11 Dan Allah menciptakan kamu dari
tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan
(laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan
tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali
tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi
umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya
yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.(QS. 35:11)
|
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 11
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَى وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (11)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan kejadian Adam yang menjadi nenek moyang manusia dijadikan oleh Allah SWT langsung dari tanah, kemudian keturunannya dijadikan dari mani yang pada hakikatnya juga berasal dari tanah, karena mani itu berasal dari makanan dan makanan yang berupa beras, sayur-sayuran dan lain-lain berasal dari tanah. Kemudian mereka dijadikan berpasang-pasangan, terdiri dari laki-laki dan wanita. Tidak seorang perempuan yang mengandung atau melahirkan kecuali semuanya diketahui oleh Allah SWT, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Sejalan dengan ayat ini Allah SWT, berfirman:
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَى وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (11)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan kejadian Adam yang menjadi nenek moyang manusia dijadikan oleh Allah SWT langsung dari tanah, kemudian keturunannya dijadikan dari mani yang pada hakikatnya juga berasal dari tanah, karena mani itu berasal dari makanan dan makanan yang berupa beras, sayur-sayuran dan lain-lain berasal dari tanah. Kemudian mereka dijadikan berpasang-pasangan, terdiri dari laki-laki dan wanita. Tidak seorang perempuan yang mengandung atau melahirkan kecuali semuanya diketahui oleh Allah SWT, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Sejalan dengan ayat ini Allah SWT, berfirman:
الله يعلم ما تحمل كل أنثى وما تغيض الأرحام وما تزداد وكل شيء عنده بمقدار عالم الغيب والشهادة الكبير المتعال
Artinya:
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. Yang mengetahui semua yang gaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi. (Q.S. Ar Ra'd: 8-9)
Tidak seorangpun yang telah ditetapkan berumur panjang, kecuali telah ditetapkan Allah lebih dahulu dan tertulis di Lohmahfuz, tidak akan bertambah dan tidak akan berkurang. Begitu pula orang yang telah ditetapkan berumur pendek, tidak akan lebih panjang dan tidak lebih pendek demi untuk menjaga keseimbangan di bumi supaya kemakmuran tertib jalannya. Yang demikian itu bagi Allah adalah mudah, karena Dia mengetahui segala sesuatu, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya.
12 Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.(QS. 35:12)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 12
وَمَا يَسْتَوِي الْبَحْرَانِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ سَائِغٌ شَرَابُهُ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَمِنْ كُلٍّ تَأْكُلُونَ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُونَ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (12)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa ada dua keistimewaan air, masing-masing mempunyai guna sendiri-sendiri dan dari keduanya dapat dinikmati ikan lezat cita rasanya. Yang satu airnya tawar di sungai-sungai melalui desa-desa, kota-kota besar, sedap diminum, menghilangkan dahaga, menyuburkan tanah, menumbuhkan rumput-rumput tanam-tanaman dan pohon-pohonan, perahu-perahu berlayar di atasnya membawa keperluan hidup dari satu tempat ke tempat lain, yang satu lagi airnya asin, daripadanya dapat diambil mutiara dan karang laut yang dijadikan perhiasan, menjadi tempat berlayarnya kapal-kapal besar membawa hasil bumi dan tambang dari satu tempat ke tempat-tempat lain yang jauh, baik di daerah sendiri maupun di luar negeri sebagai barang ekspor atau mendatangkannya dari luar negeri sebagai barang import yang tidak dapat dijangkau oleh perahu-perahu kecil, sebagai dagangan untuk mencari karunia Allah. Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa hal-hal yang menunjukkan kekuasaan Allah seperti tersebut di atas menundukkan air tawar dan air asin dapat dipergunakan menurut fungsinya masing-masing agar manusia bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepadanya Itu.
وَمَا يَسْتَوِي الْبَحْرَانِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ سَائِغٌ شَرَابُهُ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَمِنْ كُلٍّ تَأْكُلُونَ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُونَ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (12)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa ada dua keistimewaan air, masing-masing mempunyai guna sendiri-sendiri dan dari keduanya dapat dinikmati ikan lezat cita rasanya. Yang satu airnya tawar di sungai-sungai melalui desa-desa, kota-kota besar, sedap diminum, menghilangkan dahaga, menyuburkan tanah, menumbuhkan rumput-rumput tanam-tanaman dan pohon-pohonan, perahu-perahu berlayar di atasnya membawa keperluan hidup dari satu tempat ke tempat lain, yang satu lagi airnya asin, daripadanya dapat diambil mutiara dan karang laut yang dijadikan perhiasan, menjadi tempat berlayarnya kapal-kapal besar membawa hasil bumi dan tambang dari satu tempat ke tempat-tempat lain yang jauh, baik di daerah sendiri maupun di luar negeri sebagai barang ekspor atau mendatangkannya dari luar negeri sebagai barang import yang tidak dapat dijangkau oleh perahu-perahu kecil, sebagai dagangan untuk mencari karunia Allah. Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa hal-hal yang menunjukkan kekuasaan Allah seperti tersebut di atas menundukkan air tawar dan air asin dapat dipergunakan menurut fungsinya masing-masing agar manusia bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepadanya Itu.
13 Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.(QS. 35:13)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 13
يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ (13)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia yang memasukkan malam ke dalam siang, maka jadilah siang itu lebih panjang dari malam, begitu pula sebaliknya Dia memasukkan siang ke dalam malam maka jadilah malam itu lebih panjang dari siang. Silih bergantinya siang dengan malam merupakan suatu rahmat dari Allah SWT. Di waktu siang manusia bekerja mencari rezeki dan di waktu malam dijadikan waktu istirahat untuk melepaskan lelah dan mengumpulkan tenaga-tenaga baru untuk dipergunakan lagi esok harinya.
Dialah yang menundukkan siang dan malam; matahari dan bulan, keduanya beredar menurut ketentuan yang telah digariskan. Tidak satupun di antaranya yang menyalahi ketentuan itu, sehingga tak terjadi tabrakan. ini semua merupakan suatu rahmat dari Allah SWT, karena dengan demikian dapatlah diketahui bilangan tahun dan perhitungan waktu, sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam ayat yang lain:
هو الذي جعل الشمس ضياء والقمر نورا وقدره منازل لتعلموا عدد السنين والحساب
Artinya:
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). (Q.S. Yunus: 5)
Yang melakukan semuanya itu tidak lain hanyalah Allah SWT. Tuhan yang mempunyai kekuasaan yang sempurna, kekuasaan yang mutlak. Dialah Tuhan yang wajib disembah. Semua yang ada di langit dan di bumi adalah hamba-Nya dan di bawah kekuasaan-Nya. Berbeda dengan berhala-berhala yang mereka sembah itu. Sembahan-sembahan mereka itu tidak memiliki sesuatu daya kemampuan sedikitpun, sekalipun setipis kulit ari, bahkan sembahan mereka itu adalah milik Allah SWT Pencipta semesta alam.
يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ (13)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia yang memasukkan malam ke dalam siang, maka jadilah siang itu lebih panjang dari malam, begitu pula sebaliknya Dia memasukkan siang ke dalam malam maka jadilah malam itu lebih panjang dari siang. Silih bergantinya siang dengan malam merupakan suatu rahmat dari Allah SWT. Di waktu siang manusia bekerja mencari rezeki dan di waktu malam dijadikan waktu istirahat untuk melepaskan lelah dan mengumpulkan tenaga-tenaga baru untuk dipergunakan lagi esok harinya.
Dialah yang menundukkan siang dan malam; matahari dan bulan, keduanya beredar menurut ketentuan yang telah digariskan. Tidak satupun di antaranya yang menyalahi ketentuan itu, sehingga tak terjadi tabrakan. ini semua merupakan suatu rahmat dari Allah SWT, karena dengan demikian dapatlah diketahui bilangan tahun dan perhitungan waktu, sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam ayat yang lain:
هو الذي جعل الشمس ضياء والقمر نورا وقدره منازل لتعلموا عدد السنين والحساب
Artinya:
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). (Q.S. Yunus: 5)
Yang melakukan semuanya itu tidak lain hanyalah Allah SWT. Tuhan yang mempunyai kekuasaan yang sempurna, kekuasaan yang mutlak. Dialah Tuhan yang wajib disembah. Semua yang ada di langit dan di bumi adalah hamba-Nya dan di bawah kekuasaan-Nya. Berbeda dengan berhala-berhala yang mereka sembah itu. Sembahan-sembahan mereka itu tidak memiliki sesuatu daya kemampuan sedikitpun, sekalipun setipis kulit ari, bahkan sembahan mereka itu adalah milik Allah SWT Pencipta semesta alam.
14 Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.(QS. 35:14)
|
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 14
إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ (14)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa tuhan-tuhan yang mereka perserikatkan dengan Allah tidak dapat mendengar apabila diseru oleh penyembahnya, karena mereka itu adalah benda mati yang tidak bernyawa. Andaikata tuhan-tuhan itu mendengar seruan penyembahnya, maka tuhan-tuhan itu tidak dapat berbuat apa-apa, tidak dapat melayani dan mengabulkan permintaan mereka di Hari Kiamat nanti, tuhan-tuhan itu berlepas diri dari mereka, dan tidak man bertanggung jawab bahkan tuhan-tuhan itu berkata: "Sebenarnya mereka itu tidaklah menyembah kami, tetapi mereka itu menyembah hawa nafsu mereka, dan sesuatu yang dianggap baik menurut ajakan dan bujukan setan. Sebagaimana firman Allah SWT:
واتخذوا من دون الله آلهة ليكونوا لهم عزا كلا سيكفرون بعبادتهم ويكونون عليهم ضدا
Artinya:
Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Q.S. Maryam: 81-82)
Ayat 14 ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa pemberitaan mengenai tuhan-tuhan mereka yang menjadi sembahan-sembahan mereka adalah benar dan tidak mungkin keliru, karena yang memberitahukannya itu ialah Allah SWT Tuhan Maha Mengetahui segala sesuatu dengan pasti, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya, baik di bumi maupun di langit sebagaimana firman Allah SWT:
إن الله لا يخفى عليه شيء في الأرض ولا في السماء
Artinya:
Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit (Q.S. Ali Imran: 5)
إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ (14)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa tuhan-tuhan yang mereka perserikatkan dengan Allah tidak dapat mendengar apabila diseru oleh penyembahnya, karena mereka itu adalah benda mati yang tidak bernyawa. Andaikata tuhan-tuhan itu mendengar seruan penyembahnya, maka tuhan-tuhan itu tidak dapat berbuat apa-apa, tidak dapat melayani dan mengabulkan permintaan mereka di Hari Kiamat nanti, tuhan-tuhan itu berlepas diri dari mereka, dan tidak man bertanggung jawab bahkan tuhan-tuhan itu berkata: "Sebenarnya mereka itu tidaklah menyembah kami, tetapi mereka itu menyembah hawa nafsu mereka, dan sesuatu yang dianggap baik menurut ajakan dan bujukan setan. Sebagaimana firman Allah SWT:
واتخذوا من دون الله آلهة ليكونوا لهم عزا كلا سيكفرون بعبادتهم ويكونون عليهم ضدا
Artinya:
Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Q.S. Maryam: 81-82)
Ayat 14 ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa pemberitaan mengenai tuhan-tuhan mereka yang menjadi sembahan-sembahan mereka adalah benar dan tidak mungkin keliru, karena yang memberitahukannya itu ialah Allah SWT Tuhan Maha Mengetahui segala sesuatu dengan pasti, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya, baik di bumi maupun di langit sebagaimana firman Allah SWT:
إن الله لا يخفى عليه شيء في الأرض ولا في السماء
Artinya:
Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit (Q.S. Ali Imran: 5)
15 Hai manusia, kamulah yang
berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) lagi Maha Terpuji.(QS. 35:15)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 15
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (15)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa manusia itu sangat berkehendak dan berkepentingan kepada Penciptanya dan Pemberi rezeki yaitu Allah SWT. Hanyalah Dia yang wajib disembah dan diharapkan rida-Nya. Ia Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu. Maha Terpuji atas nikmat yang telah dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya. Setiap nikmat yang dimiliki oleh manusia, itu adalah dari sisi-Nya. Dia-lah yang seharusnya dipuji dan disyukuri dalam segala hal. Di ayat lain Allah SWT menegaskan:
وإن الله لهو الغني الحميد
Artinya:
Dan sesungguhnya Allah. benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Q.S. Al Hajj: 64)
16 Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu).(QS. 35:16)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (15)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa manusia itu sangat berkehendak dan berkepentingan kepada Penciptanya dan Pemberi rezeki yaitu Allah SWT. Hanyalah Dia yang wajib disembah dan diharapkan rida-Nya. Ia Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu. Maha Terpuji atas nikmat yang telah dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya. Setiap nikmat yang dimiliki oleh manusia, itu adalah dari sisi-Nya. Dia-lah yang seharusnya dipuji dan disyukuri dalam segala hal. Di ayat lain Allah SWT menegaskan:
وإن الله لهو الغني الحميد
Artinya:
Dan sesungguhnya Allah. benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Q.S. Al Hajj: 64)
16 Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu).(QS. 35:16)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 16 - 17
إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ (16) وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ (17)
Pada ayat-ayat ini Allah SWt menjelaskan bahwa Dia tidak memerlukan sesuatu dan Dia mempunyai kekuasaan yang sempurna. Sekiranya ia mau menghancurkan makhluk-Nya, maka dengan sekejap saja hancur binasalah ia karena sekalipun Dia Yang menciptakan, tetapi Dia tidak mempunyai keperluan sedikitpun padanya, lalu menggantikannya dengan makhluk lain yang akan patuh dan taat kepada perintah-Nya, menyerukan yang baik dan mencegah yang keji dan mungkar. Yang demikian itu tidak sulit bagi Allah SWT melaksanakannya tetapi mudah sekali. Firman Allah SWT:
أولم يروا كيف يبدئ الله الخلق ثم يعيده إن ذلك على الله يسير
Artinya:
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. Al Ankabut: 19)
17 Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.(QS. 35:17)
إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ (16) وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ (17)
Pada ayat-ayat ini Allah SWt menjelaskan bahwa Dia tidak memerlukan sesuatu dan Dia mempunyai kekuasaan yang sempurna. Sekiranya ia mau menghancurkan makhluk-Nya, maka dengan sekejap saja hancur binasalah ia karena sekalipun Dia Yang menciptakan, tetapi Dia tidak mempunyai keperluan sedikitpun padanya, lalu menggantikannya dengan makhluk lain yang akan patuh dan taat kepada perintah-Nya, menyerukan yang baik dan mencegah yang keji dan mungkar. Yang demikian itu tidak sulit bagi Allah SWT melaksanakannya tetapi mudah sekali. Firman Allah SWT:
أولم يروا كيف يبدئ الله الخلق ثم يعيده إن ذلك على الله يسير
Artinya:
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. Al Ankabut: 19)
17 Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.(QS. 35:17)
Maaf, Belum tersedia
...atau lihat pada ayat sebelumnya...
18 Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa yang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosa itu, tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembali (mu).(QS. 35:18)
18 Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa yang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosa itu, tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembali (mu).(QS. 35:18)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 18
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَإِنْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ إِلَى حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى إِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَمَنْ تَزَكَّى فَإِنَّمَا يَتَزَكَّى لِنَفْسِهِ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ (18)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan kedahsyatan hari Kiamat, pada hari itu tiap-tiap orang, memikul dosanya masing-masing. Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Jika seorang yang merasa dosanya berat sekali, lalu meminta bantuan kepada orang lain untuk memikul sebagian dosanya, tak seorangpun yang mau menerimanya sekalipun yang dimintainya itu kaum kerabatnya, seperti ayahnya, anaknya, dan lain sebagainya. Karena tiap-tiap orang di hari kiamat itu sibuk dengan urusannya masing-masing memikir dan merenungkan apa gerangan yang akan menimpa dirinya. Firman Allah SWT:
ياأيها الناس اتقوا ربكم واخشوا يوما لا يجزي والد عن ولده ولا مولود هو جاز عن والده شيئا إن وعد الله حق فلا تغرنكم الحياة الدنيا ولا يغرنكم بالله الغرور
Artinya:
Hai manusia bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah satu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar. Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah. (Q.S. Luqman: 33)
Dan ayat lain:
يوم يفر المرء من أخيه وأمه وأبيه وصاحبته وبنيه لكل امرئ منهم يومئذ شأن يغنيه
Artinya:
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya, setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkan. (Q.S. Abasa: 34-37)
Diriwayatkan dari Ikrimah bahwa seorang bapak menggantungkan harapan kepada anaknya di Hari Kiamat dan berkata: "Wahai anakku! Bagaimana saya sebagai bapakmu, lalu anak itu memuji-mujinya dengan pujian yang baik. Berkatalah bapak itu kepada anaknya. "Wahai anakku ! Saya benar-benar memerlukan dari amal baikmu sekalipun hanya seberat zarah, supaya saya selamat dari keadaanku sebagaimana yang engkau lihat". Anaknya menjawab: "Wahai bapakku! Alangkah sedikitnya yang engkau minta, tetapi saya sendiri khawatir terhadap diriku sebagaimana bapak khawatir terhadap dirimu maka saya tak dapat memberikan apa-apa barang sedikitpun". Kemudian Ia beralih kepada istrinya yang menggantungkan harapannya dan berkata: "Wahai Polan! Bagaimanakah saya sebagai suamimu? Lalu dipuji-pujinya suaminya itu dengan pujian yang baik. Berkatalah suami kepada istrinya: "Saya meminta kepadamu satu saja dari amal baikmu, semoga dengan pemberianmu saya selamat dari keadaanku, sebagaimana yang kamu saksikan ini". lstrinya menjawab: "Alangkah sedikitnya yang engkau minta, namun saya tidak bisa memberikannya karena saya khawatir juga seperti apa yang engkau khawatirkan. Ayat ini sebagai penghibur hati Rasulullah saw atas dasar dakwahnya yang tidak dapat sambutan dari kaumnya dan tetapnya mereka itu berkeras kepala. Allah SWT menjelaskan hahwa yang dapat menerima nasihat dan peringatan-Nya hanyalah orang-orang yang takut kepada Allah dan kepada azab-Nya yang keras di hari kemudian, sekalipun mereka tidak melihatnya. Tidak seperti halnya orang-orang yang telah dipatri hatinya oleh Allah SWT sehingga mereka tidak tahu apa-apa. Mereka mengerjakan salat yang diwajibkan sesuai dengan kaifiat dan syariatnya, menyucikan hati mereka, mendekatkan diri kepada Allah SWT. Barang siapa menyucikan dirinya dari syirik dan perbuatan dosa dan kedurhakaan, maka kebaikannya itu kembali kepada dirinya sendiri begitu pula sebaliknya kalau ia berbuat maksiat bergelimang dosa maka mudaratnya itu kembali kepada dirinya. Ayat ini ditutup dengan satu penjelasan bahwa semua urusan dikembalikan kepada Allah SWT. Tiap-tiap orang akan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya di dunia. Kalau balk akan dibalas dengan baik, begitu pula sebaliknya, kalau amalnya jahat akan dibalas dengan balasan yang setimpal. Firman Allah SWT:
وإلى الله ترجع الأمور
Artinya:
Dan hanya kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. (Q.S. Al anfal: 44)
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَإِنْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ إِلَى حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى إِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَمَنْ تَزَكَّى فَإِنَّمَا يَتَزَكَّى لِنَفْسِهِ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ (18)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan kedahsyatan hari Kiamat, pada hari itu tiap-tiap orang, memikul dosanya masing-masing. Seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Jika seorang yang merasa dosanya berat sekali, lalu meminta bantuan kepada orang lain untuk memikul sebagian dosanya, tak seorangpun yang mau menerimanya sekalipun yang dimintainya itu kaum kerabatnya, seperti ayahnya, anaknya, dan lain sebagainya. Karena tiap-tiap orang di hari kiamat itu sibuk dengan urusannya masing-masing memikir dan merenungkan apa gerangan yang akan menimpa dirinya. Firman Allah SWT:
ياأيها الناس اتقوا ربكم واخشوا يوما لا يجزي والد عن ولده ولا مولود هو جاز عن والده شيئا إن وعد الله حق فلا تغرنكم الحياة الدنيا ولا يغرنكم بالله الغرور
Artinya:
Hai manusia bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah satu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar. Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah. (Q.S. Luqman: 33)
Dan ayat lain:
يوم يفر المرء من أخيه وأمه وأبيه وصاحبته وبنيه لكل امرئ منهم يومئذ شأن يغنيه
Artinya:
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya, setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkan. (Q.S. Abasa: 34-37)
Diriwayatkan dari Ikrimah bahwa seorang bapak menggantungkan harapan kepada anaknya di Hari Kiamat dan berkata: "Wahai anakku! Bagaimana saya sebagai bapakmu, lalu anak itu memuji-mujinya dengan pujian yang baik. Berkatalah bapak itu kepada anaknya. "Wahai anakku ! Saya benar-benar memerlukan dari amal baikmu sekalipun hanya seberat zarah, supaya saya selamat dari keadaanku sebagaimana yang engkau lihat". Anaknya menjawab: "Wahai bapakku! Alangkah sedikitnya yang engkau minta, tetapi saya sendiri khawatir terhadap diriku sebagaimana bapak khawatir terhadap dirimu maka saya tak dapat memberikan apa-apa barang sedikitpun". Kemudian Ia beralih kepada istrinya yang menggantungkan harapannya dan berkata: "Wahai Polan! Bagaimanakah saya sebagai suamimu? Lalu dipuji-pujinya suaminya itu dengan pujian yang baik. Berkatalah suami kepada istrinya: "Saya meminta kepadamu satu saja dari amal baikmu, semoga dengan pemberianmu saya selamat dari keadaanku, sebagaimana yang kamu saksikan ini". lstrinya menjawab: "Alangkah sedikitnya yang engkau minta, namun saya tidak bisa memberikannya karena saya khawatir juga seperti apa yang engkau khawatirkan. Ayat ini sebagai penghibur hati Rasulullah saw atas dasar dakwahnya yang tidak dapat sambutan dari kaumnya dan tetapnya mereka itu berkeras kepala. Allah SWT menjelaskan hahwa yang dapat menerima nasihat dan peringatan-Nya hanyalah orang-orang yang takut kepada Allah dan kepada azab-Nya yang keras di hari kemudian, sekalipun mereka tidak melihatnya. Tidak seperti halnya orang-orang yang telah dipatri hatinya oleh Allah SWT sehingga mereka tidak tahu apa-apa. Mereka mengerjakan salat yang diwajibkan sesuai dengan kaifiat dan syariatnya, menyucikan hati mereka, mendekatkan diri kepada Allah SWT. Barang siapa menyucikan dirinya dari syirik dan perbuatan dosa dan kedurhakaan, maka kebaikannya itu kembali kepada dirinya sendiri begitu pula sebaliknya kalau ia berbuat maksiat bergelimang dosa maka mudaratnya itu kembali kepada dirinya. Ayat ini ditutup dengan satu penjelasan bahwa semua urusan dikembalikan kepada Allah SWT. Tiap-tiap orang akan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya di dunia. Kalau balk akan dibalas dengan baik, begitu pula sebaliknya, kalau amalnya jahat akan dibalas dengan balasan yang setimpal. Firman Allah SWT:
وإلى الله ترجع الأمور
Artinya:
Dan hanya kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. (Q.S. Al anfal: 44)
19 Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat,(QS. 35:19)
|
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 19
وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ (19)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang yang buta agama, yang tidak mengetahui atau yang mengingkari agama yang dibawa oleh junjungan Nabi Besar Muhammad saw; tidak sama dengan orang-orang yang membuka matanya lebar-lebar sehingga dapat melihat dan mengetahui dengan jelas kebenaran agama yang dibawa Muhammad saw, lalu mereka mengikuti dan menaatinya. Golongan pertama termasuk orang-orang yang jahat dan tidak mengetahui sedang golongan kedua adalah orang-orang yang baik dan mengetahui.
وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ (19)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang yang buta agama, yang tidak mengetahui atau yang mengingkari agama yang dibawa oleh junjungan Nabi Besar Muhammad saw; tidak sama dengan orang-orang yang membuka matanya lebar-lebar sehingga dapat melihat dan mengetahui dengan jelas kebenaran agama yang dibawa Muhammad saw, lalu mereka mengikuti dan menaatinya. Golongan pertama termasuk orang-orang yang jahat dan tidak mengetahui sedang golongan kedua adalah orang-orang yang baik dan mengetahui.
Firman Allah SWT:
قل لا يستوي الخبيث والطيب
Artinya:
Katakanlah "Tidak sama yang buruk dengan yang baik (Q.S. Al Maidah: 100)
Dan firman-Nya:
قل لا يستوي الذين يعلمون والذين لا يعلمون
Artinya:
Katakanlah : "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (Q.S. Az Zumar: 9)
Katakanlah : "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (Q.S. Az Zumar: 9)
20 dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya,(QS. 35:20)
|
Tafsir
/ Indonesia / DEPAG / Surah Faathir 20
وَلَا
الظُّلُمَاتُ وَلَا النُّورُ (20)
Pada
ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa kegelapan kekafiran tidak sama dengan
cahaya iman. Sebagian mufassirin mengartikan "gelap gulita di sini dengan
"kebatilan", dan "cahaya" dengan "hak"
(kebenaran), kebatilan dan kebenaran tidak Sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar