Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah Yusuf
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=6&SuratKe=12#Top
101. Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan
kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian
ta_bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi, Engkaulah Pelindungku
di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan
gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh`.(QS. 12:101)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yusuf 101
رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (101)
Ayat ini adalah doa yang diucapkan Yusuf as. sesudah Allah swt. menyempurnakan karunia kepadanya, menyelamatkannya dari penyiksaan ketika dimasukkan ke dalam sumur, membebaskannya dari fitnahan istri Al-Aziz dan perempuan-perempuan lainnya, dan pahit getir di dalam penjara, menganugerahinya pangkat dan kedudukan sesudah ia bebas dari semua tuduhan yang ditujukan kepadanya, segeralah ia berdoa memohon kepada Allah swt. supaya dilipat-gandakan pahalanya di akhirat kelak sebagaimana dilipatgandakan karunia-Nya di dunia ini. Berkatalah Yusuf: "Ya Tuhanku, Engkau telah menganugerahkan kepadaku paras yang cantik, kedudukan di Mesir dengan kekuasaan yang penuh, mengajarkan kepadaku takbir mimpi, memberitahukan kepadaku hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari dan rahasia-rahasia yang terkandung di dalam wahyu-Mu. Ya Allah, ya Tuhan, Engkaulah Pencipta langit dan bumi ini, menciptakan keduanya dengan baik dan teratur, kokoh dan rapi, Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, melindungiku dari maksud jahat orang-orang yang memusuhiku dan orang-orang yang ingin berbuat jahat kepadaku. Ya Allah Yang Maha Kuasa! Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam sesuai dengan wasiat leluhurku yang berbunyi:
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya:
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya demikian pula Yakub (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk Agama Islam."
(Q.S. Al-Baqarah: 132)
Ya Allah, ya Tuhanku! Gabungkanlah aku bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari leluhur kami seperti Nabi-nabi Ibrahim, Ismail, Ishak, begitu pula dengan para Nabi dan Rasul sebelumnya. Engkaulah Maha Pengasih, Maha Pemurah, Maha Kuasa atas segala sesuatu." Doa ini sejalan dengan doa:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Artinya:
Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
(Q.S. Al-Fatihah: 6, 7)
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yusuf 101
رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (101)
(Ya Rabbku! Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takbir mimpi) takwil-takwil mimpi (Ya Rabb Pencipta) yang menjadikan (langit dan bumi! Engkaulah Pelindungku) yang mengatur kebaikanku (di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan kumpulkanlah aku dengan orang-orang yang saleh) di antara bapak moyangku. Maka setelah ia berdoa, ia hidup hanya seminggu atau lebih dari seminggu. Kemudian ia wafat, pada saat itu usianya telah mencapai seratus dua puluh tahun. Lalu semua orang Mesir mengiringkan jenazahnya sampai ke tempat kuburannya; mereka meletakkan jenazah Nabi Yusuf di dalam sebuah tabelah yang terbuat dari marmer, dan mereka mengebumikannya di tempat yang terletak di antara kedua tepi sungai Nil, dimaksud supaya keberkahan terlimpahkan kepada kedua tepi sungai Nil. Maha Suci Allah yang tiada akhir bagi kerajaan-Nya.
رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (101)
Ayat ini adalah doa yang diucapkan Yusuf as. sesudah Allah swt. menyempurnakan karunia kepadanya, menyelamatkannya dari penyiksaan ketika dimasukkan ke dalam sumur, membebaskannya dari fitnahan istri Al-Aziz dan perempuan-perempuan lainnya, dan pahit getir di dalam penjara, menganugerahinya pangkat dan kedudukan sesudah ia bebas dari semua tuduhan yang ditujukan kepadanya, segeralah ia berdoa memohon kepada Allah swt. supaya dilipat-gandakan pahalanya di akhirat kelak sebagaimana dilipatgandakan karunia-Nya di dunia ini. Berkatalah Yusuf: "Ya Tuhanku, Engkau telah menganugerahkan kepadaku paras yang cantik, kedudukan di Mesir dengan kekuasaan yang penuh, mengajarkan kepadaku takbir mimpi, memberitahukan kepadaku hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari dan rahasia-rahasia yang terkandung di dalam wahyu-Mu. Ya Allah, ya Tuhan, Engkaulah Pencipta langit dan bumi ini, menciptakan keduanya dengan baik dan teratur, kokoh dan rapi, Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, melindungiku dari maksud jahat orang-orang yang memusuhiku dan orang-orang yang ingin berbuat jahat kepadaku. Ya Allah Yang Maha Kuasa! Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam sesuai dengan wasiat leluhurku yang berbunyi:
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya:
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya demikian pula Yakub (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk Agama Islam."
(Q.S. Al-Baqarah: 132)
Ya Allah, ya Tuhanku! Gabungkanlah aku bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari leluhur kami seperti Nabi-nabi Ibrahim, Ismail, Ishak, begitu pula dengan para Nabi dan Rasul sebelumnya. Engkaulah Maha Pengasih, Maha Pemurah, Maha Kuasa atas segala sesuatu." Doa ini sejalan dengan doa:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Artinya:
Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
(Q.S. Al-Fatihah: 6, 7)
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yusuf 101
رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (101)
(Ya Rabbku! Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takbir mimpi) takwil-takwil mimpi (Ya Rabb Pencipta) yang menjadikan (langit dan bumi! Engkaulah Pelindungku) yang mengatur kebaikanku (di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan kumpulkanlah aku dengan orang-orang yang saleh) di antara bapak moyangku. Maka setelah ia berdoa, ia hidup hanya seminggu atau lebih dari seminggu. Kemudian ia wafat, pada saat itu usianya telah mencapai seratus dua puluh tahun. Lalu semua orang Mesir mengiringkan jenazahnya sampai ke tempat kuburannya; mereka meletakkan jenazah Nabi Yusuf di dalam sebuah tabelah yang terbuat dari marmer, dan mereka mengebumikannya di tempat yang terletak di antara kedua tepi sungai Nil, dimaksud supaya keberkahan terlimpahkan kepada kedua tepi sungai Nil. Maha Suci Allah yang tiada akhir bagi kerajaan-Nya.
102. Demikian itu (adalah) di antara berita-berita yang
ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) padahal kamu tidak berada
pada sisi mereka, ketika mereka memutuskan rencananya (untuk memasukkan
Yusuf ke dalam sumur) dan mereka sedang mengatur tipu daya.(QS. 12:102)
ذَلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ أَجْمَعُوا أَمْرَهُمْ وَهُمْ يَمْكُرُونَ (102)
Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa kisah yang telah dibentangkan yang berhubungan dengan Yusuf, termasuk berita gaib yang tidak seorang pun mengetahuinya kecuali Allah swt. Berita gaib itu diwahyukan kepada Muhammad dengan memberitahukan kepadanya padahal sebelumnya tidak diketahuinya begitu pula umatnya. Juga dia tidak mengetahui ketika saudara-saudara Yusuf bersatu dan mufakat untuk membuang Yusuf ke dalam sumur yang dalam, begitu juga ketika mereka mengatur tipu daya dan makarnya. Berita gaib itu dapat diketahui oleh Muhammad. Apakah itu, karena Muhammad hadir menyaksikan hal itu? Ataukah dengan perantaraan orang yang hadir menyaksikannya? Tidak Semuanya itu tidak. Muhammad saw. mengetahui peristiwa yang telah dialami oleh Yusuf itu ialah dengan perantara wahyu dari Allah swt. Kejadian ini adalah bukti yang nyata atas kebenaran kenabian dan kerasulan Muhammad saw. Bagi orang yang sadar, cukup menjadi alasan untuk mempercayai dan membenarkan kerasulan Muhammad saw. itu.
103. Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman--walaupun kamu sangat menginginkannya--(QS. 12:103)
وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ (103)
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang yang telah mendalam kekafirannya yang terus-menerus pembangkangannya, mereka tidak akan beriman bagaimana pun kita mengharap dan menginginkannya, sekalipun telah diberikan alasan-alasan yang nyata dan meyakinkan. Begitu pula halnya kebanyakan dari orang-orang Quraisy Mekah. Sekalipun telah diberikan bukti-bukti yang nyata, mereka tidak akan percaya dan tidak akan membenarkan kenabian dan kerasulan Muhammad saw. Firman Allah swt.:
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya:
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
(Q.S. Al-Qasas: 56)
Diriwayatkan bahwa orang-orang Yahudi dan orang-orang Quraisy meminta kepada Muhammad saw. agar dia menceritakan kepadanya kisah Yusuf dan berjanji akan masuk Islam. Setelah Muhammad saw. menceritakan kepada mereka kisah Yusuf sesuai dengan apa yang tercantum di dalam kitab Taurat tetapi mereka tidak beriman memenuhi janjinya, berduka citalah dia. Untuk menenangkan hati Muhammad, maka turunlah ayat ini.
104. Dan kamu sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka
(terhadap seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran bagi semesta
alam.(QS. 12:104)
وَمَا تَسْأَلُهُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ (104)
Pada ayat ini Allah swt. memperingatkan kepada Muhammad saw. agar dia tidak meminta upah kepada orang-orang yang mengingkari kenabiannya sebagai imbalan dari dakwah dan anjurannya supaya mereka taat dan menyembah hanya kepada Allah swt. saja dan supaya mereka meninggalkan agama berhalanya. Allahlah yang akan memberikan upah dan pahala atas usahanya itu, karena memang Alquran yang diturunkan kepadanya untuk melaksanakan tugasnya sebagai Rasul hanya merupakan peringatan dan nasihat untuk membimbing dan memberi petunjuk alam semesta yang akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
105. Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di
langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling
daripadanya.(QS. 12:105)
وَكَأَيِّنْ مِنْ آيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ (105)
Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa tidak sedikit yang terdapat di langit dan di bumi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan keesaan-Nya, kesempurnaan kekuasaan-Nya, seperti matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, lautan, tanam-tanaman dan lain-lain yang dilihat dan disaksikan oleh mata kepala manusia, tetapi mereka tidak memperhatikannya, tidak memikirkan hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya, yang kesemuanya itu menunjukkan bahwa Allah swt. itu Esa tiada Tuhan melainkan Dia, Dialah yang menciptakan semua makhluk dengan rapi dan teratur. Kalau pun ada di antara mereka yang sibuk dan berusaha ingin mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, tetapi mereka lupa kepada Penciptanya, tidak diingatnya sama sekali. Dengan akalnya, mereka asyik menikmati ilmunya, mengembangkan dan meningkatkannya tetapi sayang jiwanya kosong dari mengingat Allah, tidak memperdalam tentang makrifat kepada Allah swt. Berpikir saja meskipun ada gunanya tetapi tidak banyak bermanfaat di akhirat kecuali apabila disertai dengan zikir mengingat Allah. Berzikir sekali pun berguna di dunia dan di akhirat tetapi tidaklah sempurna kecuali dengan mempergunakan akal dan pikiran. Alangkah berbahagianya orang yang dapat menjalin keduanya, berpikir dan berzikir, atau berzikir dan berpikir. Orang itulah yang akan memperoleh kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat dan selamat dari azab api neraka kelak.
106. Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada
Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan
sembahan-sembahan lain).(QS. 12:106)
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ (106)
Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan keadaan orang-orang Quraisy Mekah. Mereka di samping percaya kepada Allah bahwa Dialah yang menciptakannya dan segala sesuatunya, tetapi juga mereka menyekutukan-Nya. Kalau mereka ditanya siapa yang menciptakan semua yang ada baik di bumi maupun di langit, mereka akan menjawab dengan tegas bahwa yang menciptakan semuanya itu ialah Allah swt. sebagai tercantum dalam Alquran.:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
Artinya:
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah."
(Q.S. Luqman: 25)
Di samping pengakuannya itu, juga mereka mempersekutukan Allah. Mereka menyembah berhala, menjadikan pendeta itu sebagai Tuhan bahkan ada di antara mereka yang mengatakan bahwa Allah itu mempunyai anak. Maha Suci Allah dari apa yang disangkakan mereka itu. Menyekutukan Allah itu adalah dosa yang paling besar. Ibnu Mas'ud pernah bertanya kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw. tentang dosa yang paling besar. Nabi menjawab:
أن تجعل لله ندا وهو خلقك
Artinya:
Bahwa kamu jadikan sekutu bagi Allah swt. padahal Dialah yang menciptakanmu.
(H.R. Bukhari dan Muslim)
107. Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah
yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara
mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya?(QS. 12:107)
أَفَأَمِنُوا أَنْ تَأْتِيَهُمْ غَاشِيَةٌ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ أَوْ تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (107)
Apakah orang-orang yang mengakui Allah swt. sebagai Penciptanya bahkan Pencipta seru sekalian alam dan di samping itu mereka juga menyekutukan-Nya dengan mengadakan sembahan-sembahan selain pada-Nya akan merasa aman dan tidak akan ditimpakan azab yang meliputinya, atau apakah mereka merasa aman akan kedatangan kematian kepadanya secara mendadak yang tidak pernah diduga sebelumnya? Sekali-kali tidak! Sewaktu-waktu Allah swt. dapat saja menimpakan kepada mereka azab yang meliputinya, begitu juga sewaktu-waktu Allah swt. dapat memerintahkan malaikat maut, Izrail, mencabut nyawanya secara mendadak tanpa diduga sebelumnya apabila Dia menghendakinya. Allah swt. Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki sebagaimana firman-Nya:
إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
Artinya:
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.
(Q.S. Hud: 107)
Sejalan dengan ayat 107 ini, firman Allah swt.:
أَفَأَمِنَ الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ أَوْ يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ أَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلَى تَخَوُّفٍ فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya:
Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari; atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu), atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
(Q.S. An Nahl: 45, 46, 47)
Hikmah disembunyikannya ketentuan kedatangan azab dengan tiba-tiba dan pencabutan nyawa oleh Izrail secara mendadak ialah supaya mereka selalu di dalam kekhawatiran akan datangnya yang demikian itu, padahal mereka tetap di dalam keadaan menyekutukan Allah swt. yang menyebabkan masuknya ke dalam neraka untuk selama-lamanya. Dengan demikian mereka akan sadar sehingga penyembahannya itu hanya kepada Allah swt. semata-mata dan tidak menyekutukan-Nya lagi sedikit pun.
108. Katakanlah: `Inilah jalan (agama) ku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah
yang nyata. Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik`.(QS. 12:108)
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (108)
Pada ayat ini Allah swt. memerintahkan kepada Muhammad saw. supaya memberitahu kepada umatnya bahwa dakwah yang dijalankannya begitu juga jalan yang ditempuhnya seperti bertauhid kepada Allah swt., mengikhlaskan ibadat kepada-Nya semata-mata adalah menjadi tugas dan kewajibannya. Dia yakin bahwa usahanya ini akan berhasil karena apa yang dikemukakan dan dilaksanakannya itu dilandasi dengan bukti-bukti dan hujah yang nyata. Yang demikian itu menjadi tugas dan kewajiban pula bagi orang-orang yang mempercayai dan mengikutinya sebagai penerus sehingga segala macam bentuk perbudakan dan perhambaan musnah dan tersapu bersih di permukaan bumi ini. Perhatikanlah firman Allah swt.:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
Artinya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.
(Q.S. An Nahl: 125)
Maha Suci Allah swt. dari sangkaan bahwa Dia mempunyai sekutu dalam kuasa-Nya, dan bahwa ada yang wajib disembah selain Dia. Langit dan bumi serta segala isinya bahkan semua yang ada bertasbib menyucikan Allah dari hal yang demikian itu sebagaimana firman Allah swt.:
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
Artinya:
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
(Q.S. Al-Isra': 44)
Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa Nabi Muhammad saw. tidaklah termasuk orang-orang yang musyrik dan orang-orang musyrik tidak masuk di dalam golongannya.
109. Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang
laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri.
Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana
kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan
sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang
bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?(QS. 12:109)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَدَارُ الْآخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا أَفَلَا تَعْقِلُونَ (109)
Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa Dia tidak mengutus Rasul-rasul sebelum Muhammad saw. kecuali laki-laki, bukan Malaikat dan bukan perempuan. Dia menurunkan kepada mereka wahyu dan diperkuat dengan jiwa yang mantap. Mereka itu diambil dari orang-orang di antara penduduk negeri supaya penduduk negeri lain mengikutinya jika mereka itu beriman. Ini merupakan jawaban terhadap syubhat yang dilancarkan oleh orang-orang yang mengingkari kenabian Muhammad saw. yang menghendaki supaya Rasul yang diutus itu terdiri dari jenis malaikat sebagaimana dihikayatkan Allah swt. di dalam firman-Nya:
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَأَنْزَلَ مَلَائِكَةً
Artinya:
Dan kalau Allah menghendaki tentu Dia mengutus beberapa orang Malaikat.
(Q.S. Al-Mu'minun: 24)
Tidakkah orang-orang musyrik Quraisy yang mendustakan kenabian Muhammad saw. dan mengingkari apa yang dibawanya seperti mentauhidkan Allah, mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya bepergian di muka bumi dan melihat serta menyaksikan bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan Rasul-rasul dahulu itu. Mereka dibinasakan, negerinya dihancurkan seperti kaum Nabi Hud, kaum Nabi Saleh dan lain-lainnya. Sebaliknya orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut mempersekutukan Allah, tidak berbuat dosa dan maksiat akan memperoleh kesenangan nanti di negeri akhirat yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan apa yang didapat orang-orang musyrik di dunia ini. Apakah mereka tidak sampai memikirkan perbedaan pembatasan antara orang-orang yang ingkar dan orang-orang yang percaya. Kesenangan yang didapat di dunia oleh orang-orang yang ingkar itu sangat terbatas. Apabila mereka meninggal dunia berakhirlah kesenangan itu, dan di negeri akhirat kelak mereka mendapat azab yang amat pedih tak henti-hentinya. Dan kesenangan yang diperoleh orang-orang yang beriman itu, tidak saja di dunia tetapi lebih-lebih di negeri akhirat nanti, karena kesenangan yang diperolehnya itu terus-menerus tak terbatas jangka waktunya.
110. Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan
lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah
didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu
diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak
siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa.(QS. 12:110)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yusuf 110
حَتَّى إِذَا اسْتَيْئَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ (110)
Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa di kala rasul-rasul yang diutus itu seakan-akan berputus asa tidak mempunyai harapan lagi tentang kemungkinan kaumnya beriman karena Rasul-rasul itu didustakan oleh kaumnya, ditentang sehebat-hebatnya risalah yang dibawanya, datanglah pertolongan Allah swt. kepada Rasul-rasul itu. Demikianlah sunnatullah yang telah berlaku pada umat-umat terdahulu. Allah swt. mengutus Rasul-rasul-Nya dengan bukti-bukti yang nyata dan diperkuat dengan mukjizat. Setelah Rasul-rasul itu ditentang oleh kaumnya, didustakan dan dimusuhinya dan mereka merasakan tekanan yang amat berat, timbullah suatu perasaan seakan-akan mereka berputus asa karena tidak ada harapan lagi kaumnya akan beriman dan kemenangan yang ditunggu-tunggu belum juga datang, maka pada saat itulah pertolongan Allah swt. datang, dan kepada orang-orang yang mendustakan mereka ditimpakan azab dengan tiba-tiba seperti halnya topan yang menenggelamkan kaum Nabi Nuh, angin ribut yang membinasakan `Ad kaum Nabi Hud, siksaan yang menimpa Samud dan bencana yang melanda negeri dan kaum Nabi Lut sebagaimana tercantum dalam firman Allah swt.:
أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ وَأَصْحَابِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكَاتِ أَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Artinya:
Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka (yaitu) kaum Nuh, Ad, Samud, kaum Nabi Ibrahim, penduduk Madyan dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka Rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata. Maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
(Q.S. At Taubah: 70)
Orang-orang Quraisy yang tidak mau insaf dan kembali ke jalan yang benar sekalipun telah ditunjukkan bukti-bukti yang nyata, maka pada saatnya nanti Allah akan menimpakan azab yang pedih kepada mereka. Sedang Muhammad diberi pertolongan seperti kemenangan-kemenangan yang telah diperolehnya sejak peperangan Badar dan seterusnya pada peperangan-peperangan berikutnya. Allah swt. menyelamatkan Rasul-rasul-Nya beserta kaumnya yang beriman kepada-Nya, sedang orang-orang yang ingkar kepada Allah swt. dan mendustakan Rasul-rasul-Nya dan agama yang dibawanya akan diazab, dan tidak seorang pun dari mereka yang dapat menolak dan mengelak dari azab Allah itu.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yusuf 110
حَتَّى إِذَا اسْتَيْئَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ (110)
(Sehingga) lafal hattaa menunjukkan makna batas atau limit waktu daripada pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya, "Kami tidak mengutus sebelum kalian melainkan seorang laki-laki..." Artinya: Maka Allah menangguhkan pertolongan-Nya terhadap mereka hingga (bila merasa putus asa) putus harapan (para rasul itu dan mereka telah menyakini) para rasul itu merasa yakin (bahwasanya mereka benar-benar telah didustakan) sungguh-sungguh didustakan sehingga mereka tidak dapat diharapkan lagi untuk beriman; makna ini dibaca kudzdzibuu. Bila dibaca kudzibuu tanpa memakai tasydid, artinya umat-umat tersebut merasa yakin bahwa para rasul telah mengingkari ancaman yang telah mereka berikan kepadanya, yaitu mendapat pertolongan dari Allah (maka datanglah pertolongan Kami kepada mereka lalu Kami selamatkan) dibaca dengan memakai dua huruf nun yang pertama dibaca takhfif sedang yang kedua dibaca tasydid, atau dibaca nujjiya menjadi fi`il madhi (orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami) azab Kami (daripada orang-orang yang berdosa.) yakni orang-orang musyrik.
111. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(QS. 12:111)
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (111)
Pada ayat ini, Allah swt. menerangkan bahwa semua kisah Nabi-nabi terutama Nabi Yusuf as. bersama ayah dan saudara-saudaranya adalah pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat, pikiran waras, sedang orang-orang yang lalai yang tidak memanfaatkan akal dan pikirannya itu untuk mendalami dan memahami kenyataan-kenyataan yang ada, maka kisah Nabi tersebut tidak akan bermanfaat baginya, tidak akan mengambil pelajaran dan peringatan daripadanya. Yang mampu dan kuasa menyelamatkan Nabi Yusuf setelah ia dibuang ke dasar sumur, mengangkat derajatnya sesudah ia dipenjarakan, menguasai negeri Mesir sesudah dijual dengan harga murah, meninggikan pangkatnya dari saudara-saudaranya yang ingin membinasakannya, mengumpulkan mereka kembali bersama kedua orang tuanya sesudah berpisah sekian lama, yang datang dari tempat jauh, tentunya sanggup dan kuasa pula memuliakan Muhammad, meninggikan kalimatnya, memenangkan agama yang dibawanya, membantu dan menguatkannya dengan tentara dan pengikut serta pendukung setia, sekalipun di dalam menjalani semuanya itu, sekali-sekali ia mengalami kesukaran dan kesulitan. Kitab Suci Alquran yang membawa kisah-kisah tersebut, bukanlah suatu cerita yang dibikin-bikin dan diada-adakan. tetapi ia adalah wahyu yang diturunkan dari Allah swt. dan ia mempunyai daya melemahkan tokoh-tokoh sastra dan pembawa berita yang ulung untuk menyusun yang seperti itu, dan ia diberitakan dari orang-orang yang tidak pernah mempelajari buku-buku dan tidak pernah bergaul dengan ulama-ulama cerdik pandai. Bahkan kitab Suci Alquran itu membenarkan isi kitab-kitab samawi yang diturunkan kepada Nabi-nabi sebelumnya, seperti kitab Taurat, kitab Injil dan kitab Zabur, tentunya ia masih murni, bukan yang sudah ditambah dengan khurafat dan lain-lain hal yang tidak menggambarkan lagi kemurniannya. Di dalam kitab Suci Alquran itu diuraikan dengan jelas perintah-perintah Allah, larangan-larangan-Nya, janji-janji dan ancaman-Nya, sifat kesempurnaan yang wajib bagi-Nya dan Maha Suci dari sifat-sifat kekurangan dan hal-hal yang lain sebagaimana firman Allah swt.:
مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ
Artinya:
Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab.
At Taubah: 70)
Alquran adalah petunjuk bagi orang-orang yang meneliti dan mendalami isinya dan orang-orang yang membacanya dengan penuh kesadaran. Dia akan membimbing ke jalan yang benar, amal saleh dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dia adalah rahmat bagi orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang membenarkan dan mempercayainya serta mengamalkan isinya, karena iman itu ialah ucapan yang dibenarkan oleh hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Surah YUSUFحَتَّى إِذَا اسْتَيْئَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ (110)
Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa di kala rasul-rasul yang diutus itu seakan-akan berputus asa tidak mempunyai harapan lagi tentang kemungkinan kaumnya beriman karena Rasul-rasul itu didustakan oleh kaumnya, ditentang sehebat-hebatnya risalah yang dibawanya, datanglah pertolongan Allah swt. kepada Rasul-rasul itu. Demikianlah sunnatullah yang telah berlaku pada umat-umat terdahulu. Allah swt. mengutus Rasul-rasul-Nya dengan bukti-bukti yang nyata dan diperkuat dengan mukjizat. Setelah Rasul-rasul itu ditentang oleh kaumnya, didustakan dan dimusuhinya dan mereka merasakan tekanan yang amat berat, timbullah suatu perasaan seakan-akan mereka berputus asa karena tidak ada harapan lagi kaumnya akan beriman dan kemenangan yang ditunggu-tunggu belum juga datang, maka pada saat itulah pertolongan Allah swt. datang, dan kepada orang-orang yang mendustakan mereka ditimpakan azab dengan tiba-tiba seperti halnya topan yang menenggelamkan kaum Nabi Nuh, angin ribut yang membinasakan `Ad kaum Nabi Hud, siksaan yang menimpa Samud dan bencana yang melanda negeri dan kaum Nabi Lut sebagaimana tercantum dalam firman Allah swt.:
أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ وَأَصْحَابِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكَاتِ أَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Artinya:
Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka (yaitu) kaum Nuh, Ad, Samud, kaum Nabi Ibrahim, penduduk Madyan dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka Rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata. Maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
(Q.S. At Taubah: 70)
Orang-orang Quraisy yang tidak mau insaf dan kembali ke jalan yang benar sekalipun telah ditunjukkan bukti-bukti yang nyata, maka pada saatnya nanti Allah akan menimpakan azab yang pedih kepada mereka. Sedang Muhammad diberi pertolongan seperti kemenangan-kemenangan yang telah diperolehnya sejak peperangan Badar dan seterusnya pada peperangan-peperangan berikutnya. Allah swt. menyelamatkan Rasul-rasul-Nya beserta kaumnya yang beriman kepada-Nya, sedang orang-orang yang ingkar kepada Allah swt. dan mendustakan Rasul-rasul-Nya dan agama yang dibawanya akan diazab, dan tidak seorang pun dari mereka yang dapat menolak dan mengelak dari azab Allah itu.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yusuf 110
حَتَّى إِذَا اسْتَيْئَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ (110)
(Sehingga) lafal hattaa menunjukkan makna batas atau limit waktu daripada pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya, "Kami tidak mengutus sebelum kalian melainkan seorang laki-laki..." Artinya: Maka Allah menangguhkan pertolongan-Nya terhadap mereka hingga (bila merasa putus asa) putus harapan (para rasul itu dan mereka telah menyakini) para rasul itu merasa yakin (bahwasanya mereka benar-benar telah didustakan) sungguh-sungguh didustakan sehingga mereka tidak dapat diharapkan lagi untuk beriman; makna ini dibaca kudzdzibuu. Bila dibaca kudzibuu tanpa memakai tasydid, artinya umat-umat tersebut merasa yakin bahwa para rasul telah mengingkari ancaman yang telah mereka berikan kepadanya, yaitu mendapat pertolongan dari Allah (maka datanglah pertolongan Kami kepada mereka lalu Kami selamatkan) dibaca dengan memakai dua huruf nun yang pertama dibaca takhfif sedang yang kedua dibaca tasydid, atau dibaca nujjiya menjadi fi`il madhi (orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami) azab Kami (daripada orang-orang yang berdosa.) yakni orang-orang musyrik.
111. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(QS. 12:111)
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (111)
Pada ayat ini, Allah swt. menerangkan bahwa semua kisah Nabi-nabi terutama Nabi Yusuf as. bersama ayah dan saudara-saudaranya adalah pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat, pikiran waras, sedang orang-orang yang lalai yang tidak memanfaatkan akal dan pikirannya itu untuk mendalami dan memahami kenyataan-kenyataan yang ada, maka kisah Nabi tersebut tidak akan bermanfaat baginya, tidak akan mengambil pelajaran dan peringatan daripadanya. Yang mampu dan kuasa menyelamatkan Nabi Yusuf setelah ia dibuang ke dasar sumur, mengangkat derajatnya sesudah ia dipenjarakan, menguasai negeri Mesir sesudah dijual dengan harga murah, meninggikan pangkatnya dari saudara-saudaranya yang ingin membinasakannya, mengumpulkan mereka kembali bersama kedua orang tuanya sesudah berpisah sekian lama, yang datang dari tempat jauh, tentunya sanggup dan kuasa pula memuliakan Muhammad, meninggikan kalimatnya, memenangkan agama yang dibawanya, membantu dan menguatkannya dengan tentara dan pengikut serta pendukung setia, sekalipun di dalam menjalani semuanya itu, sekali-sekali ia mengalami kesukaran dan kesulitan. Kitab Suci Alquran yang membawa kisah-kisah tersebut, bukanlah suatu cerita yang dibikin-bikin dan diada-adakan. tetapi ia adalah wahyu yang diturunkan dari Allah swt. dan ia mempunyai daya melemahkan tokoh-tokoh sastra dan pembawa berita yang ulung untuk menyusun yang seperti itu, dan ia diberitakan dari orang-orang yang tidak pernah mempelajari buku-buku dan tidak pernah bergaul dengan ulama-ulama cerdik pandai. Bahkan kitab Suci Alquran itu membenarkan isi kitab-kitab samawi yang diturunkan kepada Nabi-nabi sebelumnya, seperti kitab Taurat, kitab Injil dan kitab Zabur, tentunya ia masih murni, bukan yang sudah ditambah dengan khurafat dan lain-lain hal yang tidak menggambarkan lagi kemurniannya. Di dalam kitab Suci Alquran itu diuraikan dengan jelas perintah-perintah Allah, larangan-larangan-Nya, janji-janji dan ancaman-Nya, sifat kesempurnaan yang wajib bagi-Nya dan Maha Suci dari sifat-sifat kekurangan dan hal-hal yang lain sebagaimana firman Allah swt.:
مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ
Artinya:
Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab.
At Taubah: 70)
Alquran adalah petunjuk bagi orang-orang yang meneliti dan mendalami isinya dan orang-orang yang membacanya dengan penuh kesadaran. Dia akan membimbing ke jalan yang benar, amal saleh dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dia adalah rahmat bagi orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang membenarkan dan mempercayainya serta mengamalkan isinya, karena iman itu ialah ucapan yang dibenarkan oleh hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah Yusuf
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=6&SuratKe=12#Top
alhamdulillah mencerahkan. terimakasih atas sharenya, saya jadi terinsprirasi untuk ikut menghidupkan alqur'an di dunia maya melalui tulisan-tulisan sedergana saya. ini salah satunya http://asbabunnuzulquran.blogspot.com/2014/06/penjelasan-qs-yusuf12-ayat-110.html
BalasHapusمَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ sepertinya ini bukan qs attaubah:70 tpi ada dalam qs al an'am: 38 ..afwan
BalasHapus