[TAFSIR] : AZ-ZUMAR
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.(QS. 39:21)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهُ حُطَامًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِأُولِي الْأَلْبَابِ (21)
Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan manusia memikirkan salah satu dari suatu proses kejadian di alam ini. yaitu proses turunnya hujan dan tumbuhnya tanam-tanaman di permukaan bumi ini. Kalau diperhatikan seakan-akan kejadian itu merupakan suatu siklus yang dimulai pada suatu titik-titik dalam suatu lingkaran, dimulai dari adanya sesuatu, kemudian berkembang menjadi besar, kemudian tua, kemudian meninggal atau tiada. kemudian mulai pula suatu kejadian yang baru lagi dan begitulah seterusnya sampai kepada suatu masa yang ditentukan Allah, yaitu masa berakhirnya kejadian alam ini.
Contohnya ialah air hujan yang turun dari langit menyirami permukaan bumi, sehingga bumi yang semulanya tandus dan kering, menjadi basah dan berair. Air hujan itu sebagian disimpan di dalam bumi dengan adanya akar pohon-pohonan yang ada di hutan-hutan kemudian meresap ke dalam bumi, merupakan persediaan air bagi manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan makhluk Tuhan yang lain di masa musim kemarau nanti. Pada bumi yang gundul dan tandus, sebahagian besar dari air hujan itu tidak dapat ditahan oleh bumi. Air itu langsung mengalir ke laut yang kadang-kadang berupa banjir besar yang menjadi malapetaka bagi manusia. Adakalanya air itu langsung dimanfaatkan oleh manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan, sejak dari benih kemudian menjadi besar, berbunga yang beraneka warna, berbuah, kemudian mati, untuk tumbuh lagi. Buahnya bermanfaat bagi manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Ada yang dimakan, ada pula yang diolah untuk keperluan-keperluan lain. Daun tumbuh-tumbuhan yang gugur kemudian menjadi hancur bersama tanah dapat menjadi pupuk bagi bagi tanam-tanaman yang lain.
Demikianlah, dari turunnya hujan, tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dan berkembang-biaknya binatang ternak dan sebagainya, manusia memperoleh nikmat yang tiada taranya, sejak dari nikmat berupa makanan dan minuman, juga nikmat yang berupa perasaan, seperti perasaan senang dan gembira melihat pemandangan yang indah di pegunungan yang diliputi oleh pohon-pohonan, perasaan senang melihat bunga yang sedang mekar, air yang mengalir di sungai, bunyi burung yang merdu diselingi dengan bunyi tetesan air yang jatuh dari atas tebing batu, binatang ternak yang makan di padang rumput yang sedang menghijau.
Jika dilihat proses air yang mengalir ke laut, maka air itu menguap oleh terik panas matahari, kemudian menjadi awan yang bergumpal, dihalau kembali oleh angin ke suatu tempat sehingga menurunkan hujan.
Proses kejadian yang demikian itu menjadi bahan renungan bagi orang yang mau menggunakan pikirannya. Tentu ada Zat Yang Maha Kuasa Yang mengatur semuanya itu, sehingga segala sesuatu terjadi dengan teratur dan rapi. Tidak mungkin manusia yang melakukannya. Yang melakukan semua itu tentulah zat Yang berhak disembah dan ditaati segala perintah-Nya.
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.(QS. 39:22)
Az Zumar 22
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (22)
Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa tidaklah sama orang yang telah dibukakan Allah hatinya menerima agama Islam dengan orang yang sesat hatinya, sehingga ia mengingkari kebenaran agama Islam. Hati orang tersebut telah melihat kekuasaan dan kebesaran Allah dalam keindahan dan keajaiban alam ini, lalu terbukalah hatinya menerima pancaran cahaya dari nur Ilahi. Sebaliknya orang-orang yang sesat hatinya, tidak melihat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT dalam kejadian alam ini, mereka menyangka kejadian tersebut tidak lain dari suatu proses kejadian alam itu sendiri, tanpa ada yang mengaturnya. Mereka merasa sanggup merubah atau memperbaiki proses kejadian tersebut. Hal ini disebabkan karena kebodohan dan kepicikan pandangan mereka sehingga hati mereka tetap tertutup, dan tidak memungkinkan masuknya pancaran nur Ilahi ke dalam hatinya. Kedua macam orang itu tentulah tidak sama. Pada ayat yang lain Allah SWT menegaskan tentang ketidaksamaan kedua macam orang itu. Allah SWT berfirman:
أومن كان ميتا فأحييناه وجعلنا له نورا يمشي به في الناس كمن مثله في الظلمات ليس بخارج منها
Artinya:
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?. (Q.S. al An'am : 122)
Berkata Ibnu `Abbas: "Di antara orang yang telah dilapangkan Allah dadanya menerima agama Islam, ialah Abu Bakar ra diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dari Ibnu Mas^ud ia berkata:
تلا رسول الله صلى الله عليه وسلم هذه الآية فقلنا: يا نبي الله كيف انشرح صدره? قال: إذا دخل أنوار القلب انشرح وانفسح فقلنا: فما علامة ذلك يا رسول الله? قال: الإثابة إلى دار الخلود والتجافي عن دار الغرور, والتأهب للموت قبل نزول الموت (حديث أخرجه مردويه عن ابن مسعود)
Artinya:
Rasulullah saw membaca ayat ini, lalu kami bertanya: "Ya Nabiyallah, bagaimana hati yang terbuka itu? Beliau menjawab: "Apabila cahaya menerangi hati, maka ia menjadi terbuka dan lapang". Kami bertanya: "Apakah tanda yang demikian itu Ya Rasulullah? Beliau menjawab: "Menghadapkan diri kepada kehidupan negeri yang abadi dan menjauhkan diri dari kehidupan negeri yang penuh tipuan dan mempersiapkan diri untuk mati sebelum kematian itu datang.
Diriwayatkan oleh At Turmuzi dan Ibnu Umar, ia berkata:
أن رجلا قال: يا رسول الله أي المؤمنين أكيس? قال: أكثهم ذكرا للموت وأحسنهم له استعداد, وإذا دخب النور في القلب انفسخ واستوسع. فقالوا: ما أية ذلك يا نبي الله? قال: الإنابة إلى الخلود والتجافي عن دار الغرور, والاستعداد للموت قبل نزول الموت. (حديث أخرجه الترمذي عن ابن عمر)
Artinya:
Bahwa seorang laki-laki berkata: "Ya Rasulullah, orang mukmin yang manakah yang paling baik ? Rasulullah menjawab: "Mereka yang banyak mengingat mati dan paling banyak persiapannya untuk mati itu, dan bilamana cahaya menyinari hatinya, maka hati itu terbuka dan menjadi lapang". Para sahabat bertanya: "Apa tandanya yang demikian itu ya Nabiyallah? Nabi menjawab: "Menghadapkan diri kepada negeri yang abadi dan menjauhkan diri dari negeri yang penuh dengan tipuan dan menyiapkan diri untuk mati sebelum kematian itu datang.
Adapun orang-orang yang kasar hatinya dan membatu akan mengalami kecelakaan yang besar disebabkan sikap mereka yang keras kepala tidak mau ingat kepada-Nya. Seharusnya hati mereka menjadi lembut bila nama Tuhan disebut di hadapan mereka, tetapi muka mereka hitam muram bila mendengar nama Allah disebut dan hati mereka bertambah keras membatu.
Diriwayatkan oleh At Turmuzi dari Ibnu Umar, ia berkata: berkata Rasulullah saw:
لا تكثروا الكلام بغير ذكر الله, فإن كثرة الكلام بغير ذكر الله قسوة للقلب وإن أبعد الناس من الله القلب القاسي
Artinya:
Janganlah kamu memperbanyak pembicaraan tanpa menyebut nama Allah, karena banyak bicara tanpa menyebut nama Allah menyebabkan hati menjadi kasar. Dan sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah ialah orang yang kasar hatinya. (H.R. Tirmizi dari Ibnu Umar)
Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa orang yang hatinya kasar itu adalah orang yang buta penglihatannya, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata. Setiap orang dengan mudah mengetahui keburukan mereka itu.
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (22)
Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa tidaklah sama orang yang telah dibukakan Allah hatinya menerima agama Islam dengan orang yang sesat hatinya, sehingga ia mengingkari kebenaran agama Islam. Hati orang tersebut telah melihat kekuasaan dan kebesaran Allah dalam keindahan dan keajaiban alam ini, lalu terbukalah hatinya menerima pancaran cahaya dari nur Ilahi. Sebaliknya orang-orang yang sesat hatinya, tidak melihat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT dalam kejadian alam ini, mereka menyangka kejadian tersebut tidak lain dari suatu proses kejadian alam itu sendiri, tanpa ada yang mengaturnya. Mereka merasa sanggup merubah atau memperbaiki proses kejadian tersebut. Hal ini disebabkan karena kebodohan dan kepicikan pandangan mereka sehingga hati mereka tetap tertutup, dan tidak memungkinkan masuknya pancaran nur Ilahi ke dalam hatinya. Kedua macam orang itu tentulah tidak sama. Pada ayat yang lain Allah SWT menegaskan tentang ketidaksamaan kedua macam orang itu. Allah SWT berfirman:
أومن كان ميتا فأحييناه وجعلنا له نورا يمشي به في الناس كمن مثله في الظلمات ليس بخارج منها
Artinya:
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?. (Q.S. al An'am : 122)
Berkata Ibnu `Abbas: "Di antara orang yang telah dilapangkan Allah dadanya menerima agama Islam, ialah Abu Bakar ra diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dari Ibnu Mas^ud ia berkata:
تلا رسول الله صلى الله عليه وسلم هذه الآية فقلنا: يا نبي الله كيف انشرح صدره? قال: إذا دخل أنوار القلب انشرح وانفسح فقلنا: فما علامة ذلك يا رسول الله? قال: الإثابة إلى دار الخلود والتجافي عن دار الغرور, والتأهب للموت قبل نزول الموت (حديث أخرجه مردويه عن ابن مسعود)
Artinya:
Rasulullah saw membaca ayat ini, lalu kami bertanya: "Ya Nabiyallah, bagaimana hati yang terbuka itu? Beliau menjawab: "Apabila cahaya menerangi hati, maka ia menjadi terbuka dan lapang". Kami bertanya: "Apakah tanda yang demikian itu Ya Rasulullah? Beliau menjawab: "Menghadapkan diri kepada kehidupan negeri yang abadi dan menjauhkan diri dari kehidupan negeri yang penuh tipuan dan mempersiapkan diri untuk mati sebelum kematian itu datang.
Diriwayatkan oleh At Turmuzi dan Ibnu Umar, ia berkata:
أن رجلا قال: يا رسول الله أي المؤمنين أكيس? قال: أكثهم ذكرا للموت وأحسنهم له استعداد, وإذا دخب النور في القلب انفسخ واستوسع. فقالوا: ما أية ذلك يا نبي الله? قال: الإنابة إلى الخلود والتجافي عن دار الغرور, والاستعداد للموت قبل نزول الموت. (حديث أخرجه الترمذي عن ابن عمر)
Artinya:
Bahwa seorang laki-laki berkata: "Ya Rasulullah, orang mukmin yang manakah yang paling baik ? Rasulullah menjawab: "Mereka yang banyak mengingat mati dan paling banyak persiapannya untuk mati itu, dan bilamana cahaya menyinari hatinya, maka hati itu terbuka dan menjadi lapang". Para sahabat bertanya: "Apa tandanya yang demikian itu ya Nabiyallah? Nabi menjawab: "Menghadapkan diri kepada negeri yang abadi dan menjauhkan diri dari negeri yang penuh dengan tipuan dan menyiapkan diri untuk mati sebelum kematian itu datang.
Adapun orang-orang yang kasar hatinya dan membatu akan mengalami kecelakaan yang besar disebabkan sikap mereka yang keras kepala tidak mau ingat kepada-Nya. Seharusnya hati mereka menjadi lembut bila nama Tuhan disebut di hadapan mereka, tetapi muka mereka hitam muram bila mendengar nama Allah disebut dan hati mereka bertambah keras membatu.
Diriwayatkan oleh At Turmuzi dari Ibnu Umar, ia berkata: berkata Rasulullah saw:
لا تكثروا الكلام بغير ذكر الله, فإن كثرة الكلام بغير ذكر الله قسوة للقلب وإن أبعد الناس من الله القلب القاسي
Artinya:
Janganlah kamu memperbanyak pembicaraan tanpa menyebut nama Allah, karena banyak bicara tanpa menyebut nama Allah menyebabkan hati menjadi kasar. Dan sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah ialah orang yang kasar hatinya. (H.R. Tirmizi dari Ibnu Umar)
Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa orang yang hatinya kasar itu adalah orang yang buta penglihatannya, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata. Setiap orang dengan mudah mengetahui keburukan mereka itu.
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.(QS. 39:23)
Az Zumar 23
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (23)
Allah SWT menerangkan bahwa Dia menurunkan perkataan yang paling baik, yaitu Alquran yang mulia, sebahagian ayat-ayatnya menyerupai ayat-ayat yang lain baik dalam menjelaskan hukum-hukum, kebenaran, pelajaran, mengemukakan hujah, hikmah-hikmah, dan sebagainya, sebagaimana beberapa bahagian air menyerupai beberapa bagian udara, beberapa bagian suatu negeri menyerupai beberapa bahagian negeri yang lain. Karena ada suatu kisah diulang-ulang menyebutnya di beberapa tempat demikian pula perintah-perintah, larangan-larangan dan sebagainya. Orang-orang yang beriman biIa mereka mendengar bacaan Alquran meremang bulu romanya, dan bergoncang hatinya karena takut kepada Allah. Hal itu mendorong hati mereka mengikuti semua perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya. Jiwa mereka menjadi hidup semangat mereka bertambah untuk melaksanakan amal-amal yang saleh dan berjihad di jalan-Nya.
Dengan Al Qur'an Allah SWT memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya, membimbing orang-orang yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus serta mempertebal iman di dalam hatinya. Tetapi orang yang disesatkan hatinya, mereka hampa dan kosong, mereka tidak akan memperoleh manfaat sedikitpun dari Alquran itu.
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (23)
Allah SWT menerangkan bahwa Dia menurunkan perkataan yang paling baik, yaitu Alquran yang mulia, sebahagian ayat-ayatnya menyerupai ayat-ayat yang lain baik dalam menjelaskan hukum-hukum, kebenaran, pelajaran, mengemukakan hujah, hikmah-hikmah, dan sebagainya, sebagaimana beberapa bahagian air menyerupai beberapa bagian udara, beberapa bagian suatu negeri menyerupai beberapa bahagian negeri yang lain. Karena ada suatu kisah diulang-ulang menyebutnya di beberapa tempat demikian pula perintah-perintah, larangan-larangan dan sebagainya. Orang-orang yang beriman biIa mereka mendengar bacaan Alquran meremang bulu romanya, dan bergoncang hatinya karena takut kepada Allah. Hal itu mendorong hati mereka mengikuti semua perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya. Jiwa mereka menjadi hidup semangat mereka bertambah untuk melaksanakan amal-amal yang saleh dan berjihad di jalan-Nya.
Dengan Al Qur'an Allah SWT memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya, membimbing orang-orang yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus serta mempertebal iman di dalam hatinya. Tetapi orang yang disesatkan hatinya, mereka hampa dan kosong, mereka tidak akan memperoleh manfaat sedikitpun dari Alquran itu.
Maka apakah orang-orang yang menoleh dengan mukanya menghindari azab yang buruk pada hari kiamat (sama dengan orang mukmin yang tidak kena azab)? Dan dikatakan kepada orang-orang yang zalim: `Rasakanlah olehmu balasan apa yang telah kamu kerjakan`.(QS. 39:24)
Az Zumar 24
أَفَمَنْ يَتَّقِي بِوَجْهِهِ سُوءَ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَقِيلَ لِلظَّالِمِينَ ذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ (24)
Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan perbedaan keadaan orang yang mendapat petunjuk dengan orang yang tidak mendapat petunjuk. Orang yang sesat dan tidak mendapat petunjuk mereka dihadapkan ke neraka pada Hari Kiamat. Api neraka membakar wajah mereka dan tangan mereka itu tidak dapat menutupi wajah mereka dari panas api itu, karena kedua tangan mereka terbelenggu. Lain halnya dengan orang-orang yang beriman. Mereka selamat dari bakaran api neraka dan tidak perlu menghindarkan din dari siksa siksa seperti yang ditimpakan kepada orang-orang kafir. Pada hari itu orang-orang kafir dituding oleh para malaikat sambil berkata: "Rasakanlah olehmu azab neraka yang membakar itu, karena perbuatan-perbuatan yang telah kamu kerjakan dahulu sewaktu hidup di dunia".
أَفَمَنْ يَتَّقِي بِوَجْهِهِ سُوءَ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَقِيلَ لِلظَّالِمِينَ ذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ (24)
Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan perbedaan keadaan orang yang mendapat petunjuk dengan orang yang tidak mendapat petunjuk. Orang yang sesat dan tidak mendapat petunjuk mereka dihadapkan ke neraka pada Hari Kiamat. Api neraka membakar wajah mereka dan tangan mereka itu tidak dapat menutupi wajah mereka dari panas api itu, karena kedua tangan mereka terbelenggu. Lain halnya dengan orang-orang yang beriman. Mereka selamat dari bakaran api neraka dan tidak perlu menghindarkan din dari siksa siksa seperti yang ditimpakan kepada orang-orang kafir. Pada hari itu orang-orang kafir dituding oleh para malaikat sambil berkata: "Rasakanlah olehmu azab neraka yang membakar itu, karena perbuatan-perbuatan yang telah kamu kerjakan dahulu sewaktu hidup di dunia".
Orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul), maka datanglah kepada mereka azab dari arah yang tidak mereka sangka.(QS. 39:25)
Maka Allah merasakan kepada mereka kehinaan pada kehidupan dunia. Dan sesungguhnya azab pada hari akhirat lebih besar kalau mereka mengetahui.(QS. 39:26)
Az Zumar 25 - 26
كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَأَتَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ (25) فَأَذَاقَهُمُ اللَّهُ الْخِزْيَ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (26)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan azab yang pernah ditimpakan kepada orang-orang terdahulu kala yang mendustakan para Rasul yang diutus kepada mereka, seperti yang dilakukan oleh orang-orang musyrik Mekah kepada Rasulullah. Azab itu ditimpakan kepada mereka setelah berkali-kali mereka diseru ke jalan yang benar oleh para Rasul yang diutus kepada mereka, namun mereka tidak mengindahkan seruan itu.
Demikianlah mereka ditimpa azab di dunia dan di akhirat nanti mereka akan memperoleh azab yang sangat. Azab dunia jauh lebih enteng dan ringan jika dibanding dengan azab akhirat.
كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَأَتَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ (25) فَأَذَاقَهُمُ اللَّهُ الْخِزْيَ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (26)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan azab yang pernah ditimpakan kepada orang-orang terdahulu kala yang mendustakan para Rasul yang diutus kepada mereka, seperti yang dilakukan oleh orang-orang musyrik Mekah kepada Rasulullah. Azab itu ditimpakan kepada mereka setelah berkali-kali mereka diseru ke jalan yang benar oleh para Rasul yang diutus kepada mereka, namun mereka tidak mengindahkan seruan itu.
Demikianlah mereka ditimpa azab di dunia dan di akhirat nanti mereka akan memperoleh azab yang sangat. Azab dunia jauh lebih enteng dan ringan jika dibanding dengan azab akhirat.
Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.(QS. 39:27)
(Ialah) Al quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.(QS. 39:28)
Az Zumar 27 - 28
وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (27) قُرْآنًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِي عِوَجٍ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (28)
Allah SWT menjelaskan dalam ayat ini bahwa Dia telah membuatkan bermacam-macam contoh dalam Alquran seperti menerangkan sejarah beberapa umat yang dahulu yang mengingkari Tuhan dan malapetaka yang mereka alami. Contoh dan perumpamaan itu dikemukakan kepada mereka agar mereka mengambil pelajaran darinya, baik yang berhubungan dengan kehidupan dunia maupun yang berhubungan dengan kehidupan di akhirat nanti. Dengan berpedoman kepada Alquran, mereka dapat meluruskan kembali kepercayaan mereka yang sesat, memperbaiki tata kehidupan mereka yang kacau, sehingga menjadi kehidupan yang beradab. Tidaklah sukar bagi mereka memahami Alquran itu, karena diturunkan dalam bahasa Arab, bahasa mereka sendiri. Tidak ada sesuatu yang bertentangan di dalamnya. Isinya jelas dan tegas baik yang berhubungan dengan akidah, hukum, budi pekerti dan sebagainya. Jika mereka mau beriman dan mengikuti petunjuk Alquran, pastilah mereka dapat menjaga diri dari malapetaka yang mungkin menimpa mereka dan tentulah mereka akan taat hanya kepada Allah saja.
وَلَقَدْ ضَرَبْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (27) قُرْآنًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِي عِوَجٍ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (28)
Allah SWT menjelaskan dalam ayat ini bahwa Dia telah membuatkan bermacam-macam contoh dalam Alquran seperti menerangkan sejarah beberapa umat yang dahulu yang mengingkari Tuhan dan malapetaka yang mereka alami. Contoh dan perumpamaan itu dikemukakan kepada mereka agar mereka mengambil pelajaran darinya, baik yang berhubungan dengan kehidupan dunia maupun yang berhubungan dengan kehidupan di akhirat nanti. Dengan berpedoman kepada Alquran, mereka dapat meluruskan kembali kepercayaan mereka yang sesat, memperbaiki tata kehidupan mereka yang kacau, sehingga menjadi kehidupan yang beradab. Tidaklah sukar bagi mereka memahami Alquran itu, karena diturunkan dalam bahasa Arab, bahasa mereka sendiri. Tidak ada sesuatu yang bertentangan di dalamnya. Isinya jelas dan tegas baik yang berhubungan dengan akidah, hukum, budi pekerti dan sebagainya. Jika mereka mau beriman dan mengikuti petunjuk Alquran, pastilah mereka dapat menjaga diri dari malapetaka yang mungkin menimpa mereka dan tentulah mereka akan taat hanya kepada Allah saja.
Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja). Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.(QS. 39:29)
Az Zumar 29
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (29)
Allah membuat suatu perumpamaan untuk menjelaskan perbedaan antara syirik dengan tauhid. Untuk itu Allah SWT mengumpamakan dua orang budak. Budak yang satu dimiliki oleh beberapa orang tuan, mereka berserikat dalam memilikinya. Sedang budak yang lain hanya dimiliki oleh seorang tuan saja, tidak ada orang lain yang memilikinya. Pada suatu saat budak pertama mendapat perintah dari tuan-tuannya itu dan perintah berbeda-beda, seperti tuan pertama memerintahkan membersihkan pekarangan rumahnya, tuan yang kedua menyuruh mencangkul kebunnya, tuan yang ketiga menyuruh membersihkan rumahnya dan sebagainya. Perintah ini diberikan pada saat yang sama. Perintah tuan yang manakah yang harus dikerjakan oleh budak tersebut? Tidak mungkin budak itu melaksanakan tiap-tiap perintah dari tuannya itu dalam waktu yang sama. Demikianlah seterusnya sehingga budak itu selalu kebingungan dalam menaati perintah-perintah dari masing-masing tuannya.
Adapun budak yang kedua yang hanya dimiliki oleh seorang tuan, ia dapat melaksanakan perintah tuannya dengan baik, ia tidak akan bingung dalam melaksanakan perintah itu, dan tuannya pun berlega hati karena budaknya itu dapat melaksanakan perintahnya dengan baik.
Samakah keadaan kedua budak tersebut dan sama pulakah keadaan tuan dari masing-masing budak itu?.
Demikianlah halnya dengan orang yang beragama tauhid dan orang yang beragama syirik. Orang yang beragama tauhid tidak pernah bingung dalam melaksanakan perintah dan larangan dari Tuhannya, karena perintah dan larangan itu bersumber dari Yang Maha Satu, Yang Maha Esa. Seorang yang beragama. syirik selalu dalam keadaan bingung, perintah tuhannya yang manakah yang akan diikutinya. Sebaliknya orang yang beragama tauhid hanya menyembah Tuhan Yang Esa, sedang orang yang beragama syirik selalu bingung, tuhan mereka yang manakah yang lebih patut disembah dari tuhan-tuhan yang lain.
Setelah Allah SWT menerangkan kebatilan syirik, Dia menegaskan bahwa segala puji hanyalah teruntuk bagi-Nya saja, tidak untuk yang lain, hanya Dia sajalah yang berhak disembah. Tetapi kebanyakan manusia tidak mau mengetahuinya.
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (29)
Allah membuat suatu perumpamaan untuk menjelaskan perbedaan antara syirik dengan tauhid. Untuk itu Allah SWT mengumpamakan dua orang budak. Budak yang satu dimiliki oleh beberapa orang tuan, mereka berserikat dalam memilikinya. Sedang budak yang lain hanya dimiliki oleh seorang tuan saja, tidak ada orang lain yang memilikinya. Pada suatu saat budak pertama mendapat perintah dari tuan-tuannya itu dan perintah berbeda-beda, seperti tuan pertama memerintahkan membersihkan pekarangan rumahnya, tuan yang kedua menyuruh mencangkul kebunnya, tuan yang ketiga menyuruh membersihkan rumahnya dan sebagainya. Perintah ini diberikan pada saat yang sama. Perintah tuan yang manakah yang harus dikerjakan oleh budak tersebut? Tidak mungkin budak itu melaksanakan tiap-tiap perintah dari tuannya itu dalam waktu yang sama. Demikianlah seterusnya sehingga budak itu selalu kebingungan dalam menaati perintah-perintah dari masing-masing tuannya.
Adapun budak yang kedua yang hanya dimiliki oleh seorang tuan, ia dapat melaksanakan perintah tuannya dengan baik, ia tidak akan bingung dalam melaksanakan perintah itu, dan tuannya pun berlega hati karena budaknya itu dapat melaksanakan perintahnya dengan baik.
Samakah keadaan kedua budak tersebut dan sama pulakah keadaan tuan dari masing-masing budak itu?.
Demikianlah halnya dengan orang yang beragama tauhid dan orang yang beragama syirik. Orang yang beragama tauhid tidak pernah bingung dalam melaksanakan perintah dan larangan dari Tuhannya, karena perintah dan larangan itu bersumber dari Yang Maha Satu, Yang Maha Esa. Seorang yang beragama. syirik selalu dalam keadaan bingung, perintah tuhannya yang manakah yang akan diikutinya. Sebaliknya orang yang beragama tauhid hanya menyembah Tuhan Yang Esa, sedang orang yang beragama syirik selalu bingung, tuhan mereka yang manakah yang lebih patut disembah dari tuhan-tuhan yang lain.
Setelah Allah SWT menerangkan kebatilan syirik, Dia menegaskan bahwa segala puji hanyalah teruntuk bagi-Nya saja, tidak untuk yang lain, hanya Dia sajalah yang berhak disembah. Tetapi kebanyakan manusia tidak mau mengetahuinya.
Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).(QS. 39:30)
Kemudian sesungguhnya kamu pada hari kiamat akan berbantah-bantah di hadapan Tuhanmu.B(QS. 39:31)
Az Zumar 30 - 31
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ (30) ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِنْدَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ (31)
Allah SWT menerangkan bahwa semua manusia akan kembali kepada Tuhan dan di Hari Kiamat nanti manusia antara yang satu dengan yang lain akan saling berbantah-bantahan dan saling tuduh menuduh. Pada Hari Kiamat orang-orang musyrik berusaha membela diri mereka masing-masing, tetapi Nabi Muhammad dapat menolak alasan mereka itu, dengan menyatakan bahwa dakwah telah disampaikan kepada mereka, tetapi mereka mengingkari dan mendustakannya. Karena itu mereka mohon ampunan kepada Allah, tetapi permohonan mereka tidak dapat diterima, karena pada hari itu tobat tidak dapat diterima lagi.
Di antara perbantahan antara orang-orang musyrik dengan sembahan-sembahan mereka itu disebutkan dalam ayat ini. Mereka berkata kepada pemimpin-pemimpin mereka: "Kami ikuti kamu, tetapi kamu menyesatkan kami". Para pemimpin menjawab: "Kami juga telah ditipu oleh setan-setan dan nenek moyang kita dahulu".
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah Rasulullah saw berkata:
من كان عنده مظلمة لأخيه من عرض أو مال فليتحلله اليوم قبل ألا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم يكن حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحملت عليه. حديث رواه البخاري
Artinya:
Barangsiapa yang mempunyai kesalahan terhadap sandarannya baik berupa kehormatan atau harta, maka hendaklah ia selesaikan dengan saudaranya itu di dunia. sebelum datang hari yang tidak berguna lagi padanya dinar dan dirham. Jika ia punya amal saleh maka dia ambil daripadanya sebesar kesalahannya. Jika tidak punya kebaikan diambil dosa temannya itu lalu dibebankan kepadanya.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah Rasulullah saw bersabda:
أتدون من المفلس قالوا: المفلس فينا من لا درهم له ولا متاع فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن المفلس من يأتي يوم القيامة بصلاة وزكاة وصيام. ويأتي قد شتم هذا, وقذف هذا, وأكل مال هذا وسفك دم هذا ويعطى هذا من حسناته وهذا من حسناته, فإن فنيت حسناته قبل أن يقضي ما عليه أخذ من خطاياهم فطرحت عليه ثم طرح في النار. (حديث أخرجه مسلم)
Artinya:
Tahukah kamu sekalian siapakah orang yang bangkrut itu? Para sahabat menjawab: "Grang yang bangkrut di kalangan kami ialah orang yang tidak mempunyai uang dirham dan harta". Berkata Nabi saw: "Orang yang bangkrut ialah orang yang datang pada Hari Kiamat membawa pahala salat. zakat, puasa dan membawa kesalahan mencaci si anu, menuduh si anu memakan harta si anu, menumpahkan darah si anu, memukul si anu. Kemudian diberikanlah sebahagian dari kebaikannya kepada si anu dan sebahagian lagi kepada si anu dan sebahagian lagi kepada si anu. Jika habis kebaikannya sebelum menyelesaikan kesalahan orang-orang itu kemudian ditimpakan kepadanya. dan kemudian ia dilemparkan ke dalam neraka".
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ (30) ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِنْدَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ (31)
Allah SWT menerangkan bahwa semua manusia akan kembali kepada Tuhan dan di Hari Kiamat nanti manusia antara yang satu dengan yang lain akan saling berbantah-bantahan dan saling tuduh menuduh. Pada Hari Kiamat orang-orang musyrik berusaha membela diri mereka masing-masing, tetapi Nabi Muhammad dapat menolak alasan mereka itu, dengan menyatakan bahwa dakwah telah disampaikan kepada mereka, tetapi mereka mengingkari dan mendustakannya. Karena itu mereka mohon ampunan kepada Allah, tetapi permohonan mereka tidak dapat diterima, karena pada hari itu tobat tidak dapat diterima lagi.
Di antara perbantahan antara orang-orang musyrik dengan sembahan-sembahan mereka itu disebutkan dalam ayat ini. Mereka berkata kepada pemimpin-pemimpin mereka: "Kami ikuti kamu, tetapi kamu menyesatkan kami". Para pemimpin menjawab: "Kami juga telah ditipu oleh setan-setan dan nenek moyang kita dahulu".
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah Rasulullah saw berkata:
من كان عنده مظلمة لأخيه من عرض أو مال فليتحلله اليوم قبل ألا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم يكن حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحملت عليه. حديث رواه البخاري
Artinya:
Barangsiapa yang mempunyai kesalahan terhadap sandarannya baik berupa kehormatan atau harta, maka hendaklah ia selesaikan dengan saudaranya itu di dunia. sebelum datang hari yang tidak berguna lagi padanya dinar dan dirham. Jika ia punya amal saleh maka dia ambil daripadanya sebesar kesalahannya. Jika tidak punya kebaikan diambil dosa temannya itu lalu dibebankan kepadanya.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah Rasulullah saw bersabda:
أتدون من المفلس قالوا: المفلس فينا من لا درهم له ولا متاع فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن المفلس من يأتي يوم القيامة بصلاة وزكاة وصيام. ويأتي قد شتم هذا, وقذف هذا, وأكل مال هذا وسفك دم هذا ويعطى هذا من حسناته وهذا من حسناته, فإن فنيت حسناته قبل أن يقضي ما عليه أخذ من خطاياهم فطرحت عليه ثم طرح في النار. (حديث أخرجه مسلم)
Artinya:
Tahukah kamu sekalian siapakah orang yang bangkrut itu? Para sahabat menjawab: "Grang yang bangkrut di kalangan kami ialah orang yang tidak mempunyai uang dirham dan harta". Berkata Nabi saw: "Orang yang bangkrut ialah orang yang datang pada Hari Kiamat membawa pahala salat. zakat, puasa dan membawa kesalahan mencaci si anu, menuduh si anu memakan harta si anu, menumpahkan darah si anu, memukul si anu. Kemudian diberikanlah sebahagian dari kebaikannya kepada si anu dan sebahagian lagi kepada si anu dan sebahagian lagi kepada si anu. Jika habis kebaikannya sebelum menyelesaikan kesalahan orang-orang itu kemudian ditimpakan kepadanya. dan kemudian ia dilemparkan ke dalam neraka".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar