Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah Al-Baqarah
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=3&SuratKe=2#Top
51. Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahanmu) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim.(QS. 2:51)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 51
وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَى أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ (51)
Pada ayat ini Allah swt. mengingatkan mereka kepada nikmat yang lain sesudah nikmat-nikmat-Nya yang tersebut di atas, juga yang tidak mereka syukuri, bahkan mereka ingkari dan dengan demikian mereka telah berbuat zalim terhadap diri mereka sendiri. Nikmat tersebut ialah bahwa mereka setelah selamat menyeberangi laut itu lalu mereka bertanya kepada Musa a.s. kapan Allah swt. akan menurunkan kitab suci (Taurat) kepadanya. Maka Allah menjanjikan kepada Musa a.s. akan memberikan kitab Taurat kepadanya dan Allah menentukan waktu itu. Mereka menganggap bahwa waktu yang ditetapkan itu terlalu lama mereka buatlah patung anak sapi dari emas yang dapat bersuara dan mereka sembah. Dengan demikian mereka telah menganiaya diri. mereka sendiri karena perbuatan syirik yang mereka lakukan itu.
Sikap mereka itu adalah sangat mengherankan, sebab janji Allah swt. kepada Nabi Musa a.s. akan menurunkan Kitab Taurat itu sebenarnya adalah merupakan nikmat dan keutamaan yang amat besar bagi Bani Israel itu tetapi mereka balas dengan perbuatan yang amat keji, serta kekafiran dan kebodohan. Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Baqarah 51
وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَى أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ (51)
(Dan ingatlah ketika Kami menjanjikan) dalam sekian masa (kepada Musa selama empat puluh malam) maksudnya Kami janjikan akan memberinya Taurat setelah 40 malam untuk menjadi pedoman bagi kamu (lalu kamu ambil anak lembu) maksudnya patung anak lembu yang ditempa oleh Samiri menjadi tuhan (sepeninggalnya) artinya setelah ia pergi memenuhi perjanjian dengan Kami itu, (dan kamu adalah orang-orang aniaya) disebabkan menaruh sesuatu bukan pada tempatnya, yaitu mengambil anak lembu itu sebagai sembahan.
52. Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur.(QS. 2:52)
ثُمَّ عَفَوْنَا عَنْكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (52)
Allah swt. Maha Pengasih dan Maha Pengampun kepada hamba-Nya. Walaupun Bani Israel telah melakukan kekafiran, keingkaran dan kemusyrikan sedemikian rupa, namun Allah swt. masih memberi maaf dan keampunan kepada mereka. Semoga mereka mensyukuri-Nya. Allah swt. tidak segera menimpakan azab kepada mereka melainkan ditangguhkan-Nya sampai datangnya Nabi Musa memberitahukan kepada mereka cara menebus dosa, agar selanjutnya mereka mensyukuri nikmat-Nya.
53. Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.(QS. 2:53)
وَإِذْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَالْفُرْقَانَ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (53)
Dalam ayat ini Allah swt. mengingatkan lagi kepada mereka nikmat-Nya yang lain ialah Kitab Taurat diturunkan-Nya kepada mereka sebagai bukti untuk menguatkan kerasulan Nabi Musa a.s. Kitab tersebut diturunkan kepada mereka, melalui Nabi Musa a.s. untuk mereka jadikan petunjuk, dengan memahami isinya serta mengamalkan syariat dan petunjuk-petunjuk yang terkandung di dalamnya, agar mereka kembali menjadi orang baik-baik dan tidak lagi terjerumus kepada kesesatan yang lain, misalnya menyembah patung-patung dan sebagainya.
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Baqarah 54
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (54)
Dengan ayat ini Allah swt. memerintahkan kepada Rasulullah agar menyampaikan kepada Bani Israel yang ada pada waktu itu bahwa Musa a.s. dahulu sekembalinya dari munajat dengan Tuhannya, Musa a.s. mendapati kaumnya menyembah patung anak sapi, lalu dia berkata kepada kaumnya, "Hai kaumku Sesungguhnya dengan perbuatan kamu menjadikan anak sapi itu sebagai tuhanmu, kamu telah membinasakan diri kamu sendiri dan telah melenyapkan pahala yang sedianya akan kamu terima di sisi Tuhanmu. Alangkah baiknya, seandainya kamu menepati janji yang telah diikrarkan dan kamu mengikuti syariatku . Oleh sebab itu bertobatlah kepada Tuhanmu telah menciptakan kamu dan janganlah berbuat kebodohan semacam itu, di mana kamu telah meninggalkan Tuhanmu yang sesungguhnya, lalu kamu mengambil anak sapi sebagai sembahanmu.
Musa a.s. juga memerintahkan kepada mereka, "Bunuhlah diri kamu". Maksudnya: agar orang-orang yang tidak berbuat kejahatan itu di antara mereka membunuh mereka yang telah bersalah itu, atau mereka yang telah berbuat kejahatan itu supaya membunuh diri mereka sendiri sebagai pernyataan tobat kepada Al1ah swt.
Kemudian Musa a.s. mengatakan kepada mereka bahwa bertobat dan membunuh diri sebagai pernyataan tobat itu lebih balk bagi mereka di sisi Allah swt. daripada terus-menerus berbuat kedurhakaan yang menyebabkan mereka di timpa azab. Apabila mereka telah bersih dari kotoran-kotoran dosa itu, barulah mereka patut menerima pahala dan ganjaran.
Pada akhir ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa setelah mereka melakukan yang diperintahkan Musa a.s. Allah swt. menerima tobat dan memaafkan kesalahan mereka karena Dialah yang memberikan jalan kepada orang-orang yang berdosa itu untuk bertobat dan Dia menerima tobat itu dari mereka, sebab Dia Maha Pengasih kepada orang-orang yang mau bertobat kepada-Nya. Seandainya tidak demikian, tentulah segera ditimpakan kebinasaan kepada mereka lantaran dosa-dosa besar yang mereka lakukan itu.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Baqarah 54
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (54)
(Dan ketika Musa berkata kepada kaumnya) yang telah menyembah patung anak lembu itu ("Hai kaumku! Sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu karena kamu telah mengambil anak lembu) sebagai sembahan, (maka bertobatlah kamu kepada Tuhanmu) yang telah menciptakanmu atas kesalahanmu tidak menyembah kepada-Nya, (maka bunuhlah dirimu) maksudnya hendaklah yang tidak bersalah di antaramu membunuh yang bersalah. (Demikian itu) yakni membunuh itu (lebih baik bagimu di sisi Tuhanmu) hingga dituntun-Nya kamu untuk melakukannya dan dikirim-Nya awan hitam agar sebagian kamu tidak melihat lainnya yang akan menyebabkan timbulnya rasa kasihan di antara kamu yang akan menghalangi pembunuhan ini. Maka berhasillah pembunuhan masal itu sehingga yang tewas di antara kamu tidak kurang dari tujuh puluh ribu orang banyaknya. (Maka Allah menerima tobatmu. Sesungguhnya Dia Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang").
Musa a.s. juga memerintahkan kepada mereka, "Bunuhlah diri kamu". Maksudnya: agar orang-orang yang tidak berbuat kejahatan itu di antara mereka membunuh mereka yang telah bersalah itu, atau mereka yang telah berbuat kejahatan itu supaya membunuh diri mereka sendiri sebagai pernyataan tobat kepada Al1ah swt.
Kemudian Musa a.s. mengatakan kepada mereka bahwa bertobat dan membunuh diri sebagai pernyataan tobat itu lebih balk bagi mereka di sisi Allah swt. daripada terus-menerus berbuat kedurhakaan yang menyebabkan mereka di timpa azab. Apabila mereka telah bersih dari kotoran-kotoran dosa itu, barulah mereka patut menerima pahala dan ganjaran.
Pada akhir ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa setelah mereka melakukan yang diperintahkan Musa a.s. Allah swt. menerima tobat dan memaafkan kesalahan mereka karena Dialah yang memberikan jalan kepada orang-orang yang berdosa itu untuk bertobat dan Dia menerima tobat itu dari mereka, sebab Dia Maha Pengasih kepada orang-orang yang mau bertobat kepada-Nya. Seandainya tidak demikian, tentulah segera ditimpakan kebinasaan kepada mereka lantaran dosa-dosa besar yang mereka lakukan itu.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Baqarah 54
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (54)
(Dan ketika Musa berkata kepada kaumnya) yang telah menyembah patung anak lembu itu ("Hai kaumku! Sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu karena kamu telah mengambil anak lembu) sebagai sembahan, (maka bertobatlah kamu kepada Tuhanmu) yang telah menciptakanmu atas kesalahanmu tidak menyembah kepada-Nya, (maka bunuhlah dirimu) maksudnya hendaklah yang tidak bersalah di antaramu membunuh yang bersalah. (Demikian itu) yakni membunuh itu (lebih baik bagimu di sisi Tuhanmu) hingga dituntun-Nya kamu untuk melakukannya dan dikirim-Nya awan hitam agar sebagian kamu tidak melihat lainnya yang akan menyebabkan timbulnya rasa kasihan di antara kamu yang akan menghalangi pembunuhan ini. Maka berhasillah pembunuhan masal itu sehingga yang tewas di antara kamu tidak kurang dari tujuh puluh ribu orang banyaknya. (Maka Allah menerima tobatmu. Sesungguhnya Dia Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang").
55. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: `Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang`, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya.(QS. 2:55)
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ (55)
Dalam ayat ini Allah swt. mengingatkan Bani Israel kepada sifat-sifat dan keingkaran nenek moyang mereka dahulunya kepada Nabi Musa a.s. yaitu bahwa mereka pernah berkata kepada Nabi Musa a.s., "Kami tidak akan beriman kepadamu sampai kami dapat melihat Allah terang-terangan". Karena sikap dan kelakuan mereka yang demikian itu maka Allah swt. menurunkan azab kepada mereka, yaitu halilintar yang menyambar mereka. Menurut riwayat, mereka berjumlah tujuh puluh orang yang dipilih oleh Nabi Musa a.s. untuk pergi bersamanya ke bukit Tursina, meminta ampun atas kesalahan mereka menyembah anak sapi. Mereka mengatakan kepada Nabi Musa a.s. bahwa sebelum mereka dapat melihat Allah dengan mata kepala mereka sendiri, mereka tidak akan beriman, tidak akan membenarkan ucapan Nabi Musa a.s. bahwa Taurat itu adalah Kitab Allah dan bahwa Musa telah mendengar perkataan-Nya bahwa dia memerintahkan untuk menerima perkataan dan mengamalkannya. Lalu datanglah halilintar menyambar mereka itu, sedang yang lain menyaksikan peristiwa itu dengan jelas .
Demikian sikap Bani Israel itu terhadap Nabi Musa a.s. mereka selalu bertingkah dan membangkang. Maka datanglah azab Tuhan kepada mereka. Bermacam-macam penyakit menimpa mereka. Binatang-binatang kecil yang menyebarkan penyakit-penyakit itu telah membinasakan sejumlah besar dari mereka. Maka tidaklah mengherankan bahwa ketika datang Nabi Muhammad saw menyeru mereka kepada agama Islam, mereka bersikap menentang dengan dalih, mereka menolak seruan itu.
Demikian sikap Bani Israel itu terhadap Nabi Musa a.s. mereka selalu bertingkah dan membangkang. Maka datanglah azab Tuhan kepada mereka. Bermacam-macam penyakit menimpa mereka. Binatang-binatang kecil yang menyebarkan penyakit-penyakit itu telah membinasakan sejumlah besar dari mereka. Maka tidaklah mengherankan bahwa ketika datang Nabi Muhammad saw menyeru mereka kepada agama Islam, mereka bersikap menentang dengan dalih, mereka menolak seruan itu.
56. Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.(QS. 2:56) |
Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...
57. Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu `manna` dan `salwa`. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.(QS. 2:57)
وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (57)
(Dan Kami naungi kamu dengan awan), artinya Kami taruh awan tipis di atas kepalamu agar kamu terlindung dari panasnya cahaya matahari di padang Tih, (dan Kami turunkan padamu) di padang Tih itu (manna dan salwa) yakni makanan manis seperti madu dan daging burung sebangsa puyuh dan firman Kami, ("Makanlah di antara makanan yang baik yang Kami karuniakan kepadamu.") dan janganlah kamu simpan! Tetapi mereka mengingkari nikmat itu dan mereka menyimpannya. Maka Allah pun menghentikan rezeki itu atas mereka (dan tidaklah mereka menganiaya Kami) dengan perbuatan itu, (tetapi mereka menganiaya diri mereka sendiri) karena bencananya kembali kepada mereka juga.
58. Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: `Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah:` Bebaskanlah kami dari dosa `, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik`.(QS. 2:58)
وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ (58)
(Dan ingatlah ketika Kami berfirman,) kepada mereka setelah mereka keluar dari bukit Tih, ("Masuklah kamu ke negeri ini"), yakni Baitulmakdis atau Yerusalem dan ada pula yang mengatakannya 'Ariha' (Maka makanlah di antara makanannya yang baik lagi enak mana yang kamu sukai) tanpa ada larangan (dan masukilah pintu gerbangnya) (dalam keadaan bersujud) artinya menundukkan diri (dan ucapkanlah) sebagai permohonan, ("Bebaskanlah kami dari dosa!") (niscaya Kami ampuni) menurut suatu qiraat 'yughfar', sedangkan menurut suatu qiraat lainnya 'tughfar', keduanya kata kerja pasif yang berarti 'diampuni' (bagimu kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami tambah pula pemberian Kami kepada orang-orang yang berbuat baik) maksudnya diampuni karena berlaku taat, diberi tambahan, yakni pahalanya.
59. Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik.(QS. 2:59)
فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ (59)
(Lalu orang-orang yang aniaya mengubah) di antara mereka (perintah yang tidak dititahkan kepada mereka) mereka mengatakan, habbatun fi sya`ratin , bahkan mereka memasukinya bukan dengan bersujud tetapi merangkak di atas pantat mereka. (Maka Kami timpakan atas orang-orang yang aniaya itu) di sini disebutkan "atas orang-orang yang aniaya itu", yang sebenarnya cukup dengan kata ganti 'mereka' saja, dengan maksud sebagai kecaman (siksa) berupa penyakit taun (dari langit disebabkan kefasikan mereka) disebabkan mereka melanggar ketaatan. Maka dalam waktu satu jam ada 70 ribu orang atau mendekati jumlah itu di antara mereka yang mati.
60. Dan ingatlah ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: `Pukullah batu itu dengan tongkatmu`. Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.(QS. 2:60)
وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (60)
Pada permulaan ayat ini Allah swt. mengisahkan bagaimana Nabi Musa a.s. berdoa kepada Allah swt. untuk mendapatkan air minum bagi para pengikutnya itu yang terdiri dari dua belas suku. Allah mengabulkan doa tersebut, lalu memerintahkan Nabi Musa a.s. memukulkan tongkatnya ke sebuah batu besar yang ada di padang pasir itu. Tiba-tiba memancarlah air dari batu sebanyak dua belas sumber, sehingga masing-masing suku dari kaum Nabi Musa a.s. mendapatkan air minum dengan cukup.
Kejadian ini merupakan mukjizat bagi Musa a.s. untuk membuktikan kerasulannya dan untuk menunjukkan kekuasaan Allah swt.
Sesungguhnya Allah kuasa memancarkan air dari batu, tanpa dipukul dengan tongkat lebih dahulu akan tetapi Allah swt. hendak memperlihatkan kepada hamba-Nya hubungan sebab dengan akibat, supaya mereka itu apabila menginginkan sesuatu haruslah berusaha dan bekerja mendapatkannya menurut proses hubungan antara sebab dan akibat. Allah swt. telah menyediakan rezeki untuk setiap makhluk-Nya yang hidup di muka bumi ini, akan tetapi rezeki itu tak datang sendiri, melainkan harus diusahakan dan harus ditempuh cara caranya. Siapa yang malas berusaha tentu tidak akan mendapatkan rezeki yang diperlukan.
Akan tetapi, di samping itu Allah swt. telah menciptakan manusia ini mempunyai pikiran dan perasaan yang terbatas, sehingga ia hanya dapat memahami yang berada dalam daerah jangkauan indera pikiran dan perasaannya. Apabila ia melihat adanya sesuatu yang berada di luar kemampuannya, ia berusaha untuk mengembalikan persoalannya kepada yang telah diketahuinya. Bila ia tidak dapat memahaminya sama sekali maka ia menjadi bingung, apabila hal itu terjadi di hadapannya berulang kali. Maka Allah memperlihatkan mukjizat melalui para nabi sesuai dengan keadaan umat pada masa nabi itu.
Allah swt. menyuruh mereka makan dan minum dari rezeki yang telah dilimpahkan kepada mereka dan dilarang-Nya mereka untuk berbuat kelaliman.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Baqarah 60
وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (60)
(Dan) ingatlah (ketika Musa memohon air) (untuk kaumnya) yakni ketika mereka telah kehausan di padang Tih (lalu firman Kami, "Pukulkanlah tongkatmu ke atas batu itu!") yaitu batu yang pernah membawa lari pakaiannya, bentuknya tipis persegi empat sebesar kepala manusia, batu lunak atau seperti keduanya lalu dipukulkannya (maka terpancarlah) terbelahlah batu itu lalu keluar air (daripadanya dua belas mata air) yaitu sebanyak jumlah suku Bani Israel (sesungguhnya telah mengetahui tiap-tiap suku) yakni tiap-tiap suku di antara mereka (tempat minum mereka) masing-masing hingga mereka tidak saling berebut. Lalu firman Kami kepada mereka, ("Makan dan minumlah rezeki yang diberikan Allah dan janganlah kamu berbuat keonaran di muka bumi dengan melakukan pengrusakan!") 'Mufsidiin' menjadi 'hal' yang memperkuat perbuatan pelaku '`atsiya' yang berarti berbuat keonaran.
Kejadian ini merupakan mukjizat bagi Musa a.s. untuk membuktikan kerasulannya dan untuk menunjukkan kekuasaan Allah swt.
Sesungguhnya Allah kuasa memancarkan air dari batu, tanpa dipukul dengan tongkat lebih dahulu akan tetapi Allah swt. hendak memperlihatkan kepada hamba-Nya hubungan sebab dengan akibat, supaya mereka itu apabila menginginkan sesuatu haruslah berusaha dan bekerja mendapatkannya menurut proses hubungan antara sebab dan akibat. Allah swt. telah menyediakan rezeki untuk setiap makhluk-Nya yang hidup di muka bumi ini, akan tetapi rezeki itu tak datang sendiri, melainkan harus diusahakan dan harus ditempuh cara caranya. Siapa yang malas berusaha tentu tidak akan mendapatkan rezeki yang diperlukan.
Akan tetapi, di samping itu Allah swt. telah menciptakan manusia ini mempunyai pikiran dan perasaan yang terbatas, sehingga ia hanya dapat memahami yang berada dalam daerah jangkauan indera pikiran dan perasaannya. Apabila ia melihat adanya sesuatu yang berada di luar kemampuannya, ia berusaha untuk mengembalikan persoalannya kepada yang telah diketahuinya. Bila ia tidak dapat memahaminya sama sekali maka ia menjadi bingung, apabila hal itu terjadi di hadapannya berulang kali. Maka Allah memperlihatkan mukjizat melalui para nabi sesuai dengan keadaan umat pada masa nabi itu.
Allah swt. menyuruh mereka makan dan minum dari rezeki yang telah dilimpahkan kepada mereka dan dilarang-Nya mereka untuk berbuat kelaliman.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Baqarah 60
وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (60)
(Dan) ingatlah (ketika Musa memohon air) (untuk kaumnya) yakni ketika mereka telah kehausan di padang Tih (lalu firman Kami, "Pukulkanlah tongkatmu ke atas batu itu!") yaitu batu yang pernah membawa lari pakaiannya, bentuknya tipis persegi empat sebesar kepala manusia, batu lunak atau seperti keduanya lalu dipukulkannya (maka terpancarlah) terbelahlah batu itu lalu keluar air (daripadanya dua belas mata air) yaitu sebanyak jumlah suku Bani Israel (sesungguhnya telah mengetahui tiap-tiap suku) yakni tiap-tiap suku di antara mereka (tempat minum mereka) masing-masing hingga mereka tidak saling berebut. Lalu firman Kami kepada mereka, ("Makan dan minumlah rezeki yang diberikan Allah dan janganlah kamu berbuat keonaran di muka bumi dengan melakukan pengrusakan!") 'Mufsidiin' menjadi 'hal' yang memperkuat perbuatan pelaku '`atsiya' yang berarti berbuat keonaran.
Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah Al-Baqarah
alhamdulilah sanga bermanfaat bagi saya dan muhon ijin untuk saya Simooan dan share
BalasHapussubhanallah.. ayat2 Allah ssuai sepanjang zaman berlakunya sesuatu perkara zman ke zman
BalasHapus