http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=4&SuratKe=20#Top pada 30 Agust 2012
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Thaahaa 61
61. Berkata Musa kepada mereka: `Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa`. Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan.(QS. 20:61)
قَالَ لَهُمْ مُوسَى وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُمْ بِعَذَابٍ وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرَى (61)
Ketika Musa berhadap-hadapan dengan ahli-ahli sihir Firaun, Musa memperingatkan kepada mereka, supaya jangan mengikuti saja kepada Firaun, mengada-adakan dusta kepada Allah SWT, mengatakan yang bukan-bukan kepada-Nya seperti mengauggap mukjizat yang saya bawa itu adalah sihir, padahal adalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya. Kalau kamu berpendirian demikian seperti halnya Firaun Allah SWT. akan menyiksa kamu, menghabiskan keturunan kamu sehingga tidak ada yang tinggal, sebagai balasan atas perbuatan kalian yang sesat itu. Firman Allah SWT: سيجزيهم بما كانوا يفترون
Artinya:
Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan. (Q.S Al An'am: 138)
Orang-orang yang mengada-adakan dusta kepada Allah SWT. adalah orang yang merugi. Ia tidak akan beruntung dalam usahanya, tidak akan mencapai cita-citanya, karena ia adalah yang paling aniaya, sebagaimana firman Allah SWT:
ومن أظلم ممن افترى على الله كذبا أو كذب بآياته إنه لا يفلح الظالمون
Artinya:
Dan siapakah yang lebih aniaya dari orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan. (Q.S Al An'am: 21)
Oleh karena itu, sadarlah kamu dan insaflah. Tinggalkan perbuatan mengada-adakan dusta kepada Allah SWT. Jalan yang sesat yang kalian tempuh itu, supaya kamu selamat dari azab yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang mengada-adakan dusta kepada Allah, orang-orang yang telah sesat jalannya di dunia ini, tetapi ia tetap menyangka bahwa perbuatannya itulah yang baik dan benar.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Thaahaa 61
قَالَ لَهُمْ مُوسَى وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُمْ بِعَذَابٍ وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرَى (61)
(Berkata Musa kepada mereka,) jumlah para ahli sihir Firaun ada tujuh puluh dua orang; setiap orang dari mereka memegang tali dan tongkat ("Celakalah kalian) maksudnya semoga Allah menimpakan kecelakaan kepada kalian (janganlah kalian mengada-adakan kedustaan terhadap Allah) dengan menyekutukan seseorang bersama-Nya (maka Dia membinasakan kalian) ia dapat dibaca Fayushitakum dan Fayashitakum, artinya Dia akan membinasakan kalian, karena perbuatan musyrik itu (dengan siksa") dari sisi-Nya. (Dan sesungguhnya telah kecewa) merugi (orang yang mengada-adakan kedustaan) terhadap Allah.
62. Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka di antara mereka, dan mereka merahasiakan percakapan (mereka).(QS. 20:62)
فَتَنَازَعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ وَأَسَرُّوا النَّجْوَى (62)
Setelah ahli-ahli sihir Firaun itu mendengar peringatan dan ancaman Musa, mereka menjadi bingung, masing-masing mempunyai tanggapan sendiri-sendiri yang berbeda-beda. Lalu mereka mengadakan rapat khusus, bertukar pikiran, apa yang kira-kira seharusnya mereka perbuat. Percakapan mereka sangat dirahasiakan supaya jangan bocor. Memang begitulah pada galibnya, sesuatu rapat diadakan untuk mencari taktik mengalahkan lawan, percakapan dan keputusan rapat itu, harus dirahasiakan, jangan sampai lawan mengetahuinya. Demikian pula halnya ahli-ahli Firaun, karena khawatir kalau-kalau percakapan mereka didengar dan diketahui oleh Musa dan Harun, lalu keduanya mengadakan persiapan, dan perlengkapan yang cukup tangguh untuk menghadapi sihirnya yang sukar untuk dikalahkan.
63. Mereka berkata: `Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama.(QS. 20:63)
قَالُوا إِنْ هَذَانِ لَسَاحِرَانِ يُرِيدَانِ أَنْ يُخْرِجَاكُمْ مِنْ أَرْضِكُمْ بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيقَتِكُمُ الْمُثْلَى (63)
Di antara percakapan mereka yang dirahasiakan yang dapat dicatat di dalam rapatnya itu, ialah "kalau yang ditampilkan Musa nanti betul-betul sihir, jelas kita akan mengalahkannya. Tetapi kalau yang ditampilkannya itu mukjizat dari Allah belum tentu kita dapat mengalahkannya. Dan kalau dia mengalahkan kita di dalam pertandingan nanti itu, apa boleh buat, kita menyerah saja, dan mengikuti dia. Akhirnya mereka sepakat mengatakan bahwa Musa dan Harun itu adalah.
1) Ahli sihir yang sangat pandai.
2) Akan mengusir kita dari negeri kita dengan sihirnya itu.
3) Akan mencopot kedudukan kita yang mulia itu.
Sengaja mereka menyusun satu rumusan begitu rupa yang mengandung tiga faktor tersebut yang dapat mengakibatkan dibencinya Musa dan Harun dan hilanglah pengaruh keduanya, namun akal sehat dan pikiran waras, tidak akan menerima alasan-alasan ahli-ahli sihir, orang-orang yang mau memperkosa hak asasi seseorang dengan mengusirnya dari tempat tinggalnya, begitu juga orang-orang yang akan menghilangkan kedudukannya.
64. Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris, dan sesungguhnya beruntunglah orang yang menang pada hari ini.(QS. 20:64)
فَأَجْمِعُوا كَيْدَكُمْ ثُمَّ ائْتُوا صَفًّا وَقَدْ أَفْلَحَ الْيَوْمَ مَنِ اسْتَعْلَى (64)
Bahwa Musa dan Harun itu adalah ahli sihir yang mau mengusir kita dari tanah tumpah darah kita serta mau mencopot kedudukan kita yang utama, maka untuk menghadapi bahaya yang mengancam itu, marilah kita bersama-sama, bahu-membahu mengumpulkan segala tenaga yang ada, mengeluarkan segala siasat dan tipu daya serta menunjukkan segala kepintaran yang dimiliki pada hari berlangsungnya pertandingan nanti, Dengan demikian, mudahlah bagi kita untuk mengalahkan sihir Musa dan Harun saudaranya. Alangkah berbahagianya kita pada hari itu seandainya kemenangan nanti itu berada di pihak kita. Firman Allah SWT:
فلما جاء السرحة قالوا لفرعون أئن لنا لأجرا إن كنا نحن الغالبين قال نعم وإنكم إذا لمن المقربين
Artinya:
Maka tatkala ahli-ahli sihir datang, merekapun bertanya kepada Firaun: "Apakah kami sungguh-sungguh mendapat upah yang besar jika kami adalab orang-orang yang menang?". Firaun menjawab: "Ya, kalau demikian, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan menjadi orang yang didekatkan (kepadaku)". (Q.S Asy Syu'ara: 41 dan 42)
65. (Setelah mereka berkumpul) mereka berkata:` Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?`(QS. 20:65)
قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى (65)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa setelah ahli-ahli sihir Firaun merasa telah cukup persiapannya, telah lengkap segala persediaannya, datanglah mereka itu ke tempat pertandingan yang telah ditentukan dengan berbaris rapi. Setelah mereka berhadapan dengan Musa, mereka berkata kepada Musa, "Wahai Musa! pilihlah salah satu di antara dua. Apakah engkau lebih dahulu melemparkan tongkat? ataukah kami yang lebih dahulu melemparkan tongkat kami. Tindakan ahli-ahli sihir ini, adalah satu kebijaksanaan yang mewujudkan adab yang baik dan tawadu mereka kepada Musa, seakan-akan mereka mendapat ilham dari Allah SWT. Musa setelah berpikir sejenak beliau lalu memilih supaya merekalah yang lebih dahulu melemparkan tongkat mereka, dengan pertimbangan bahwa kalau-kalau ahli-ahli sihir telah mendemonstrasikan sihirnya dengan kesungguhan dan kesanggupannya, pada waktu itulah nanti Allah SWT. akan memperlihatkan kekuasaan-Nya, dengan memenangkan yang hak atas yang batil, memenangkan mukjizat atas ilmu sihir, dan hancur lenyaplah sihir yang batil itu. Sesuai dengan firman Allah STW:
بل نقذف بالحق على الباطل فيدمغه فإذا هو زاهق
Artinya:
Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. (Q.S Al An Biya': 18)
66. Berkata Musa:` Silahkan kamu sekalian melemparkan `. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka.(QS. 20:66)
قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى (66)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa setelah Musa menetapkan pilihannya, berkatalah ia kepada ahli-ahli sihir Firaun "Engkaulah yang lebih dahulu memulai, supaya kami dapat melihat sihirmu, dan mengetahui apa yang sebenarnya kamu perbuat. Setelah itu mereka lalu melemparkan tali dan tongkatnya seraya berkata:
بعزة فرعون إنا لنحن الغالبون
(Demi kemuliaan Firaun, sesungguhnya kamilah yang akan menang).
Dengan tidak disangka-sangka, tiba-tiba tali dan tongkat-tongkat yang dilemparkan mereka itu, terbayang kepada Musa, seakan-akan ia merayap cepat, kelihatannya seakan-akan ular yang bergerak gesit ke sana-ke mari.
67. Maka Musa merasa takut dalam hatinya(QS. 20:67)
فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى (67)
Rupanya kali ini, ahli-ahli sihir Firaun mendemonstrasikan ilmu sihirnya yang istimewa, sehingga Musa merasa takut di dalam hatinya melihat kejadian itu. Bukan saja Musa yang merasa takut, tetapi penonton merasa takut, karena mata mereka telah tersulap, dengan sihir yang istimewa itu, sebagaimana firman Allah SWT:
فلما ألقوا سحروا أعين الناس واسترهبوهم وجاءوا بسحر عظيم
Artinya:
Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). (Q.S Al A'raf: 116)
68. Kami berkata:` Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).(QS. 20:68)
قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعْلَى (68)
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah SWT, menghibur Musa. Dia berkata kepada Musa: "Wahai Musa! Janganlah engkau takut dan cemas, tenangkanlah hatimu dan tenteramkanlah pikiranmu, jangan terpengaruh dengan sihir mereka. Itu bukan hal yang sebenarnya, tetapi hanyalah khayalan belaka. Engkaulah yang akan unggul dan menang nanti dalam pertandingan ini. Mereka akan kalah dan tak berkutik.
69. Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang `.(QS. 20:69)
وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى (69)
Setelah itu Allah SWT. memerintahkan Musa supaya melemparkan tongkat yang ada di tangan kanannya. Musa dengan segera melaksanakan perintah itu. Dengan Kodrat dan Iradat Allah SWT, tongkat Musa itu menjadi ular besar dan menelan semua yang dibuat oleh ahli-ahli sihir Firaun itu, yaitu tali dan tongkatnya kelihatan seperti ular yang bergerak. Sebenarnya apa yang diperbuat mereka itu adalah khayalan belaka hanyalah tipu daya tukang-tukang sihir itu, sebagai hasil dari latihan yan tertib dan cukup lama, sama sekali tidak mempunyai hakikat dan akan bertahan lama. Bagaimanapun juga tukang sihir itu tidak akan menang dengan sihirnya yang mengelabui itu. Yang demikian itu, adalah perbuatan dosa, dan tidak akan beruntung orang-orang yang berbuat dosa. Sebagaimana firman Allah SWT:
إنه لا يفلح المجرمون
Artinya:
Sesungguhnya tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa. (Q.S Yunus: 17)
70. Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata:` Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa `.(QS. 20:70)
فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى (70)
Di dalam ayat ini dikisahkan bahwa setelah Musa melemparkan tongkat yang ada di tangan kanannya, tongkat itu menjadi ular besar dan menelan semua apa yang diperbuat ahli-ahli sihir Firaun. Ahli-ahli sihir Firaun setelah melihat keagungan kejadian itu, dan mengetahui bahwa apa yang diperbuat Musa itu, bukanlah sihir, tetapi itu adalah mukjizat, juga tidak berasal dari ilmu-ilmu sihir yang mereka ketahui, dan bukan pula tipu daya yang mereka kenal, dan bahwa itu, adalah kebenaran yang tidak dapat diragu-ragukan, serta tidak ada yang dapat melakukan seperti itu, kecuali yang mempunyai kekuasaan yang apabila dia menghendaki sesuatu, hanya Ia mengatakan, jadilah, maka jadilah sesuatu itu; mereka seraya tersungkur sambil bersujud disertai ikrar bahwa mereka telah beriman kepada Tuhan seru sekalian alam. Tuhan Musa dan Harun.
71. Berkata Firaun:` Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya `.(QS. 20:71)
قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَى (71)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa Firaun, setelah mengetahui bahwa ahli-ahli sihirnya telah menyerah kalah dan beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun, sangat marahlah ia kepada mereka, karena mereka telah berbuat dua kesalahan yang besar. Pertama, mereka dengan gegabah beriman kepada Musa, sebelum mereka memikirkan secara mendalam dan sebelum ada izin dari padanya. Kedua, karena dia menyangka bahwa mereka adalah murid Musa dalam ilmu sihir, maka sepakatlah mereka menunjukkan kelemahannya, demi untuk menjadikan dakwah Musa semakin kuat dapat diterima orang banyak dan urusannya dipandang makin besar dan hebat. Untuk membendung jangan sampai kelak ahli-ahli sihir itu diikuti orang banyak, Firaun mengancam mereka, akan memotong tangan dan kakinya dengan bersilang secara timbal balik, dengan demikian mereka tak dapat lagi berbuat apa-apa. Juga Firaun mengancam akan menyalib mereka pada pangkal pohon kurma. Firaun mengancam siksa yang begitu berat kepada ahli-ahli sihirnya yang telah beriman kepada Musa, supaya ahli-ahli sihir itu membandingkan antara siksanya dan siksa Tuhannya Musa yang tidak memotong tangan dan kaki dengan bersilang secara timbal balik, supaya mereka itu kembali lagi kepada kepercayaannya yang semula dan meninggalkan kepercayaannya kepada Musa, karena Firaun menyangka bahwa ahli-ahli sihirnya beriman kepada Musa, hanya karena takut kepada siksa dan azab Tuhannya Musa yang pedih dan berkepanjangan itu.
72. Mereka berkata:` Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat) yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja.(QS. 20:72)
قَالُوا لَنْ نُؤْثِرَكَ عَلَى مَا جَاءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا فَاقْضِ مَا أَنْتَ قَاضٍ إِنَّمَا تَقْضِي هَذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (72)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa ancaman Firaun itu tidak digubris oleh ahli-ahli sihir yang telah beriman kepada Musa, tidak ada pengaruhnya sedikitpun kepada mereka. Mereka tidak akan kembali menganut kepercayaan yang sesat, tetapi mereka akan tetap beriman kepada Musa berdasarkan bukti-bukti yang nyata yaitu mukjizat yang disaksikannya pada tongkat Musa yang datangnya dari Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan mereka. Terserahlah kepada Firaun berbuat apa saja, yang hendak ia perbuat, mereka tidak akan goyah dan bergeser dari kepercayaan yang dianutnya sekarang ini. Mereka berpendirian bahwa kalaupun Firaun dapat melaksanakan ancamannya itu hanya di dunia inilah kemungkinannya, karena Firaun itu dapat melakukan kekejamanan dan kezalimannya hanya di dunia yang fana ini, tetapi mereka lebih mengutamakan dan mengharapkan balasan yang menyenangkan di akhirat nanti, tempat yang kekal dan abadi.
73. Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya) `.(QS. 20:73)
إِنَّا آمَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَايَانَا وَمَا أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِ وَاللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (73)
Ahli-ahli sihir Firaun telah bertekad bulat untuk beriman kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam, Tuhan Yang telah banyak berbuat baik kepada mereka selama hidupnya, apapun akan terjadi apapun yang akan menimpa diri mereka, mereka berharap, mudah-mudahan Allah SWT. mengampuni segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya, terutama dosa sihir yang telah dipaksakan oleh Firaun melakukannya. Ayat ini, ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah SWT. adalah sebaik-baik pemberi pahala kepada orang-orang yang taat kepada perintah-Nya, dan lebih pedih dan kekal azab-Nya kepada orang yang berbuat maksiat, melanggar perintah-Nya, dan sekaligus sebagai jawaban dari ucapan Firaun yaitu: "Sesungguhnya akan kamu ketahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.
74. Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.(QS. 20:74)
إِنَّهُ مَنْ يَأْتِ رَبَّهُ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَا (74)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa barang siapa datang kepada Tuhannya di akhirat kelak dalam keadaan berdosa, karena pada waktu ia berada di dunia ia ingkar, tidak mau percaya kepada ayat-ayat Allah. dan banyak berbuat maksiat meninggalkan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, ia akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam. la tidak akan mati di dalamnya dan ia terus menerus disiksa tidak berkesudahan dan tidak pula ia hidup dengan kehidupan yang baik, tidak merasakan nikmat. Sejalan dengan ayat ini, firman Allah SWT:
والذين كفروا لهم نار جهنم لا يقضى عليهم فيموتوا ولا يخفف عنهم من عذابها
Artinya:
Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. (Q.S Fatir: 36)
Dan firman-Nya:
ويتجنبها الأشقى الذي يصلى النار الكبرى ثم لا يموت فيها ولا يحيا
Artinya:
Orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka). Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. (Q.S Al A'la: 11-12 dan 13)
75. Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia),(QS. 20:75)
وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَا (75)
Sebaliknya. pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa barang siapa datang kepada Tuhannya di hari kemudian nanti dalam keadaan beriman kepada Allah SWT. dan kepada apa yang dibawa oleh utusan-Nya seperti mukjizat dan lainnya, dan telah berbuat amal saleh dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, ia akan memperoleh tempat-tempat yang tinggi lagi mulia, disebabkan iman dan amal salehnya. Tiap-tiap orang di akhirat nanti akan memperoleh derajat sesuai dengan amalnya, sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah SWT:
ولكل درجات مما عملوا وما ربك بغافل عما يعملون
Artinya:
"Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan". (Q.S Al An'am: 132)
76. (yaitu) syurga Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).(QS. 20:76)
جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ مَنْ تَزَكَّى (76)
Pada ayat ini, Allah SWT. menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan tempat-tempat yang tinggi dan mulia ialah Jannatu Adn yaitu surga tempat menetap. Di bawah kamar-kamarnya mengalir sungai-sungai, antaranya tuak, madu, susu dan air, penghuninya kekal di dalam. Yang demikian itu adalah balasan bagi orang-orang yang bersih dari kekafiran dan kemaksiatan. Alangkah beruntungnya mereka sebagaimana firman Allah SWT:
قد أفلح من تزكى
Artinya:
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang membersihkan diri (dengan beriman). (Q.S Al A'la: 14)
77. Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa:` Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam) `.(QS. 20:77)
وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَا تَخَافُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَى (77)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa tidak ada tanda-tanda Firaun akan menerima baik hujah-hujah dan bukti-bukti yang dikemukakan kepadanya, tetapi ia tetap saja di dalam keangkuhan dan kesombongannya, Allah SWT. mewahyukan kepada Nabi Musa supaya dia pergi meninggalkan Mesir negeri Firaun di malam hari supaya tidak dilihat oleh Firaun dan tentaranya, bersama hamba-hamba Allah yaitu yang ia diutus untuk menyelamatkan mereka dari kelaliman Firaun. Musa dan Bani Israel meninggalkan Mesir hingga sampai di tepi laut Merah sebelah Timur dari terusan Suez, pada waktu itu Bani Israel berkata kepada Musa: "Wahai Musa, Firaun dan tentaranya menyusul kita dari belakang, di depan kita lautan yang membentang luas, apa yang harus kita perbuat, untuk melintasi lautan itu. Allah SWT. memerintahkan Musa supaya ia memukul laut itu dengan tongkatnya. Setelah Musa melaksanakan perintah ini, lautan terbelah sampai ke tepi seberang. Belahan lautan itu sebanyak jumlah suku bangsa pada Bani Israel yakni dua belas belahan dan merupakan jalan kering di tengah-tengah laut tak berlumpur dan tak berair. Di antara belahan itu, air tegak seperti gunung yang. besar. Tiap suku bangsa melalui hanya satu jalan. Mereka dapat pandang memandang, dapat melihat satu suku kepada suku yang lain. Musa bersama Bani Israel berjalan melalui jalannya masing-masing dengan perasaan aman, tidak merasa cemas akan tersusul oleh Firaun dan tentaranya, dan tidak merasa takut akan tenggelam hingga sampailah ke tepi seberang lautan dengan selamat sebagai tersebut dalam firman Allah SWT:
فأوحينا إلى موسى أن اضرب بعصاك الحجر فانفلق فكان كل فرق كالطود العطيم
Artinya:
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar". (Q.S Asy Syu'ara: 63)
Dan firman-Nya:
وأنجينا موسى ومن معه أجمعين
Artinya:
Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. (Q.S Asy Syu'ara: 63)
78. Maka Firaun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.(QS. 20:78)
فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُودِهِ فَغَشِيَهُمْ مِنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ (78)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa setelah Firaun mengetahui kepergian Musa bersama Bani Israel meninggalkan Mesir ia mengirimkan orang-orang ke kota-kota untuk mengumpulkan tentaranya dengan maksud untuk menyusul Musa dan romhongannya. Firaun berkata: "Kejarlah mereka itu, bilangannya tidak banyak. Mereka selalu berbuat yang menyebabkan kita marah sebagaimana firman Allah SWT:
فأرسل فرعون في المدائن حاشرين إن هؤلاء لشرذمة قليلون وإنهم لنا لغائظون
Artinya:
Kemudian Firaun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Firaun berkata) : "Sesungguhnya mereka (Bani Israel) benar-benar golongan kecil. Dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita!". (Q.S Asy Syu'ara: 53-54 dan 55)
Setelah itu, Firaun dan bala tentaranya segera mengejar Musa dan rombongannya. Setelah sampai di pinggir laut dan melihat terbentang banyak jalanan, dengan tidak ada kecurigaan sedikitpun mereka melalui jalan-jalan yang telah dilalui Musa dengan rombongannya, karena disangkanya jalanan umum. Setelah Firaun dengan bala tentaranya berada di tengah-tengah lautan, sedang Musa bersama rombongannya telah sampai ke seberang dan telah mendarat dengan selamat, tiba-tiba air laut bersatu kembali menutupi Firaun dan bala tentaranya, dan tenggelamlah mereka semuanya. Firaun sebelum tenggelam, dan ketika melihat keadaan gawat dan tidak dapat menyelamatkan diri dari bahaya tenggelam, baru ia sadar dan mengucapkan kata-kata yang menunjukkan bahwa ia mengaku dan percaya bahwa tiada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan ia adalah orang yang berserah diri kepada Allah". Pengakuan Firaun itu tidak berguna lagi, karena ia terlalu besar berbuat dosa dan kerusakan di bumi. Sekalipun demikian tubuhnya diselamatkan untuk menjadi bukti atas kekuasaan Allah bagi generasi yang akan datang, sebagaimana firman Allah SWT.
حتى إذا أدركه الغرق قال ءامنت أنه لا إله إلا الذي ءامنت به بنو إسرائيل وأنا من المسلمين آلآن وقد عصيت قبل وكنت من المفسدين فاليوم ننجيك ببدنك لتكون لمن خلفك ءاية وإن كثيرا من الناس عن ءاياتنا لغافلون
Artinya:
Hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia : "Saya percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". Apakah sekarang (baru kamu percaya) padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami". (Q.S Yunus: 90-91 dan 92)
79. Dan Firaun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk.(QS. 20:79)
وَأَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهُ وَمَا هَدَى (79)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa Firaun telah menyesatkan kaumnya. Ia menyangka bahwa Musa dan Bani Israel tidak akan bisa luput dari kejarannya karena lautan membentang luas di depannya. Setelah mereka sampai ke tepi pantai, ia berlagak seakan-akan lantaran kehebatannyalah laut itu terbelah membentuk jalan-jalan, maka diajaknya tentaranya memasuki jalan-jalan itu akhirnya tenggelamlah mereka semua. Firaun tidak dapat petunjuk sama sekali untuk menghindarkan diri dari bahaya tenggelam maka binasalah ia dan binasa pulalah tentaranya.
80.Hai Bani Israil, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan gunung itu dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa.(QS. 20:80)
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ قَدْ أَنْجَيْنَاكُمْ مِنْ عَدُوِّكُمْ وَوَاعَدْنَاكُمْ جَانِبَ الطُّورِ الْأَيْمَنَ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى (80)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa Dia telah mengaruniakan kepada Bani Israel tiga macam nikmat.
1. Diselamstkan-Nya dari kekejaman musuhnya yaitu Firaun dan kaumnya, ketika mereka menimpakan kepadanya siksaan yang seberat-beratnya, menyembelih anak laki-laki, membiarkan hidup anak-anak perempuan, dan ketika Allah SWT. menenggelamkan mereka dan Musa a.s. melihatnya. Sebagaimana firman Allah SWT:
وإذ نجيناكم من ءال فرعون يسومونكم سوء العذاب يذبحون أبناءكم ويستحيون نساءكم وفي ذلكم بلاء من ربكم عظيم وإذ فرقنا بكم البحر فأنجيناكم وأغرقنا ءال فرعون وأنتم تنظرون
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Firaun) dan pengikut-pengikutnya mereka menimpakan kepadamu siksa yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki, dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah) ketika Kami belah laut untukmu. lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. (Q.S Al Baqarah: 59 dan 50)
2. Diadakannya perjanjian dengan mereka yaitu munajat Musa dengan Tuhannya di sebelah kanan gunung Tursina dan diturunkan-Nya Taurat kepadanya yang memperinci dengan jelas syariat-Nya.
3. Diturunkan-Nya kepada mereka sekalian, Manna yaitu makanan seperti madu, rasanya manis sekali, warnanya putih seperti es, dan Salwa yaitu burung sebangsa puyuh yang enak dagingnya, dari fajar sampai matahari terbit ketika mereka berada di padang luas tersesat.
قَالَ لَهُمْ مُوسَى وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُمْ بِعَذَابٍ وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرَى (61)
Ketika Musa berhadap-hadapan dengan ahli-ahli sihir Firaun, Musa memperingatkan kepada mereka, supaya jangan mengikuti saja kepada Firaun, mengada-adakan dusta kepada Allah SWT, mengatakan yang bukan-bukan kepada-Nya seperti mengauggap mukjizat yang saya bawa itu adalah sihir, padahal adalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya. Kalau kamu berpendirian demikian seperti halnya Firaun Allah SWT. akan menyiksa kamu, menghabiskan keturunan kamu sehingga tidak ada yang tinggal, sebagai balasan atas perbuatan kalian yang sesat itu. Firman Allah SWT: سيجزيهم بما كانوا يفترون
Artinya:
Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan. (Q.S Al An'am: 138)
Orang-orang yang mengada-adakan dusta kepada Allah SWT. adalah orang yang merugi. Ia tidak akan beruntung dalam usahanya, tidak akan mencapai cita-citanya, karena ia adalah yang paling aniaya, sebagaimana firman Allah SWT:
ومن أظلم ممن افترى على الله كذبا أو كذب بآياته إنه لا يفلح الظالمون
Artinya:
Dan siapakah yang lebih aniaya dari orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan. (Q.S Al An'am: 21)
Oleh karena itu, sadarlah kamu dan insaflah. Tinggalkan perbuatan mengada-adakan dusta kepada Allah SWT. Jalan yang sesat yang kalian tempuh itu, supaya kamu selamat dari azab yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang mengada-adakan dusta kepada Allah, orang-orang yang telah sesat jalannya di dunia ini, tetapi ia tetap menyangka bahwa perbuatannya itulah yang baik dan benar.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Thaahaa 61
قَالَ لَهُمْ مُوسَى وَيْلَكُمْ لَا تَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُمْ بِعَذَابٍ وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرَى (61)
(Berkata Musa kepada mereka,) jumlah para ahli sihir Firaun ada tujuh puluh dua orang; setiap orang dari mereka memegang tali dan tongkat ("Celakalah kalian) maksudnya semoga Allah menimpakan kecelakaan kepada kalian (janganlah kalian mengada-adakan kedustaan terhadap Allah) dengan menyekutukan seseorang bersama-Nya (maka Dia membinasakan kalian) ia dapat dibaca Fayushitakum dan Fayashitakum, artinya Dia akan membinasakan kalian, karena perbuatan musyrik itu (dengan siksa") dari sisi-Nya. (Dan sesungguhnya telah kecewa) merugi (orang yang mengada-adakan kedustaan) terhadap Allah.
فَتَنَازَعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ وَأَسَرُّوا النَّجْوَى (62)
Setelah ahli-ahli sihir Firaun itu mendengar peringatan dan ancaman Musa, mereka menjadi bingung, masing-masing mempunyai tanggapan sendiri-sendiri yang berbeda-beda. Lalu mereka mengadakan rapat khusus, bertukar pikiran, apa yang kira-kira seharusnya mereka perbuat. Percakapan mereka sangat dirahasiakan supaya jangan bocor. Memang begitulah pada galibnya, sesuatu rapat diadakan untuk mencari taktik mengalahkan lawan, percakapan dan keputusan rapat itu, harus dirahasiakan, jangan sampai lawan mengetahuinya. Demikian pula halnya ahli-ahli Firaun, karena khawatir kalau-kalau percakapan mereka didengar dan diketahui oleh Musa dan Harun, lalu keduanya mengadakan persiapan, dan perlengkapan yang cukup tangguh untuk menghadapi sihirnya yang sukar untuk dikalahkan.
قَالُوا إِنْ هَذَانِ لَسَاحِرَانِ يُرِيدَانِ أَنْ يُخْرِجَاكُمْ مِنْ أَرْضِكُمْ بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيقَتِكُمُ الْمُثْلَى (63)
Di antara percakapan mereka yang dirahasiakan yang dapat dicatat di dalam rapatnya itu, ialah "kalau yang ditampilkan Musa nanti betul-betul sihir, jelas kita akan mengalahkannya. Tetapi kalau yang ditampilkannya itu mukjizat dari Allah belum tentu kita dapat mengalahkannya. Dan kalau dia mengalahkan kita di dalam pertandingan nanti itu, apa boleh buat, kita menyerah saja, dan mengikuti dia. Akhirnya mereka sepakat mengatakan bahwa Musa dan Harun itu adalah.
1) Ahli sihir yang sangat pandai.
2) Akan mengusir kita dari negeri kita dengan sihirnya itu.
3) Akan mencopot kedudukan kita yang mulia itu.
Sengaja mereka menyusun satu rumusan begitu rupa yang mengandung tiga faktor tersebut yang dapat mengakibatkan dibencinya Musa dan Harun dan hilanglah pengaruh keduanya, namun akal sehat dan pikiran waras, tidak akan menerima alasan-alasan ahli-ahli sihir, orang-orang yang mau memperkosa hak asasi seseorang dengan mengusirnya dari tempat tinggalnya, begitu juga orang-orang yang akan menghilangkan kedudukannya.
فَأَجْمِعُوا كَيْدَكُمْ ثُمَّ ائْتُوا صَفًّا وَقَدْ أَفْلَحَ الْيَوْمَ مَنِ اسْتَعْلَى (64)
Bahwa Musa dan Harun itu adalah ahli sihir yang mau mengusir kita dari tanah tumpah darah kita serta mau mencopot kedudukan kita yang utama, maka untuk menghadapi bahaya yang mengancam itu, marilah kita bersama-sama, bahu-membahu mengumpulkan segala tenaga yang ada, mengeluarkan segala siasat dan tipu daya serta menunjukkan segala kepintaran yang dimiliki pada hari berlangsungnya pertandingan nanti, Dengan demikian, mudahlah bagi kita untuk mengalahkan sihir Musa dan Harun saudaranya. Alangkah berbahagianya kita pada hari itu seandainya kemenangan nanti itu berada di pihak kita. Firman Allah SWT:
فلما جاء السرحة قالوا لفرعون أئن لنا لأجرا إن كنا نحن الغالبين قال نعم وإنكم إذا لمن المقربين
Artinya:
Maka tatkala ahli-ahli sihir datang, merekapun bertanya kepada Firaun: "Apakah kami sungguh-sungguh mendapat upah yang besar jika kami adalab orang-orang yang menang?". Firaun menjawab: "Ya, kalau demikian, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan menjadi orang yang didekatkan (kepadaku)". (Q.S Asy Syu'ara: 41 dan 42)
قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى (65)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa setelah ahli-ahli sihir Firaun merasa telah cukup persiapannya, telah lengkap segala persediaannya, datanglah mereka itu ke tempat pertandingan yang telah ditentukan dengan berbaris rapi. Setelah mereka berhadapan dengan Musa, mereka berkata kepada Musa, "Wahai Musa! pilihlah salah satu di antara dua. Apakah engkau lebih dahulu melemparkan tongkat? ataukah kami yang lebih dahulu melemparkan tongkat kami. Tindakan ahli-ahli sihir ini, adalah satu kebijaksanaan yang mewujudkan adab yang baik dan tawadu mereka kepada Musa, seakan-akan mereka mendapat ilham dari Allah SWT. Musa setelah berpikir sejenak beliau lalu memilih supaya merekalah yang lebih dahulu melemparkan tongkat mereka, dengan pertimbangan bahwa kalau-kalau ahli-ahli sihir telah mendemonstrasikan sihirnya dengan kesungguhan dan kesanggupannya, pada waktu itulah nanti Allah SWT. akan memperlihatkan kekuasaan-Nya, dengan memenangkan yang hak atas yang batil, memenangkan mukjizat atas ilmu sihir, dan hancur lenyaplah sihir yang batil itu. Sesuai dengan firman Allah STW:
بل نقذف بالحق على الباطل فيدمغه فإذا هو زاهق
Artinya:
Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. (Q.S Al An Biya': 18)
قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى (66)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa setelah Musa menetapkan pilihannya, berkatalah ia kepada ahli-ahli sihir Firaun "Engkaulah yang lebih dahulu memulai, supaya kami dapat melihat sihirmu, dan mengetahui apa yang sebenarnya kamu perbuat. Setelah itu mereka lalu melemparkan tali dan tongkatnya seraya berkata:
بعزة فرعون إنا لنحن الغالبون
(Demi kemuliaan Firaun, sesungguhnya kamilah yang akan menang).
Dengan tidak disangka-sangka, tiba-tiba tali dan tongkat-tongkat yang dilemparkan mereka itu, terbayang kepada Musa, seakan-akan ia merayap cepat, kelihatannya seakan-akan ular yang bergerak gesit ke sana-ke mari.
فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى (67)
Rupanya kali ini, ahli-ahli sihir Firaun mendemonstrasikan ilmu sihirnya yang istimewa, sehingga Musa merasa takut di dalam hatinya melihat kejadian itu. Bukan saja Musa yang merasa takut, tetapi penonton merasa takut, karena mata mereka telah tersulap, dengan sihir yang istimewa itu, sebagaimana firman Allah SWT:
فلما ألقوا سحروا أعين الناس واسترهبوهم وجاءوا بسحر عظيم
Artinya:
Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). (Q.S Al A'raf: 116)
قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعْلَى (68)
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah SWT, menghibur Musa. Dia berkata kepada Musa: "Wahai Musa! Janganlah engkau takut dan cemas, tenangkanlah hatimu dan tenteramkanlah pikiranmu, jangan terpengaruh dengan sihir mereka. Itu bukan hal yang sebenarnya, tetapi hanyalah khayalan belaka. Engkaulah yang akan unggul dan menang nanti dalam pertandingan ini. Mereka akan kalah dan tak berkutik.
وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى (69)
Setelah itu Allah SWT. memerintahkan Musa supaya melemparkan tongkat yang ada di tangan kanannya. Musa dengan segera melaksanakan perintah itu. Dengan Kodrat dan Iradat Allah SWT, tongkat Musa itu menjadi ular besar dan menelan semua yang dibuat oleh ahli-ahli sihir Firaun itu, yaitu tali dan tongkatnya kelihatan seperti ular yang bergerak. Sebenarnya apa yang diperbuat mereka itu adalah khayalan belaka hanyalah tipu daya tukang-tukang sihir itu, sebagai hasil dari latihan yan tertib dan cukup lama, sama sekali tidak mempunyai hakikat dan akan bertahan lama. Bagaimanapun juga tukang sihir itu tidak akan menang dengan sihirnya yang mengelabui itu. Yang demikian itu, adalah perbuatan dosa, dan tidak akan beruntung orang-orang yang berbuat dosa. Sebagaimana firman Allah SWT:
إنه لا يفلح المجرمون
Artinya:
Sesungguhnya tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa. (Q.S Yunus: 17)
فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى (70)
Di dalam ayat ini dikisahkan bahwa setelah Musa melemparkan tongkat yang ada di tangan kanannya, tongkat itu menjadi ular besar dan menelan semua apa yang diperbuat ahli-ahli sihir Firaun. Ahli-ahli sihir Firaun setelah melihat keagungan kejadian itu, dan mengetahui bahwa apa yang diperbuat Musa itu, bukanlah sihir, tetapi itu adalah mukjizat, juga tidak berasal dari ilmu-ilmu sihir yang mereka ketahui, dan bukan pula tipu daya yang mereka kenal, dan bahwa itu, adalah kebenaran yang tidak dapat diragu-ragukan, serta tidak ada yang dapat melakukan seperti itu, kecuali yang mempunyai kekuasaan yang apabila dia menghendaki sesuatu, hanya Ia mengatakan, jadilah, maka jadilah sesuatu itu; mereka seraya tersungkur sambil bersujud disertai ikrar bahwa mereka telah beriman kepada Tuhan seru sekalian alam. Tuhan Musa dan Harun.
قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَى (71)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa Firaun, setelah mengetahui bahwa ahli-ahli sihirnya telah menyerah kalah dan beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun, sangat marahlah ia kepada mereka, karena mereka telah berbuat dua kesalahan yang besar. Pertama, mereka dengan gegabah beriman kepada Musa, sebelum mereka memikirkan secara mendalam dan sebelum ada izin dari padanya. Kedua, karena dia menyangka bahwa mereka adalah murid Musa dalam ilmu sihir, maka sepakatlah mereka menunjukkan kelemahannya, demi untuk menjadikan dakwah Musa semakin kuat dapat diterima orang banyak dan urusannya dipandang makin besar dan hebat. Untuk membendung jangan sampai kelak ahli-ahli sihir itu diikuti orang banyak, Firaun mengancam mereka, akan memotong tangan dan kakinya dengan bersilang secara timbal balik, dengan demikian mereka tak dapat lagi berbuat apa-apa. Juga Firaun mengancam akan menyalib mereka pada pangkal pohon kurma. Firaun mengancam siksa yang begitu berat kepada ahli-ahli sihirnya yang telah beriman kepada Musa, supaya ahli-ahli sihir itu membandingkan antara siksanya dan siksa Tuhannya Musa yang tidak memotong tangan dan kaki dengan bersilang secara timbal balik, supaya mereka itu kembali lagi kepada kepercayaannya yang semula dan meninggalkan kepercayaannya kepada Musa, karena Firaun menyangka bahwa ahli-ahli sihirnya beriman kepada Musa, hanya karena takut kepada siksa dan azab Tuhannya Musa yang pedih dan berkepanjangan itu.
قَالُوا لَنْ نُؤْثِرَكَ عَلَى مَا جَاءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا فَاقْضِ مَا أَنْتَ قَاضٍ إِنَّمَا تَقْضِي هَذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (72)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa ancaman Firaun itu tidak digubris oleh ahli-ahli sihir yang telah beriman kepada Musa, tidak ada pengaruhnya sedikitpun kepada mereka. Mereka tidak akan kembali menganut kepercayaan yang sesat, tetapi mereka akan tetap beriman kepada Musa berdasarkan bukti-bukti yang nyata yaitu mukjizat yang disaksikannya pada tongkat Musa yang datangnya dari Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan mereka. Terserahlah kepada Firaun berbuat apa saja, yang hendak ia perbuat, mereka tidak akan goyah dan bergeser dari kepercayaan yang dianutnya sekarang ini. Mereka berpendirian bahwa kalaupun Firaun dapat melaksanakan ancamannya itu hanya di dunia inilah kemungkinannya, karena Firaun itu dapat melakukan kekejamanan dan kezalimannya hanya di dunia yang fana ini, tetapi mereka lebih mengutamakan dan mengharapkan balasan yang menyenangkan di akhirat nanti, tempat yang kekal dan abadi.
إِنَّا آمَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَايَانَا وَمَا أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِ وَاللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (73)
Ahli-ahli sihir Firaun telah bertekad bulat untuk beriman kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam, Tuhan Yang telah banyak berbuat baik kepada mereka selama hidupnya, apapun akan terjadi apapun yang akan menimpa diri mereka, mereka berharap, mudah-mudahan Allah SWT. mengampuni segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya, terutama dosa sihir yang telah dipaksakan oleh Firaun melakukannya. Ayat ini, ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah SWT. adalah sebaik-baik pemberi pahala kepada orang-orang yang taat kepada perintah-Nya, dan lebih pedih dan kekal azab-Nya kepada orang yang berbuat maksiat, melanggar perintah-Nya, dan sekaligus sebagai jawaban dari ucapan Firaun yaitu: "Sesungguhnya akan kamu ketahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.
إِنَّهُ مَنْ يَأْتِ رَبَّهُ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُ جَهَنَّمَ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَا (74)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa barang siapa datang kepada Tuhannya di akhirat kelak dalam keadaan berdosa, karena pada waktu ia berada di dunia ia ingkar, tidak mau percaya kepada ayat-ayat Allah. dan banyak berbuat maksiat meninggalkan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, ia akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam. la tidak akan mati di dalamnya dan ia terus menerus disiksa tidak berkesudahan dan tidak pula ia hidup dengan kehidupan yang baik, tidak merasakan nikmat. Sejalan dengan ayat ini, firman Allah SWT:
والذين كفروا لهم نار جهنم لا يقضى عليهم فيموتوا ولا يخفف عنهم من عذابها
Artinya:
Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. (Q.S Fatir: 36)
Dan firman-Nya:
ويتجنبها الأشقى الذي يصلى النار الكبرى ثم لا يموت فيها ولا يحيا
Artinya:
Orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka). Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. (Q.S Al A'la: 11-12 dan 13)
وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَا (75)
Sebaliknya. pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa barang siapa datang kepada Tuhannya di hari kemudian nanti dalam keadaan beriman kepada Allah SWT. dan kepada apa yang dibawa oleh utusan-Nya seperti mukjizat dan lainnya, dan telah berbuat amal saleh dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, ia akan memperoleh tempat-tempat yang tinggi lagi mulia, disebabkan iman dan amal salehnya. Tiap-tiap orang di akhirat nanti akan memperoleh derajat sesuai dengan amalnya, sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah SWT:
ولكل درجات مما عملوا وما ربك بغافل عما يعملون
Artinya:
"Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan". (Q.S Al An'am: 132)
جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ مَنْ تَزَكَّى (76)
Pada ayat ini, Allah SWT. menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan tempat-tempat yang tinggi dan mulia ialah Jannatu Adn yaitu surga tempat menetap. Di bawah kamar-kamarnya mengalir sungai-sungai, antaranya tuak, madu, susu dan air, penghuninya kekal di dalam. Yang demikian itu adalah balasan bagi orang-orang yang bersih dari kekafiran dan kemaksiatan. Alangkah beruntungnya mereka sebagaimana firman Allah SWT:
قد أفلح من تزكى
Artinya:
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang membersihkan diri (dengan beriman). (Q.S Al A'la: 14)
وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَا تَخَافُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَى (77)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa tidak ada tanda-tanda Firaun akan menerima baik hujah-hujah dan bukti-bukti yang dikemukakan kepadanya, tetapi ia tetap saja di dalam keangkuhan dan kesombongannya, Allah SWT. mewahyukan kepada Nabi Musa supaya dia pergi meninggalkan Mesir negeri Firaun di malam hari supaya tidak dilihat oleh Firaun dan tentaranya, bersama hamba-hamba Allah yaitu yang ia diutus untuk menyelamatkan mereka dari kelaliman Firaun. Musa dan Bani Israel meninggalkan Mesir hingga sampai di tepi laut Merah sebelah Timur dari terusan Suez, pada waktu itu Bani Israel berkata kepada Musa: "Wahai Musa, Firaun dan tentaranya menyusul kita dari belakang, di depan kita lautan yang membentang luas, apa yang harus kita perbuat, untuk melintasi lautan itu. Allah SWT. memerintahkan Musa supaya ia memukul laut itu dengan tongkatnya. Setelah Musa melaksanakan perintah ini, lautan terbelah sampai ke tepi seberang. Belahan lautan itu sebanyak jumlah suku bangsa pada Bani Israel yakni dua belas belahan dan merupakan jalan kering di tengah-tengah laut tak berlumpur dan tak berair. Di antara belahan itu, air tegak seperti gunung yang. besar. Tiap suku bangsa melalui hanya satu jalan. Mereka dapat pandang memandang, dapat melihat satu suku kepada suku yang lain. Musa bersama Bani Israel berjalan melalui jalannya masing-masing dengan perasaan aman, tidak merasa cemas akan tersusul oleh Firaun dan tentaranya, dan tidak merasa takut akan tenggelam hingga sampailah ke tepi seberang lautan dengan selamat sebagai tersebut dalam firman Allah SWT:
فأوحينا إلى موسى أن اضرب بعصاك الحجر فانفلق فكان كل فرق كالطود العطيم
Artinya:
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar". (Q.S Asy Syu'ara: 63)
Dan firman-Nya:
وأنجينا موسى ومن معه أجمعين
Artinya:
Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. (Q.S Asy Syu'ara: 63)
فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُودِهِ فَغَشِيَهُمْ مِنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ (78)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa setelah Firaun mengetahui kepergian Musa bersama Bani Israel meninggalkan Mesir ia mengirimkan orang-orang ke kota-kota untuk mengumpulkan tentaranya dengan maksud untuk menyusul Musa dan romhongannya. Firaun berkata: "Kejarlah mereka itu, bilangannya tidak banyak. Mereka selalu berbuat yang menyebabkan kita marah sebagaimana firman Allah SWT:
فأرسل فرعون في المدائن حاشرين إن هؤلاء لشرذمة قليلون وإنهم لنا لغائظون
Artinya:
Kemudian Firaun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Firaun berkata) : "Sesungguhnya mereka (Bani Israel) benar-benar golongan kecil. Dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita!". (Q.S Asy Syu'ara: 53-54 dan 55)
Setelah itu, Firaun dan bala tentaranya segera mengejar Musa dan rombongannya. Setelah sampai di pinggir laut dan melihat terbentang banyak jalanan, dengan tidak ada kecurigaan sedikitpun mereka melalui jalan-jalan yang telah dilalui Musa dengan rombongannya, karena disangkanya jalanan umum. Setelah Firaun dengan bala tentaranya berada di tengah-tengah lautan, sedang Musa bersama rombongannya telah sampai ke seberang dan telah mendarat dengan selamat, tiba-tiba air laut bersatu kembali menutupi Firaun dan bala tentaranya, dan tenggelamlah mereka semuanya. Firaun sebelum tenggelam, dan ketika melihat keadaan gawat dan tidak dapat menyelamatkan diri dari bahaya tenggelam, baru ia sadar dan mengucapkan kata-kata yang menunjukkan bahwa ia mengaku dan percaya bahwa tiada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan ia adalah orang yang berserah diri kepada Allah". Pengakuan Firaun itu tidak berguna lagi, karena ia terlalu besar berbuat dosa dan kerusakan di bumi. Sekalipun demikian tubuhnya diselamatkan untuk menjadi bukti atas kekuasaan Allah bagi generasi yang akan datang, sebagaimana firman Allah SWT.
حتى إذا أدركه الغرق قال ءامنت أنه لا إله إلا الذي ءامنت به بنو إسرائيل وأنا من المسلمين آلآن وقد عصيت قبل وكنت من المفسدين فاليوم ننجيك ببدنك لتكون لمن خلفك ءاية وإن كثيرا من الناس عن ءاياتنا لغافلون
Artinya:
Hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia : "Saya percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". Apakah sekarang (baru kamu percaya) padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami". (Q.S Yunus: 90-91 dan 92)
وَأَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهُ وَمَا هَدَى (79)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa Firaun telah menyesatkan kaumnya. Ia menyangka bahwa Musa dan Bani Israel tidak akan bisa luput dari kejarannya karena lautan membentang luas di depannya. Setelah mereka sampai ke tepi pantai, ia berlagak seakan-akan lantaran kehebatannyalah laut itu terbelah membentuk jalan-jalan, maka diajaknya tentaranya memasuki jalan-jalan itu akhirnya tenggelamlah mereka semua. Firaun tidak dapat petunjuk sama sekali untuk menghindarkan diri dari bahaya tenggelam maka binasalah ia dan binasa pulalah tentaranya.
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ قَدْ أَنْجَيْنَاكُمْ مِنْ عَدُوِّكُمْ وَوَاعَدْنَاكُمْ جَانِبَ الطُّورِ الْأَيْمَنَ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى (80)
Pada ayat ini Allah SWT. menerangkan bahwa Dia telah mengaruniakan kepada Bani Israel tiga macam nikmat.
1. Diselamstkan-Nya dari kekejaman musuhnya yaitu Firaun dan kaumnya, ketika mereka menimpakan kepadanya siksaan yang seberat-beratnya, menyembelih anak laki-laki, membiarkan hidup anak-anak perempuan, dan ketika Allah SWT. menenggelamkan mereka dan Musa a.s. melihatnya. Sebagaimana firman Allah SWT:
وإذ نجيناكم من ءال فرعون يسومونكم سوء العذاب يذبحون أبناءكم ويستحيون نساءكم وفي ذلكم بلاء من ربكم عظيم وإذ فرقنا بكم البحر فأنجيناكم وأغرقنا ءال فرعون وأنتم تنظرون
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Firaun) dan pengikut-pengikutnya mereka menimpakan kepadamu siksa yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki, dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah) ketika Kami belah laut untukmu. lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. (Q.S Al Baqarah: 59 dan 50)
2. Diadakannya perjanjian dengan mereka yaitu munajat Musa dengan Tuhannya di sebelah kanan gunung Tursina dan diturunkan-Nya Taurat kepadanya yang memperinci dengan jelas syariat-Nya.
3. Diturunkan-Nya kepada mereka sekalian, Manna yaitu makanan seperti madu, rasanya manis sekali, warnanya putih seperti es, dan Salwa yaitu burung sebangsa puyuh yang enak dagingnya, dari fajar sampai matahari terbit ketika mereka berada di padang luas tersesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar