Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah HUUD
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=1&SuratKe=11#Top
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menepati kesabaran.
(Q.S. Al-'Asr: 1, 2, 3)
19. (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat.(QS. 11:19)
11. kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.(QS. 11:11) |
إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (11)
Kemudian
Allah mengecualikan dari orang-orang yang bersifat demikian itu
beberapa orang yang sabar yang selalu membuat amal-amal kebajikan.
Mereka itu berlaku sabar ketika ditimpa musibah, beriman kepada Allah,
mengharapkan pahala-Nya dan berbuat amal-amal saleh ketika musibahnya
itu telah diganti dengan kenikmatan, serta mensyukuri nikmat itu dengan
mengamalkan berbagai amal kebajikan untuk mencapai keridaan Allah,
mereka akan mendapat ampunan dari Allah dan pahala yang besar di akhirat
nanti sebagaimana tercantum dalam firman-Nya:
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menepati kesabaran.
(Q.S. Al-'Asr: 1, 2, 3)
DEPAG / Surah Huud 12
فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (12)
Pada ayat ini Allah swt. menegur Nabi Muhammad
saw. apakah ia meninggalkan sebagian wahyu yang diturunkan kepadanya.
Ataukah dadanya menjadi sempit karena ucapan orang-orang musyrik yang
meminta tanda bukti atas kerasulannya. Tuntutan mereka itu ialah jika ia
benar-benar Nabi, mengapa tidak diturunkan kepadanya harta benda
(kekayaan) atau mengapa tidak datang kepadanya beberapa malaikat yang
meyakinkan kerasulannya. Ucapan semacam itu diterangkan pula dalam
firman Allah yang lain:
وَقَالُوا مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ لَوْلَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا أَوْ يُلْقَى إِلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا
Artinya:
Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul ini memakan-makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya yang dia dapat makan dari (hasil) nya?"
(Q.S. Al-Furqan: 7, 8)
Ucapan yang semacam itu yang berisi keingkaran dan cemoohan yang menimbulkan kesempitan dada pada orang-orang dihadapinya juga dialami oleh Nabi Muhammad sendiri. Mula-mula dikhawatirkan beliau akan terpengaruh oleh ucapan-ucapan semacam itu, sehingga beliau akan meninggalkan sebagian wahyu yang telah diwahyukan kepadanya. Akan tetapi Nabi Muhammad saw. terpelihara dari tindakan seperti itu dan beliau tetap konsekuen melaksanakan risalahnya dengan sempurna sesuai dengan firman Allah:
وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا
Artinya:
Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.
(Q.S. Al-Isra': 74)
Demikian pula firman Allah:
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
Artinya:
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Alquran).
(Q.S. Al-Kahfi: 6)
Allah swt. menjelaskan bahwa kedudukan Rasul hanyalah sebagai seorang pemberi peringatan dan tugas beliau hanya sekadar menyampaikan perintah Allah kepada umatnya.
Di akhir ayat Allah swt. menyatakan bahwa Dia selalu memelihara segala urusan hamba-Nya.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 12
فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (12)
(Maka boleh jadi kamu) hai Muhammad (meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu) sehingga kamu tidak menyampaikannya kepada mereka karena mereka menganggap remeh terhadapnya (dan sempit karenanya dadamu) sewaktu engkau membacakannya kepada mereka, karena khawatir bahwa (mereka akan mengatakan, "Mengapa tidak) bagaimana tidak (diturunkan kepadanya perbendaharaan atau datang bersama-sama dengan dia satu malaikat?") yang membenarkannya sesuai dengan apa yang kami minta. (Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan) tugasmu hanyalah menyampaikan bukannya mendatangkan apa yang mereka kehendaki. (Dan Allah Pemelihara segala sesuatu) yakni Dia hafal kesemuanya, maka Dia membalas mereka karenanya.
وَقَالُوا مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ لَوْلَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا أَوْ يُلْقَى إِلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا
Artinya:
Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul ini memakan-makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya yang dia dapat makan dari (hasil) nya?"
(Q.S. Al-Furqan: 7, 8)
Ucapan yang semacam itu yang berisi keingkaran dan cemoohan yang menimbulkan kesempitan dada pada orang-orang dihadapinya juga dialami oleh Nabi Muhammad sendiri. Mula-mula dikhawatirkan beliau akan terpengaruh oleh ucapan-ucapan semacam itu, sehingga beliau akan meninggalkan sebagian wahyu yang telah diwahyukan kepadanya. Akan tetapi Nabi Muhammad saw. terpelihara dari tindakan seperti itu dan beliau tetap konsekuen melaksanakan risalahnya dengan sempurna sesuai dengan firman Allah:
وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا
Artinya:
Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.
(Q.S. Al-Isra': 74)
Demikian pula firman Allah:
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
Artinya:
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Alquran).
(Q.S. Al-Kahfi: 6)
Allah swt. menjelaskan bahwa kedudukan Rasul hanyalah sebagai seorang pemberi peringatan dan tugas beliau hanya sekadar menyampaikan perintah Allah kepada umatnya.
Di akhir ayat Allah swt. menyatakan bahwa Dia selalu memelihara segala urusan hamba-Nya.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 12
فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (12)
(Maka boleh jadi kamu) hai Muhammad (meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu) sehingga kamu tidak menyampaikannya kepada mereka karena mereka menganggap remeh terhadapnya (dan sempit karenanya dadamu) sewaktu engkau membacakannya kepada mereka, karena khawatir bahwa (mereka akan mengatakan, "Mengapa tidak) bagaimana tidak (diturunkan kepadanya perbendaharaan atau datang bersama-sama dengan dia satu malaikat?") yang membenarkannya sesuai dengan apa yang kami minta. (Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan) tugasmu hanyalah menyampaikan bukannya mendatangkan apa yang mereka kehendaki. (Dan Allah Pemelihara segala sesuatu) yakni Dia hafal kesemuanya, maka Dia membalas mereka karenanya.
13. Bahkan mereka mengatakan: `Muhammad telah membuat-buat Al quran itu`. Katakanlah: ` (Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar`.(QS. 11:13)
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (13)
Orang-orang kafir Mekah menuduh bahwa
Muhammad itu telah mengada-adakan Alquran. Mereka menuduh bahwa Alquran
itu bukan wahyu dari Allah akan tetapi semata-mata bikinan Muhammad
belaka.
Nabi Muhammad diperintahkan untuk menantang orang-orang kafir Quraisy itu, termasuk pula orang-orang yang meragukan bahwa Alquran itu sebagai Firman Allah. Tantangan itu bahwa apabila mereka meragukan Alquran itu dan menganggap bahwa Alquran itu hanya bikinan Muhammad saja, bukan wahyu Allah, maka mereka diminta membuat sepuluh surat yang sama dengan Alquran yang isinya mencakup hukum-hukum (syariat) kemasyarakatan, hikmah-hikmah, nasihat-nasihat, berita-berita yang gaib tentang umat-umat yang terdahulu dan berita-berita yang gaib tentang peristiwa yang akan datang, dengan susunan kata-kata yang sangat indah dan halus sukar ditiru oleh siapa pun, karena ketinggian bahasanya yang mempunyai pengaruh yang sangat mendalam kepada jiwa tiap-tiap orang yang membaca dan mendengarnya. Sesudah itu dijelaskan bahwa mereka telah mengenal Muhammad. Beliau telah bergaul berpuluh-puluh tahun di tengah-tengah mereka, dan mereka tidak pernah menemukan beliau berdusta atau menyalahi janji sehingga mendapat gelar Al-Amin; maka sifat Muhammad yang sudah terkenal kejujurannya sebelum diangkat menjadi nabi, tidak wajarlah apabila beliau tiba-tiba berubah menjadi penipu atau pendusta seperti mereka menuduh beliau mengada-adakan Alquran, dan mengatakannya dari Allah.
Seorang sastrawan bagaimana pun pandainya dan mahirnya membuat suatu karangan, tentu dapat saja ditiru atau diimbangi oleh sastrawan yang lain, tetapi orang musyrikin tidak mampu menciptakan surat-surat yang sama dengan Alquran itu, padahal mereka sebagai pemimpin Quraisy adalah termasuk pujangga-pujangga, ahli bahasa dan sastrawan-sastrawan ulung, karena hasil karya kesusastraan mereka dalam bentuk syair sering dipamerkan bahkan dipertandingkan dalam gelanggang musabaqah keindahan bahasa di pasar Ukaz, Zul Majaz, Zul Majannah dan lain-lainnya. Dan jika mereka secara sendiri-sendiri ternyata tidak mampu mengemukakan surat-surat yang sama seperti Alquran maka mereka dipersilakan mengundang orang-orang yang sanggup membantu mereka jika mereka memang orang-orang yang benar.
Nabi Muhammad diperintahkan untuk menantang orang-orang kafir Quraisy itu, termasuk pula orang-orang yang meragukan bahwa Alquran itu sebagai Firman Allah. Tantangan itu bahwa apabila mereka meragukan Alquran itu dan menganggap bahwa Alquran itu hanya bikinan Muhammad saja, bukan wahyu Allah, maka mereka diminta membuat sepuluh surat yang sama dengan Alquran yang isinya mencakup hukum-hukum (syariat) kemasyarakatan, hikmah-hikmah, nasihat-nasihat, berita-berita yang gaib tentang umat-umat yang terdahulu dan berita-berita yang gaib tentang peristiwa yang akan datang, dengan susunan kata-kata yang sangat indah dan halus sukar ditiru oleh siapa pun, karena ketinggian bahasanya yang mempunyai pengaruh yang sangat mendalam kepada jiwa tiap-tiap orang yang membaca dan mendengarnya. Sesudah itu dijelaskan bahwa mereka telah mengenal Muhammad. Beliau telah bergaul berpuluh-puluh tahun di tengah-tengah mereka, dan mereka tidak pernah menemukan beliau berdusta atau menyalahi janji sehingga mendapat gelar Al-Amin; maka sifat Muhammad yang sudah terkenal kejujurannya sebelum diangkat menjadi nabi, tidak wajarlah apabila beliau tiba-tiba berubah menjadi penipu atau pendusta seperti mereka menuduh beliau mengada-adakan Alquran, dan mengatakannya dari Allah.
Seorang sastrawan bagaimana pun pandainya dan mahirnya membuat suatu karangan, tentu dapat saja ditiru atau diimbangi oleh sastrawan yang lain, tetapi orang musyrikin tidak mampu menciptakan surat-surat yang sama dengan Alquran itu, padahal mereka sebagai pemimpin Quraisy adalah termasuk pujangga-pujangga, ahli bahasa dan sastrawan-sastrawan ulung, karena hasil karya kesusastraan mereka dalam bentuk syair sering dipamerkan bahkan dipertandingkan dalam gelanggang musabaqah keindahan bahasa di pasar Ukaz, Zul Majaz, Zul Majannah dan lain-lainnya. Dan jika mereka secara sendiri-sendiri ternyata tidak mampu mengemukakan surat-surat yang sama seperti Alquran maka mereka dipersilakan mengundang orang-orang yang sanggup membantu mereka jika mereka memang orang-orang yang benar.
14. Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?(QS. 11:14)
فَإِِلَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (14)
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa jika
mereka itu tidak mampu memenuhi tantangan Rasul padahal mereka itu ahli
bahasa dan ahli sastra yang ulung maka ketahuilah bahwasanya Alquran itu
bukan buatan Muhammad, tetapi semata-mata diturunkan oleh Allah atas
kehendak-Nya, supaya disampaikan oleh Muhammad kepada sekalian umatnya
dan ketahuilah pula bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah dengan
sebenarnya melainkan Dia; sebab hanya Dialah yang mengetahui segala
perkara yang gaib, yang tidak mempunyai tandingan atau sekutu dalam
melaksanakan kekuasaan-Nya.
Di akhir ayat Allah swt. memerintahkan agar mereka berserah diri kepada Allah setelah mereka mengetahui hujah-hujah yang sangat kuat itu dan agar mereka memasuki agama Islam.
Di akhir ayat Allah swt. memerintahkan agar mereka berserah diri kepada Allah setelah mereka mengetahui hujah-hujah yang sangat kuat itu dan agar mereka memasuki agama Islam.
15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.(QS. 11:15)
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15)
Barangsiapa
yang menginginkan kesenangan hidup di dunia seperti makanan, minuman,
perhiasan, pakaian, perabot rumah tangga, binatang ternak dan anak-anak
tanpa mengadakan persiapan yang berguna untuk kehidupan di akhirat,
seperti beramal kebajikan, membersihkan diri dari berbagai sifat yang
tercela, maka Allah akan memberikan kepada mereka apa yang mereka
inginkan sesuai dengan ketentuan sunnatullah dan Allah tidak akan
mengurangi sedikit pun dari hasil usaha mereka itu karena soal rezeki
itu biasanya erat sangkut pautnya dengan kegiatan usaha.
Hasil usaha mereka di dunia itu semata-mata bergantung kepada kegiatan bekerja dan ketentuan dari Allah, sedang amal-amal keakhiratan, balasannya ditentukan oleh Allah Taala sendiri tanpa perantaraan seorang pun.
Hasil usaha mereka di dunia itu semata-mata bergantung kepada kegiatan bekerja dan ketentuan dari Allah, sedang amal-amal keakhiratan, balasannya ditentukan oleh Allah Taala sendiri tanpa perantaraan seorang pun.
16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.(QS. 11:16)
أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)
Orang-orang
yang dasar amalnya hanya sekadar mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan tidak mempunyai persiapan untuk menghadapi akhirat mereka itu tidak
memperoleh apa pun juga nanti, kecuali neraka dan lenyaplah di sana apa
yang telah mereka usahakan di dunia. Mereka berusaha di dunia bukan
karena dorongan iman pada Allah dan bukan untuk membersihkan diri dari
dosa dan kejahatan dan bukan pula untuk mengejar keutamaan dan takwa,
tetapi semata-mata untuk memenuhi kepuasan hawa nafsu sepuas-puasnya.
Itulah sebabnya maka apa yang telah mereka kerjakan di dunia itu sia-sia
belaka.
Allah swt. berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
Artinya:
Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi) maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedang dia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.
(Q.S. Al-Isra': 18, 19)
Allah swt. berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
Artinya:
Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi) maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedang dia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.
(Q.S. Al-Isra': 18, 19)
17. Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al quran itu. Sesungguhnya (Al quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.(QS. 11:17)
DEPAG / Surah Huud 17
أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِنْهُ وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الْأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (17)
Kemudian Allah swt. menjelaskan bahwa nasib
orang-orang kafir yang tersesat itu tidak sama dengan orang-orang yang
berada dalam cahaya yang terang-benderang yang datang dari Allah dan
dibimbing pula oleh petunjuk-petunjuk-Nya yang membuktikan kebenaran
agamanya yaitu Alquran serta didukung oleh bukti-bukti yang lain yang
datang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa
sebagai landasan iman yang menjadi rahmat bagi orang yang mempercayainya
di kalangan Bani Israel. Tentulah orang-orang yang mempunyai sifat yang
demikian utamanya itu tidak sama dengan orang-orang yang hanya mengejar
kehidupan dunia yang fana dan tidak sama pula dengan orang yang
mengutamakan kehidupan kerohanian saja untuk mencapai kebahagiaan di
akhirat.
Kesaksian Nabi Musa a.s. tentang kebenaran Nabi Muhammad itu ada dua macam:
Pertama: Kesaksian dengan ucapan bahwa Allah akan mengutus seorang Nabi di kalangan keturunan Ismail (orang Arab) seperti mengutus Musa di kalangan Bani Israel.
Kedua: Persamaan antara risalah yang dibawa oleh Musa dengan risalah yang dibawa oleh Muhammad yang sama-sama mengandung pokok-pokok agama terutama mengenai tauhid.
Barangsiapa yang memperhatikan beberapa segi keutamaan yang tersebut dalam ayat ini itulah orang-orang yang beriman yang menghimpun antara dalil-dalil yang nyata dan dalil-dalil yang diambil dari kitab lain. Mereka meyakini bahwa Alquran itu bukan buatan Muhammad akan tetapi semata-mata wahyu dan firman Allah.
Karena itu janganlah seseorang ragu-ragu tentang kebenaran Alquran itu. Alquran tidak mengandung kebatilan, baik ayat-ayatnya yang pertama turun hingga yang terakhir. Dia adalah firman Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji. Tetapi amat disayangkan bahwa kebanyakan manusia tidak beriman kepadanya. Adapun orang-orang musyrik yang tidak mau beriman adalah semata-mata karena kesombongan para pemuka-pemukanya dan karena taklid buta dari pengikut-pengikutnya. Demikian pula ahli kitab, karena suka merubah agama Nabi-nabinya dan mengadakan berbagai macam bidah dalam agama.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 17
أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِنْهُ وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الْأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (17)
(Apakah orang yang mempunyai bukti) penjelasan (dari Rabbnya) yaitu Nabi saw. atau orang-orang mukmin yang dimaksud dengan bukti adalah Alquran (dan diikuti pula) dipanuti (oleh saksi) baginya yang membenarkannya (dari-Nya) yaitu dari Allah, yang dimaksud adalah malaikat Jibril (dan sebelumnya) sebelum Alquran (telah ada kitab Musa) yaitu kitab Taurat yang menyaksikan kebenaran Alquran pula (yang menjadi pedoman dan rahmat?) menjadi kata keterangan dari Alquran. Apakah keadaannya sama dengan orang-orang yang tidak demikian keadaannya? Tentu saja tidak (mereka itu) yakni orang-orang yang mempunyai bukti (beriman kepadanya) kepada Alquran, maka bagi mereka surga. (Dan barang siapa di antara golongan yang bersekutu ingkar kepada Alquran) semua orang-orang kafir (maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu) menaruh syak (kepadanya) kepada Alquran (Sesungguhnya Alquran itu benar-benar dari Rabbmu tetapi kebanyakan manusia) penduduk Mekah (tidak beriman).
Kesaksian Nabi Musa a.s. tentang kebenaran Nabi Muhammad itu ada dua macam:
Pertama: Kesaksian dengan ucapan bahwa Allah akan mengutus seorang Nabi di kalangan keturunan Ismail (orang Arab) seperti mengutus Musa di kalangan Bani Israel.
Kedua: Persamaan antara risalah yang dibawa oleh Musa dengan risalah yang dibawa oleh Muhammad yang sama-sama mengandung pokok-pokok agama terutama mengenai tauhid.
Barangsiapa yang memperhatikan beberapa segi keutamaan yang tersebut dalam ayat ini itulah orang-orang yang beriman yang menghimpun antara dalil-dalil yang nyata dan dalil-dalil yang diambil dari kitab lain. Mereka meyakini bahwa Alquran itu bukan buatan Muhammad akan tetapi semata-mata wahyu dan firman Allah.
Karena itu janganlah seseorang ragu-ragu tentang kebenaran Alquran itu. Alquran tidak mengandung kebatilan, baik ayat-ayatnya yang pertama turun hingga yang terakhir. Dia adalah firman Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji. Tetapi amat disayangkan bahwa kebanyakan manusia tidak beriman kepadanya. Adapun orang-orang musyrik yang tidak mau beriman adalah semata-mata karena kesombongan para pemuka-pemukanya dan karena taklid buta dari pengikut-pengikutnya. Demikian pula ahli kitab, karena suka merubah agama Nabi-nabinya dan mengadakan berbagai macam bidah dalam agama.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 17
أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِنْهُ وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الْأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (17)
(Apakah orang yang mempunyai bukti) penjelasan (dari Rabbnya) yaitu Nabi saw. atau orang-orang mukmin yang dimaksud dengan bukti adalah Alquran (dan diikuti pula) dipanuti (oleh saksi) baginya yang membenarkannya (dari-Nya) yaitu dari Allah, yang dimaksud adalah malaikat Jibril (dan sebelumnya) sebelum Alquran (telah ada kitab Musa) yaitu kitab Taurat yang menyaksikan kebenaran Alquran pula (yang menjadi pedoman dan rahmat?) menjadi kata keterangan dari Alquran. Apakah keadaannya sama dengan orang-orang yang tidak demikian keadaannya? Tentu saja tidak (mereka itu) yakni orang-orang yang mempunyai bukti (beriman kepadanya) kepada Alquran, maka bagi mereka surga. (Dan barang siapa di antara golongan yang bersekutu ingkar kepada Alquran) semua orang-orang kafir (maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu) menaruh syak (kepadanya) kepada Alquran (Sesungguhnya Alquran itu benar-benar dari Rabbmu tetapi kebanyakan manusia) penduduk Mekah (tidak beriman).
18. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: `Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka`. Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,(QS. 11:18)
DEPAG / Surah Huud 18
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (18)
Allah swt. menjelaskan bahwa orang-orang
yang paling aniaya terhadap dirinya dan terhadap orang lain ialah mereka
yang berbuat dusta terhadap Allah dengan ucapan dan perbuatan yaitu
mereka yang mendustakan hukum Allah dan sifat-sifat-Nya atau yang
mengangkat pemimpin-pemimpin mereka sebagai penolong-penolong yang dapat
memberi syafaat di akhirat kelak tanpa izin Allah, atau mereka yang
beranggapan bahwa Allah mempunyai anak seperti anggapan orang-orang Arab
jahiliah bahwa malaikat-malaikat itu anak-anak perempuan Allah dan
anggapan orang-orang Nasrani bahwa Nabi Isa a.s. itu anak Allah, atau
mereka yang mendustakan Rasul-rasul Allah dengan maksud menghalangi
manusia beriman. Pada hari kiamat nanti segala amal perbuatan mereka
akan dihadapkan ke hadirat Allah untuk diadili dan ketika itu para
malaikat, para Nabi, dan orang-orang mukmin yang saleh akan tampil
sebagai saksi bahwa mereka adalah orang-orang yang membuat dusta
terhadap Allah dan dengan persaksian itu akan terbongkarlah
kepalsuan-kepalsuan mereka, dan mereka akan dikutuk oleh Allah sebagai
balasan dari kelaliman mereka.
Allah swt. berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
Artinya:
(Yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang lalim permintaan maafnya, dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.
(Q.S. Al-Mu'minun: 52)
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 18
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (18)
(Dan siapakah) tidak ada seorang pun (yang lebih lalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah?) dengan menisbatkan sekutu terhadap-Nya dan menganggapnya mempunyai anak. (Mereka itu akan dihadapkan kepada Rabb mereka) kelak di hari kiamat di antara semua makhluk-Nya (dan para saksi akan berkata) lafal asyhaad adalah bentuk jamak dari lafal syahiid yang artinya saksi. Mereka adalah para malaikat; mereka memberikan kesaksian, bahwa para rasul telah menyampaikan risalahnya, adapun orang-orang kafir mereka cap sebagai pendusta ("Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka." Ingatlah, kutukan Allah dilimpahkan atas orang-orang yang lalim) yaitu orang-orang musyrik.
Allah swt. berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
Artinya:
(Yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang lalim permintaan maafnya, dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.
(Q.S. Al-Mu'minun: 52)
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 18
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (18)
(Dan siapakah) tidak ada seorang pun (yang lebih lalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah?) dengan menisbatkan sekutu terhadap-Nya dan menganggapnya mempunyai anak. (Mereka itu akan dihadapkan kepada Rabb mereka) kelak di hari kiamat di antara semua makhluk-Nya (dan para saksi akan berkata) lafal asyhaad adalah bentuk jamak dari lafal syahiid yang artinya saksi. Mereka adalah para malaikat; mereka memberikan kesaksian, bahwa para rasul telah menyampaikan risalahnya, adapun orang-orang kafir mereka cap sebagai pendusta ("Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka." Ingatlah, kutukan Allah dilimpahkan atas orang-orang yang lalim) yaitu orang-orang musyrik.
19. (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat.(QS. 11:19)
الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ (19)
Kemudian
Allah swt. menjelaskan bahwa sesungguhnya orang-orang yang lalim itu
ialah yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan memalingkan
mereka dari agama yang benar dan jalan yang lurus. Mereka berusaha
menyesatkan manusia dengan cara mengajak mereka kepada agama yang
bengkok agar mereka lari menjauhkan diri dari agama yang benar. Mereka
sengaja berbuat demikian karena tidak percaya pada hari akhirat.
20. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat (nya).(QS. 11:20)
أُولَئِكَ لَمْ يَكُونُوا مُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ يُضَاعَفُ لَهُمُ الْعَذَابُ مَا كَانُوا يَسْتَطِيعُونَ السَّمْعَ وَمَا كَانُوا يُبْصِرُونَ (20)
Dalam
pada itu Allah swt. menjelaskan bahwa mereka yang menghalang-halangi
manusia menuju jalan Allah itu, tidak akan dapat melarikan diri dari
siksa Allah walaupun mereka lari ke penjuru bumi yang manapun. Bilamana
azab itu datang menimpa mereka, mereka pasti berada dalam genggaman
malaikat dan tidak ada seorang pun yang dapat menolong atau
menyelamatkan mereka dari azab itu, bahkan azab Allah akan ditimpakan
dua kali lipat; pertama karena kesesatannya dan kedua karena menyesatkan
orang lain. Dan juga karena mereka tidak mau mendengarkan seruan
Alquran dan melihat kebenaran, karena dirinya telah diliputi oleh akidah
yang batal, kekotoran, kemusyrikan dan kelaliman sebagaimana firman
Allah:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
Artinya:
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Alquran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).
(Q.S. Fussilat: 26)
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
Artinya:
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Alquran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).
(Q.S. Fussilat: 26)
Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah HUUD
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=1&SuratKe=11#Top
Tidak ada komentar:
Posting Komentar