Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya
Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebahagian
dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu
mereka menguasainya?(QS. 36:71)
Yaa siin 71
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ (71)
(Dan apakah mereka tidak melihat) tidak memperhatikan, Istifham di sini mengandung makna Taqrir dan huruf Wau yang masuk kepadanya merupakan huruf 'Athaf (bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka) ini ditujukan kepada segolongan manusia (dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami) dari hasil ciptaan Kami tanpa sekutu dan tanpa pembantu (yaitu berupa binatang ternak) unta, sapi, dan kambing lalu mereka menguasainya?) dapat memeliharanya.
Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan.(QS. 36:72)
Yaa siin 71 - 73
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ (71) وَذَلَّلْنَاهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ (72) وَلَهُمْ فِيهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُ أَفَلَا يَشْكُرُونَ (73)
Dalam ayat ini Allah memperingatkan kembali kepada kaum kafir tentang sifat dan rahmat yang telah dikaruniakan Nya kepada mereka yang sepatutnya mereka syakuri. Rahmat yang dikaruniakan itu lalu mereka kuasai dan mereka ambil manfaatnya sedemikian rupa. Tetapi mereka tidak pernah bersyukur. bahkan mengingkari rahmat tersebut.
Di antara rahmat dart karunia Allah adalah bermacam-macam hewan dan binatang ternak yang telah diciptakan Allah dan disediakan Nya untuk manusia. Sebagian dari hewan tersebut mereka jadikan kendaraan untuk mengangkut mereka serta barang-barang dari suatu tempat yang lain. Dan dari hewan itu pula mereka memperoleh bahan makanan, minuman, pakaian dan alat-alat keperluan lainnya. Namun mereka tidak bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan dan menyediakan semuanya itu untuk kepentingan mereka.
Dan mereka memperoleh padanya manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?(QS. 36:73)
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ (71)
(Dan apakah mereka tidak melihat) tidak memperhatikan, Istifham di sini mengandung makna Taqrir dan huruf Wau yang masuk kepadanya merupakan huruf 'Athaf (bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka) ini ditujukan kepada segolongan manusia (dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami) dari hasil ciptaan Kami tanpa sekutu dan tanpa pembantu (yaitu berupa binatang ternak) unta, sapi, dan kambing lalu mereka menguasainya?) dapat memeliharanya.
Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan.(QS. 36:72)
Yaa siin 71 - 73
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ (71) وَذَلَّلْنَاهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ (72) وَلَهُمْ فِيهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُ أَفَلَا يَشْكُرُونَ (73)
Dalam ayat ini Allah memperingatkan kembali kepada kaum kafir tentang sifat dan rahmat yang telah dikaruniakan Nya kepada mereka yang sepatutnya mereka syakuri. Rahmat yang dikaruniakan itu lalu mereka kuasai dan mereka ambil manfaatnya sedemikian rupa. Tetapi mereka tidak pernah bersyukur. bahkan mengingkari rahmat tersebut.
Di antara rahmat dart karunia Allah adalah bermacam-macam hewan dan binatang ternak yang telah diciptakan Allah dan disediakan Nya untuk manusia. Sebagian dari hewan tersebut mereka jadikan kendaraan untuk mengangkut mereka serta barang-barang dari suatu tempat yang lain. Dan dari hewan itu pula mereka memperoleh bahan makanan, minuman, pakaian dan alat-alat keperluan lainnya. Namun mereka tidak bersyukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan dan menyediakan semuanya itu untuk kepentingan mereka.
Dan mereka memperoleh padanya manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?(QS. 36:73)
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan.(QS. 36:74)
Yaa siin 74 - 75
وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لَعَلَّهُمْ يُنْصَرُونَ (74) لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُحْضَرُونَ (75)
Allah SWT menerangkan dalam ayat ini, bahwa kaum kafir itu telah menguasai dan mengambil manfaat sedemikian rupa dari rahmat yang diciptakan dan dikaruniakan Allah, jangankan mereka bersyukur kepada Nya, bahkan sebaliknya mereka bertuhan kepada selain Allah, dengan harapan bahwa mereka akan segera mendapat pertolongan. Mereka menyembah patung dan berhala, atau benda-benda lainnya ciptaan Allah, padahal semuanya itu tidak dapat memberikan pertolongan apa-apa. Bahkan tak dapat menolong diri sendiri. Dengan demikian, mereka mengharapkan sesuatu yang mustahil, yang tidak dibenarkan oleh pikiran yang sehat. Mereka meminta sisik dari lele, atau tanduk dari kuda. Mereka membuat patung dan berhala untuk melindungi mereka dari malapetaka. Tetapi patung dan berhala itu tidak dapat berbuat apa-apa untuk mereka.
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
Yaa siin 76
فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ (76)
Akhirnya, pada ayat ini Allah SWT menghibur Nabi Muhammad saw dari tingkah laku dan perbuatan kaum kafir dan musyrik itu, yaitu Nabi tidak merasa sedih mendengarkan ucapan dan tuduhan mereka yang bukan-bukan, yang ditujukan kepadanya dan kepada Alquran, karena Allah Maha Mengetahui semua perbuatan mereka, baik yang dilakukan dengan terang-terangan maupun yang mereka rahasiakan. Semuanya itu akan dimintakan pertanggungjawabannya kepada mereka kelak di Han Kiamat dan mereka pasti akan menerima balasannya, berupa azab yang pedih.
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!(QS. 36:77)
Yaa siin 77
أَوَلَمْ يَرَ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ (77)
Karena adanya sebagian manusia tidak percaya tentang adanya hari berbangkit, maka dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan mereka kepada kekuasaan Nya dalam menciptakan manusia, sebagai bagian dari seluruh makhluk Nya. Ini dikemukakan dengan nada keheranan atas sikap sebagian manusia itu. Yaitu: apakah manusia itu tidak memikirkan dan tidak memperhatikan bahwa Allah telah menciptakannya dari setetes air mani, tetapi kemudian setelah ia lahir ke dunia dan menjadi dewasa, tiba-tiba lalu menjadi orang yang bersikap memusuhi Allah dan Rasul Nya? Sikap semacam ini benar-benar tidak dapat diterima oleh pikiran yang sehat.
Apabila manusia menginsafi bahwa Allah kuasa menciptakannya, bahkan dari setetes air mani, kemudian menjadikan makhluk yang paling baik di bumi ini, pastilah ia yakin, bahwa Allah kuasa pula mengembalikannya kepada asal kejadiannya itu, dan Ia kuasa pula untuk mengulangi kembali penciptaan Nya itu, yakni pada hari berbangkit.
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: `Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?`(QS. 36:78)
Yaa siin 78
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ (78)
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa beberapa orang dari kalangan kaum musyrik antara lain Ubay bin Khalaf dan Al`As bin Wail As Sahmy, datang kepada Rasulullah, dan mereka membawa sepotong tulang yang sudah lapuk. Lalu seorang di antara mereka berkata kepada Rasulullah dengan sikap menantang: "Hai Muhammad, apakah engkau berpendapat bahwa Allah dapat menghidupkan kembali tulang yang sudah lapuk ini? Maka Rasulullah saw menjawab: "Tentu, Allah akan membangkitkanmu kembali, dan akan memasukkanmu ke dalam neraka".
Maka turunlah ayat ini yang menyebut bahwa orang musyrik yang berkata kepada Rasulullah itu telah mengemukakan sesuatu yang menurut pendapatnya merupakan sesuatu yang tidak akan dapat dijawab oleh Rasulullah, karena tulang belulang yang telah lapuk itu tak mungkin lagi menjadi manusia yang hidup dan utuh. Sebab itu ia mengemukakan pertanyaan: "Siapakah yang dapat menghidupkan kembali tulang yang sudah lapuk ini?".
Mereka berpendapat demikian adalah karena mereka telah melupakan asal kejadian mereka masing-masing. Allah telah menciptakan mereka dari setetes air mani, sehingga mereka lahir berwujud manusia yang hidup dan utuh. Jika seandainya mereka mengingat dan menyadari hal ini, pastilah mereka yakin, bahwa Allah juga kuasa menghidupkannya kembali sesudah mati, walaupun tulang belulang mereka sudah remuk.
Bagi manusia sendiri, mengulang suatu perbuatan lebih mudah daripada melakukannya pertama kali. Akan tetapi bagi Allah menciptakan sesuatu pertama kali sama saja mudahnya dengan mengulanginya, karena Allah Maha Kuasa.
Katakanlah: `Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk,(QS. 36:79)
Yaa siin 79
قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ (79)
Maka pada akhir ayat ini Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk menjawab pertanyaan orang tersebut di atas, dengan menegaskan bahwa yang akan menghidupkan tulang-tulang lapuk itu kembali menjadi manusia yang hidup dan utuh adalah Allah yang dahulu telah menciptakannya pada kali yang pertama, dari tidak ada menjadi ada, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Yaa siin 80
الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ (80)
Pada ayat ini disebutkan bahwa Allah juga memerintahkan Rasul Nya untuk menjelaskan kepada orang-orang musyrik tersebut bahwa yang akan menghidupkan kembali tulang-tulang lapuk tersebut adalah Allah yang telah menciptakan untuk mereka api yang menyala dari kayu yang semula merupakan pohon yang basah dan hijau tetapi kemudian kayu itu menjadi kering sehingga dapat menyalakan api.
Percontohan ini merupakan hal yang cukup jelas bagi mereka yang sehari-hari menggunakan kayu api. Mereka mengira, bahwa tulang-tulang yang sudah lapuk itu telah menjadi dingin dart kering tidak dapat lagi menerima kehidupan. Dan kehidupan ini memerlukan adanya panas. Padahal sehari-hari mereka menyaksikan bahwa kayu yang sudah lapuk dan dingin dapat menimbulkan panas dan menghidupkan api. Bahkan kayu yang masih basah dan berdaun ada juga yang dapat menyalakan api.
Dengan demikian tepatlah Allah memberikan contoh, bahkan bukan hanya kayu yang kering saja dapat menyalakan api tetapi kayu yang masih hijau dan basahpun dapat juga dijadikan kayu api. Sebaliknya, tulang-tulang yang dapat menerima kehidupan bukan hanya tulang-tulang yang segar, tetapi tulang yang sedan lapukpun dapat pula menerima kehidupan dengan kekuasaan Allah SWT.
Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.(QS. 36:81)
Yaa siin 81
أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ بَلَى وَهُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ (81)
Dalam ayat ini Allah mengemukakan pertanyaan kepada orang-orang yang tidak mempercayai hari berbangkit itu : jika mereka percaya bahwa Allah kuasa menciptakan langit dart bumi ini mengapa Allah tidak Kuasa pula menciptakan sesuatu yang serupa dengan itu? Jawabnya: Pasti Allah Kuasa menciptakannya, karena Dia Maha Pencipta, lagi Maha Mengetahui.
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: `Jadilah!` Maka terjadilah ia.(QS. 36:82)
Yaa siin 82
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (82)
Pada ayat ini Allah menerangkan betapa mudah bagi Nya menciptakan sesuatu. Apabila Ia menghendaki untuk menciptakan sesuatu makhluk, cukuplah Allah berfirman: "Jadilah", maka dengan serta merta terwujudlah makhluk itu.
Mengingat kekuasaan Nya yang demikian besar, maka adanya hari berbangkit itu, di mana manusia dihidupkan Nya kembali sesudah terjadinya kehancuran di Hari Kiamat, bukanlah suatu hal yang mustahil, dan tidak patut diingkari.
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.(QS. 36:83)
Yaa siin 83
فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (83)
Orang-orang yang beriman pasti berkata bahwa Allah Maha Suci. Di tangan Nyalah kekuasaan penuh atas segala sesuatu di alam ini. Dialah yang menciptakannya, Dia pula yang mengatur dan memeliharanya. Dan kepada Nya jualah semua makhluk dikembalikan.
Pengakuan dan keyakinan semacam ini pasti timbul apabila manusia menggunakan pikiran sehatnya untuk memperhatikan isi alam ini semuanya yang menjadi bukti bagi kekuasaan Allah SWT.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 83
فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (83)
(Maka Maha Suci Allah Yang dalam genggaman-Nya kekuasaan) lafal Malakuutu pada asalnya adalah Mulki kemudian ditambahkan huruf Wawu dan Ta untuk menunjukkan makna mubalaghah, artinya kekuasaan atas (segala sesuatu dan kepada-Nyalah kalian dikembalikan) kelak di akhirat.
وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لَعَلَّهُمْ يُنْصَرُونَ (74) لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُحْضَرُونَ (75)
Allah SWT menerangkan dalam ayat ini, bahwa kaum kafir itu telah menguasai dan mengambil manfaat sedemikian rupa dari rahmat yang diciptakan dan dikaruniakan Allah, jangankan mereka bersyukur kepada Nya, bahkan sebaliknya mereka bertuhan kepada selain Allah, dengan harapan bahwa mereka akan segera mendapat pertolongan. Mereka menyembah patung dan berhala, atau benda-benda lainnya ciptaan Allah, padahal semuanya itu tidak dapat memberikan pertolongan apa-apa. Bahkan tak dapat menolong diri sendiri. Dengan demikian, mereka mengharapkan sesuatu yang mustahil, yang tidak dibenarkan oleh pikiran yang sehat. Mereka meminta sisik dari lele, atau tanduk dari kuda. Mereka membuat patung dan berhala untuk melindungi mereka dari malapetaka. Tetapi patung dan berhala itu tidak dapat berbuat apa-apa untuk mereka.
Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka.(QS. 36:75) |
Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.(QS. 36:76) |
فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ (76)
Akhirnya, pada ayat ini Allah SWT menghibur Nabi Muhammad saw dari tingkah laku dan perbuatan kaum kafir dan musyrik itu, yaitu Nabi tidak merasa sedih mendengarkan ucapan dan tuduhan mereka yang bukan-bukan, yang ditujukan kepadanya dan kepada Alquran, karena Allah Maha Mengetahui semua perbuatan mereka, baik yang dilakukan dengan terang-terangan maupun yang mereka rahasiakan. Semuanya itu akan dimintakan pertanggungjawabannya kepada mereka kelak di Han Kiamat dan mereka pasti akan menerima balasannya, berupa azab yang pedih.
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!(QS. 36:77)
Yaa siin 77
أَوَلَمْ يَرَ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ (77)
Karena adanya sebagian manusia tidak percaya tentang adanya hari berbangkit, maka dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan mereka kepada kekuasaan Nya dalam menciptakan manusia, sebagai bagian dari seluruh makhluk Nya. Ini dikemukakan dengan nada keheranan atas sikap sebagian manusia itu. Yaitu: apakah manusia itu tidak memikirkan dan tidak memperhatikan bahwa Allah telah menciptakannya dari setetes air mani, tetapi kemudian setelah ia lahir ke dunia dan menjadi dewasa, tiba-tiba lalu menjadi orang yang bersikap memusuhi Allah dan Rasul Nya? Sikap semacam ini benar-benar tidak dapat diterima oleh pikiran yang sehat.
Apabila manusia menginsafi bahwa Allah kuasa menciptakannya, bahkan dari setetes air mani, kemudian menjadikan makhluk yang paling baik di bumi ini, pastilah ia yakin, bahwa Allah kuasa pula mengembalikannya kepada asal kejadiannya itu, dan Ia kuasa pula untuk mengulangi kembali penciptaan Nya itu, yakni pada hari berbangkit.
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: `Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?`(QS. 36:78)
Yaa siin 78
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ (78)
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa beberapa orang dari kalangan kaum musyrik antara lain Ubay bin Khalaf dan Al`As bin Wail As Sahmy, datang kepada Rasulullah, dan mereka membawa sepotong tulang yang sudah lapuk. Lalu seorang di antara mereka berkata kepada Rasulullah dengan sikap menantang: "Hai Muhammad, apakah engkau berpendapat bahwa Allah dapat menghidupkan kembali tulang yang sudah lapuk ini? Maka Rasulullah saw menjawab: "Tentu, Allah akan membangkitkanmu kembali, dan akan memasukkanmu ke dalam neraka".
Maka turunlah ayat ini yang menyebut bahwa orang musyrik yang berkata kepada Rasulullah itu telah mengemukakan sesuatu yang menurut pendapatnya merupakan sesuatu yang tidak akan dapat dijawab oleh Rasulullah, karena tulang belulang yang telah lapuk itu tak mungkin lagi menjadi manusia yang hidup dan utuh. Sebab itu ia mengemukakan pertanyaan: "Siapakah yang dapat menghidupkan kembali tulang yang sudah lapuk ini?".
Mereka berpendapat demikian adalah karena mereka telah melupakan asal kejadian mereka masing-masing. Allah telah menciptakan mereka dari setetes air mani, sehingga mereka lahir berwujud manusia yang hidup dan utuh. Jika seandainya mereka mengingat dan menyadari hal ini, pastilah mereka yakin, bahwa Allah juga kuasa menghidupkannya kembali sesudah mati, walaupun tulang belulang mereka sudah remuk.
Bagi manusia sendiri, mengulang suatu perbuatan lebih mudah daripada melakukannya pertama kali. Akan tetapi bagi Allah menciptakan sesuatu pertama kali sama saja mudahnya dengan mengulanginya, karena Allah Maha Kuasa.
Katakanlah: `Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk,(QS. 36:79)
Yaa siin 79
قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ (79)
Maka pada akhir ayat ini Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk menjawab pertanyaan orang tersebut di atas, dengan menegaskan bahwa yang akan menghidupkan tulang-tulang lapuk itu kembali menjadi manusia yang hidup dan utuh adalah Allah yang dahulu telah menciptakannya pada kali yang pertama, dari tidak ada menjadi ada, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.`(QS. 36:80) |
الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ (80)
Pada ayat ini disebutkan bahwa Allah juga memerintahkan Rasul Nya untuk menjelaskan kepada orang-orang musyrik tersebut bahwa yang akan menghidupkan kembali tulang-tulang lapuk tersebut adalah Allah yang telah menciptakan untuk mereka api yang menyala dari kayu yang semula merupakan pohon yang basah dan hijau tetapi kemudian kayu itu menjadi kering sehingga dapat menyalakan api.
Percontohan ini merupakan hal yang cukup jelas bagi mereka yang sehari-hari menggunakan kayu api. Mereka mengira, bahwa tulang-tulang yang sudah lapuk itu telah menjadi dingin dart kering tidak dapat lagi menerima kehidupan. Dan kehidupan ini memerlukan adanya panas. Padahal sehari-hari mereka menyaksikan bahwa kayu yang sudah lapuk dan dingin dapat menimbulkan panas dan menghidupkan api. Bahkan kayu yang masih basah dan berdaun ada juga yang dapat menyalakan api.
Dengan demikian tepatlah Allah memberikan contoh, bahkan bukan hanya kayu yang kering saja dapat menyalakan api tetapi kayu yang masih hijau dan basahpun dapat juga dijadikan kayu api. Sebaliknya, tulang-tulang yang dapat menerima kehidupan bukan hanya tulang-tulang yang segar, tetapi tulang yang sedan lapukpun dapat pula menerima kehidupan dengan kekuasaan Allah SWT.
Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.(QS. 36:81)
Yaa siin 81
أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ بَلَى وَهُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ (81)
Dalam ayat ini Allah mengemukakan pertanyaan kepada orang-orang yang tidak mempercayai hari berbangkit itu : jika mereka percaya bahwa Allah kuasa menciptakan langit dart bumi ini mengapa Allah tidak Kuasa pula menciptakan sesuatu yang serupa dengan itu? Jawabnya: Pasti Allah Kuasa menciptakannya, karena Dia Maha Pencipta, lagi Maha Mengetahui.
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: `Jadilah!` Maka terjadilah ia.(QS. 36:82)
Yaa siin 82
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (82)
Pada ayat ini Allah menerangkan betapa mudah bagi Nya menciptakan sesuatu. Apabila Ia menghendaki untuk menciptakan sesuatu makhluk, cukuplah Allah berfirman: "Jadilah", maka dengan serta merta terwujudlah makhluk itu.
Mengingat kekuasaan Nya yang demikian besar, maka adanya hari berbangkit itu, di mana manusia dihidupkan Nya kembali sesudah terjadinya kehancuran di Hari Kiamat, bukanlah suatu hal yang mustahil, dan tidak patut diingkari.
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.(QS. 36:83)
Yaa siin 83
فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (83)
Orang-orang yang beriman pasti berkata bahwa Allah Maha Suci. Di tangan Nyalah kekuasaan penuh atas segala sesuatu di alam ini. Dialah yang menciptakannya, Dia pula yang mengatur dan memeliharanya. Dan kepada Nya jualah semua makhluk dikembalikan.
Pengakuan dan keyakinan semacam ini pasti timbul apabila manusia menggunakan pikiran sehatnya untuk memperhatikan isi alam ini semuanya yang menjadi bukti bagi kekuasaan Allah SWT.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 83
فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (83)
(Maka Maha Suci Allah Yang dalam genggaman-Nya kekuasaan) lafal Malakuutu pada asalnya adalah Mulki kemudian ditambahkan huruf Wawu dan Ta untuk menunjukkan makna mubalaghah, artinya kekuasaan atas (segala sesuatu dan kepada-Nyalah kalian dikembalikan) kelak di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar