<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH DAFTAR SURAH AT-TAUBAH>>
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=1&SuratKe=9#Top
11. Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.(QS. 9:11)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 11
فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (11)
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang musyrikin yang seharusnya dibunuh atau diperangi, jika mereka tobat yakni beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan salat lima waktu dan menunaikan kewajiban zakat, maka Allah menyatakan bahwa mereka adalah saudara-saudara seagama dengan orang-orang mukmin yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama tanpa ada perbedaan. Ikatan persaudaraan yang demikian itu adalah ikatan yang sangat kuat dan luas yang dapat menghilangkan segala macam perselisihan dan permusuhan yang ditimbulkan oleh perbedaan suku, bangsa dan sebagainya yang dalam hal ini Rasulullah saw. bersabda:
أمرت أن أقاتل الناس حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله فإذا شهدوا أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله واستقبلو اقبلتنا وأكلوا ذبيتحنا وصلوا صلاتنا فقد حرمت علينا دماءهم وأموالهم إلا بحقها لهم ما للمسلمين وعليهم ما عليهم
Artinya:
Saya diperintahkan memerangi manusia hingga mereka bersyahadat bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasulullah, maka apabila mereka bersyahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad rasul Allah, mereka menghadap kiblat kita, memakan sembelihan dan salat seperti kita, maka haramlah atas kita darah mereka dan harta-harta mereka kecuali menurut haknya. Mereka mempunyai hak dan kewajiban seperti hak dan kewajiban orang-orang Islam. أمرت أن أقاتل الناس حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله فإذا شهدوا أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله واستقبلو اقبلتنا وأكلوا ذبيتحنا وصلوا صلاتنا فقد حرمت علينا دماءهم وأموالهم إلا بحقها لهم ما للمسلمين وعليهم ما عليهم
Artinya:
(H.R. Ahmad dari Anas bin Malik)
Selanjutnya pada akhir ayat ini disebutkan bahwa Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada orang-orang yang mau mengetahuinya terutama mengenai kaum musyrikin yang bertobat atau tidak dan bagaimana seharusnya mereka itu diperlakukan.
12. Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.(QS. 9:12)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 12
وَإِنْ نَكَثُوا أَيْمَانَهُمْ مِنْ بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُوا فِي دِينِكُمْ فَقَاتِلُوا أَئِمَّةَ الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لَا أَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنْتَهُونَ (12)
Pada ayat ini Allah menerangkan, bahwa orang-orang musyrikin itu apabila melanggar perjanjian yang sudah mereka buat dengan orang-orang mukmin dan mereka mencerca agama Islam, maka Allah memerintahkan kaum muslimin untuk memerangi pemimpin-pemimpin mereka itu, karena tidak dapat dipegang janjinya agar supaya mereka menghentikan permusuhannya dengan kaum muslimin dan mau bertobat. Para mufassirin menerangkan bahwa yang dimaksud dengan mencerca agama Islam ialah mencerca Nabi, Alquran dan lain-lain sedang yang dimaksud membunuh atau memerangi pemimpin-pemimpin kafir di sini termasuk juga para pengikutnya. Memerangi orang-orang musyrikin itu diperkenankan agar supaya mereka berhenti dari syirik dan berhenti memusuhi kaum muslimin.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 12
وَإِنْ نَكَثُوا أَيْمَانَهُمْ مِنْ بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُوا فِي دِينِكُمْ فَقَاتِلُوا أَئِمَّةَ الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لَا أَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنْتَهُونَ (12)
(Jika mereka merusak) melanggar (sumpahnya) janjinya (sesudah mereka berjanji dan mereka mencerca agama kalian) yakni mencelanya (maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir) ketua-ketuanya; di dalam ayat ini isim zhahir mengganti kedudukan isim dhamir, yakni lafal aimmatal kufri mengganti kedudukan aimmatahum (sesungguhnya tiada janji) yaitu perjanjian (dari mereka) yang dapat dipegang. Menurut suatu qiraat lafal aimaan dibaca iimaan dengan memakai harakat kasrah pada awal hurufnya (agar mereka berhenti) dari kekafirannya.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 12
وَإِنْ نَكَثُوا أَيْمَانَهُمْ مِنْ بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُوا فِي دِينِكُمْ فَقَاتِلُوا أَئِمَّةَ الْكُفْرِ إِنَّهُمْ لَا أَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنْتَهُونَ (12)
(Jika mereka merusak) melanggar (sumpahnya) janjinya (sesudah mereka berjanji dan mereka mencerca agama kalian) yakni mencelanya (maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir) ketua-ketuanya; di dalam ayat ini isim zhahir mengganti kedudukan isim dhamir, yakni lafal aimmatal kufri mengganti kedudukan aimmatahum (sesungguhnya tiada janji) yaitu perjanjian (dari mereka) yang dapat dipegang. Menurut suatu qiraat lafal aimaan dibaca iimaan dengan memakai harakat kasrah pada awal hurufnya (agar mereka berhenti) dari kekafirannya.
13. Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama kali memulai memerangi kamu? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.(QS. 9:13)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 13
أَلَا تُقَاتِلُونَ قَوْمًا نَكَثُوا أَيْمَانَهُمْ وَهَمُّوا بِإِخْرَاجِ الرَّسُولِ وَهُمْ بَدَءُوكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ أَتَخْشَوْنَهُمْ فَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَوْهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (13)
Pada ayat ini Allah menggalakkan semangat orang-orang mukmin supaya melaksanakan dengan sungguh-sungguh perintah memerangi kaum musyrikin. Allah menyebutkan tiga sebab utama yang membuktikan bahwa orang-orang musyrik tidak bisa didiamkan dan dibiarkan saja, yaitu:
1. Mereka melanggar perjanjian Hudaibiyah yang telah mereka adakan dengan Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya untuk tidak berperang selama l0 tahun, dan saling tidak boleh mengganggu antara kedua belah pihak dan sekutu-sekutunya. Tetapi kemudian tidak lama berselang setelah perjanjian itu diadakan, maka pihak musyrikin Quraisy telah membantu sekutunya dari Bani Bakar untuk menganiaya suku Khuza'ah dan sekutu Nabi yang tinggal di Mekah. Oleh karena itu Nabi merasa berkewajiban membela kaum muslimin yang akhirnya pada tahun ke 8 Hijriah, Mekah dapat ditaklukkan oleh kaum muslimin.
2. Sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah, kaum musyrikin telah berusaha keras untuk mengusir Nabi Muhammad saw. dari Mekah, memenjarakan atau membunuhnya dengan mempergunakan kekuatan dan suku Quraisy agar keluarga Nabi Muhammad saw. sukar mengadakan penuntutan bela. Inilah yang diisyaratkan oleh firman Allah:
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakan, atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.
(Q.S. Al-Anfal: 30)
3. Merekalah yang memulai lebih dahulu memerangi kaum mukminin di Badar, Uhud, Khandaq dan lain-lainnya.
Selanjutnya setelah Allah menerangkan tiga sebab utama tersebut, maka Dia menggalakkan semangat dan perhatian orang-orang mukmin agar jangan takut terhadap orang-orang musyrikin itu, karena Allahlah yang lebih berhak untuk ditakuti jika benar-benar mereka beriman. Orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya harus berani berkorban demi kepentingan agama dan kebenaran tanpa dibayangi oleh suatu keraguan yang menimbulkan ketakutan dan kemunduran yang sangat merugikan mereka sendiri.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 13
أَلَا تُقَاتِلُونَ قَوْمًا نَكَثُوا أَيْمَانَهُمْ وَهَمُّوا بِإِخْرَاجِ الرَّسُولِ وَهُمْ بَدَءُوكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ أَتَخْشَوْنَهُمْ فَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَوْهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (13)
(Mengapakah tidak) sebagai suatu seruan (kalian perangi orang-orang yang telah merusak) mengingkari (janjinya) perjanjian mereka (padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul) dari Mekah ketika mereka memusyawarahkan hal ini di Darun Nadwah (dan merekalah yang mulai) memerangi kalian (pada awal mulanya) di mana mereka telah memerangi Bani Khuzaah teman sepakta kalian untuk membantu Bani Bakar; apakah gerangan yang mencegah kalian untuk memerangi mereka (apakah kalian takut kepada mereka) merasa gentar menghadapi mereka (padahal Allah lah yang berhak untuk kalian takuti) bilamana kalian tidak memerangi mereka (jika kalian benar-benar orang yang beriman).
1. Mereka melanggar perjanjian Hudaibiyah yang telah mereka adakan dengan Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya untuk tidak berperang selama l0 tahun, dan saling tidak boleh mengganggu antara kedua belah pihak dan sekutu-sekutunya. Tetapi kemudian tidak lama berselang setelah perjanjian itu diadakan, maka pihak musyrikin Quraisy telah membantu sekutunya dari Bani Bakar untuk menganiaya suku Khuza'ah dan sekutu Nabi yang tinggal di Mekah. Oleh karena itu Nabi merasa berkewajiban membela kaum muslimin yang akhirnya pada tahun ke 8 Hijriah, Mekah dapat ditaklukkan oleh kaum muslimin.
2. Sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah, kaum musyrikin telah berusaha keras untuk mengusir Nabi Muhammad saw. dari Mekah, memenjarakan atau membunuhnya dengan mempergunakan kekuatan dan suku Quraisy agar keluarga Nabi Muhammad saw. sukar mengadakan penuntutan bela. Inilah yang diisyaratkan oleh firman Allah:
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakan, atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.
(Q.S. Al-Anfal: 30)
3. Merekalah yang memulai lebih dahulu memerangi kaum mukminin di Badar, Uhud, Khandaq dan lain-lainnya.
Selanjutnya setelah Allah menerangkan tiga sebab utama tersebut, maka Dia menggalakkan semangat dan perhatian orang-orang mukmin agar jangan takut terhadap orang-orang musyrikin itu, karena Allahlah yang lebih berhak untuk ditakuti jika benar-benar mereka beriman. Orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya harus berani berkorban demi kepentingan agama dan kebenaran tanpa dibayangi oleh suatu keraguan yang menimbulkan ketakutan dan kemunduran yang sangat merugikan mereka sendiri.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 13
أَلَا تُقَاتِلُونَ قَوْمًا نَكَثُوا أَيْمَانَهُمْ وَهَمُّوا بِإِخْرَاجِ الرَّسُولِ وَهُمْ بَدَءُوكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ أَتَخْشَوْنَهُمْ فَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَوْهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (13)
(Mengapakah tidak) sebagai suatu seruan (kalian perangi orang-orang yang telah merusak) mengingkari (janjinya) perjanjian mereka (padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul) dari Mekah ketika mereka memusyawarahkan hal ini di Darun Nadwah (dan merekalah yang mulai) memerangi kalian (pada awal mulanya) di mana mereka telah memerangi Bani Khuzaah teman sepakta kalian untuk membantu Bani Bakar; apakah gerangan yang mencegah kalian untuk memerangi mereka (apakah kalian takut kepada mereka) merasa gentar menghadapi mereka (padahal Allah lah yang berhak untuk kalian takuti) bilamana kalian tidak memerangi mereka (jika kalian benar-benar orang yang beriman).
14. Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman,(QS. 9:14)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 14
قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ (14)
Pada ayat ini Allah memerintahkan kaum Muslimin supaya memerangi orang-orang musyrik. Jika mereka melaksanakan perintah itu, niscaya Allah akan menyiksa kaum musyrikin dengan kekuatan kaum mukmin. Allah menjadikan mereka hina dan menolong orang-orang mukmin dan melegakan serta menghilangkan panas hati mereka yang banyak menderita pengkhianatan orang-orang musyrikin.
Yang dimaksud dengan Allah menyiksa orang-orang musyrik dengan kekuatan kaum Muslimin ialah membunuh dan menghancurkan mereka di dalam peperangan. Dan yang menjadikan mereka hina ialah karena kekalahan mereka dalam peperangan, dan mereka dijadikan tawanan dan budak. Menurut riwayat Ikrimah dan lain-lainnya, bahwa orang-orang mukmin yang lega dan hilang panas hatinya ialah suku Khuza`ah, sedangkan menurut Ibnu Abbas ialah suku-suku dari Yaman dan Saba' yang telah masuk Islam yang pernah mendapat siksa yang berat dari orang-orang musyrik Mekah. Mereka mengirimkan utusan mengadukan penderitaan mereka kepada Rasulullah di Madinah, maka Rasulullah menyampaikan salam dan harapan kepada mereka supaya menggembirakan hati, sebab pertolongan Allah akan datang dalam waktu yang dekat.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 14
قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ (14)
(Perangilah mereka niscaya Allah akan menyiksa mereka) Allah pasti akan membunuh mereka (dengan perantaraan tangan kalian dan Allah akan menghinakan mereka) Dia akan membuat mereka hina melalui cara penahanan dan penindasan (dan menolong kalian terhadap mereka serta melegakan hati orang-orang yang beriman) melalui apa yang telah dilakukan oleh Bani Khuzaah terhadap mereka yang merusak perjanjian.
Yang dimaksud dengan Allah menyiksa orang-orang musyrik dengan kekuatan kaum Muslimin ialah membunuh dan menghancurkan mereka di dalam peperangan. Dan yang menjadikan mereka hina ialah karena kekalahan mereka dalam peperangan, dan mereka dijadikan tawanan dan budak. Menurut riwayat Ikrimah dan lain-lainnya, bahwa orang-orang mukmin yang lega dan hilang panas hatinya ialah suku Khuza`ah, sedangkan menurut Ibnu Abbas ialah suku-suku dari Yaman dan Saba' yang telah masuk Islam yang pernah mendapat siksa yang berat dari orang-orang musyrik Mekah. Mereka mengirimkan utusan mengadukan penderitaan mereka kepada Rasulullah di Madinah, maka Rasulullah menyampaikan salam dan harapan kepada mereka supaya menggembirakan hati, sebab pertolongan Allah akan datang dalam waktu yang dekat.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 14
قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ (14)
(Perangilah mereka niscaya Allah akan menyiksa mereka) Allah pasti akan membunuh mereka (dengan perantaraan tangan kalian dan Allah akan menghinakan mereka) Dia akan membuat mereka hina melalui cara penahanan dan penindasan (dan menolong kalian terhadap mereka serta melegakan hati orang-orang yang beriman) melalui apa yang telah dilakukan oleh Bani Khuzaah terhadap mereka yang merusak perjanjian.
15. dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. 9:15) |
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 15
وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوبِهِمْ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (15)
Ayat ini sebagai lanjutan dari ayat 14 yang maksudnya ialah bahwa kekalahan kaum musyrikin itu akan melegakan dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin yang banyak menderita siksaan dan penganiayaan dari orang-orang musyrik selama ini, karena mereka tidak mampu membela diri bertahan di Mekah dan tidak kuasa pindah ke Madinah atau ke tempat lain yang aman. Selanjutnya pada akhir ayat ini diterangkan bahwa Allah menerima tobat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Ayat ini memberi isyarat bahwa kaum musyrikin banyak yang telah bertobat dan Allah telah menerima tobat mereka, dan mereka menjadi orang-orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan pembela agama Islam yang tangguh. Allahlah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana mengatur hamba-Nya dan untuk mengatur kepentingan perkembangan agama-Nya di kemudian hari.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 15
وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوبِهِمْ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (15)
(Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin) kegelisahannya (Dan Allah menerima tobat orang yang dikehendaki-Nya) dengan masuk Islam seperti apa yang dilakukan oleh Abu Sofyan (Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana).
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 15
وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوبِهِمْ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (15)
(Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin) kegelisahannya (Dan Allah menerima tobat orang yang dikehendaki-Nya) dengan masuk Islam seperti apa yang dilakukan oleh Abu Sofyan (Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana).
16. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 9:16)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 16
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تُتْرَكُوا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَا رَسُولِهِ وَلَا الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (16)
Pada ayat ini Allah memberikan peringatan yang sangat penting kepada kaum Muslimin yang disebabkan sesuatu hal sudah merasa berat untuk memerangi lagi orang-orang musyrikin, yaitu Allah menjelaskan maksudnya ialah bahwa Allah mengajak dan mendorong mereka supaya berpikir dan mempertimbangkan dengan penuh kesadaran dan keinsafan tentang hal-hal berikut:
a. Apakah mereka sudah sungguh-sungguh melaksanakan jihad selama ini sebagaimana mestinya?
b. Apakah orang-orang musyrik tidak akan memerangi mereka lagi dan tidak akan melanggar sumpah perjanjian sebagaimana yang biasa mereka lakukan?
c. Apakah orang musyrik tidak akan mencerca agama Islam lagi dan menghalang-halangi orang untuk menganutnya sebagaimana mereka lakukan semenjak lahirnya agama Islam.
d. Apakah kaum muslimin sudah lupa tingkah laku orang-orang munafik yang menikam Nabi dan kaum muslimin dari belakang?
e. Apakah orang-orang muslimin dibiarkan saja tanpa mendapat cobaan dan ujian tanpa diketahui siapa-siapa yang benar-benar beriman dan berjihad di jalan Allah dan tidak mengambil orang-orang musyrikin menjadi teman kepercayaan?
Jadi ayat ini menerangkan kepada kaum muslimin bagaimana seharusnya mereka, yaitu harus tabah menghadapi segala macam cobaan dan ujian, tidak boleh merasa cepat puas dari hasil yang sudah dicapai dan tidak boleh pula malas dan bosan untuk meneruskan jihad, mereka juga harus mengetahui kewajiban menjaga dan waspada terhadap segala tipu daya musuh, dan tidak boleh menjadikan mereka teman yang akrab. Hal ini sudah banyak diperingatkan di dalam Alquran, antara lain firman Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan dalam hati mereka lebih besar lagi.
(Q.S. Ali Imran: 118)
Selanjutnya pada akhir ayat diterangkan, bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang dikerjakan orang-orang muslim dalam melaksanakan perintah berjihad dan apa yang terkandung dalam hati mereka, dan oleh karena itulah diperintahkan supaya mereka mematuhi petunjuk dan perintah Allah sebaik-baiknya.
a. Apakah mereka sudah sungguh-sungguh melaksanakan jihad selama ini sebagaimana mestinya?
b. Apakah orang-orang musyrik tidak akan memerangi mereka lagi dan tidak akan melanggar sumpah perjanjian sebagaimana yang biasa mereka lakukan?
c. Apakah orang musyrik tidak akan mencerca agama Islam lagi dan menghalang-halangi orang untuk menganutnya sebagaimana mereka lakukan semenjak lahirnya agama Islam.
d. Apakah kaum muslimin sudah lupa tingkah laku orang-orang munafik yang menikam Nabi dan kaum muslimin dari belakang?
e. Apakah orang-orang muslimin dibiarkan saja tanpa mendapat cobaan dan ujian tanpa diketahui siapa-siapa yang benar-benar beriman dan berjihad di jalan Allah dan tidak mengambil orang-orang musyrikin menjadi teman kepercayaan?
Jadi ayat ini menerangkan kepada kaum muslimin bagaimana seharusnya mereka, yaitu harus tabah menghadapi segala macam cobaan dan ujian, tidak boleh merasa cepat puas dari hasil yang sudah dicapai dan tidak boleh pula malas dan bosan untuk meneruskan jihad, mereka juga harus mengetahui kewajiban menjaga dan waspada terhadap segala tipu daya musuh, dan tidak boleh menjadikan mereka teman yang akrab. Hal ini sudah banyak diperingatkan di dalam Alquran, antara lain firman Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan dalam hati mereka lebih besar lagi.
(Q.S. Ali Imran: 118)
Selanjutnya pada akhir ayat diterangkan, bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang dikerjakan orang-orang muslim dalam melaksanakan perintah berjihad dan apa yang terkandung dalam hati mereka, dan oleh karena itulah diperintahkan supaya mereka mematuhi petunjuk dan perintah Allah sebaik-baiknya.
17. Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.(QS. 9:17)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 17
مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ (17)
Menurut riwayat Ibnu Abbas bahwa setelah Abbas ditawan pada perang Badar, ia dicemoohkan oleh kaum muslimin dengan mengatakan dia kafir dan memutuskan silaturahmi, dan Sayidina Ali melontarkan kata-kata yang pedas kepadanya. Lalu Abbas menjawab cemoohan dan kata-kata pedas itu dengan: "Mengapa kamu menyebut-nyebut kejahatan kami saja, dan tidak sedikit pun mengingat kebaikan yang kami perbuat." Sayidina Ali berkata lagi: "Apakah kamu mempunyai kebaikan?" Abbas menjawab: "Ada, yaitu kami mengurus dan memakmurkan Masjidil Haram, memelihara Kakbah dan memberi orang-orang haji." Maka turunlah ayat ini untuk membantahnya.
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa tidak pantas kaum musyrikin memakmurkan Masjidil Haram dan mesjid-mesjid lainnya. Memakmurkan mesjid Allah itu adalah bertujuan untuk mengesakan dan mengagungkan Allah serta menaatinya. Hal ini sepantasnyalah dilakukan hanya oleh orang-orang mukmin, bukan orang-orang kafir dan orang-orang yang mempersekutukan Allah. Memakmurkan mesjid ialah membangunnya, mengurusnya, menghidupkannya dengan amal ibadah yang diridai Allah. Tetapi memakmurkan yang dilarang di sini untuk orang-orang kafir ialah bersifat kekuasaan terhadap mesjid, seperti menjadi pengurusnya. Adapun mempergunakan tenaga-tenaga orang kafir untuk membangun mesjid, seperti tukang-tukang dan sebagainya tidaklah termasuk dilarang. Begitu juga orang-orang muslimin boleh menerima mesjid yang dibangun oleh orang kafir atau yang diwasiatkan oleh orang kafir membangunnya, atau memperbaikinya selama tidak mengandung tujuan yang jahat untuk membikin mudarat.
Sekalipun para mufassirin berbeda pendapat tentang mesjid yang dimaksud dalam ayat ini, yaitu apakah Masjidil Haram saja sesuai dengan turunnya ayat ini seperti tersebut pada permulaan menafsirkan ayat ini, dan sesuai pula dengan bacaan sebagian ulama qiraat yang membacakan dengan mesjid artinya lafal muffed (tunggal) yaitu Masjidil Haram, atau yang dimaksud semua mesjid Allah sesuai dengan lafal jamak "masaajida" yang ada. Tetapi semua pendapat, baik Masjidil Haram atau pun mesjid-mesjid lainnya, tidak pantas dan tidak boleh bagi orang-orang musyrikin untuk memakmurkannya. Selanjutnya pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir itu sia-sialah amal dan pekerjaannya yang mereka bangga-banggakan, yaitu memakmurkan Masjidil Haram, memberi minum orang-orang haji, dan lain-lain yang mereka kerjakan selama mereka di dalam syirik. Ayat ini sesuai dengan ayat-ayat lain seperti firman Allah:
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya:
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
(Q.S. Al-An'am: 88)
Pada akhir ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang musyrik itu kekal dalam neraka menderita siksa, karena tidak ada amal mereka di dunia ini yang berguna untuk dapat menolong mereka di hari akhirat.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 17
مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ (17)
(Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah) boleh dibaca mufrad dan boleh pula dibaca jamak, yakni dengan cara memasukinya dan duduk di dalamnya (sedangkan mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia) batal (amal perbuatannya dan mereka kekal di dalam neraka).
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa tidak pantas kaum musyrikin memakmurkan Masjidil Haram dan mesjid-mesjid lainnya. Memakmurkan mesjid Allah itu adalah bertujuan untuk mengesakan dan mengagungkan Allah serta menaatinya. Hal ini sepantasnyalah dilakukan hanya oleh orang-orang mukmin, bukan orang-orang kafir dan orang-orang yang mempersekutukan Allah. Memakmurkan mesjid ialah membangunnya, mengurusnya, menghidupkannya dengan amal ibadah yang diridai Allah. Tetapi memakmurkan yang dilarang di sini untuk orang-orang kafir ialah bersifat kekuasaan terhadap mesjid, seperti menjadi pengurusnya. Adapun mempergunakan tenaga-tenaga orang kafir untuk membangun mesjid, seperti tukang-tukang dan sebagainya tidaklah termasuk dilarang. Begitu juga orang-orang muslimin boleh menerima mesjid yang dibangun oleh orang kafir atau yang diwasiatkan oleh orang kafir membangunnya, atau memperbaikinya selama tidak mengandung tujuan yang jahat untuk membikin mudarat.
Sekalipun para mufassirin berbeda pendapat tentang mesjid yang dimaksud dalam ayat ini, yaitu apakah Masjidil Haram saja sesuai dengan turunnya ayat ini seperti tersebut pada permulaan menafsirkan ayat ini, dan sesuai pula dengan bacaan sebagian ulama qiraat yang membacakan dengan mesjid artinya lafal muffed (tunggal) yaitu Masjidil Haram, atau yang dimaksud semua mesjid Allah sesuai dengan lafal jamak "masaajida" yang ada. Tetapi semua pendapat, baik Masjidil Haram atau pun mesjid-mesjid lainnya, tidak pantas dan tidak boleh bagi orang-orang musyrikin untuk memakmurkannya. Selanjutnya pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir itu sia-sialah amal dan pekerjaannya yang mereka bangga-banggakan, yaitu memakmurkan Masjidil Haram, memberi minum orang-orang haji, dan lain-lain yang mereka kerjakan selama mereka di dalam syirik. Ayat ini sesuai dengan ayat-ayat lain seperti firman Allah:
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya:
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
(Q.S. Al-An'am: 88)
Pada akhir ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang musyrik itu kekal dalam neraka menderita siksa, karena tidak ada amal mereka di dunia ini yang berguna untuk dapat menolong mereka di hari akhirat.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 17
مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ (17)
(Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah) boleh dibaca mufrad dan boleh pula dibaca jamak, yakni dengan cara memasukinya dan duduk di dalamnya (sedangkan mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia) batal (amal perbuatannya dan mereka kekal di dalam neraka).
18. Hanya yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. 9:18)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 18
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ (18)
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa yang patut memakmurkan mesjid-mesjid Allah hanyalah orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya, dan amal ibadahnya ikhlas karena Allah Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, serta percaya akan datangnya hari akhirat tempat pembalasan segala amal perbuatan, rajin mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain Allah. Orang-orang inilah yang diharapkan termasuk golongan yang mendapat petunjuk dari Allah dan yang diridai-Nya untuk memakmurkan mesjid-mesjid-Nya di dalam dunia ini, baik memakmurkan dengan membangun dan memeliharanya maupun memakmurkan peribadatan dan lain-lainnya. Banyak hadis-hadis yang diriwayatkan tentang fadilah memakmurkan mesjid-mesjid Allah antara lain sabda Rasulullah saw.:
من بنى لله مسجدا يبتغي به وجه الله بنى الله له بيتا في الجنة
Artinya:
Barang siapa membangun atau memakmurkan mesjid bagi Allah untuk mendapatkan keridaan-Nya, niscaya Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah dalam surga.
(H.R. Bukhari, Muslim, dan Tirmizi dari Usman bin Affan)
Sabda Rasulullah saw.:
إذا رأيتم الرجل يعتاد المساجد فاشهدوا له بالإيمان
Artinya:
Apabila kamu melihat seorang laki-laki membiasakan diri (beribadah) di mesjid, maka saksikanlah bahwa ia orang yang beriman.
(H.R. Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim dari Abu Said Al-Khudri)
Dan sabdanya:
أن امرأة كانت تقم المسجد أي تكنسه فماتت فسأل عنها النبي صلى الله عليه وسلم فقيل له: ماتت، أفلا كنتم آذنتموني بها لأصلي عليها؟ دلوني على قبرها، فأتى قبرها فصلى عليها
Artinya:
Sesungguhnya ada seorang perempuan yang biasa menyapu mesjid lalu meninggal dunia, Rasulullah saw. menanyakannya dan tatkala dikatakan kepadanya bahwa perempuan itu sudah meninggal, Rasulullah berkata: "Mengapa kamu tidak memberitahukan kepada saya agar saya salatkan ia. Tunjukkanlah kepadaku di mana kuburnya." Maka Rasulullah mendatangi kuburan itu lalu beliau salat atasnya.
(H.R. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah)
Dan sabda Rasulullah saw.:
مهور الحور العين كنس المساجد وعمارتها
Artinya:
Membersihkan mesjid dan meramaikannya adalah mahar (maskawin) bidadari.
(H.R. Abu Bakar Asy Syafi'i dari Abu Qursafah)
Dan sabda Rasulullah lagi:
من أسرج سراجا في مسجد لم تزل الملائكة وحملة العرش يستغفرون له ما دام في ذلك المسجد ضوءه
Artinya:
Barang siapa yang menyalakan penerangan dalam mesjid, niscaya para malaikat dan pemikul-pemikul Arasy senantiasa memohon ampun kepada Allah agar diampuni dosanya selama lampu itu bercahaya dalam mesjid.
(H.R. Salim Ar Razi dari Anas ra.)
من بنى لله مسجدا يبتغي به وجه الله بنى الله له بيتا في الجنة
Artinya:
Barang siapa membangun atau memakmurkan mesjid bagi Allah untuk mendapatkan keridaan-Nya, niscaya Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah dalam surga.
(H.R. Bukhari, Muslim, dan Tirmizi dari Usman bin Affan)
Sabda Rasulullah saw.:
إذا رأيتم الرجل يعتاد المساجد فاشهدوا له بالإيمان
Artinya:
Apabila kamu melihat seorang laki-laki membiasakan diri (beribadah) di mesjid, maka saksikanlah bahwa ia orang yang beriman.
(H.R. Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim dari Abu Said Al-Khudri)
Dan sabdanya:
أن امرأة كانت تقم المسجد أي تكنسه فماتت فسأل عنها النبي صلى الله عليه وسلم فقيل له: ماتت، أفلا كنتم آذنتموني بها لأصلي عليها؟ دلوني على قبرها، فأتى قبرها فصلى عليها
Artinya:
Sesungguhnya ada seorang perempuan yang biasa menyapu mesjid lalu meninggal dunia, Rasulullah saw. menanyakannya dan tatkala dikatakan kepadanya bahwa perempuan itu sudah meninggal, Rasulullah berkata: "Mengapa kamu tidak memberitahukan kepada saya agar saya salatkan ia. Tunjukkanlah kepadaku di mana kuburnya." Maka Rasulullah mendatangi kuburan itu lalu beliau salat atasnya.
(H.R. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah)
Dan sabda Rasulullah saw.:
مهور الحور العين كنس المساجد وعمارتها
Artinya:
Membersihkan mesjid dan meramaikannya adalah mahar (maskawin) bidadari.
(H.R. Abu Bakar Asy Syafi'i dari Abu Qursafah)
Dan sabda Rasulullah lagi:
من أسرج سراجا في مسجد لم تزل الملائكة وحملة العرش يستغفرون له ما دام في ذلك المسجد ضوءه
Artinya:
Barang siapa yang menyalakan penerangan dalam mesjid, niscaya para malaikat dan pemikul-pemikul Arasy senantiasa memohon ampun kepada Allah agar diampuni dosanya selama lampu itu bercahaya dalam mesjid.
(H.R. Salim Ar Razi dari Anas ra.)
19. Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim.(QS. 9:19)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 19
أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (19)
Imam Muslim dan Imam Abu Daud meriwayatkan dari Nu`man bin Basyir yang berkata: "Aku pernah berada didekat mimbar Rasulullah saw. bersama-sama dengan beberapa orang sahabat. Seorang dari mereka mengatakan, bahwa setelah ia masuk Islam dia tidak memperhatikan amal saleh kecuali memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji. Seorang sahabat yang lain mengatakan, bahwa amal yang diutamakannya adalah mengurus Masjidil haram. Sedangkan seorang sahabat yang lain mengatakan, bahwa berjihad (berperang) di jalan Allah adalah lebih baik darpada yang dikemukakan oleh kedua orang temannya itu. Oleh karena percakapan tiga orang itu merupakan suatu perbantahan, maka Sayidina Umar yang kebetulan berada di tempat itu melarang dengan mengatakan: "Jangan ramai-ramai berbantah di dekat mimbar Rasulullah saw. dan kebetulan hari itu adalah hari Jumat. Nanti setelah selesai salat Jumat aku akan mohon fatwa kepada Rasulullah saw. mengenai apa-apa yang kamu perselisihkan itu." Setelah selesai salat Jumat, Sayidina Umar mohon fatwa kepada Rasulullah saw., maka turunlah ayat ini."
Pertanyaan yang terkandung dalam ayat ini ditujukan kepada orang-orang mukmin yang berbantah-bantahan tentang amal saleh mana yang lebih utama sebagaimana tersebut di atas. Sebagai jawaban diterangkan bahwa mengurus Masjidil Haram dan menyediakan minuman bagi orang-orang yang mengerjakan haji tidak dapat disamakan keutamaannya dengan beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian serta berjihad di jalan Allah. Amal-amal yang tersebut pada bagian pertama meskipun termasuk amal kebajikan tetapi derajat dan martabatnya tidak setinggi derajat amal-amal yang tersebut kemudian itu, yaitu iman dan jihad di jalan Allah sebagaimana tersebut dalam ayat itu.
Menganggap dua macam amal tersebut sama adalah suatu anggapan yang tidak pada tempatnya dan bertentangan dengan petunjuk dari Allah apalagi kalau dianggap bahwa amal pertama lebih utama dari amal kedua.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 19
أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (19)
(Apakah orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kalian jadikan) orang-orang yang bertugas menunaikan hal-hal tersebut (sama dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah) dalam hal keutamaannya (dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang lalim) kepada orang-orang yang kafir. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan sanggahan Allah terhadap orang yang mengatakan hal tersebut, dia adalah Abbas atau lainnya.
Pertanyaan yang terkandung dalam ayat ini ditujukan kepada orang-orang mukmin yang berbantah-bantahan tentang amal saleh mana yang lebih utama sebagaimana tersebut di atas. Sebagai jawaban diterangkan bahwa mengurus Masjidil Haram dan menyediakan minuman bagi orang-orang yang mengerjakan haji tidak dapat disamakan keutamaannya dengan beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian serta berjihad di jalan Allah. Amal-amal yang tersebut pada bagian pertama meskipun termasuk amal kebajikan tetapi derajat dan martabatnya tidak setinggi derajat amal-amal yang tersebut kemudian itu, yaitu iman dan jihad di jalan Allah sebagaimana tersebut dalam ayat itu.
Menganggap dua macam amal tersebut sama adalah suatu anggapan yang tidak pada tempatnya dan bertentangan dengan petunjuk dari Allah apalagi kalau dianggap bahwa amal pertama lebih utama dari amal kedua.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah At Taubah 19
أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (19)
(Apakah orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kalian jadikan) orang-orang yang bertugas menunaikan hal-hal tersebut (sama dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah) dalam hal keutamaannya (dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang lalim) kepada orang-orang yang kafir. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan sanggahan Allah terhadap orang yang mengatakan hal tersebut, dia adalah Abbas atau lainnya.
20. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.(QS. 9:20)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 20
الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ (20)
Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa orang-orang yang beriman dengan iman yang kuat yang mendorongnya rela berhijrah meninggalkan kampung halamannya, harta kekayaan dan karya usahanya, berpisah dengan anak istrinya, orang tua dan sanak saudaranya adalah orang-orang yang melaksanakan amal perjuangan yang berat dengan pengorbanan yang banyak. Apalagi jika amal-amal yang tersebut itu diikuti dengan jihad fisabilillah yaitu dengan mengorbankan harta kekayaan dan jiwa raganya.
Oleh karena itu terhadap orang-orang yang berbuat demikian diberikan Allah penghargaan yang tinggi serta keberuntungan dan kebahagiaan. Adapun orang-orang mukmin yang tidak berhijrah dan tidak berjihad fisabilillah, meskipun mereka menyediakan minuman bagi para jemaah haji dan memakmurkan Masjidil haram, penghargaan Allah kepada mereka dan pahala-pahala yang diberikan kepada mereka tidak sebesar apa yang diterima oleh yang berhijrah dan berjihad. Tentang amal-amal seseorang yang tidak didasari dengan iman kepada Allah akan sia-sialah amal itu. Karena orang kafir tidak akan memperoleh pahala di akhirat.
Oleh karena itu terhadap orang-orang yang berbuat demikian diberikan Allah penghargaan yang tinggi serta keberuntungan dan kebahagiaan. Adapun orang-orang mukmin yang tidak berhijrah dan tidak berjihad fisabilillah, meskipun mereka menyediakan minuman bagi para jemaah haji dan memakmurkan Masjidil haram, penghargaan Allah kepada mereka dan pahala-pahala yang diberikan kepada mereka tidak sebesar apa yang diterima oleh yang berhijrah dan berjihad. Tentang amal-amal seseorang yang tidak didasari dengan iman kepada Allah akan sia-sialah amal itu. Karena orang kafir tidak akan memperoleh pahala di akhirat.
Surah AT-TAUBAH
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH DAFTAR SURAH AT-TAUBAH>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar