Selasa, 16 Juli 2013

Surah Yasin 11-20

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH YASIN>>

Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.(QS. 36:11)
Yaa siin 11 
إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ (11) 
Allah menjelaskan bahwa orang yang dapat menerima petunjuk Nabi Muhammad saw ialah orang yang menerima petunjuk dan takut mendengar ancaman tersebut, yakni orang-orang yang beriman pada Alquran dan mau melaksanakan pedoman yang telah digariskannya. Mereka merasa sadar, gentar dan ngeri bila mendengar ancaman dan siksaan Allah. Allah Maha Besar Rahmat-Nya dan Maha Pedih siksa-Nya, sebagaimana disebutkan dalam ayat lain: 
نبئ عبادي أني أنا الغفور الرحيم وإن عذابي هو العذاب الأليم 
Artinya: 
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih. (Q.S. Al Hajj: 49-50) 
Kepada Nabi Muhammad saw. Allah memerintahkan supaya mereka diberi kabar gembira bahwa mereka akan mendapat magfirah (keampunan) dan pahala yang mulia, yaitu nikmat yang abadi yang tidak dapat dilukiskan, tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan terlintas dalam hati. 
Ayat lain menyatakan. 

إن الذين يخشون ربهم بالغيب لهم مغفرة وأجر كبير 
Artinya: 
Sesungguhnya orang-orang yang merasa takut kepada Tuhannya yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al Mulk: 12) 
Maksud "takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih walaupun tidak melihatnya", ialah melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya di saat ada atau tidak adanya orang yang mengetahuinya, atau ia bertakwa kepada Allah baik waktu ia sendirian maupun bersama orang lain. Orang-orang beriman dan berkepribadian seperti di ataslah yang diberi Allah kabar gembira melalui Nabi Muhammad saw. Kabar gembira itu adalah bahwa segala dosa yang pernah mereka kerjakan akan diampuni Allah dengan magfirah-Nya, dan akan menikmati suatu pahala yang mulia yakni surga yang luasnya seluas langit dan bumi, seperti yang dinyatakan oleh ayat: 

وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السماوات والأرض أعدت للمتقين 
Artinya: 
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan. dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Ali Imran: 133)

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).(QS. 36:12)
Yaa siin 12 
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ (12) 
Kemudian disebutkan pula bahwa orang harus merasa takut (takwa) kepada Tuhannya, yaitu karena Allah akan menghidupkan kembali sekalian orang yang telah mati dan membangkitkan mereka dari kuburnya masing-masing pada Hari Akhirat. Ketika itu manusia memperoleh buka amalan dari seluruh perbuatan, baik besar maupun kecil, yang pernah dikerjakan di atas dunia dahulu. Tiada satu pun perbuatan yang ketinggalan akan tetapi semuanya tertulis dalam buku itu dengan penuh ketelitian. Alquran menyatakan: 

ووضع الكتاب فترى المجرمين مشفقين مما فيه ويقولون ياويلتنا مال هذا الكتاب لا يغادر صغيرة ولا كبيرة إلا أحصاها ووجدوا ما عملوا حاضرا ولا يظلم ربك أحدا 
Artinya: 
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah, ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya. dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya, dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun. (Q.S. Al Kahfi: 49) 
Tidak hanya amalan mereka yang tertulis dalam buku itu, akan tetapi menurut ayat ini juga segala amal suri teladan yang mereka tinggalkan, yang orang banyak masih memanfaatkannya setelah ia meninggal dunia, seperti ilmu pengetahuan yang diajarkannya, harta benda yang diwaqafkannya, rumah sakit yang didirikannya guna kesehatan masyarakat. Demikian pula bekas-bekas amal jahatnya yang ditinggalkan seperti fitnah yang pernah ditebarkannya sehingga orang-orang saling berselisih atau pecah belah akibat fitnah atan kesan dari fitnah itu. Ringkasnya setiap amal atau perbuatan yang menimbulkan bekas atau kesan, baik kesan yang bermanfaat atau yang menimbulkan mudarat, akan tertulis semua dalam buku amalan itu. Ayat ini sejalan dengan sebuah sabda Rasulullah Yang berbunyi: 

من سن سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها ومن بعده من غير أن ينقص من أجورهم شيئا. ومن سن سنة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها ومن بعده لا ينقص من أوزارهم شيئا. ثم تلا ونكتب ما قدموا وأثارهم. 
Artinya: 
Barangsiapa yang membuat tradisi (kebiasaan) yang baik ia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sesudah ia meninggal tanpa dikurangi sedikitpun jua. Dan barangsiapa yang membuat suatu tradisi (kebiasaan) yang jahat, ia memikul dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya setelah (ia) meninggal dunia tanpa dikurangi sedikitpun jua. Kemudian Rasulullah membaca ayat Wanaktubu maqaddamu wa asaruhum (dan) Kami menuliskan apa-apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. (H.R. Bukhari dari Musa Al Asy'ari) 
Sehubungan dengan makna "Dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan", Imam Tirmizi meriwayatkan sebuah kisah seperti yang dimuat oleh Ibnu Kasir dalam tafsirnya sebagai berikut: 
Dari riwayat ini dikisahkan, bahwa ada orang-orang dari Bani Salaman tinggal di pinggiran kota Madinah. Mereka merasa betapa jauhnya tempat kediaman mereka dari mesjid (Mesjid Nabi). Agar mereka dapat datang berjemaah lebih awal untuk mengejar keutamaan salat berjemaah, mereka berniat untuk memindahkan rumah mereka ke daerah sekitar mesjid, maka turunlah ayat ini. Setelah Rasulullah memanggil mereka itu, beliaupun bersabda: "Niatmu yang balk itu akan ditulis". Akhirnya mereka tidak jadi pindah. Ibnu Jarir meriwayatkan pula bahwa sebagian dari orang-orang Ansar berjauhan rumah mereka dari mesjid Rasulullah. Mereka berhasrat memindahkannya. Maka turunlah ayat ini. Akhirnya membatalkan maksud mereka Barangkali yang mendorong orang-orang Bani Salamah atau segolongan sahabat Ansar hendak memindahkan rumah mereka itu, adalah oleh karena Nabi menyatakan "salat jemaah itu 27 kali lipat pahalanya dibanding dengan salat yang dikerjakan sendirian". 
Rasulullah bersabda: 

أعظم الناس أجرا في الصلاة أبعدهم مشى والذي ينتظر الصلاة حتى يصليها مع الإمام عظيم أجرا من الذي يصلي ثم ينام. 
Artinya: 
Manusia yang paling banyak menerima pahala salat ialah orang yang paling jauh (rumahnya dan mesjid) dan mereka berjalan kaki, dan orang yang menanti kedatangannya (waktu) salat sehingga mengerjakannya bersama iman (dengan berjemaah), lebih besar pahalanya dari pada orang yang mengerjakan salat (sendiri) kemudian ia tidur. 
Kemudian lebih ditegaskan lagi, tidak hanya amal Bani Adam yang tertulis dalam buku itu dengan rapih, teliti dan menyeluruh, akan tetapi apa yang terjadi di permukaan bumi ini, pasti tercatat dengan teliti. 
Menurut penjelasan ahli tafsir yang dimaksud dengan "Imamiim mubin" (kitab induk yang nyata) ialah Lohmahfuz Ayat ini diperkuat lagi dengan keterangan ayat-ayat lain yang berbunyi: 

قال علمها عند ربي في كتاب لا يضل ربي ولا ينسى 
Artinya: 
Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah Kitab (Lohmahfuz), Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa". (Q.S. Taha: 52) 
Dan ayat: 

وكل صغير وكبير مستطر 
Artinya: 
Dan (segala) urusan yang kecil maupun yang besar adalah tertulis. (Q.S. Qamar: 53) 
Demikian penjelasan ayat-ayat di atas yang memastikan datangnya Hari Kiamat, di mana manusia akan menerima balasan dari semua amal usahanya, baik jahat maupun baik. Dari ayat ini dapatlah dipahami bahwa kabar gembira berupa magfirah dan surga bagi orang yang takwa kepada Tuhan dan mengikuti petunjuk Alquran di tetapkan Allah nanti setelah hari berbangkit.

Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka;(QS. 36:13)
Yaa siin 13 
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13) 
Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk menceritakan kepada kaum musyrik Quraisy dan sekaligus kepada kaum yang mendustakan risalahnya tentang riwayat Ashabu1 Qaryah sebagai pengajaran intisari dari kisah itu menyatakan siapa saja yang mendustakan Rasul akan mengalami nasib malang seperti apa yang dialami oleh Ashabul Qaryah. Rasul yang diutus kepada mereka adalah dua orang utusan Nabi Isa yang bernama Yuhana dan Bulis seperti disebutkan di atas. 

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 13 
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13) 
(Dan buatlah) adakanlah (buat mereka suatu perumpamaan) lafal Matsalan adalah Maf'ul Awal (yaitu penduduk) lafal Ashhaaba ini menjadi Maf'ul yang kedua (suatu negeri) yaitu kota Inthakiah (ketika datang kepada mereka) lafal ayat ini sampai akhir ayat berkedudukan menjadi Badal Isytimal dari lafal Ashhaabal Qaryah (utusan-utusan) utusan-utusan Nabi Isa.

(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata:` Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang-xx diutus kepadamu `.(QS. 36:14)
Yaa siin 14 
إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14) 
Oleh karena kedua utusan itu tidak berhasil melaksanakan misinya, dikirim lagi seorang yang bernama Syam'un dengan tugas yang sama. Risalah yang mereka bawa adalah supaya penduduk Antakiyah itu mau membersihkan dirinya dari perbuatan syirik, supaya mereka melepaskan (membuang) segala bentuk sesembahannya, dan kemudian kembali kepada ajaran tauhid. 

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 14 
إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14) 
(Yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya) ayat ini seluruhnya berkedudukan sebagai Badal dari lafal Idz yang pertama (kemudian Kami kuatkan) kedua utusan itu; lafal ayat ini dapat dibaca Takhfif sehingga bunyinya menjadi Fa'azaznaa dapat pula dibaca Tasydid, sehingga bunyinya menjadi Fa'azzaznaa (dengan -utusan- yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada kalian.")

Mereka menjawab:` Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka `.(QS. 36:15)
Yaa siin 15 
قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15) 
Kemudian disebutkan alasan pokok kaumnya tidak mau beriman kebanyakan orang-orang yang mendustakan ketiga orang utusan itu, karena mereka berkeyakinan ketiga utusan itu (Yuhana, Bulis dan Syam'un) itu adalah manusia biasa saja seperti mereka juga, tanpa ada keistimewaan yang menonjol. Waktu itu (mungkin juga sekarang), seseorang tiada akan dihargai kalau tidak mempunyai kepandaian atau keahlian yang istimewa luar biasa. 
Alasan kedua, karena mereka yakin bahwa Tuhan Yang Maha Pengasih tidaklah menunaikan risalah ataupun kitab yang berisi wahyu dan Dia tidak pula memerintahkan untuk beriman dengan ketiga utusan itu. Oleh karena itu mereka menyimpulkan ketiga utusan itu bohong belaka. Lafal "ma anzalar rahmanu", menunjukkan bahwa penduduk Antakiyah itu telah lama mengenal Tuhan, cuma mereka mengingkarinya dan digantinya dengan berhala. Sebab itulah segala Rasul-rasul mereka tolak. 

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 15 
قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15) 
(Mereka menjawab, "Kalian tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun. Tidak lain) (kalian hanyalah pendusta belaka.")

Mereka berkata:` Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu.(QS. 36:16)
Yaa siin 16 
قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ (16) 
Pandangan demikian dibantah oleh utusan-utusan itu. Hanya Allah yang mengetahui bahwa kami ini sungguh-sungguh adalah orang yang diutus kepada kamu. Bilamana kami bohong azab yang hebatlah yang akan menimpa kami", jawab mereka dengan tegas. Tugas kami ini akan dibantu oleh Tuhan, dan pasti akan diketahui kelak siapa yang bersalah dan harus menanggung resiko atas kesalahan itu. Dalam ayat lain jawaban seperti itu memang bisa diucapkan oleh seorang Rasul misalnya: 

ويستعجلونك بالعذاب ولولا أجل مسمى لجاءهم العذاب وليأتينهم بغتة وهم لا يشعرون 
Artinya: 
Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidaklah karena waktu yang telah ditetapkan, benar-benar telah datang azab kepada mereka dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya. (Q.S. Al Ankabut: 53)

Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas `.(QS. 36:17)
Yaa siin 17 
وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (17) 
Kemudian dijelaskan misi yang mereka bawa, yakni bahwa Rasul-rasul itu hanyalah sekadar menyampaikan risalah Allah. Terserahlah pada manusia apakah akan beriman (percaya) kepada risalah tersebut atau tidak Andai kata mereka beriman, faedah keimanan itu adalah untuk kebahagiaan mereka jua, di dunia dan di akhirat. Sebaliknya kalau orang-orang kafir itu tidak mau melaksanakan seruan Rasul-rasul itu toh akibatnya akan menimpa diri mereka sendiri.

Mereka menjawab:` Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami `.(QS. 36:18)
Yaa siin 18 - 19 
قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (18) قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19) 
Mereka (penduduk Antakiyah) itu terpojok, tidak bisa lagi mematahkan alasan-alasan Rasul itu. Sebab itu mereka mengancam "Kalau kesengsaraan menimpa kami kelak, maka hal ini disebabkan perbuatan ini". Sebab itu kalau kamu tidak mau menghentikan dakwah yang sia-sia ini, terpaksa kami harus merajam (melempar) kamu dengan batu atau kami jatuhkan padamu siksaan yang amat pedih. Ketiga utusan itu menangkis: "Kalau kamu terpaksa mengalami siksaan kelak itu adalah akibat perbuatanmu sendiri, bukan karena kami. Bukankah Anda sekalian yang mempersekutukan Allah, mengerjakan pekerjaan maksiat, melakukan kesalahan-kesalahan? Sedang kami hanya sekadar mengajak kamu untuk mentauhidkan Allah, mengikhlaskan diri dalam beribadah dan tobat (dari segala kesalahan) kepada-Nya. Apakah karena kami memperingatkan kamu dengan azab Allah yang sangat pedih dan mengajak kamu mentauhidkan-Nya, lalu kamu siksa kami? Itukah balasan yang pantas buat kami? Hal itu menunjukkan bahwa kamulah bangsa yang melampaui batas (keterlaluan). Keterlaluan dengan cara berpikir dan menetapkan putusan untuk menyiksa dan merajam kami. Karena kamu menganggap buruk orang-orang yang semestinya kamu mengambil petunjuk dari padanya, demikian juga faktor yang membawa kepada kebahagiaan kamu jadikan kecelakaan. Ayat yang serupa ini mirip pengertiannya dengan ayat: 

فإذا جاءتهم الحسنة قالوا لنا هذه وإن تصبهم سيئة يطيروا بموسى ومن معه ألا إنما طائرهم عند الله ولكن أكثرهم لا يعلمون 
Artinya: 
Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "ini adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Q.S. Al A'raf: 131)

Utusan-utusan itu berkata:` Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas `.(QS. 36:19)
Yaa siin 18 - 19 
قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (18) قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19) 
Mereka (penduduk Antakiyah) itu terpojok, tidak bisa lagi mematahkan alasan-alasan Rasul itu. Sebab itu mereka mengancam "Kalau kesengsaraan menimpa kami kelak, maka hal ini disebabkan perbuatan ini". Sebab itu kalau kamu tidak mau menghentikan dakwah yang sia-sia ini, terpaksa kami harus merajam (melempar) kamu dengan batu atau kami jatuhkan padamu siksaan yang amat pedih. Ketiga utusan itu menangkis: "Kalau kamu terpaksa mengalami siksaan kelak itu adalah akibat perbuatanmu sendiri, bukan karena kami. Bukankah Anda sekalian yang mempersekutukan Allah, mengerjakan pekerjaan maksiat, melakukan kesalahan-kesalahan? Sedang kami hanya sekadar mengajak kamu untuk mentauhidkan Allah, mengikhlaskan diri dalam beribadah dan tobat (dari segala kesalahan) kepada-Nya. Apakah karena kami memperingatkan kamu dengan azab Allah yang sangat pedih dan mengajak kamu mentauhidkan-Nya, lalu kamu siksa kami? Itukah balasan yang pantas buat kami? Hal itu menunjukkan bahwa kamulah bangsa yang melampaui batas (keterlaluan). Keterlaluan dengan cara berpikir dan menetapkan putusan untuk menyiksa dan merajam kami. Karena kamu menganggap buruk orang-orang yang semestinya kamu mengambil petunjuk dari padanya, demikian juga faktor yang membawa kepada kebahagiaan kamu jadikan kecelakaan. Ayat yang serupa ini mirip pengertiannya dengan ayat: 

فإذا جاءتهم الحسنة قالوا لنا هذه وإن تصبهم سيئة يطيروا بموسى ومن معه ألا إنما طائرهم عند الله ولكن أكثرهم لا يعلمون 
Artinya: 
Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "ini adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Q.S. Al A'raf: 131) 

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yaa siin 19 
قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19) 
(Utusan-utusan itu berkata, "Kemalangan kalian) yakni kesialan kalian itu (adalah karena kalian sendiri") disebabkan ulah kalian sendiri karena kafir. (Apakah jika) Hamzah Istifham digabungkan dengan In Syarthiyah, keduanya dapat dibaca Tahqiq, dan dapat pula dibaca Tas-hil (kalian diberi peringatan) yakni diberi nasihat dan peringatan; jawab Syarath tidak disebutkan. Lengkapnya ialah apakah jika kalian diberi peringatan lalu kalian bernasib sial karenanya lalu kalian kafir? Pengertian terakhir inilah objek daripada Istifham atau kata tanya. Makna yang dimaksud adalah sebagai cemoohan terhadap mereka. (Sebenarnya kalian adalah kaum yang melampaui batas) karena kemusyrikan kalian.

Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata:` Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu,(QS. 36:20)
Yaa siin 20 
وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ (20) 
Sunatullah berlaku bahwa setiap Rasul yang bertugas menyampaikan kebenaran bila mereka terdesak pasti akan datang bantuan Tuhan untuk membelanya. Datanglah seorang laki-laki bernama Habib, sebagaimana diceritakan di atas. Yang jelas dia ini bukan orang yang berpengaruh ataupun mempunyai kekuasaan yang menentukan, juga bukan keluarga atau orang yang berpengaruh terhadap raja negeri itu. Hanya dengan dinamika kekuatan imannya sajalah dia datang dari pelosok negeri guna membela utusan Nabi Isa dengan memperingati orang-orang yang hendak menjatuhkan siksaan terhadap para utusan Nabi Isa, seraya ia menyerukan agar mereka mengikuti Rasul-rasul Tuhan yang datang hanya menyampaikan petunjuk Allah.

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH YASIN>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar