ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 36:21)
Yaa siin 21
اتبعوا من لا يسألكم أجرا وهم مهتدون (21)
Laki-laki itu menjelaskan lagi ketiga utusan yang mendakwahkan kebenaran itu tidak mengharapkan balas jasa sama sekali atas jerih payahnya dalam menyampaikan risalah itu. Merekalah yang memperoleh petunjuk dari Allah SWT bahwa yang seharusnya disembah itu adalah Allah Yang Maha Esa, tanpa memperserikatkan-Nya dengan sesuatu apapun. Laki-laki yang bernama Habib itu datang dari jauh, menjelaskan lagi kepada penduduk Antakiyah itu bahwa ia memberikan pelajaran dan pengajaran kepada mereka, setelah ia meyakinkan apa yang disampaikannya adalah sesuatu yang baik bagi dirinya sendiri. Kenapa pula aku tidak akan menyembah kepada Tuhan Allah Yang Maha Esa yang telah menciptakan aku, dan kepada-Nya akan kembali semua yang hidup ini? Di sanalah kamu akan menerima segala ganjaran amal perbuatanmu. Yang berbuat baik pasti menikmati hasil kebaikannya, yang berbuat jahat, sudah barang tentu tidak sanggup melepaskan diri dari azab sebagai balasan.Penegasan di alas adalah sebagai jawaban dari pertanyaan kaumnya yang tidak mau beriman itu.
Apakah engkau sendiri (hai Habib) beriman dengan para utusan itu dan engkau percaya kepadanya dan dengan sepenuh hati untuk beriman dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa itu?
Apakah pantas aku mencari atau membuat tuhan yang lain selain dan pada Tuhan Yang Maha Esa itu? Tuhan yang tidak sanggup memberi manfaat atau menolak mudharat, tuhan yang tidak mendengar dan tidak melihat?.Sebaliknya Tuhan yang aku sembah andai kata ia bermaksud mencelakakan aku tiada aku sanggup mencegahnya, bahkan tuhan-tuhan yang kamu sembah itu tidak bisa memberikan pertolongan (syafaat).Demikian pula dewa itu sudah barang tentu tidak dapat menghindarkan aku dari siksaan Allah, walau pun aku telah menyembah mereka.
Oleh karena itu bila aku turut serta pula menyembah apa yang kamu sembah selain dari Tuhan Yang Maha Esa, sungguh aku telah menempuh jalan yang sesat. Kalau aku menyembah patung yang terbikin dari batu atau makhluk-makhluk lainnya, sedang dia sama sekali tidak mungkin mendatangkan manfaat atau menolak mudharat, bukankah aku sudah berada dalam kesesatan?
Laki-laki yang datang dari jauh (Habib) itu mengakhiri nasihatnya dengan menegaskan di hadapan kaumnya kepada ketiga utusan itu tentang pendiriannya yang sejati, yakni "Dengarlah wahai utusan-utusan Kristus, aku beriman kepada Tuhanmu yang telah mengutus kamu. Oleh karena itu saksikanlah dan dengarkanlah apa yang aku ucapkan ini". Menurut riwayat, setelah Habib mengumandangkan pendiriannya, yakni ia beriman kepada para utusan Nabi Isa itu, beriman kepada Allah Yang Maha Esa dengan dalil-dalil seperti disebutkan di atas, kaum kafir itu melemparinya dengan batu. Sekujur tubuhnya mengeluarkan darah. Akhirnya Habib Syahid menegakkan kebenaran. Ada pula riwayat kedua kakinya ditarik dengan arah yang berlawanan sampai sobek dari arah duburnya memancar darah segar. Ia gugur dalam melaksanakan tugasnya. Sebelum menemui ajalnya, pahlawan tersebut masih sempat berdoa kepada Tuhan:
اللهم اهد قومي فإنهم لا يعلمون
Artinya:
\ Ya Allah tunjukilah kaumku. sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak mengetahui.
Pada saat Hari Berbangkit tiba, maka Allah memerintahkan kepada Habib: "Masuklah kamu ke dalam surga sebagai balasan atas apa yang telah engkau kerjakan selama di dunia". Setelah ia masuk ke dalam surga itu dan merasakan betapa indah dan nikmatnya balasan Allah bagi orang yang beriman dan sabar dalam melaksanakan tugas dakwah, ia pun berkata: "Kiranya kaumku dahulu mengetahui bahwa aku memperoleh magfirah dan memperoleh kemuliaan dari Allah", magfirah dan kemuliaan yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh sebagian manusia yang beriman. Sesungguhnya ayat di atas memakai lafal "tamanni" (mengharapkan sesuatu yang tak mungkin dicapai) guna untuk mendorong kaum Antakiyah dan orang-orang mukmin pada umumnya agar berusaha sebanyak mungkin memperoleh penghargaan seperti itu, tobat dari segala kekafiran dan masuk ke dalam kelompok orang yang merasakan indahnya dan lezatnya beriman kepada Allah SWT, menaati dan mengikuti jalan para wali Allah dengan cara menahan marah dan melimpahkan kasih sayang kepada orang yang memusuhinya.Kata Ibnu Abbas, Habib menyarankan kepada kaumnya ketika ia masih hidup dengan ucapan "Ikutilah risalah yang dibawa oleh para utusan itu". Kemudian setelah ia meninggal dunia akibat siksaan mereka juga masih mengharapkan "kiranya kaumku mengetahui bahwa Allah telah mengampuniku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan". Setelah Habib dibunuh, Allah menurunkan siksa-Nya kepada mereka Jibril diperintahkan mendatangi kaum yang durhaka itu. Dengan satu kali teriakan saja bagaikan halilintar kerasnya, mereka tiba-tiba mati semuanya. Itulah suatu balasan yang setimpal dengan kesalahan karena mendustakan utusan-utusan Allah, membunuh wali-wali-Nya dan mengingkari risalah Allah.
Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakan dan yang hanya kepada-Nya kamu (semua) akan dikembalikan? (QS. 36:22)
اتبعوا من لا يسألكم أجرا وهم مهتدون (21)
Laki-laki itu menjelaskan lagi ketiga utusan yang mendakwahkan kebenaran itu tidak mengharapkan balas jasa sama sekali atas jerih payahnya dalam menyampaikan risalah itu. Merekalah yang memperoleh petunjuk dari Allah SWT bahwa yang seharusnya disembah itu adalah Allah Yang Maha Esa, tanpa memperserikatkan-Nya dengan sesuatu apapun. Laki-laki yang bernama Habib itu datang dari jauh, menjelaskan lagi kepada penduduk Antakiyah itu bahwa ia memberikan pelajaran dan pengajaran kepada mereka, setelah ia meyakinkan apa yang disampaikannya adalah sesuatu yang baik bagi dirinya sendiri. Kenapa pula aku tidak akan menyembah kepada Tuhan Allah Yang Maha Esa yang telah menciptakan aku, dan kepada-Nya akan kembali semua yang hidup ini? Di sanalah kamu akan menerima segala ganjaran amal perbuatanmu. Yang berbuat baik pasti menikmati hasil kebaikannya, yang berbuat jahat, sudah barang tentu tidak sanggup melepaskan diri dari azab sebagai balasan.Penegasan di alas adalah sebagai jawaban dari pertanyaan kaumnya yang tidak mau beriman itu.
Apakah engkau sendiri (hai Habib) beriman dengan para utusan itu dan engkau percaya kepadanya dan dengan sepenuh hati untuk beriman dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa itu?
Apakah pantas aku mencari atau membuat tuhan yang lain selain dan pada Tuhan Yang Maha Esa itu? Tuhan yang tidak sanggup memberi manfaat atau menolak mudharat, tuhan yang tidak mendengar dan tidak melihat?.Sebaliknya Tuhan yang aku sembah andai kata ia bermaksud mencelakakan aku tiada aku sanggup mencegahnya, bahkan tuhan-tuhan yang kamu sembah itu tidak bisa memberikan pertolongan (syafaat).Demikian pula dewa itu sudah barang tentu tidak dapat menghindarkan aku dari siksaan Allah, walau pun aku telah menyembah mereka.
Oleh karena itu bila aku turut serta pula menyembah apa yang kamu sembah selain dari Tuhan Yang Maha Esa, sungguh aku telah menempuh jalan yang sesat. Kalau aku menyembah patung yang terbikin dari batu atau makhluk-makhluk lainnya, sedang dia sama sekali tidak mungkin mendatangkan manfaat atau menolak mudharat, bukankah aku sudah berada dalam kesesatan?
Laki-laki yang datang dari jauh (Habib) itu mengakhiri nasihatnya dengan menegaskan di hadapan kaumnya kepada ketiga utusan itu tentang pendiriannya yang sejati, yakni "Dengarlah wahai utusan-utusan Kristus, aku beriman kepada Tuhanmu yang telah mengutus kamu. Oleh karena itu saksikanlah dan dengarkanlah apa yang aku ucapkan ini". Menurut riwayat, setelah Habib mengumandangkan pendiriannya, yakni ia beriman kepada para utusan Nabi Isa itu, beriman kepada Allah Yang Maha Esa dengan dalil-dalil seperti disebutkan di atas, kaum kafir itu melemparinya dengan batu. Sekujur tubuhnya mengeluarkan darah. Akhirnya Habib Syahid menegakkan kebenaran. Ada pula riwayat kedua kakinya ditarik dengan arah yang berlawanan sampai sobek dari arah duburnya memancar darah segar. Ia gugur dalam melaksanakan tugasnya. Sebelum menemui ajalnya, pahlawan tersebut masih sempat berdoa kepada Tuhan:
اللهم اهد قومي فإنهم لا يعلمون
Artinya:
\ Ya Allah tunjukilah kaumku. sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak mengetahui.
Pada saat Hari Berbangkit tiba, maka Allah memerintahkan kepada Habib: "Masuklah kamu ke dalam surga sebagai balasan atas apa yang telah engkau kerjakan selama di dunia". Setelah ia masuk ke dalam surga itu dan merasakan betapa indah dan nikmatnya balasan Allah bagi orang yang beriman dan sabar dalam melaksanakan tugas dakwah, ia pun berkata: "Kiranya kaumku dahulu mengetahui bahwa aku memperoleh magfirah dan memperoleh kemuliaan dari Allah", magfirah dan kemuliaan yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh sebagian manusia yang beriman. Sesungguhnya ayat di atas memakai lafal "tamanni" (mengharapkan sesuatu yang tak mungkin dicapai) guna untuk mendorong kaum Antakiyah dan orang-orang mukmin pada umumnya agar berusaha sebanyak mungkin memperoleh penghargaan seperti itu, tobat dari segala kekafiran dan masuk ke dalam kelompok orang yang merasakan indahnya dan lezatnya beriman kepada Allah SWT, menaati dan mengikuti jalan para wali Allah dengan cara menahan marah dan melimpahkan kasih sayang kepada orang yang memusuhinya.Kata Ibnu Abbas, Habib menyarankan kepada kaumnya ketika ia masih hidup dengan ucapan "Ikutilah risalah yang dibawa oleh para utusan itu". Kemudian setelah ia meninggal dunia akibat siksaan mereka juga masih mengharapkan "kiranya kaumku mengetahui bahwa Allah telah mengampuniku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan". Setelah Habib dibunuh, Allah menurunkan siksa-Nya kepada mereka Jibril diperintahkan mendatangi kaum yang durhaka itu. Dengan satu kali teriakan saja bagaikan halilintar kerasnya, mereka tiba-tiba mati semuanya. Itulah suatu balasan yang setimpal dengan kesalahan karena mendustakan utusan-utusan Allah, membunuh wali-wali-Nya dan mengingkari risalah Allah.
Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakan dan yang hanya kepada-Nya kamu (semua) akan dikembalikan? (QS. 36:22)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yaa siin 22
وما لي لا أعبد الذي فطرني وإليه ترجعون (22)
Selanjutnya dalam ayat ini digambarkan kesadaran yang timbul dalam hati dan cahaya iman yang telah menyinari jiwa orang itu, sehingga ia berpendapat bahwa tidak ada atasan sedikitpun baginya tidak beriman kepada Allah SWT, karena Dialah yang telah menciptakan dan membentuknya sedemikian rupa dalam proses kejadian, sehingga memungkinkan dirinya memeluk agama tauhid yaitu agama yang mempercayai Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
Pada akhir ayat ini orang itu menyatakan: "Hanya kepada Allah sajalah ia akan kembali setelah meninggalkan kehidupan dunia yang fana ini, tidak kepada yang lain ".
Pernyataan ini muncul dari lubuk hati orang itu, setelah ia merasakan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.
Seseorang hamba menghambakan diri kepada Allah:
1. Karena merasakan kekuasaan dan kebesaran Allah. Hanya Dialah yang berhak disembah, tidak ada sesuatupun yang lain, karena keyakinan itu adalah tetap menghambakan diri kepada Allah dalam keadaan bagaimanapun, apakah ia diberi nikmat oleh Nya atau tidak, apakah itu dalam kesengsaraan atau dalam kesenangan, apakah dalam kesempitan atau kelapangan.
2. Hamba yang beribadah kepada Allah SWT karena merasakan nikmat yang telah diberikan kepadanya, ia merasa tergantung kepada nikmat Allah itu.
3. Karena hamba itu mengharapkan pahala dari-Nya dan takut tertimpa siksa-Nya.
Hamba yang dimaksud dalam ayat ini, adalah hamba yang termasuk golongan pertama. Hamba itu tetap beribadah kepada Allah sesuai dengan yang telah ditetapkan-Nya, sekalipun ia ditimpa malapetaka, kesengsaraan dan cobaan-cobaan yang lain. Ia menyatakan bahwa seluruh yang ada padanya, jiwa dan raganya, hidup dan matinya, semuanya adalah untuk Allah.
Keimanan orang ini sesuai dengan iman yang dimaksud dalam firman Allah SWT: قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS Al An'am: 162-163)
Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku? (QS. 36:23)
وما لي لا أعبد الذي فطرني وإليه ترجعون (22)
Selanjutnya dalam ayat ini digambarkan kesadaran yang timbul dalam hati dan cahaya iman yang telah menyinari jiwa orang itu, sehingga ia berpendapat bahwa tidak ada atasan sedikitpun baginya tidak beriman kepada Allah SWT, karena Dialah yang telah menciptakan dan membentuknya sedemikian rupa dalam proses kejadian, sehingga memungkinkan dirinya memeluk agama tauhid yaitu agama yang mempercayai Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
Pada akhir ayat ini orang itu menyatakan: "Hanya kepada Allah sajalah ia akan kembali setelah meninggalkan kehidupan dunia yang fana ini, tidak kepada yang lain ".
Pernyataan ini muncul dari lubuk hati orang itu, setelah ia merasakan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.
Seseorang hamba menghambakan diri kepada Allah:
1. Karena merasakan kekuasaan dan kebesaran Allah. Hanya Dialah yang berhak disembah, tidak ada sesuatupun yang lain, karena keyakinan itu adalah tetap menghambakan diri kepada Allah dalam keadaan bagaimanapun, apakah ia diberi nikmat oleh Nya atau tidak, apakah itu dalam kesengsaraan atau dalam kesenangan, apakah dalam kesempitan atau kelapangan.
2. Hamba yang beribadah kepada Allah SWT karena merasakan nikmat yang telah diberikan kepadanya, ia merasa tergantung kepada nikmat Allah itu.
3. Karena hamba itu mengharapkan pahala dari-Nya dan takut tertimpa siksa-Nya.
Hamba yang dimaksud dalam ayat ini, adalah hamba yang termasuk golongan pertama. Hamba itu tetap beribadah kepada Allah sesuai dengan yang telah ditetapkan-Nya, sekalipun ia ditimpa malapetaka, kesengsaraan dan cobaan-cobaan yang lain. Ia menyatakan bahwa seluruh yang ada padanya, jiwa dan raganya, hidup dan matinya, semuanya adalah untuk Allah.
Keimanan orang ini sesuai dengan iman yang dimaksud dalam firman Allah SWT: قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS Al An'am: 162-163)
Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku? (QS. 36:23)
Yaa siin 23
أأتخذ من دونه آلهة إن يردن الرحمن بضر لا تغن عني شفاعتهم شيئا ولا ينقذون (23)
Selanjutnya ia bertanya kepada dirinya sendiri: "Apakah aku harus menyembah Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa, padahal seandainya Dia bermaksud menimpakan sesuatu bencana atau minus pada diriku, niscaya tidak ada sesuatupun yang dapat menolongku, demikian pula dewa yang aku sembah itu. Mereka tidak berdaya sedikitpun dan menyelamatkan aku dari minus dan malapetaka itu.
Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata. (QS. 36:24)
Yaa siin 24
إني إذا لفي ضلال مبين (24)
Ia lalu memperoleh jawaban yang benar alas pertanyaan itu, ialah: bahwa tidaklah patut sama sekali baginya bertuhan kepada selain Allah. Hanya Allah sajalah Tuhan yang sebenarnya. Dan jika ia bertuhan kepada selain Allah, pastilah ia berada dalam kesesatan yang nyata.
Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku. (QS. 36:25)
Dikatakan (kepadanya): `Masuklah ke surga`. Ia berkata: `Alangkah baiknya jika kaumku mengetahui, (QS. 36:26)
apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan `. (QS. 36:27)
Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya. (QS. 36:28)
Surah Yaa siin 25 - 28
إني آمنت بربكم فاسمعون (25) قيل ادخل الجنة قال يا ليت قومي يعلمون (26) بما غفر لي ربي وجعلني من المكرمين (27) وما أنزلنا على قومه من بعده من جند من السماء وما كنا منزلين (28)
Akhirnya, orang tersebut mengambil keputusan yang tepat berdasar keyakinan yang bulat, bahwa ia hanya beriman kepada Allah, yaitu Tuhan yang sebenarnya bagi dia dan kaumnya. Maka ia lalu mengumumkan keimanan dan keyakinannya itu kepada kaumnya, dan berkata dengan tegas: "Sesungguhnya aku telah beriman kepada Allah yaitu Tuhan kamu yang sebenarnya. Maka dengarkanlah pernyataan imanku ini".
Sikap dan pernyataan iman seperti tersebut di atas, yang dilontarkan di tengah- tengah masyarakat yang masih bergelimang kekafiran, kemusyrikan dan kemaksiatan, benar-benar merupaan keberanian yang timbul dari cahaya iman yang telah menerangi hati nuraninya, ia telah beriman. Dan ia ingin agar kaumnya juga beriman, Ia tak gentar pada ancaman yang membahayakan dirinya, demi untuk melaksanakan tugas sucinya, mengajak umat ke jalan yang benar.
Menurut suatu riwayat, ketika orang itu mengatakan demikian kaumnya menyerangnya dan membunuhnya dan tidak seorangpun yang membelanya.
Sedang menurut Qatadah: "Kaumnya merajamnya dengan batu, dan dia tetap mengatakan (berdoa)" "Wahai Tuhanku, tunjukilah kaumku, karena mereka. tidak mengetahui". Demikianlah kaumnya merajamnya sampai ia menghembuskan nafasnya yang penghabisan. Dalam riwayat disebutkan, bahwa orang yang dimaksud pada ayat-ayat di atas bernama Habib Ibnu Murry, seorang tukang kayu yang terkena penyakit campak, akan tetapi ia suka bersedekah, sehingga separo dari penghasilannya sehari-hari di sedekahkannya. Disebutkan, bahwa setelah kaumnya mendengar pernyataan imannya itu maka berkobarlah amarah terhadapnya, dan akhirnya mereka membunuhnya. Akan tetapi pada saat sebelum ia menghembuskan nafas yang terakhir, turunlah kepadanya, malaikat untuk memberitahukan, bahwa Allah telah mengampuni semua dosa-dosanya yang telah dilakukannya sebelum ia beriman, dan ia dimasukkan Nya ke dalam surga sehingga ia termasuk golongan orang-orang yang mendapat kemuliaan di sisi Allah SWT.
Pada saat yang terakhir itu ia masih sempat mengucapkan kata harapan: "Alangkah baiknya, jika kaumku mengetahui karunia Allah yang dilimpahkan Nya kepadaku, berkat keimananku kepada Nya, yaitu bahwa aku telah beroleh ampun atas dosaku, dan aku akan dimasukkan ke dalam surga dengan ganjaran yang berlipat ganda, dan aku akan termasuk golongan orang-orang yang mendapat kemuliaan di sisi Nya. Seandainya mereka mengetahui hal ini, tentulah mereka akan beriman ".
Pernyataan Habib itu adalah pernyataan yang sangat tinggi nilainya dan menunjukkan ketinggian akhlaknya.Sekalipun ia telah dirajam dan disiksa oleh kaumnya, namun ia tetap berambisi agar kaumnya sadar dan mendapat rahmat dari Tuhan sebagaimana yang telah dialaminya itu.
أأتخذ من دونه آلهة إن يردن الرحمن بضر لا تغن عني شفاعتهم شيئا ولا ينقذون (23)
Selanjutnya ia bertanya kepada dirinya sendiri: "Apakah aku harus menyembah Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa, padahal seandainya Dia bermaksud menimpakan sesuatu bencana atau minus pada diriku, niscaya tidak ada sesuatupun yang dapat menolongku, demikian pula dewa yang aku sembah itu. Mereka tidak berdaya sedikitpun dan menyelamatkan aku dari minus dan malapetaka itu.
Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata. (QS. 36:24)
Yaa siin 24
إني إذا لفي ضلال مبين (24)
Ia lalu memperoleh jawaban yang benar alas pertanyaan itu, ialah: bahwa tidaklah patut sama sekali baginya bertuhan kepada selain Allah. Hanya Allah sajalah Tuhan yang sebenarnya. Dan jika ia bertuhan kepada selain Allah, pastilah ia berada dalam kesesatan yang nyata.
Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku. (QS. 36:25)
Dikatakan (kepadanya): `Masuklah ke surga`. Ia berkata: `Alangkah baiknya jika kaumku mengetahui, (QS. 36:26)
apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan `. (QS. 36:27)
Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya. (QS. 36:28)
Surah Yaa siin 25 - 28
إني آمنت بربكم فاسمعون (25) قيل ادخل الجنة قال يا ليت قومي يعلمون (26) بما غفر لي ربي وجعلني من المكرمين (27) وما أنزلنا على قومه من بعده من جند من السماء وما كنا منزلين (28)
Akhirnya, orang tersebut mengambil keputusan yang tepat berdasar keyakinan yang bulat, bahwa ia hanya beriman kepada Allah, yaitu Tuhan yang sebenarnya bagi dia dan kaumnya. Maka ia lalu mengumumkan keimanan dan keyakinannya itu kepada kaumnya, dan berkata dengan tegas: "Sesungguhnya aku telah beriman kepada Allah yaitu Tuhan kamu yang sebenarnya. Maka dengarkanlah pernyataan imanku ini".
Sikap dan pernyataan iman seperti tersebut di atas, yang dilontarkan di tengah- tengah masyarakat yang masih bergelimang kekafiran, kemusyrikan dan kemaksiatan, benar-benar merupaan keberanian yang timbul dari cahaya iman yang telah menerangi hati nuraninya, ia telah beriman. Dan ia ingin agar kaumnya juga beriman, Ia tak gentar pada ancaman yang membahayakan dirinya, demi untuk melaksanakan tugas sucinya, mengajak umat ke jalan yang benar.
Menurut suatu riwayat, ketika orang itu mengatakan demikian kaumnya menyerangnya dan membunuhnya dan tidak seorangpun yang membelanya.
Sedang menurut Qatadah: "Kaumnya merajamnya dengan batu, dan dia tetap mengatakan (berdoa)" "Wahai Tuhanku, tunjukilah kaumku, karena mereka. tidak mengetahui". Demikianlah kaumnya merajamnya sampai ia menghembuskan nafasnya yang penghabisan. Dalam riwayat disebutkan, bahwa orang yang dimaksud pada ayat-ayat di atas bernama Habib Ibnu Murry, seorang tukang kayu yang terkena penyakit campak, akan tetapi ia suka bersedekah, sehingga separo dari penghasilannya sehari-hari di sedekahkannya. Disebutkan, bahwa setelah kaumnya mendengar pernyataan imannya itu maka berkobarlah amarah terhadapnya, dan akhirnya mereka membunuhnya. Akan tetapi pada saat sebelum ia menghembuskan nafas yang terakhir, turunlah kepadanya, malaikat untuk memberitahukan, bahwa Allah telah mengampuni semua dosa-dosanya yang telah dilakukannya sebelum ia beriman, dan ia dimasukkan Nya ke dalam surga sehingga ia termasuk golongan orang-orang yang mendapat kemuliaan di sisi Allah SWT.
Pada saat yang terakhir itu ia masih sempat mengucapkan kata harapan: "Alangkah baiknya, jika kaumku mengetahui karunia Allah yang dilimpahkan Nya kepadaku, berkat keimananku kepada Nya, yaitu bahwa aku telah beroleh ampun atas dosaku, dan aku akan dimasukkan ke dalam surga dengan ganjaran yang berlipat ganda, dan aku akan termasuk golongan orang-orang yang mendapat kemuliaan di sisi Nya. Seandainya mereka mengetahui hal ini, tentulah mereka akan beriman ".
Pernyataan Habib itu adalah pernyataan yang sangat tinggi nilainya dan menunjukkan ketinggian akhlaknya.Sekalipun ia telah dirajam dan disiksa oleh kaumnya, namun ia tetap berambisi agar kaumnya sadar dan mendapat rahmat dari Tuhan sebagaimana yang telah dialaminya itu.
Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati. (QS. 36:29)
Surah Yaa siin 29
إن كانت إلا صيحة واحدة فإذا هم خامدون (29)
Apabila dalam ayat di alas Allah SWT telah menjelaskan balasan dan karunia yang diberikan Nya kepada hamba Nya yang beriman, maka dalam ayat ini Allah menjelaskan azab yang ditimpakan Nya kepada kaum yang musyrik, kafir dan mendustakan agama Nya. Allah menegaskan azab tersebut kepada mereka. Tidak perlu Allah menurunkan pasukan-pasukan malaikat membinasakan mereka, melainkan cukuplah dengan suatu teriakan saja dari malaikat Jibril, maka orang-orang kafir tersebut menjadi beku, tak bernyawa lagi. Peristiwa itu terjadi sedemikian cepatnya, sebagai bukti betapa besarnya kekuasaan Allah SWT.
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tidak datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-mengejek dia. (QS. 36:30)
Surah Yaa siin 30
يا حسرة على العباد ما يأتيهم من رسول إلا كانوا به يستهزئون (30)
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan, bahwa sikap dan perilaku kaum kafir semacam ini amat disesalkan. Mereka tidak saja menolak seruan iman tetapi bahkan mereka mengolok-olok para Rasul dan orang-orang yang telah beriman. Dan tak jarang pula mereka menganiaya dan membunuhnya. Padahal jika mereka mau berpikir dengan akal yang sehat, pastilah mereka menerima seruan iman dari para Rasul dan orang-orang yang telah beriman.Allah SWT menjelaskan posisi orang-orang kafir di akhirat nanti tatkala mereka ditimpa azab yang dahsyat karena tindakan mereka mendustakan Rasul-rasul itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar