1 Segala
puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.(QS. 35:1)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 1
الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa puji dan syukur itu adalah bagi Dia, yang telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan ciptaan yang amat indah dan ajaib, ciptaan yang belum ada sebelumnya, dan telah diaturnya dengan tata tertib yang lengkap dan sempurna, Tuhan yang telah menugaskan malaikat menyampaikan wahyu pada para Nabi-nabi-Nya, untuk menyampaikan kepada mereka berbagai macam urusan. Malaikat itu adalah sejenis makhluk yang mempunyai sayap sebelah menyebelah di sampingnya, dua-dua, tiga-tiga atau empat-empat, yang akan membantu di dalam perjalanannya menyampaikan dengan segera perintah-perintah Allah, baik berupa suruhan maupun berupa larangan, kepada para Nabi-Nya. Allah SWT berkuasa menambah sayap para malaikat lebih banyak lagi menurut kehendak-Nya, sesuai dengan keperluan. Tidak ada kekuatan yang bagaimanapun kuatnya yang dapat menghalangi-Nya karena Dia itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Di dalam suatu hadis diterangkan bahwa:
الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa puji dan syukur itu adalah bagi Dia, yang telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan ciptaan yang amat indah dan ajaib, ciptaan yang belum ada sebelumnya, dan telah diaturnya dengan tata tertib yang lengkap dan sempurna, Tuhan yang telah menugaskan malaikat menyampaikan wahyu pada para Nabi-nabi-Nya, untuk menyampaikan kepada mereka berbagai macam urusan. Malaikat itu adalah sejenis makhluk yang mempunyai sayap sebelah menyebelah di sampingnya, dua-dua, tiga-tiga atau empat-empat, yang akan membantu di dalam perjalanannya menyampaikan dengan segera perintah-perintah Allah, baik berupa suruhan maupun berupa larangan, kepada para Nabi-Nya. Allah SWT berkuasa menambah sayap para malaikat lebih banyak lagi menurut kehendak-Nya, sesuai dengan keperluan. Tidak ada kekuatan yang bagaimanapun kuatnya yang dapat menghalangi-Nya karena Dia itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Di dalam suatu hadis diterangkan bahwa:
أن النبي صلى الله عليه وسلم رأى جبريل في صورته له ستمائة جناح
Artinya:
Sesungguhnya Nabi Muhammad saw telah melihat Malaikat Jibril dalam bentuk asli kejadiannya mempunyai enam ratus sayap.
2 Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 35:2)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 2
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (2)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa pemberian atau penahanan suatu rahmat, semuanya itu kekuasaan-Nya di tangan Dia, Apabila Dia menganugerahkan suatu rahmat kepada manusia, tidak seorangpun yang dapat menahan dun menghalangi-Nya Begitu pula sebaliknya, apabila Dia menahan dan menutup sesuatu rahmat dan belum diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, maka tiada seorangpun yang bisa membuka dan memberikannya, karena semua urusan di tangan Dia. Dia Maha Perkasa berbuat menurut kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Oleh karena itu, kita harus selalu menghadap Allah SWT melalui ibadah mencapai cita-cita kita, senantiasa dengan bertawakkal kepada-Nya, begitu pula di dalam berusaha mencapai tujuan dan maksud yang diridai-Nya. Sejalan dengan ini, Allah berfirman:
وإن يمسسك الله بضر فلا كاشف له إلا هو وإن يردك بخير فلا راد لفضله
Artinya:
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. (Q.S. Yunus: 107)
Dan dalam sebuah hadis disebutkan sebagai berikut:
أنه قال سمعت رسول الله /50 يقول إذا انصرف من الصلاة: لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير اللهم لا مانع لما أعطيت ولا معطي لما منعت ولا ينفع ذا الجد منك الجد.
Artinya:
Bahwasannya saya mendengar Rasulullah saw apabila selesai salat mengucapkan "Tiada tuhan melainkan Allah. Dia Esa tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah Tuhanku, tidak ada seorang pencegahpun terhadap sesuatu yang Engkau berikan dan tak ada seorang pemberi terhadap sesuatu yang Engkau cegah, tidak bermanfaat kekayaan orang yang mempunyai harta daripada Engkau (H.R. Ahmad dari Mugirah bin Syu'bah)
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (2)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa pemberian atau penahanan suatu rahmat, semuanya itu kekuasaan-Nya di tangan Dia, Apabila Dia menganugerahkan suatu rahmat kepada manusia, tidak seorangpun yang dapat menahan dun menghalangi-Nya Begitu pula sebaliknya, apabila Dia menahan dan menutup sesuatu rahmat dan belum diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, maka tiada seorangpun yang bisa membuka dan memberikannya, karena semua urusan di tangan Dia. Dia Maha Perkasa berbuat menurut kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Oleh karena itu, kita harus selalu menghadap Allah SWT melalui ibadah mencapai cita-cita kita, senantiasa dengan bertawakkal kepada-Nya, begitu pula di dalam berusaha mencapai tujuan dan maksud yang diridai-Nya. Sejalan dengan ini, Allah berfirman:
وإن يمسسك الله بضر فلا كاشف له إلا هو وإن يردك بخير فلا راد لفضله
Artinya:
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. (Q.S. Yunus: 107)
Dan dalam sebuah hadis disebutkan sebagai berikut:
أنه قال سمعت رسول الله /50 يقول إذا انصرف من الصلاة: لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير اللهم لا مانع لما أعطيت ولا معطي لما منعت ولا ينفع ذا الجد منك الجد.
Artinya:
Bahwasannya saya mendengar Rasulullah saw apabila selesai salat mengucapkan "Tiada tuhan melainkan Allah. Dia Esa tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah Tuhanku, tidak ada seorang pencegahpun terhadap sesuatu yang Engkau berikan dan tak ada seorang pemberi terhadap sesuatu yang Engkau cegah, tidak bermanfaat kekayaan orang yang mempunyai harta daripada Engkau (H.R. Ahmad dari Mugirah bin Syu'bah)
3 Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah sesuatu pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?(QS. 35:3)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 3
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ (3)
Pada ayat ini, Allah SWT menganjurkan supaya manusia itu memberikan perhatian secara khusus atas nikmat yang telah diberikan kepadanya dan menjaganya jangan sampai nikmat itu lenyap dan menghilang dari padanya. Untuk kepentingan ini, manusia selalu harus merendahkan diri mengakui bahwa semua nikmat itu dari Allah SWT sebagai anugerah kepadanya, yang wajib disyukurinya dengan melakukan ibadat kepada-Nya tidak kepada lain Nya, taat kepada segala perintah Nya, menjauhi semua larangan-Nya. Satu-satunya cara untuk memelihara dan menjaga kelestarian nikmat yang ada pada seseorang ialah mensyukuri nikmat itu. Dengan demikian Allah akan selalu menambahnya. Sebaiknya, kalau nikmat itu tidak disyukuri, maka Allah akan menimpakan azab yang keras, sebagaimana firman-Nya.
لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد
Artinya:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (Q.S. Ibrahim: 7)
Dialah pemberi rezeki satu-satunya, baik yang turun dari langit berupa hujan dan sebagainya, maupun yang tumbuh dari bumi berupa keperluan hidup seperti beras, air, pakaian, dan sebagainya. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Kalau manusia man mengerti dan menyadari semuanya itu, tentunya dia tidak akan berpaling dari pada-Nya, tetapi dia akan tetap mengesakan-Nya, menyembah hanya kepada-Nya, tidak kepada yang lain-Nya.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ (3)
Pada ayat ini, Allah SWT menganjurkan supaya manusia itu memberikan perhatian secara khusus atas nikmat yang telah diberikan kepadanya dan menjaganya jangan sampai nikmat itu lenyap dan menghilang dari padanya. Untuk kepentingan ini, manusia selalu harus merendahkan diri mengakui bahwa semua nikmat itu dari Allah SWT sebagai anugerah kepadanya, yang wajib disyukurinya dengan melakukan ibadat kepada-Nya tidak kepada lain Nya, taat kepada segala perintah Nya, menjauhi semua larangan-Nya. Satu-satunya cara untuk memelihara dan menjaga kelestarian nikmat yang ada pada seseorang ialah mensyukuri nikmat itu. Dengan demikian Allah akan selalu menambahnya. Sebaiknya, kalau nikmat itu tidak disyukuri, maka Allah akan menimpakan azab yang keras, sebagaimana firman-Nya.
لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد
Artinya:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (Q.S. Ibrahim: 7)
Dialah pemberi rezeki satu-satunya, baik yang turun dari langit berupa hujan dan sebagainya, maupun yang tumbuh dari bumi berupa keperluan hidup seperti beras, air, pakaian, dan sebagainya. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Kalau manusia man mengerti dan menyadari semuanya itu, tentunya dia tidak akan berpaling dari pada-Nya, tetapi dia akan tetap mengesakan-Nya, menyembah hanya kepada-Nya, tidak kepada yang lain-Nya.
4 Dan jika mereka mendustakan kamu (sesudah kamu beri peringatan), maka sungguh telah didustakan pula rasul-rasul sebelum kamu. Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan.(QS. 35:4)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 4
وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ (4)
Pada ayat ini Allah SWT menghibur Nabi Muhammad saw, bahwa kalau kaumnya mendustakannya terus menerus atas kebenaran yang disampaikannya sesudah ia mengemukakan alasan-alasan dan tamsil ibarat kepada mereka, maka hendaklah ia bersabar sebagaimana halnya Rasul-rasul sebelumnya yang selalu disakiti oleh kaumnya, sampai tiba saatnya ia mendapat kemenangan sesuai dengan ketentuan Allah yang telah dijanjikannya, dan kepada Allah-lath ia hendaknya mengembalikan segala urusan, Allah SWT akan memberi balasan atas kesabarannya dan imbalan siksa kepada kaumnya yang selalu mendustakan-Nya.
وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ (4)
Pada ayat ini Allah SWT menghibur Nabi Muhammad saw, bahwa kalau kaumnya mendustakannya terus menerus atas kebenaran yang disampaikannya sesudah ia mengemukakan alasan-alasan dan tamsil ibarat kepada mereka, maka hendaklah ia bersabar sebagaimana halnya Rasul-rasul sebelumnya yang selalu disakiti oleh kaumnya, sampai tiba saatnya ia mendapat kemenangan sesuai dengan ketentuan Allah yang telah dijanjikannya, dan kepada Allah-lath ia hendaknya mengembalikan segala urusan, Allah SWT akan memberi balasan atas kesabarannya dan imbalan siksa kepada kaumnya yang selalu mendustakan-Nya.
5 Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah orang yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.(QS. 35:5)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 5
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ (5)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan kebenaran janji-Nya Apabila seorang taat kepada perintah-Nya akan diberi pahala, dan kepada orang yang mendurhakainya ia akan disiksa. Janji Allah pada waktunya akan menjadi kenyataan. Dia itu tidak akan pernah menyalahi janji-Nya sebagaimana firman Allah SWT:">
إن الله لا يخلف الميعاد
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (Q.S. Ali Imran: 9)
Oleh karena itu tidaklah pada tempatnya seorang terpedaya dengan kehidupan dunia yang mewah, sehingga ia lupa daratan, bahkan melupakan Tuhan. Semua waktunya dipergunakan untuk menumpuk harta tanpa mengingat Allah sedikitpun, yang demikian itu dilarang oleh Allah sebagaimana firman-Nya:
يا أيها الذين آمنوا لا تلهكم أموالكم ولا أولادكم عن ذكر الله
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. (Q.S. Al Munafiqun: 9)
Begitu pula sekali-kali janganlah seseorang itu dapat tertipu dan terpedaya dengan bujukan dan godaan setan, dengan mudah menuruti bisikan dan ajakannya karena setan hanya mengajak kepada yang keji dan yang mungkar sebagaimana firman Allah SWT:
يا أيها الذين آمنوا لا تتبعوا خطوات الشيطان ومن يتبع خطوات الشيطان فإنه يأمر بالفحشاء والمنكر
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. (Q.S. An Nur: 21)
6 Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.(QS. 35:6)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ (5)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan kebenaran janji-Nya Apabila seorang taat kepada perintah-Nya akan diberi pahala, dan kepada orang yang mendurhakainya ia akan disiksa. Janji Allah pada waktunya akan menjadi kenyataan. Dia itu tidak akan pernah menyalahi janji-Nya sebagaimana firman Allah SWT:">
إن الله لا يخلف الميعاد
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (Q.S. Ali Imran: 9)
Oleh karena itu tidaklah pada tempatnya seorang terpedaya dengan kehidupan dunia yang mewah, sehingga ia lupa daratan, bahkan melupakan Tuhan. Semua waktunya dipergunakan untuk menumpuk harta tanpa mengingat Allah sedikitpun, yang demikian itu dilarang oleh Allah sebagaimana firman-Nya:
يا أيها الذين آمنوا لا تلهكم أموالكم ولا أولادكم عن ذكر الله
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. (Q.S. Al Munafiqun: 9)
Begitu pula sekali-kali janganlah seseorang itu dapat tertipu dan terpedaya dengan bujukan dan godaan setan, dengan mudah menuruti bisikan dan ajakannya karena setan hanya mengajak kepada yang keji dan yang mungkar sebagaimana firman Allah SWT:
يا أيها الذين آمنوا لا تتبعوا خطوات الشيطان ومن يتبع خطوات الشيطان فإنه يأمر بالفحشاء والمنكر
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. (Q.S. An Nur: 21)
6 Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.(QS. 35:6)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 6
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ (6)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa setan itu adalah musuh bagi manusia yang selalu membuat keraguan, membisikkan yang jahat dengan daya tariknya yang mempesonakan, supaya manusia itu menuruti dan mengerjakannya. Firman Allah:
وزين لهم الشيطان أعمالهم فصدهم عن السبيل وكانوا مستبصرين
Artinya:
Dan setan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam. (Q.S. Al Ankabut: 38)
Oleh karena itu hendaklah manusia menganggap dan menjadikan setan itu musuhnya yang sangat berbahaya yang tidak perlu dilayani sama sekali, sebagaimana firman Allah SWT.
ولا تتبعوا خطوات الشيطان أنه لكم عدو مبين
Artinya:
Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (Q.S. Al An'am: 142)
Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa maksud dan tujuan setan itu mendorong manusia berbuat yang bertentangan dengan perintah Allah, adalah untuk mencari teman sebanyak-banyaknya, menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. Firman Allah SWT:
أو لو كان الشيطان يدعوهم إلى عذاب السعير
Artinya:
Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun setan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)? (Q.S. Luqman: 21)
7 Orang-orang yang kafir, bagi mereka azab yang keras. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.(QS. 35:7)
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ (6)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa setan itu adalah musuh bagi manusia yang selalu membuat keraguan, membisikkan yang jahat dengan daya tariknya yang mempesonakan, supaya manusia itu menuruti dan mengerjakannya. Firman Allah:
وزين لهم الشيطان أعمالهم فصدهم عن السبيل وكانوا مستبصرين
Artinya:
Dan setan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam. (Q.S. Al Ankabut: 38)
Oleh karena itu hendaklah manusia menganggap dan menjadikan setan itu musuhnya yang sangat berbahaya yang tidak perlu dilayani sama sekali, sebagaimana firman Allah SWT.
ولا تتبعوا خطوات الشيطان أنه لكم عدو مبين
Artinya:
Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (Q.S. Al An'am: 142)
Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa maksud dan tujuan setan itu mendorong manusia berbuat yang bertentangan dengan perintah Allah, adalah untuk mencari teman sebanyak-banyaknya, menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. Firman Allah SWT:
أو لو كان الشيطان يدعوهم إلى عذاب السعير
Artinya:
Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun setan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)? (Q.S. Luqman: 21)
7 Orang-orang yang kafir, bagi mereka azab yang keras. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.(QS. 35:7)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 7
الَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (7)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang yang ingkar kepada Allah SWT dan Rasul-Nya akan mendapat azab yang keras dan pedih di dalam neraka sebagai balasan atas keingkaran mereka pada bujukan setan, lalu mengikuti langkah-langkahnya, sedang orang-orang yang membenarkan perintah-perintah yang dibawa oleh Rasul-Nya serta mengerjakan amal saleh, akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Dosa-dosa mereka diampuni oleh Allah SWT, pahala mereka dilipat gandakan dan telah disiapkan untuk mereka sebagai balasan atas iman yang mantap di dalam hati mereka dan amal saleh yang ikhlas karena Allah semata-mata. Firman Allah SWT:
وبشر الذين آمنوا وعملوا الصالحات أن لهم جنات تجري من تحتها الأنهار
Artinya:
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. (Q.S. Al Baqarah: 25)
8 Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendakinya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.(QS. 35:8)
الَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (7)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa orang-orang yang ingkar kepada Allah SWT dan Rasul-Nya akan mendapat azab yang keras dan pedih di dalam neraka sebagai balasan atas keingkaran mereka pada bujukan setan, lalu mengikuti langkah-langkahnya, sedang orang-orang yang membenarkan perintah-perintah yang dibawa oleh Rasul-Nya serta mengerjakan amal saleh, akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. Dosa-dosa mereka diampuni oleh Allah SWT, pahala mereka dilipat gandakan dan telah disiapkan untuk mereka sebagai balasan atas iman yang mantap di dalam hati mereka dan amal saleh yang ikhlas karena Allah semata-mata. Firman Allah SWT:
وبشر الذين آمنوا وعملوا الصالحات أن لهم جنات تجري من تحتها الأنهار
Artinya:
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. (Q.S. Al Baqarah: 25)
8 Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendakinya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.(QS. 35:8)
|
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 8
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (8)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan perbedaan yang besar antara dua golongan tersebut pada ayat sebelumnya. Orang-orang yang terpedaya dun dapat ditipu oleh setan, sehingga pekerjaan mereka yang buruk, dianggapnya baik, tentunya tidak sama dengan orang-orang yang tidak ditipu oleh setan bahkan mereka adalah orang-orang yang sangat merugi. Sebagaimana firman Allah SWT:
قل هل ننبئكم بالأخسرين أعمالا الذين ضل سعيهم في الحياة الدنيا وهم يحسبون أنهم يحسنون صنعا
Artinya:
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Q.S. Al Kahfi: 103-104)
Sesat dan petunjuk adalah di tangan Allah SWT. Dia menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya, sesuai dengan kebijaksanaan-Nya, berdasarkan keadaan hamba-Nya yang bersangkutan. Orang-orang yang ditetapkan tersesat, dia selalu mengerjakan perbuatan buruk dan keji. Sebaliknya orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dia selalu mengerjakan amalan yang baik. Oleh karena itu janganlah Muhammad sedih dan cemas menghadapi kaumnya (yang belum mau beriman dan menerima ajakannya), sehingga jangan sampai membinasakan dirinya. Hal semacam ini diterangkan juga di ayat yang lain, firman Allah SWT:
فلعلك باخع نفسك على آثارهم إن لم يؤمنوا بهذا الحديث أسفا
Artinya:
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Alquran). (Q.S. Al Kahfi: 6)
Ayat ini ditutup dengan penegasan Allah bahwa Ia Mengetahui apa yang mereka perbuat, termasuk perbuatan buruk dan keji yang akan dibalas-Nya dengan balasan yang setimpal.
9 Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.(QS. 35:9)
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (8)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan perbedaan yang besar antara dua golongan tersebut pada ayat sebelumnya. Orang-orang yang terpedaya dun dapat ditipu oleh setan, sehingga pekerjaan mereka yang buruk, dianggapnya baik, tentunya tidak sama dengan orang-orang yang tidak ditipu oleh setan bahkan mereka adalah orang-orang yang sangat merugi. Sebagaimana firman Allah SWT:
قل هل ننبئكم بالأخسرين أعمالا الذين ضل سعيهم في الحياة الدنيا وهم يحسبون أنهم يحسنون صنعا
Artinya:
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Q.S. Al Kahfi: 103-104)
Sesat dan petunjuk adalah di tangan Allah SWT. Dia menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya, sesuai dengan kebijaksanaan-Nya, berdasarkan keadaan hamba-Nya yang bersangkutan. Orang-orang yang ditetapkan tersesat, dia selalu mengerjakan perbuatan buruk dan keji. Sebaliknya orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dia selalu mengerjakan amalan yang baik. Oleh karena itu janganlah Muhammad sedih dan cemas menghadapi kaumnya (yang belum mau beriman dan menerima ajakannya), sehingga jangan sampai membinasakan dirinya. Hal semacam ini diterangkan juga di ayat yang lain, firman Allah SWT:
فلعلك باخع نفسك على آثارهم إن لم يؤمنوا بهذا الحديث أسفا
Artinya:
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Alquran). (Q.S. Al Kahfi: 6)
Ayat ini ditutup dengan penegasan Allah bahwa Ia Mengetahui apa yang mereka perbuat, termasuk perbuatan buruk dan keji yang akan dibalas-Nya dengan balasan yang setimpal.
9 Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu.(QS. 35:9)
|
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah
Faathir 9
وَاللَّهُ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَاهُ إِلَى بَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا كَذَلِكَ النُّشُورُ (9)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia-lah Yang menciptakan angin kemudian angin itulah yang menggerakkan awan yang tebal yang mengandung air kemudian membawanya ke bumi yang tandus, dan menurunkan hujan. Dengan turunnya air hujan ke bumi yang mati itu yang tidak ada pepohonan sedikitpun di atasnya, beralihlah ia menjadi subur. Juga menumbuhkan buah-buahan yang bermacam-macam dan beraneka ragam cita rasanya. Demikianlah Allah SWT menghidupkan bumi sesudah mati dengan hujan yang turun dari awan. Kalau manusia man mempergunakan akalnya dan memikirkan sungguh-sungguh tanda kekuasaan Allah SWT seperti kejadian yang tersebut di atas, tentu ia akan sampai kepada suatu kesimpulan bahwa Allah SWT yang berkuasa menghidupkan tanah yang mati, tentunya kuasa pula menghidupkan manusia yang sudah mati sekalipun telah hancur, tulang-belulangnya berserakan.
Diriwayatkan dari Abu Zarrin bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw tentang bagaimana caranya Allah SWT menghidupkan orang mati dan apa tanda-tanda pada makhluknya. Rasulullah saw menjawab, wahai Abu Zarrin pernahkah engkau melalui suatu lembah kaummu yang gersang kemudian engkau melaluinya lagi dengan keadaan subur menghijau. Berkata Abu Zarrin: "Pernah". Berkata Rasulullah saw: "Begitulah Allah SWT menghidupkan orang yang sudah mati".
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Faathir 9
وَاللَّهُ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَاهُ إِلَى بَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا كَذَلِكَ النُّشُورُ (9)
(Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin) menurut qiraat yang lain dibaca Ar Riih dalam bentuk Mufrad (lalu angin itu menggerakkan awan) lafal Mudhari' di sini untuk menceritakan keadaan di masa lalu, maksudnya angin itu menggerakkannya (lalu Kami halau awan itu) di dalam ungkapan ayat ini terkandung Iltifat dari dhamir Gaib (ke suatu negeri yang mati) tanah yang tandus yang tidak ada tumbuh-tumbuhannya. Dapat dibaca Mayyitin atau Mayitin (lalu Kami hidupkan dengan hujan itu bumi) yang dikenainya (setelah matinya) setelah ia mengalami kekeringan, yaitu Kami tumbuhkan padanya tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumputan. (Demikianlah kebangkitan itu) cara membangkitkan yang mati menjadi hidup kembali.
10 Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan, bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.(QS. 35:10)
وَاللَّهُ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَاهُ إِلَى بَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا كَذَلِكَ النُّشُورُ (9)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia-lah Yang menciptakan angin kemudian angin itulah yang menggerakkan awan yang tebal yang mengandung air kemudian membawanya ke bumi yang tandus, dan menurunkan hujan. Dengan turunnya air hujan ke bumi yang mati itu yang tidak ada pepohonan sedikitpun di atasnya, beralihlah ia menjadi subur. Juga menumbuhkan buah-buahan yang bermacam-macam dan beraneka ragam cita rasanya. Demikianlah Allah SWT menghidupkan bumi sesudah mati dengan hujan yang turun dari awan. Kalau manusia man mempergunakan akalnya dan memikirkan sungguh-sungguh tanda kekuasaan Allah SWT seperti kejadian yang tersebut di atas, tentu ia akan sampai kepada suatu kesimpulan bahwa Allah SWT yang berkuasa menghidupkan tanah yang mati, tentunya kuasa pula menghidupkan manusia yang sudah mati sekalipun telah hancur, tulang-belulangnya berserakan.
Diriwayatkan dari Abu Zarrin bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw tentang bagaimana caranya Allah SWT menghidupkan orang mati dan apa tanda-tanda pada makhluknya. Rasulullah saw menjawab, wahai Abu Zarrin pernahkah engkau melalui suatu lembah kaummu yang gersang kemudian engkau melaluinya lagi dengan keadaan subur menghijau. Berkata Abu Zarrin: "Pernah". Berkata Rasulullah saw: "Begitulah Allah SWT menghidupkan orang yang sudah mati".
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Faathir 9
وَاللَّهُ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَاهُ إِلَى بَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا كَذَلِكَ النُّشُورُ (9)
(Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin) menurut qiraat yang lain dibaca Ar Riih dalam bentuk Mufrad (lalu angin itu menggerakkan awan) lafal Mudhari' di sini untuk menceritakan keadaan di masa lalu, maksudnya angin itu menggerakkannya (lalu Kami halau awan itu) di dalam ungkapan ayat ini terkandung Iltifat dari dhamir Gaib (ke suatu negeri yang mati) tanah yang tandus yang tidak ada tumbuh-tumbuhannya. Dapat dibaca Mayyitin atau Mayitin (lalu Kami hidupkan dengan hujan itu bumi) yang dikenainya (setelah matinya) setelah ia mengalami kekeringan, yaitu Kami tumbuhkan padanya tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumputan. (Demikianlah kebangkitan itu) cara membangkitkan yang mati menjadi hidup kembali.
10 Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan, bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.(QS. 35:10)
|
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُورُ (10)
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa barangsiapa ingin mendapat kemuliaan di dunia dan di akhirat, hendaklah ia senantiasa taat kepada Allah SWT. Karena semua kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat adalah kepunyaan Allah SWT. Dialah yang menerima perkataan-perkataan yang baik seperti tauhid, zikir, membaca Alquran dan lainnya, begitu pula amal-amal yang baik yang disertai dengan keikhlasan akan diberi pahala oleh Allah SWT. Sesuatu amal baik berupa perkataan maupun perbuatan yang dilakukan tanpa ikhlas tidak akan berpahala, bahkan akan mendapat azab. Ibadat salat, zakat dan amal-amal baik yang lain apabila dilakukan dengan riya' yakani dikerjakan bukan untuk mencari keridaan Allah tetapi mencari pujian atau ketenaran di masyarakat tidak akan diterima oleh Allah SWT, sebagai firman Allah SWT:
فويل للمصلين الذين هم عن صلاتهم ساهون الذين هم يراءون ويمنعون الماعون
Artinya:
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat ria dan enggan (menolong dengan) barang berguna (Q.S. Al Ma'un: 4-7)
Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan terhadap. orang-orang Islam, seperti merencanakan suatu hal yang akan menyebabkan mundurnya Islam atau kurang mendapat perhatian dari masyarakat dan lain-lain seperti halnya orang-orang kafir Quraisy dahulu yang merencanakan akan menangkap Rasulullah lalu membunuhnya atau mengasingkannya di suatu tempat yang jauh dari tempat tumpah darahnya, karena dengan demikian Islam akan menjadi lemah bahkan akan hilang lenyap di permukaan bumi menurut dugaan mereka. Itulah sebabnya maka mereka itu mendapat siksa yang keras di Hari Kiamat dan rencana buruknya akan hancur berantakan tak mencapai sasarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar