun baik dari wol atau sutra yang indah potongannya tetap tersedia, dia dan istrinya tinggal memilih saja mana yang disukainya. Dia tidak akan pernah merasa haus karena disediakan pula untuknya beraneka ragam minuman yang lezat dan tidak akan terkena sengat matahari yang panas karena selalu berada di tempat yang teduh dengan angin yang menghembus sepoi-sepoi basah. Semua yang disenangi dan disukai dapat dinikmati dalam surga seperti dalam firman-Nya: 

ولكم فيها ما تشتهي أنفسكم ولكم فيها ما تدعون نزلا من غفور رحيم 
Artinya: 
Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S Fussilat: 31-32) 
Dan firman-Nya: 

وفيها ما تشتهيه الأنفس وتلذ الأعين 
Artinya: 
Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan yang sedap dipandang mata. (Q.S Az Zukhruf: 71)

dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya.`(QS. 20:119)

وَأَنَّكَ لَا تَظْمَأُ فِيهَا وَلَا تَضْحَى (119) 
Setelah Iblis melihat bagaimana senangnya Adam dan istrinya di dalam surga menikmati berbagai macam anugerah Ilahi timbul rasa iri dan dengki dalam hatinya dan dia ingin sekali agar nikmat dan karunia yang dilimpahkan Allah itu dengan segera tercabut dari keduanya. Dia melihat tak ada cara yang lebih tepat dan ampuh untuk terlaksananya keinginannya itu selain menggoda keduanya, supaya memakan buah khuldi yang terlarang memakannya itu. Dengan demikian tentulah Allah akan murka kepada Adam dan mengusirnya dari surga karena telah melanggar perintah-Nya. Lalu dia datanglah ^ kepada Adam berpura-pura sebagai sahabat yang setia yang selalu mementingkan kebaikan dan kebahagiaanya dan berceritalah dia bahwa pohon khuldi itu adalah pohon yang istimewa, buahnya amat lezat sekali rasanya, tak ada buah-buahan di dalam surga yang lebih lezat dari khuldi itu. Barang siapa memakannya pastilah dia akan kekal hidup selama-lamanya dan kekal pula tinggal di dalam surga. Jika engkau ingin tetap selama-lamanya di dalam surga ini maka makanlah buah itu, engkau akan kekal hidup selama-lamanya dalam kerajaan surga yang tidak akan runtuh selama-lamanya.

Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: `Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?`(QS. 20:120)

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَى (120) 
Memang itulah yang diingini dan dicita-citakan oleh Adam dan istrinya Hawa, maka tanpa mengingat amanat Tuhannya bahwa Iblis itu adalah musuhnya yang ingin mencelakakannya dan bahwa dia dilarang Allah memakan buah khuldi itu, Adam dan Hawa memetik buah itu dan langsung memakannya dengan penuh harapan bahwa ia bersama istrinya akan hidup kekal di dalam surga. Tidak lama setelah Adam dan Hawa memakan buah khuldi itu tampaklah oleh mereka aurat mereka masing-masing, padahal sebelum memakan buah khuldi itu tidak ada sedikitpun perhatian mereka terhadap aurat itu, lalu mereka merasa malu dan cepat-cepat memetik daun-daunan dalam surga untuk menutupinya. Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa akibat memakan buah khuldi timbullah pada Adam dan Hawa dorongan (instink) seksual, karena itu mereka merasa malu melihat aurat masing-masing. Demikianlah karena didorong oleh keinginan yang sangat, Adam lupa akan amanat Tuhannya sampai ia melanggar perintah-Nya. Ia gagal menghadapi ujian Tuhannya, menjadi lemah tekad dan kemaunnya disebabkan godaan Iblis dan disebabkan godaan nafsu dan keinginannya sendiri dan jatuhlah dia ke jurang pelanggaran.

Kembali ke Daftar Surah                               Kembali ke Surah Thaahaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar