Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah HUUD
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=3&SuratKe=11#Top
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 41
41. Dan Nuh berkata:` Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. `Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 11:41)
Pada ayat ini diterangkan bahwa Nuh a.s. menyuruh orang yang beriman kepadanya supaya naik ke dalam bahtera itu dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh, sebab segala kekuasaan ada di tangan-Nya Yang dapat berbuat sekehendak-Nya, mengatur sunah-Nya sesuai dengan iradah-Nya sedang keselamatan mereka di saat yang sangat penting itu hanya berada di bawah kekuasaan-Nya di dalam pengayoman dan lindungan-Nya. Menurut sebuah hadis:
أنه عليه السلام إذا أراد أن يجريها يقول: بِسْمِ اللَّهِ، فتجري وإذا أن يرسيها قال: بِسْمِ اللَّهِ، فترسو
Artinya:
Apabila Nabi Nuh a.s. mau berlayar ia membaca (bismillah) maka berlayarlah bahtera itu, dan apabila ia mau berlabuh ia membaca (bismillah) maka bahtera itu pun berlabuh.
(H.R. Ad Dahhak)
Para ulama menyatakan ayat ini menunjukkan bahwa membaca bismillah adalah sunah di waktu berangkat dan berhenti bagi setiap orang yang menaiki segala macam kendaraan sesuai dengan hadis:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أمان لأمتي من الغرق إذا ركبوا الفلك أن يقولوا: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ مجريها ومرساها إنه لغفور رحيم
Artinya:
Berkata Rasulullah saw.: "Umatku akan selamat (tidak tenggelam) apabila mereka menaiki bahtera supaya membaca "bismillahil malikirrahmanirrahim, bismillahi majreha wa mursaha innahu lagafururrahim".
(H.R. At Tabrani dari Ali)
Selanjutnya pada ayat ini diterangkan bahwa Nuh a.s. menyatakan: "Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Ucapan ini selain mengandung syukur, menunjukkan bahwa ia beserta pengikut-pengikutnya yang beriman dapat lepas dari bahaya topan itu adalah berkat rahmat karunia Allah yang sangat luas yang tidak membinasakan hamba-Nya hanya lantaran dosa-dosanya kecuali dosa kekafiran.
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (41)
41. Dan Nuh berkata:` Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. `Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 11:41)
Pada ayat ini diterangkan bahwa Nuh a.s. menyuruh orang yang beriman kepadanya supaya naik ke dalam bahtera itu dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh, sebab segala kekuasaan ada di tangan-Nya Yang dapat berbuat sekehendak-Nya, mengatur sunah-Nya sesuai dengan iradah-Nya sedang keselamatan mereka di saat yang sangat penting itu hanya berada di bawah kekuasaan-Nya di dalam pengayoman dan lindungan-Nya. Menurut sebuah hadis:
أنه عليه السلام إذا أراد أن يجريها يقول: بِسْمِ اللَّهِ، فتجري وإذا أن يرسيها قال: بِسْمِ اللَّهِ، فترسو
Artinya:
Apabila Nabi Nuh a.s. mau berlayar ia membaca (bismillah) maka berlayarlah bahtera itu, dan apabila ia mau berlabuh ia membaca (bismillah) maka bahtera itu pun berlabuh.
(H.R. Ad Dahhak)
Para ulama menyatakan ayat ini menunjukkan bahwa membaca bismillah adalah sunah di waktu berangkat dan berhenti bagi setiap orang yang menaiki segala macam kendaraan sesuai dengan hadis:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أمان لأمتي من الغرق إذا ركبوا الفلك أن يقولوا: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ مجريها ومرساها إنه لغفور رحيم
Artinya:
Berkata Rasulullah saw.: "Umatku akan selamat (tidak tenggelam) apabila mereka menaiki bahtera supaya membaca "bismillahil malikirrahmanirrahim, bismillahi majreha wa mursaha innahu lagafururrahim".
(H.R. At Tabrani dari Ali)
Selanjutnya pada ayat ini diterangkan bahwa Nuh a.s. menyatakan: "Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Ucapan ini selain mengandung syukur, menunjukkan bahwa ia beserta pengikut-pengikutnya yang beriman dapat lepas dari bahaya topan itu adalah berkat rahmat karunia Allah yang sangat luas yang tidak membinasakan hamba-Nya hanya lantaran dosa-dosanya kecuali dosa kekafiran.
42. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya--sedang anak itu berada di tempat terpencil--:` Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir. `(QS. 11:42)
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ (42)
Pada ayat ini Allah menerangkan, bahwa bahtera itu berlayar membawa Nuh a.s., beserta para pengikutnya yang beriman mengarungi lautan yang amat luas dan melalui gelombang-gelombang ombak yang dahsyat, bergulung-gulung menjulang tinggi laksana gunung.Setelah Nabi Nuh a.s. serta para pengikutnya masuk ke dalam bahtera itu, maka perasaan kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya timbul sedemikian rupa dan yang sangat merisaukan hatinya ialah sewaktu dia melihat anaknya yang bernama Kan'an (disebut juga namanya Yam) pergi jauh memencilkan diri, lalu Nuh a.s. memanggilnya mengajak supaya turut masuk ke dalam bahtera dan jangan menjadi orang-orang kafir.
Para ulama berbeda pendapat tentang apakah Nabi Nuh a.s. sebelum peristiwa itu tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari anaknya itu. Ada yang berpendapat bahwa Nuh a.s. memang tidak tahu karena sebelum itu anaknya bersikap munafik kepadanya. Pendapat lain mengatakan bahwa ia tahu kekafiran anaknya, tetapi setelah anaknya itu menyaksikan sendiri bahwa topan sudah mulai datang, maka ia mengharap kesadaran anaknya sehingga ia mengajaknya supaya masuk ke dalam bahtera itu.
43. Anaknya menjawab:` Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah! `Nuh berkata:` Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang `. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.(QS. 11:43)
قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ (43)
Pada ayat ini Allah menyebutkan jawaban Kan'an terhadap seruan dan ajakan ayahnya Nuh a.s. supaya masuk ke dalam bahtera. Ia menolak tidak mau turut masuk dengan alasan bahwa ia bisa berlindung ke atas gunung untuk memelihara dirinya dari bahaya air bah (topan) yang mengancam itu.Mendengar itu Nabi Nuh a.s. menjelaskan kepada anaknya yang membangkang itu, bahwa pada hari ini tidak ada yang bisa melindungi dirinya dari topan itu selain Allah dan tidak ada yang selamat kecuali orang-orang yang dikasihi-Nya, yaitu orang-orang yang masuk ke dalam bahtera itu.
Demikianlah, iradah Tuhan sudah menetapkan segala sesuatunya telah berjalan menurut prosesnya, maka gelombang yang menggulung tinggi demikian dahsyatnya telah menghalangi antara Nuh a.s. dengan anaknya yang membangkang dan durhaka itu sehingga terputuslah pembicaraan antara keduanya, dan Si anak pun turut tenggelam bersama orang-orang kafir lainnya.
44. Dan difirmankan:` Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah, `dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan:` Binasalah orang-orang yang zalim. `(QS. 11:44)
وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (44)
Pada ayat ini diterangkan bahwa air bah (topan) melanda permukaan bumi yang memancarkan mata-mata air yang meluap-luap ditambah dengan curahan air hujan yang berlimpah-limpah. sehingga bumi tenggelam dan bahtera Nuh a.s. itu berlayar mengarungi lautan yang bergejolak dengan dahsyatnya dan belum diketahui kapan hal itu akan berakhir. Kemudian tibalah saatnya, Allah pun memerintahkan bumi supaya menelan air yang dipancarkannya dan memerintahkan langit supaya menghentikan curahan hujannya sehingga air pun surut dan perintah Allah diselesaikan dengan sempurna, dan orang-orang kafir pun dari kaum Nuh a.s. itu tenggelam semuanya. Kemudian bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judiy yang disebut namanya dalam Kitab Kejadian dalam Perjanjian Lama pasal 8 ayat 4 dengan nama "Gunung Arerat". Kemudian pada akhir ayat ini Allah mengutuk orang-orang kafir dengan firman-Nya: "Binasalah orang-orang yang lalim". Maksudnya: Peristiwa topan itu adalah untuk membinasakan orang-orang lalim (kafir) yang jauh dari rahmat Allah karena kelaliman mereka dan karena tidak mau bertobat dan kembali kepada jalan yang benar.45. Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.`(QS. 11:45)
وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ (45)
Pada ayat ini diterangkan bahwa Nabi Nuh a.s. memohon kepada Tuhan agar anaknya yang bernama Kan'an atau Yam diselamatkan dari topan itu, karena anaknya itu adalah termasuk keluarganya dan Allah telah menjanjikan bahwa keluarganya akan diselamatkan dari topan, dan janji Allah adalah benar tidak berubah, dan Ia adalah Hakim Yang Paling Bijaksana dari segala hakim. Doa Nabi Nuh a.s. ini terjadi sebelum anaknya tenggelam, sesudah ia memanggil dan mengajaknya supaya turut masuk ke dalam bahtera itu.Meskipun Nabi Nuh a.s. mengetahui bahwa ia setelah diperintahkan Allah membuat bahtera, ia tidak diperkenankan lagi memohon apa-apa tentang orang-orang kafir, sedang anaknya sudah nyata-nyata membangkang tidak mau diajak masuk ke dalam bahtera, tetapi ia belum yakin bahwa anaknya itu sudah pasti termasuk orang-orang kafir yang harus turut ditenggelamkan apalagi ia didorong oleh perasaan kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya.
46. Allah berfirman: `Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan) nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.`(QS. 11:46)
قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ (46)
Pada ayat ini diterangkan, bahwa menolak permohonan Nuh a.s. agar anaknya Kan'an bisa lepas dari azab topan itu, Allah menerangkan bahwa Kan'an yang enggan masuk bahtera itu bukanlah termasuk dalam lingkungan keluarganya yang dijanjikan oleh Allah swt. akan diselamatkan dari topan, karena anak itu telah berbuat perbuatan yang tidak baik. Dia tidak mau turut masuk ke dalam bahtera dan tidak mau menerima petunjuk yang benar, walaupun petunjuk itu datangnya dari ayahnya sendiri yang telah menjadi Rasul Allah, tetapi ia tetap keras kepala dan membangkang bersama dengan orang-orang kafir lainnya dan harus ditenggelamkan di waktu topan itu. Allah tidak membeda-bedakan sesama manusia melainkan dengan takwanya tanpa memandang warna kulit, bangsa dan keturunan.Allah melarang Nuh a.s. memohon kepada-Nya tentang sesuatu yang belum diketahuinya dengan yakin bahwa permohonan itu sudah wajar dikemukakan atau tidak. Selanjutnya Allah memperingatkan Nuh a.s. supaya ia tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang jahil yang memohon sesuatu kepada-Nya menurut keinginan nafsunya atau untuk keuntungan keluarga dan kekasihnya tanpa mengetahui apa yang boleh dan patut diminta.
Ayat ini mengandung beberapa hukum dan petunjuk antara lain:
a. Tidak boleh memohon kepada Allah tentang sesuatu yang tidak wajar yang bertentangan dengan sunah Allah atau yang belum diketahui bahwa permohonan itu wajar atau tidak.
b. Setiap orang yang menentang kebenaran yang ditunjuki oleh Allah dan rasul-Nya akan mendapat balasan siksa.
47. Nuh berkata: `Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.`(QS. 11:47)
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ (47)
Pada ayat ini diterangkan anggapan Nabi Nuh a.s. terhadap teguran Allah yang berisi penolakan atas permohonannya agar anaknya Kan'an diselamatkan dari topan. Demikianlah setelah Nabi Nuh a.s. mengetahui dari Allah hakikat anaknya itu, maka ia memohon ampun kepada-Nya tentang kekhilafan dan kesalahannya dalam memohonkan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Ia berlindung kepada Allah supaya dapat menjaga dirinya agar tidak menyampaikan permohonan lagi yang sifatnya serupa dengan kesalahannya itu. Pada akhir permohonan ampun itu dengan sungguh-sungguh dan ikhlas ia menyatakan penyesalannya kepada Allah, bahwa jika kesalahannya tidak diampuni Tuhan, niscaya ia termasuk golongan orang yang merugi sebab kesalahannya itu hanya didorong oleh perasaan kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya dan ingin supaya anaknya mendapat rahmat Allah.48. Difirmankan: `Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami.`(QS. 11:48)
قِيلَ يَا نُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (48)
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah bahtera itu berlabuh di atas bukit Judiy beberapa waktu yang tidak diterangkan lamanya. Menurut sebagian mufassirin bahwa lamanya satu bulan, maka setelah air bah surut, Allah memerintahkan kepada Nuh a.s. supaya turun dari bahtera itu bersama-sama dengan para pengikutnya untuk membangun kehidupan baru dalam rangka meneruskan generasi umat manusia yang bertauhid dan bertakwa setelah orang-orang kafir dan kaumnya itu musnah tenggelam dalam azab topan itu.Allah swt. memerintahkan agar Nuh a.s. dan pengikut-pengikutnya turun dari bahtera itu disertai ucapan selamat sejahtera dan penuh keberkatan daripada-Nya bagi Nuh a.s. serta para pengikutnya dari marabahaya topan, dan adanya janji Allah bahwa ia dan pengikutnya akan diberi berkah dalam menempuh kehidupan dunia dan akhirat. Setelah mereka turun ke daratan, maka mereka mendapat keluasan dalam rezeki dan keperluan hidup yang mereka butuhkan untuk kepentingan mereka dan generasi selanjutnya.
Selanjutnya Allah menerangkan bahwa tidak semua dari generasi mereka yang akan berkembang biak di kemudian hari akan sama dengan mereka. Tetapi ada di antara generasi yang berkembang biak itu menjadi umat-umat yang hanya dapat menikmati rezeki dan kesenangan dunia, kemudian di akhirat mereka akan menerima azab yang sangat pedih. Mereka disesatkan oleh setan sehingga menjadi musyrik dan bergelimang dalam kelaliman dan kejahatan-kejahatan lainnya sehingga mereka tidak bisa memelihara keamanan dan kesejahteraan, bahkan sebagian menindas sebagian yang lain, mereka bercerai-berai dan berselisih menyimpang dari petunjuk agama yang dibawa oleh Rasul-rasul Allah.
Menurut keterangan Taqiyuddin Al-Maqrizi bahwa semua pengikut-pengikut Nuh a.s. tidak ada yang meninggalkan keturunan kecuali tiga anaknya (Syam, Ham dan Yafis). Dan pendapat ini dikuatkan dengan firman Allah:
وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ هُمُ الْبَاقِينَ
Artinya:
Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.
(Q.S. As Saffat: 77)
49. Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.(QS. 11:49)
تِلْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهَا إِلَيْكَ مَا كُنْتَ تَعْلَمُهَا أَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هَذَا فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ (49)
Pada ayat ini Allah menjelaskan kepada Nabi Muhammad saw. bahwa kisah Nuh a.s. itu dan yang serupa adalah di antara berita-berita penting yang termasuk dalam soal-soal gaib yang diwahyukan Allah kepadanya, yang belum pernah diketahuinya dan belum pernah pula diketahui oleh kaumnya sebelum itu sehingga mereka bisa menuduhnya bahwa kisah itu diperolehnya dari orang lain tetapi Allahlah yang mewahyukan kisah itu kepada Muhammad sesuai dengan kejadian yang sebenarnya sebagaimana yang diterangkan dalam kitab-kitab para Nabi sebelumnya sehingga seandainya ada di antara kaumnya yang pernah mendengarnya, maka pengetahuan mereka itu hanya secara global dan samar-samar.Oleh karena itu sekalipun tuduhan-tuduhan dari segi-segi lain masih banyak mereka lemparkan terhadap Muhammad saw. tetapi Allah memerintahkannya supaya bersabar menghadapi kaumnya yang banyak menyakitkan hatinya; bagaimana Nuh a.s. bersabar menghadapi kaumnya yang mengejek dan mencemoohkannya beratus-ratus tahun lamanya, karena hal serupa itu sudah menjadi sunah Allah pada rasul-rasul-Nya. Tetapi kesudahannya adalah kemenangan dan keberuntungan bagi orang-orang yang bertakwa dengan sabar. Sebaliknya kekalahan dan kerugian akan menimpa orang-orang yang membangkang terhadap kebenaran dan orang-orang yang berbuat jahat. Ini sesuai dengan ayat-ayat lain seperti firman Allah:
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
Artinya:
Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).
(Q.S. Al-Mu'min:; 51)
Dalam Alquran tidak diterangkan dengan tepat dan tegas berapa usia Nabi Nuh a.s. tetapi hanya disebutkan dalam firman Nya sebagai berikut:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar dan mereka adalah orang-orang yang lalim.
(Q.S. Al-Ankabut: 14)
Yang jelas ayat tersebut hanya menyatakan bahwa Nuh a.s. tinggal di antara kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun tetapi masih ada kemungkinan bahwa itu hanya jangka masa dalam menyampaikan dakwah kepada kaumnya. Dan ada kemungkinan pula bahwa itulah jumlah seluruh usianya termasuk di dalamnya masa menyampaikan dakwah. Oleh karena itu para ulama berbeda pendapat tentang hal itu. Tetapi menurut riwayat yang banyak ialah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Syaibah, Abdu bin Hamid, Ibnu Munzir dan seterusnya.
50. Dan kepada kaum Aad (Kami utus) saudara mereka Hud. Ia berkata: `Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.(QS. 11:50)
وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ (50)
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah telah mengutus Rasul-Nya kepada bangsa `Ad yang berdiam di sebelah Utara Hadramaut dan sebelah Barat Amman. Rasul Allah itu ialah Hud a.s. yang dipilih Allah dari bangsa `Ad sendiri agar lebih mudah menanamkan kepercayaan kepada mereka. Menurut sebagian riwayat yang dinukilkan oleh sebagian mufassirin mengatakan, bahwa Nabi Hud a.s. adalah orang yang pertama yang berbahasa Arab dan Rasul Allah yang pertama dari bangsa Arab keturunan Nuh a.s.Hud a.s. sebagai Rasul Allah mulai berseru mengajak kaumnya supaya menyembah Allah Yang Maha Esa, tiada Tuhan yang lain melainkan Dia. Nabi Hud a.s. melarang mereka menyembah patung-patung dan berhala-berhala karena perbuatan yang mereka lakukan itu adalah mempersekutukan Tuhan dan mengadakan perkataan bohong dengan menyebutkan bahwa patung-patung dan berhala-berhala yang mereka sembah itu sebagai penolong yang dapat memberikan manfaat dan menolak mudarat (bahaya).
Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah HUUD
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=3&SuratKe=11#Top
Tidak ada komentar:
Posting Komentar