<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH DAFTAR SURAH AL -ANFAL>>
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=2&SuratKe=8#Top
31 Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: `Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al quran) ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang-orang purbakala`.(QS. 8:31)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 31
وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا قَالُوا قَدْ سَمِعْنَا لَوْ نَشَاءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هَذَا إِنْ هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (31)
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan keingkaran orang-orang Quraisy serta kesombongan mereka terhadap seruan Nabi, terutama pada ketika mendengar ayat-ayat yang dibacakan oleh Nabi. Mereka menanggapinya dengan sikap yang sombong. Dan mereka menganggap diri mereka dapat membacakan yang seperti itu. Perkataan ini adalah perkataan yang ditandaskan oleh An-Nadar bin Al-Haris dari Bani Abdid Dar. Ia pulang pergi ke Persia dan mendengar dari mereka tentang Rustam dan Isfandiar dan dari beberapa orang terkemuka orang-orang ajam. Dan dia sering bertemu dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani, maka dia mendengar dari mereka isi Kitab Taurat dan Injil.
Lalu Allah swt. menerangkan sebab-sebab mengapa orang-orang Quraisy itu mengemukakan anggapan demikian, yaitu lantaran mereka menganggap ayat- ayat Alquran yang dibacakan Nabi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya menyerupai kisah-kisah yang terdapat dalam Kitab Taurat dan Injil. Itulah sebabnya, maka mereka merasa berkesanggupan untuk membacakan ayat-ayat yang dibaca oleh Nabi. Mereka beranggapan bahwa ayat-ayat yang dibaca oleh Muhammad itu bukanlah wahyu, melainkan dongengan-dongengan orang-orang purbakala.
Namun demikian, boleh jadi yang mengeluarkan kata-kata itu ialah An-Nadar kemudian diikuti oleh yang lain. Tetapi mereka itu tidak meyakini bahwa ayat-ayat yang dibaca itu adalah dongengan-dongengan orang-orang purbakala yang bersimpang siur dan tidak pula beranggapan bahwa Muhammad yang membuat-buatnya, karena mereka tidak pernah menuduh Muhammad seorang pendusta. وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا قَالُوا قَدْ سَمِعْنَا لَوْ نَشَاءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هَذَا إِنْ هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (31)
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan keingkaran orang-orang Quraisy serta kesombongan mereka terhadap seruan Nabi, terutama pada ketika mendengar ayat-ayat yang dibacakan oleh Nabi. Mereka menanggapinya dengan sikap yang sombong. Dan mereka menganggap diri mereka dapat membacakan yang seperti itu. Perkataan ini adalah perkataan yang ditandaskan oleh An-Nadar bin Al-Haris dari Bani Abdid Dar. Ia pulang pergi ke Persia dan mendengar dari mereka tentang Rustam dan Isfandiar dan dari beberapa orang terkemuka orang-orang ajam. Dan dia sering bertemu dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani, maka dia mendengar dari mereka isi Kitab Taurat dan Injil.
Lalu Allah swt. menerangkan sebab-sebab mengapa orang-orang Quraisy itu mengemukakan anggapan demikian, yaitu lantaran mereka menganggap ayat- ayat Alquran yang dibacakan Nabi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya menyerupai kisah-kisah yang terdapat dalam Kitab Taurat dan Injil. Itulah sebabnya, maka mereka merasa berkesanggupan untuk membacakan ayat-ayat yang dibaca oleh Nabi. Mereka beranggapan bahwa ayat-ayat yang dibaca oleh Muhammad itu bukanlah wahyu, melainkan dongengan-dongengan orang-orang purbakala.
Allah berfirman:
فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ (33)
Artinya:
Karena mereka sesungguhnya bukan mendustakan kamu akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.
(Al An'am: 33)
Dan firman Allah:
وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (5)
Artinya:
Dan mereka berkata: "Dongengan-dongengan orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakan dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang."
(Q.S Al Furqan: 5)
Sebenarnya mereka bukanlah tidak meyakini kebenaran ayat-ayat itu, karena mereka sebenarnya telah mengetahui bahwa Nabi Muhammad saw. itu adalah ummi tetapi mereka mengatakan demikian itu hanyalah untuk merintangi orang-orang agar tidak mau mendengarkan Alquran.
Dan ada pula yang beranggapan bahwa pemimpin-pemimpin Quraisy seperti An-Nadar bin Al-Haris, Abu Jahal dan Al-Walid bin Al-Mugirah sama-sama bersepakat untuk menyuruh orang agar tidak mendengarkan Alquran itu. Kemudian mereka ini datang ke rumah Nabi pada waktu malam untuk mendengarkannya dan mereka tertarik kepada Alquran itu. Karena begitu berkesannya Alquran pada hati mereka sehingga Al-Walid bin Mugirah mengucapkan kata-kala yang terkenal: "Sesungguhnya Alquran itu bernilai tinggi daripadanya." Itulah sebabnya mereka menghalang-halangi orang-orang Arab mendengarkan ayat-ayat Alquran. Dan untuk menjauhkan orang-orang Arab dari Alquran mereka mengatakan bahwa Alquran itu sihir.
32 Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: `Ya Allah, jika betul (Al quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih`.(QS. 8:32)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 32
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (32)
Kemudian daripada itu Allah swt. mengingatkan kepada orang-orang mukmin tentang suatu peristiwa, di mana orang-orang kafir Quraisy menentang Nabi Muhammad saw. bahwa apabila benar Alquran yang disebarluaskan oleh Muhammad itu betul-betul diturunkan dari Allah, seperti dikatakan oleh Nabi sendiri dan dijadikan dasar agamanya, maka orang-orang Quraisy meminta kepada Allah agar supaya diberikan bukti sebagai penguat perkataannya itu. Mereka minta agar diturunkan hujan batu dari langit atau diberi siksaan yang pedih kepada mereka.
Di dalam ayat ini terdapat satu isyarat, sebenarnya orang-orang kafir Quraisy tidak akan mau menjadi pengikut Nabi Muhammad saw. meskipun apa yang dikatakan Muhammad itu benar-benar ayat-ayat yang diturunkan dari Allah. Hal ini membuktikan bahwa mereka lebih menyukai kehancuran daripada beriman kepada Muhammad. Mereka meminta kepada Allah supaya dihujani batu dari langit atau disiksa dengan siksaan yang pedih.
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (32)
Kemudian daripada itu Allah swt. mengingatkan kepada orang-orang mukmin tentang suatu peristiwa, di mana orang-orang kafir Quraisy menentang Nabi Muhammad saw. bahwa apabila benar Alquran yang disebarluaskan oleh Muhammad itu betul-betul diturunkan dari Allah, seperti dikatakan oleh Nabi sendiri dan dijadikan dasar agamanya, maka orang-orang Quraisy meminta kepada Allah agar supaya diberikan bukti sebagai penguat perkataannya itu. Mereka minta agar diturunkan hujan batu dari langit atau diberi siksaan yang pedih kepada mereka.
Di dalam ayat ini terdapat satu isyarat, sebenarnya orang-orang kafir Quraisy tidak akan mau menjadi pengikut Nabi Muhammad saw. meskipun apa yang dikatakan Muhammad itu benar-benar ayat-ayat yang diturunkan dari Allah. Hal ini membuktikan bahwa mereka lebih menyukai kehancuran daripada beriman kepada Muhammad. Mereka meminta kepada Allah supaya dihujani batu dari langit atau disiksa dengan siksaan yang pedih.
33 Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.(QS. 8:33)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 33
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (33)
Sesudah itu Allah swt. menerangkan kepada kaum muslimin bagaimana sikap mereka menghadapi tindakan kaum musyrikin itu. Dia menyuruh kaum Muslimin agar membiarkan sikap mereka, karena ia tidak akan memenuhi permintaan mereka. Sebabnya ialah permintaan itu tidak sesuai dengan sunnatullah dan tidak sesuai pula dengan sifat-sifat Allah yang sangat bijaksana dan Maha Pengasih. Allah tidak akan mengazab mereka, sebab Nabi saw. diutus untuk memberikan petunjuk kepada mereka, untuk menginsyafkan mereka dari kekafiran, hingga mereka mempunyai penyesalan atas perbuatan mereka, dan diutus sebagai rahmat bukan sebagai bencana. Allah swt. tidak akan mengazab mereka selama Rasulullah berada di antara mereka. Allah baru mengazab mereka setelah Rasulullah berhijrah.
Kemudian daripada itu Allah menjelaskan lagi, bahwa Dia tidak akan menurunkan siksa kepada mereka apabila mereka suka menghentikan keingkaran dan mau bertobat, yaitu mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Rasulullah dan mereka mau memeluk agama Islam.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Anfaal 33
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (33)
(Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka) oleh sebab apa yang telah mereka minta (sedangkan kamu berada di antara mereka) karena jika azab itu turun akan menimpa semua orang tanpa kecuali. Dan tiada suatu umat pun yang diazab melainkan setelah nabi dan kaum mukminin keluar daripadanya. (Dan tidak pula Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun) karena ternyata di dalam tawaf yang mereka lakukan mereka selalu mengatakan, "Ampunan-Mu, ampunan-Mu." Dan menurut suatu pendapat dikatakan bahwa orang-orang yang meminta ampunan itu adalah orang-orang lemah dari kalangan kaum mukminin yang tinggal bersama dengan orang-orang kafir sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya, "Sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih." (Q.S. Al-Fath 25).
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (33)
Sesudah itu Allah swt. menerangkan kepada kaum muslimin bagaimana sikap mereka menghadapi tindakan kaum musyrikin itu. Dia menyuruh kaum Muslimin agar membiarkan sikap mereka, karena ia tidak akan memenuhi permintaan mereka. Sebabnya ialah permintaan itu tidak sesuai dengan sunnatullah dan tidak sesuai pula dengan sifat-sifat Allah yang sangat bijaksana dan Maha Pengasih. Allah tidak akan mengazab mereka, sebab Nabi saw. diutus untuk memberikan petunjuk kepada mereka, untuk menginsyafkan mereka dari kekafiran, hingga mereka mempunyai penyesalan atas perbuatan mereka, dan diutus sebagai rahmat bukan sebagai bencana. Allah swt. tidak akan mengazab mereka selama Rasulullah berada di antara mereka. Allah baru mengazab mereka setelah Rasulullah berhijrah.
Kemudian daripada itu Allah menjelaskan lagi, bahwa Dia tidak akan menurunkan siksa kepada mereka apabila mereka suka menghentikan keingkaran dan mau bertobat, yaitu mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Rasulullah dan mereka mau memeluk agama Islam.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Anfaal 33
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (33)
(Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka) oleh sebab apa yang telah mereka minta (sedangkan kamu berada di antara mereka) karena jika azab itu turun akan menimpa semua orang tanpa kecuali. Dan tiada suatu umat pun yang diazab melainkan setelah nabi dan kaum mukminin keluar daripadanya. (Dan tidak pula Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun) karena ternyata di dalam tawaf yang mereka lakukan mereka selalu mengatakan, "Ampunan-Mu, ampunan-Mu." Dan menurut suatu pendapat dikatakan bahwa orang-orang yang meminta ampunan itu adalah orang-orang lemah dari kalangan kaum mukminin yang tinggal bersama dengan orang-orang kafir sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya, "Sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang kafir di antara mereka dengan azab yang pedih." (Q.S. Al-Fath 25).
34 Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidil Haram, dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasai (nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.(QS. 8:34)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 34
وَمَا لَهُمْ أَلَّا يُعَذِّبَهُمُ اللَّهُ وَهُمْ يَصُدُّونَ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَا كَانُوا أَوْلِيَاءَهُ إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلَّا الْمُتَّقُونَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (34)
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa Allah tidak akan menurunkan azab kepada mereka, meskipun mereka sudah berhak diberi azab lantaran mereka telah menghalangi orang-orang mukmin memasuki Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah haji. Ini adalah karena Nabi Muhammad saw. berada di antara mereka, dan masih ada orang-orang mukmin yang memohon ampun kepada Allah bersama Nabi Muhammad saw.
Seterusnya Allah swt. menjelaskan bahwa orang-orang kafir itu tidak berhak menguasai Baitullah dan daerah-daerah haram, karena mereka telah berbuat syirik dan telah mengadakan kerusakan-kerusakan di daerah itu. Akan tetapi yang sebenarnya berhak menguasai Baitullah dan daerah-daerah haram itu hanyalah orang-orang yang bertakwa, yaitu Nabi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya.
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa kebanyakan orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa tidak layak menguasai Baitullah dan daerah-daerah haram karena mereka bukanlah penolong-penolong agama. Dan yang berhak menguasai Baitullah itu hanya orang-orang yang bertakwa.
وَمَا لَهُمْ أَلَّا يُعَذِّبَهُمُ اللَّهُ وَهُمْ يَصُدُّونَ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَا كَانُوا أَوْلِيَاءَهُ إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلَّا الْمُتَّقُونَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (34)
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa Allah tidak akan menurunkan azab kepada mereka, meskipun mereka sudah berhak diberi azab lantaran mereka telah menghalangi orang-orang mukmin memasuki Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah haji. Ini adalah karena Nabi Muhammad saw. berada di antara mereka, dan masih ada orang-orang mukmin yang memohon ampun kepada Allah bersama Nabi Muhammad saw.
Seterusnya Allah swt. menjelaskan bahwa orang-orang kafir itu tidak berhak menguasai Baitullah dan daerah-daerah haram, karena mereka telah berbuat syirik dan telah mengadakan kerusakan-kerusakan di daerah itu. Akan tetapi yang sebenarnya berhak menguasai Baitullah dan daerah-daerah haram itu hanyalah orang-orang yang bertakwa, yaitu Nabi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya.
Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa kebanyakan orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa tidak layak menguasai Baitullah dan daerah-daerah haram karena mereka bukanlah penolong-penolong agama. Dan yang berhak menguasai Baitullah itu hanya orang-orang yang bertakwa.
35 Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.(QS. 8:35)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 35
وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (35)
Seterusnya Allah swt. menerangkan sebab-sebab mereka tidak berhak menguasai Baitullah, dan daerah haram, yaitu karena mereka dalam waktu beribadat, mengerjakan tawaf mereka bertelanjang dan bersiul-siul serta bertepuk tangan.
روى عن إبن عباس رضى الله عنهما: كانت قريش تطوف بالبيت عراة تصفر وتصفق
Artinya:
Orang-orang Quraisy mengitari Baitullah dalam keadaan telanjang, bertepuk tangan dan bersiul-siul. (H.R Ibnu Abi Hatim dari Ibnu 'Abbas)
Dan katanya:
وروى عنه: أن الرجال والنساء منهم كانوا يطوفون عراة مشبكين بين أصابعهم يصفرون منها ويصفقون
Artinya:
Bahwa orang-orang Quraisy itu baik laki-laki maupun perempuan, mengelilingi Kakbah dalam keadaan telanjang. Mereka saling berbimbingan tangan, bersiul-siul dan bertepuk tangan.
(H.R Ibnu Abi Hatim dari Ibnu 'Abbas)
At-Tasti meriwayatkan sebuah riwayat di antara riwayat-riwayat yang ditanyakan Nafi' bin Al-Azraq bahwasanya dia berkata kepada Nabi:
أخبرني عن قوله عزوجل: (إلا مكاء وتصدية) قال المكاء صوت قنبرة والتصدية صوت العصافير وهو التصفيق وذلك أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا قام إلى الصلاة وهو بمكة كان يصلى بين الحجر (الأسود) والركن اليمانى (يعنى أنه يقوم الى الشمال للجمع بين الكعبة وبيت المقدس فى الأستعمال) فيجئ رجلان من بني سهيقوم أحدهما عن يمينه والآخر يصفق بيديه تصدية العصافير ليفسد عليه صلاته
Artinya:
Beritahukanlah kepadaku tentang makna firman Allah Azza wa Jalla "illaa mukaa'an wa tashdiyah". Ia berkata: "Al-Mukaa'u ialah suara burung Qunburah dan Tashdiyah ialah suara burung pipit sama dengan bertepuk tangan. Dan demikian itu ialah pada ketika Rasulullah saw. mengerjakan salat sedang beliau pada tempat di antara hajar aswad dan rukun yamani (yaitu beliau menghadap ke utara agar dapat mempersatukan arah Kakbah dan Baitul Makdis pada suatu arah tujuan). Maka datanglah dua orang laki-laki dari Bani Sahm yang seorang berdiri di sebelah kanan Nabi sedang yang lain bertepuk tangan seramai suara burung pipit mengganggu salat Nabi saw."
(H.R At Tasti dari Nafi' bin Azzraq)
Kemudian Allah swt. mengancam perbuatan mereka itu dengan ancaman yang keras, yaitu akan merasakan azab karena kekafiran mereka itu. Siksaan ini meliputi siksaan dunia dan siksaan akhirat. Siksaan dunia yang mereka alami ialah tewasnya pemimpin-pemimpin mereka dan tertawannya tentara mereka pada waktu perang Badar serta kekalahan total mereka pada saat penaklukan Mekah. Sedangkan siksaan mereka di akhirat ialah penyesalan yang tak berkeputusan akibat mereka merasakan dahsyatnya api neraka.
وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (35)
Seterusnya Allah swt. menerangkan sebab-sebab mereka tidak berhak menguasai Baitullah, dan daerah haram, yaitu karena mereka dalam waktu beribadat, mengerjakan tawaf mereka bertelanjang dan bersiul-siul serta bertepuk tangan.
روى عن إبن عباس رضى الله عنهما: كانت قريش تطوف بالبيت عراة تصفر وتصفق
Artinya:
Orang-orang Quraisy mengitari Baitullah dalam keadaan telanjang, bertepuk tangan dan bersiul-siul. (H.R Ibnu Abi Hatim dari Ibnu 'Abbas)
Dan katanya:
وروى عنه: أن الرجال والنساء منهم كانوا يطوفون عراة مشبكين بين أصابعهم يصفرون منها ويصفقون
Artinya:
Bahwa orang-orang Quraisy itu baik laki-laki maupun perempuan, mengelilingi Kakbah dalam keadaan telanjang. Mereka saling berbimbingan tangan, bersiul-siul dan bertepuk tangan.
(H.R Ibnu Abi Hatim dari Ibnu 'Abbas)
At-Tasti meriwayatkan sebuah riwayat di antara riwayat-riwayat yang ditanyakan Nafi' bin Al-Azraq bahwasanya dia berkata kepada Nabi:
أخبرني عن قوله عزوجل: (إلا مكاء وتصدية) قال المكاء صوت قنبرة والتصدية صوت العصافير وهو التصفيق وذلك أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان إذا قام إلى الصلاة وهو بمكة كان يصلى بين الحجر (الأسود) والركن اليمانى (يعنى أنه يقوم الى الشمال للجمع بين الكعبة وبيت المقدس فى الأستعمال) فيجئ رجلان من بني سهيقوم أحدهما عن يمينه والآخر يصفق بيديه تصدية العصافير ليفسد عليه صلاته
Artinya:
Beritahukanlah kepadaku tentang makna firman Allah Azza wa Jalla "illaa mukaa'an wa tashdiyah". Ia berkata: "Al-Mukaa'u ialah suara burung Qunburah dan Tashdiyah ialah suara burung pipit sama dengan bertepuk tangan. Dan demikian itu ialah pada ketika Rasulullah saw. mengerjakan salat sedang beliau pada tempat di antara hajar aswad dan rukun yamani (yaitu beliau menghadap ke utara agar dapat mempersatukan arah Kakbah dan Baitul Makdis pada suatu arah tujuan). Maka datanglah dua orang laki-laki dari Bani Sahm yang seorang berdiri di sebelah kanan Nabi sedang yang lain bertepuk tangan seramai suara burung pipit mengganggu salat Nabi saw."
(H.R At Tasti dari Nafi' bin Azzraq)
Kemudian Allah swt. mengancam perbuatan mereka itu dengan ancaman yang keras, yaitu akan merasakan azab karena kekafiran mereka itu. Siksaan ini meliputi siksaan dunia dan siksaan akhirat. Siksaan dunia yang mereka alami ialah tewasnya pemimpin-pemimpin mereka dan tertawannya tentara mereka pada waktu perang Badar serta kekalahan total mereka pada saat penaklukan Mekah. Sedangkan siksaan mereka di akhirat ialah penyesalan yang tak berkeputusan akibat mereka merasakan dahsyatnya api neraka.
36 Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,(QS. 8:36)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 36
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ (36)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan persiapan-persiapan orang-orang kafir Quraisy pada saat menjelang terjadinya perang Badar, yaitu mereka mengerahkan tenaga dan harta benda mereka untuk menghalang-halangi tersiarnya agama Islam dan perjuangan Rasulullah saw.
Para mufassirin meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair dan lain-lainnya sebagai berikut:
"Ayat ini turun mengenai diri Abu Sufyan dan harta bendanya yang diserahkan untuk membiayai orang-orang musyrikin pada waktu perang 8adar serta bantuannya terhadap mereka pada waktu perang Uhud dan lainnya. Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa: "Setelah Abu Sufyan dapat menyelamatkan kafilahnya (dalam perang Badar) dengan menempuh jalan pantai menuju Mekah ia berjalan dengan disertai satu regu dari tentara kaum musyrikin menghasung orang-orang agar tidak memerangi mereka. Maka datanglah mereka kepada orang-orang yang mempunyai barang dagangan dalam kafilah seraya berkata: "Wahai orang-orang Quraisy, ketahuilah bahwa Muhammad telah mengucilkan kamu dan membunuh pemimpin-pemimpinmu. Maka bantulah kami dengan mengorbankan harta bendamu untuk memerangi Muhammad. Barangkali kami dapat mencapai kemenangan daripadanya. Kemudian mereka melaksanakan anjuran itu. Sa'id bin Jubair berkata: "Bahwasanya Abu Sufyan pada waktu perang Uhud menyewa 2.000 oran dari suku Bani Kinanah untuk memerangi Rasulullah saw. selain orang Arab yang sudah menjadi tentara.
Betapa kekuatan bala tentara yang mereka miliki dan harta benda yang mereka pergunakan namun mereka akan mengalami kegagalan dalam menafkahkan harta benda itu tiada lain hanyalah seperti perbuatan setan yang tidak disandarkan pada pendirian yang benar yang akibatnya ialah penyesalan belaka karena kekuatan jiwa dan harta mereka hilang tanpa faedah dan perjuangan mereka sia-sia. Kemudian perjuangan mereka secara berturut-turut akan dipatahkan sehingga akhirnya yang menjulang tinggi hanyalah kalimat Allah semata.
Kemudian Allah swt. mengancam orang-orang kafir dengan ancaman yang keras, bahwa pada hari kiamat nanti mereka akan digiring ke dalam api neraka.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ (36)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan persiapan-persiapan orang-orang kafir Quraisy pada saat menjelang terjadinya perang Badar, yaitu mereka mengerahkan tenaga dan harta benda mereka untuk menghalang-halangi tersiarnya agama Islam dan perjuangan Rasulullah saw.
Para mufassirin meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair dan lain-lainnya sebagai berikut:
"Ayat ini turun mengenai diri Abu Sufyan dan harta bendanya yang diserahkan untuk membiayai orang-orang musyrikin pada waktu perang 8adar serta bantuannya terhadap mereka pada waktu perang Uhud dan lainnya. Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa: "Setelah Abu Sufyan dapat menyelamatkan kafilahnya (dalam perang Badar) dengan menempuh jalan pantai menuju Mekah ia berjalan dengan disertai satu regu dari tentara kaum musyrikin menghasung orang-orang agar tidak memerangi mereka. Maka datanglah mereka kepada orang-orang yang mempunyai barang dagangan dalam kafilah seraya berkata: "Wahai orang-orang Quraisy, ketahuilah bahwa Muhammad telah mengucilkan kamu dan membunuh pemimpin-pemimpinmu. Maka bantulah kami dengan mengorbankan harta bendamu untuk memerangi Muhammad. Barangkali kami dapat mencapai kemenangan daripadanya. Kemudian mereka melaksanakan anjuran itu. Sa'id bin Jubair berkata: "Bahwasanya Abu Sufyan pada waktu perang Uhud menyewa 2.000 oran dari suku Bani Kinanah untuk memerangi Rasulullah saw. selain orang Arab yang sudah menjadi tentara.
Betapa kekuatan bala tentara yang mereka miliki dan harta benda yang mereka pergunakan namun mereka akan mengalami kegagalan dalam menafkahkan harta benda itu tiada lain hanyalah seperti perbuatan setan yang tidak disandarkan pada pendirian yang benar yang akibatnya ialah penyesalan belaka karena kekuatan jiwa dan harta mereka hilang tanpa faedah dan perjuangan mereka sia-sia. Kemudian perjuangan mereka secara berturut-turut akan dipatahkan sehingga akhirnya yang menjulang tinggi hanyalah kalimat Allah semata.
Kemudian Allah swt. mengancam orang-orang kafir dengan ancaman yang keras, bahwa pada hari kiamat nanti mereka akan digiring ke dalam api neraka.
37 supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi.(QS. 8:37)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 37
لِيَمِيزَ اللَّهُ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَيَجْعَلَ الْخَبِيثَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَيَرْكُمَهُ جَمِيعًا فَيَجْعَلَهُ فِي جَهَنَّمَ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (37)
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan, bahwa Dia akan memberikan kemenangan kepada orang-orang mukmin dan memberikan kekalahan kepada orang-orang kafir. Maksudnya ialah untuk memisahkan golongan yang buruk dari yang baik dan menjadikan golongan yang buruk itu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengar yang lain.
Golongan yang baik ialah mereka yang bergerak di bawah naungan agama tauhid dan berjuang untuk meninggikan kalimat Allah di bawah pimpinan Rasulullah saw. untuk mewujudkan apa yang diperintahkan oleh Allah serta untuk menghancurkan segala sesuatu yang merintanginya. Dan mencegah segala sesuatu yang menjadi larangan Allah serta menghancurkan segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya larangan itu. Mereka ini berjuang dengan tenaga, pikiran dan harta benda untuk kepentingan agama. Sedang golongan yang buruk ialah mereka yang bergelimang dalam kemusyrikan dan menghalang-halangi agama Islam serta melanggar hukum-hukum Allah dan mengobarkan permusuhan dan kekejaman. Pemisahan antara kedua golongan tersebut merupakan suatu ketentuan yang berlaku terus.
Sedang yang kekal ialah yang baik di antara kedua golongan.
Firman Allah:
الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ (17)
Artinya:
Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
(Q.S Ar Ra'd: 17)
Allah swt. juga menjelaskan bahwa golongan yang buruk itu akan ditumpuk menjadi satu tumpukan seperti barang-barang yang tidak berguna dan mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka Jahanam. Mereka ini digambarkan oleh Allah swt. sebagai orang-orang yang benar-benar merugi akibat harta benda dan jiwa mereka dikorbankan kepada perjuangan yang sia-sia. Dan mereka akan mengalami penyesalan yang tak berguna lagi, karena mereka tidak dapat melepaskan diri dari siksaan Allah yang sangat pedih itu.
لِيَمِيزَ اللَّهُ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَيَجْعَلَ الْخَبِيثَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَيَرْكُمَهُ جَمِيعًا فَيَجْعَلَهُ فِي جَهَنَّمَ أُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (37)
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan, bahwa Dia akan memberikan kemenangan kepada orang-orang mukmin dan memberikan kekalahan kepada orang-orang kafir. Maksudnya ialah untuk memisahkan golongan yang buruk dari yang baik dan menjadikan golongan yang buruk itu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengar yang lain.
Golongan yang baik ialah mereka yang bergerak di bawah naungan agama tauhid dan berjuang untuk meninggikan kalimat Allah di bawah pimpinan Rasulullah saw. untuk mewujudkan apa yang diperintahkan oleh Allah serta untuk menghancurkan segala sesuatu yang merintanginya. Dan mencegah segala sesuatu yang menjadi larangan Allah serta menghancurkan segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya larangan itu. Mereka ini berjuang dengan tenaga, pikiran dan harta benda untuk kepentingan agama. Sedang golongan yang buruk ialah mereka yang bergelimang dalam kemusyrikan dan menghalang-halangi agama Islam serta melanggar hukum-hukum Allah dan mengobarkan permusuhan dan kekejaman. Pemisahan antara kedua golongan tersebut merupakan suatu ketentuan yang berlaku terus.
Sedang yang kekal ialah yang baik di antara kedua golongan.
Firman Allah:
الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ (17)
Artinya:
Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
(Q.S Ar Ra'd: 17)
Allah swt. juga menjelaskan bahwa golongan yang buruk itu akan ditumpuk menjadi satu tumpukan seperti barang-barang yang tidak berguna dan mereka akan dimasukkan ke dalam api neraka Jahanam. Mereka ini digambarkan oleh Allah swt. sebagai orang-orang yang benar-benar merugi akibat harta benda dan jiwa mereka dikorbankan kepada perjuangan yang sia-sia. Dan mereka akan mengalami penyesalan yang tak berguna lagi, karena mereka tidak dapat melepaskan diri dari siksaan Allah yang sangat pedih itu.
38 Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: `Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang terdahulu`.(QS. 8:38)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 38
قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّةُ الْأَوَّلِينَ (38)
Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya untuk menyatakan kepada orang-orang kafir Quraisy, yaitu Abu Sufyan dan pengikut-pengikutnya bahwa Allah memberikan tawaran kepada mereka, apabila mereka mau menghentikan permusuhannya kepada seruan Nabi Muhammad saw. dan menghentikan tipu dayanya dalam menghalang-halangi tersebarnya agama Allah, mereka masih diberi kesempatan untuk bertobat. Dan Allah swt. akan mengampuni dosa-dosa mereka yang sudah mereka lakukan dan mereka tidak akan mengalami siksaan di akhirat.
Demikian juga Rasulullah tidak akan memerangi mereka dan tidak akan menuntut balas terhadap tindakan-tindakan mereka yang telah mereka lakukan baik berupa penyiksaan, pengusiran, pembunuhan, perampasan, maupun lain-lainnya.
Hal ini adalah merupakan ketentuan Islam yaitu mencintai perdamaian selama ajaran Islam dapat berjalan di muka bumi dan tidak dihalang-halangi. Akan tetapi apabila seruan agama Islam dihalang-halangi, maka Islam bertindak terhadap orang-orang yang menghalang-halangi tersebut.
Dan selanjutnya Allah swt. memberikan ancaman dan peringatan bahwa apabila mereka tetap tidak menghiraukan seruan itu dan mereka tetap bersikap keras dalam memusuhi ajaran Islam, serta menghalang-halangi dan memerangi kaum muslim, maka berlakulah sunah Allah yang telah berlaku terhadap orang-orang dahulu, yaitu Allah swt. akan membantu perjuangan orang-orang mukmin dan menghancurkan tipu daya orang-orang kafir.
Allah berfirman:
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ (51)
Artinya:
Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).
(Q.S Al Mu'min: 51)
Untuk memberikan gambaran bahwa apabila orang-orang musyrikin itu betul-betul menghentikan tindak-tindakan mereka yang memusuhi Nabi Muhammad dan menerima seruannya, niscaya mereka dapat pengampunan dari Allah. Dapatlah dikemukakan sebuah hadis, Amr bin Al-Ash berkata:
فلما جعل الله الأسلام في قلبي أتيت النبي صلى الله عليه وسلم فقلت أبسط يدك أبايعك فبسط يمينه فقبضت يدي قال: مالك، قلت: أردت أن تشترط قال: تشترط بماذا؟. قلت أن يغفرلى قال: اما علمت يا عمر أن الأسلام يهدم ماكان قبله وأن الهجرة تهدم ماكان قبلها وأن الحج يهدم ماكان قبله؟
Artinya:
Setelah Allah swt. meresapkan agama Islam betul-betul ke dalam hatiku, aku pun datang kepada Nabi saw. dan berkata: "Ulurkan tanganmu, aku akan membaiat kamu." Maka Rasulullah saw. mengulurkan tangan kanannya, lalu aku menarik tanganku. Nabi bertanya: "Mengapa engkau menarik tanganmu?" Aku menjawab: "Aku akan menentukan suatu syarat." Rasulullah bertanya: "Engkau akan mensyaratkan apa?" Aku menjawab: "Aku ingin supaya Allah mengampuni aku." Rasulullah saw. bersabda: "Tidakkah engkau mengetahui hai Amr, bahwasanya Islam itu menghapuskan apa yang terjadi sebelumnya, dan bahwasanya hijrah itu telah menghapuskan apa yang sebelumnya dan haji itu menghilangkan dosa-dosa yang sebelumnya?"
(H.R Muslim dari Amr Ibn Al Bas)
قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّةُ الْأَوَّلِينَ (38)
Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. dan pengikut-pengikutnya untuk menyatakan kepada orang-orang kafir Quraisy, yaitu Abu Sufyan dan pengikut-pengikutnya bahwa Allah memberikan tawaran kepada mereka, apabila mereka mau menghentikan permusuhannya kepada seruan Nabi Muhammad saw. dan menghentikan tipu dayanya dalam menghalang-halangi tersebarnya agama Allah, mereka masih diberi kesempatan untuk bertobat. Dan Allah swt. akan mengampuni dosa-dosa mereka yang sudah mereka lakukan dan mereka tidak akan mengalami siksaan di akhirat.
Demikian juga Rasulullah tidak akan memerangi mereka dan tidak akan menuntut balas terhadap tindakan-tindakan mereka yang telah mereka lakukan baik berupa penyiksaan, pengusiran, pembunuhan, perampasan, maupun lain-lainnya.
Hal ini adalah merupakan ketentuan Islam yaitu mencintai perdamaian selama ajaran Islam dapat berjalan di muka bumi dan tidak dihalang-halangi. Akan tetapi apabila seruan agama Islam dihalang-halangi, maka Islam bertindak terhadap orang-orang yang menghalang-halangi tersebut.
Dan selanjutnya Allah swt. memberikan ancaman dan peringatan bahwa apabila mereka tetap tidak menghiraukan seruan itu dan mereka tetap bersikap keras dalam memusuhi ajaran Islam, serta menghalang-halangi dan memerangi kaum muslim, maka berlakulah sunah Allah yang telah berlaku terhadap orang-orang dahulu, yaitu Allah swt. akan membantu perjuangan orang-orang mukmin dan menghancurkan tipu daya orang-orang kafir.
Allah berfirman:
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ (51)
Artinya:
Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).
(Q.S Al Mu'min: 51)
Untuk memberikan gambaran bahwa apabila orang-orang musyrikin itu betul-betul menghentikan tindak-tindakan mereka yang memusuhi Nabi Muhammad dan menerima seruannya, niscaya mereka dapat pengampunan dari Allah. Dapatlah dikemukakan sebuah hadis, Amr bin Al-Ash berkata:
فلما جعل الله الأسلام في قلبي أتيت النبي صلى الله عليه وسلم فقلت أبسط يدك أبايعك فبسط يمينه فقبضت يدي قال: مالك، قلت: أردت أن تشترط قال: تشترط بماذا؟. قلت أن يغفرلى قال: اما علمت يا عمر أن الأسلام يهدم ماكان قبله وأن الهجرة تهدم ماكان قبلها وأن الحج يهدم ماكان قبله؟
Artinya:
Setelah Allah swt. meresapkan agama Islam betul-betul ke dalam hatiku, aku pun datang kepada Nabi saw. dan berkata: "Ulurkan tanganmu, aku akan membaiat kamu." Maka Rasulullah saw. mengulurkan tangan kanannya, lalu aku menarik tanganku. Nabi bertanya: "Mengapa engkau menarik tanganmu?" Aku menjawab: "Aku akan menentukan suatu syarat." Rasulullah bertanya: "Engkau akan mensyaratkan apa?" Aku menjawab: "Aku ingin supaya Allah mengampuni aku." Rasulullah saw. bersabda: "Tidakkah engkau mengetahui hai Amr, bahwasanya Islam itu menghapuskan apa yang terjadi sebelumnya, dan bahwasanya hijrah itu telah menghapuskan apa yang sebelumnya dan haji itu menghilangkan dosa-dosa yang sebelumnya?"
(H.R Muslim dari Amr Ibn Al Bas)
39 Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.(QS. 8:39)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 39
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ فَإِنِ انْتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (39)
Kemudian daripada itu Allah swt. mengobarkan semangat orang-orang mukmin yaitu apabila orang-orang musyrikin tetap menolak seruan menghentikan permusuhan, maka Allah memerintahkan Rasulullah dan pengikut-pengikutnya supaya memerangi mereka agar tidak terdapat lagi fitnah yang mengganggu umat Islam dan agamanya. Dan tidak akan ada lagi rasa takut dan kekhawatiran yang mencekam hati sanubari seseorang bila masuk agama Islam. Hal ini adalah jaminan bagi manusia bahwa mereka mempunyai kemerdekaan di dalam memeluk agama.
Allah berfirman:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ
Artinya:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah.
(Q.S Al Baqarah: 256)
Kemudian Allah swt. menawarkan sekali lagi kepada orang-orang musyrikin bahwa apabila mereka menghentikan kekafiran dan permusuhan, maka Allah swt. Maha Melihat apa yang mereka kerjakan, dan akan memberikan balasan kepada mereka terhadap amalan-amalan mereka.
Rasulullah saw. bersabda:
أمرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا: لا إله إلا الله، فإذا قالوها عصموا مني دماءهم وأموالهم إلا بحقها وحسابها على الله عزوجل
Artinya:
Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka itu mengucapkan "laa ilaaha illallaahu". Apabila mereka mengatakan kalimat itu, mereka telah memelihara darah dan harta benda mereka dari tindakanku, terkecuali karena ada alasan yang benar sedang perhitungan amal mereka terserah kepada Allah Azza wa Jalla.
(H.R Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar)
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ فَإِنِ انْتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (39)
Kemudian daripada itu Allah swt. mengobarkan semangat orang-orang mukmin yaitu apabila orang-orang musyrikin tetap menolak seruan menghentikan permusuhan, maka Allah memerintahkan Rasulullah dan pengikut-pengikutnya supaya memerangi mereka agar tidak terdapat lagi fitnah yang mengganggu umat Islam dan agamanya. Dan tidak akan ada lagi rasa takut dan kekhawatiran yang mencekam hati sanubari seseorang bila masuk agama Islam. Hal ini adalah jaminan bagi manusia bahwa mereka mempunyai kemerdekaan di dalam memeluk agama.
Allah berfirman:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ
Artinya:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah.
(Q.S Al Baqarah: 256)
Kemudian Allah swt. menawarkan sekali lagi kepada orang-orang musyrikin bahwa apabila mereka menghentikan kekafiran dan permusuhan, maka Allah swt. Maha Melihat apa yang mereka kerjakan, dan akan memberikan balasan kepada mereka terhadap amalan-amalan mereka.
Rasulullah saw. bersabda:
أمرت أن أقاتل الناس حتى يقولوا: لا إله إلا الله، فإذا قالوها عصموا مني دماءهم وأموالهم إلا بحقها وحسابها على الله عزوجل
Artinya:
Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka itu mengucapkan "laa ilaaha illallaahu". Apabila mereka mengatakan kalimat itu, mereka telah memelihara darah dan harta benda mereka dari tindakanku, terkecuali karena ada alasan yang benar sedang perhitungan amal mereka terserah kepada Allah Azza wa Jalla.
(H.R Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar)
40 | Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong..(QS. 8:40) |
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 40
وَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلَاكُمْ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ (40)
Sesudah itu Allah swt. mengancam mereka bahwa apabila mereka tetap juga menolak seruan damai Rasulullah dan tetap tidak menghentikan keingkaran terhadap seruan Rasul serta tetap memerangi dan memusuhi kaum muslim, maka Allah swt. memerintahkan kepada kaum muslimin agar mempermaklumkan kepada mereka bahwa Allah swt. tetap menjadi pelindung dan membantu kaum Muslimin. Dan Allah menjamin kemenangan kepada kaum Muslimin. Dan Allah melarang orang-orang Islam menyerah dan merasa takut kepada tantangan kaum musyrikin itu. Di akhir ayat Allah swt. menegaskan kepada kaum Muslimin bahwa Dialah Allah sebaik-baik Pelindung. Maka tidak akan sia-sialah yang meminta perlindungan-Nya. Dan memang demikianlah selalu terjadi dalam kehidupan manusia ini baik dari zaman dahulu sampai datangnya agama Islam, yaitu yang berhak menguasai bumi Allah hanyalah orang-orang yang saleh-saleh di antara hamba-Nya.
Firman Allah:
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ (105)
Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.
(Q.S Al Anbiya': 105)
وَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلَاكُمْ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ (40)
Sesudah itu Allah swt. mengancam mereka bahwa apabila mereka tetap juga menolak seruan damai Rasulullah dan tetap tidak menghentikan keingkaran terhadap seruan Rasul serta tetap memerangi dan memusuhi kaum muslim, maka Allah swt. memerintahkan kepada kaum muslimin agar mempermaklumkan kepada mereka bahwa Allah swt. tetap menjadi pelindung dan membantu kaum Muslimin. Dan Allah menjamin kemenangan kepada kaum Muslimin. Dan Allah melarang orang-orang Islam menyerah dan merasa takut kepada tantangan kaum musyrikin itu. Di akhir ayat Allah swt. menegaskan kepada kaum Muslimin bahwa Dialah Allah sebaik-baik Pelindung. Maka tidak akan sia-sialah yang meminta perlindungan-Nya. Dan memang demikianlah selalu terjadi dalam kehidupan manusia ini baik dari zaman dahulu sampai datangnya agama Islam, yaitu yang berhak menguasai bumi Allah hanyalah orang-orang yang saleh-saleh di antara hamba-Nya.
Firman Allah:
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ (105)
Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.
(Q.S Al Anbiya': 105)
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH DAFTAR SURAH AL -ANFAL>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar