Rabu, 04 April 2012

Yunus 101 - 109

Surah YUNUS
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH YUNUS >>

101. Katakanlah:` Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman `.(QS. 10:101)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 101
قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الْآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ (101)
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan perintah-Nya kepada Rasul-Nya agar dia menyeru kaumnya untuk memperhatikan dengan mata kepala mereka dan dengan akal budi mereka segala kejadian di langit dan di bumi. Mereka diperintahkan agar merenungkan keajaiban langit yang penuh dengan bintang-bintang, matahari dan bulan, keindahan pergantian malam dan siang, air hujan yang turun ke bumi, menghidupkan bumi yang mati, menumbuhkan tanam-tanaman, dan pohon-pohonan dengan buah-buahan yang beraneka warna rasanya. Hewan-hewan dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam hidup di atas bumi, memberi manfaat yang tidak sedikit kepada manusia. Demikian pula keadaan bumi itu sendiri yang terdiri dari gurun pasir, lembah yang luas, dataran yang subur, samudra yang penuh dengan ikan berbagai jenis, pada kesemuanya itu terdapat tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah swt. bagi orang-orang yang berpikir dan yang yakin kepada Penciptanya.
Akan tetapi bagi mereka yang tidak percaya akan adanya Pencipta alam ini karena jiwa insaniahnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka kesemua tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah dalam alam ini tidak bermanfaat baginya.
Demikian pula peringatan Nabi-nabi kepada mereka tidak memberi bekas ke dalam jiwa mereka. Pandangan mereka tidak sampai kepada pengambilan pelajaran dari ayat Allah itu dan tidak sampai kepada kesimpulan-kesimpulan adanya Allah Yang Maha Esa. Mereka tidak memperoleh pelajaran dari sunah Allah pada umat manusia di masa lampau. Sekiranya mereka memperoleh pelajaran daripada ayat-ayat Allah itu dan dari sunah Allah pada umat manusia, tentulah jiwa mereka bersih dan terpelihara dari kotoran dan najis yang mendorong mereka kepada kekafiran dan kesesatan.

102. Mereka tidak menunggu-nunggu kecuali (kejadian-kejadian) yang sama dengan kejadian-kejadian (yang menimpa) orang-orang yang telah terdahulu sebelum mereka. Katakanlah:` Maka tunggulah, sesungguhnya akupun termasuk orang-orang yang menunggu bersama kamu `.(QS. 10:102)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 102
فَهَلْ يَنْتَظِرُونَ إِلَّا مِثْلَ أَيَّامِ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِهِمْ قُلْ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ (102)
Kemudian dalam ayat-ayat ini Allah memberi peringatan ancaman kepada kaum musyrikin Arab bahwa akan segera menimpa mereka hukuman seperti yang dialami umat sebelum mereka yang mendustakan Rasul-rasul dan ingkar kepada mereka. Apakah orang musyrikin tersebut menolak kerasulan Muhammad saw., karena mereka ingin lebih dahulu menunggu siksaan Allah itu? Allah menyeru Nabi Muhammad saw. untuk menyatakan kepada mereka supaya menunggu azab itu. Kemurkaan Allah tentu akan datang kepada mereka bilamana mereka terus-menerus mendustakan dan mengingkari kerasulan Muhammad saw. Rasul saw. beserta orang-orang beriman akan menunggu pula kehancuran mereka itu. Sesuai dengan janji Allah dan sunah-Nya, bahwa orang-orang kafir itu pasti akan binasa.

103. Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.(QS. 10:103)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 103
ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا كَذَلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنْجِ الْمُؤْمِنِينَ (103)
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa sesuai pula dengan sunah-Nya yang berlaku pada Rasul dan kaumnya yang beriman, Allah akan menyelamatkan dan memelihara mereka dari kebinasaan. Allah membinasakan orang-orang kafir, menyelamatkan Rasul dan orang-orang yang beriman dari kebinasaan dan itu adalah ketentuan Allah dan Allah tidak akan merubah ketentuan-Nya itu.
Firman Allah:

سُنَّةَ مَنْ قَدْ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنْ رُسُلِنَا وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيلًا
Artinya:
(Kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap Rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum kamu, dan tidak akan kamu dapati perubahan bagi ketetapan Kami itu.
(Q.S. Al-Isra': 77)

104. Katakanlah: `Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan aku telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman`,(QS. 10:104)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 104
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي شَكٍّ مِنْ دِينِي فَلَا أَعْبُدُ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ أَعْبُدُ اللَّهَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (104)
Dalam ayat ini Allah swt. memerintahkan Rasul saw. untuk menyeru kaumnya bahwa jika mereka itu meragukan kebenaran agama yang dibawanya, agama yang mengajarkan tentang keesaan Allah, maka semestinya lebih patut lagi mereka meragukan agama yang mereka pertahankan. Karena itu Nabi Muhammad saw. menyatakan kepada mereka bahwa dia tidak akan menyembah batu-batu berhala dan patung yang mereka sembah yang tidak memiliki kemampuan sedikit pun. Tetapi dia akan menyembah Tuhan Maha Pencipta, Yang menentukan hidup dan mati makhluk-Nya. Dialah yang memberi kesenangan dan kesusahan, kemanfaatan dan kemudaratan menurut hikmah dan inayah-Nya. Tuhan Yang memiliki sifat-sifat demikian, Yang penuh dengan kesempurnaan patut disembah, ditakuti dan ditaati bukanlah tuhan seperti yang mereka sembah itu.
Dengan mempergunakan cara perbandingan itu, maka bertambah jelaslah kebenaran agama yang dibawa Rasul saw. dan kebatalan agama kaum musyrikin. Kemudian Nabi Muhammad saw. mengatakan juga kepada kaum musyrikin Arab bahwa dia diperintahkan supaya menjadi orang yang beriman. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman keselamatan dari azab, kemenangan atas musuh-musuh mereka dan kekuasaan di atas bumi.

105. dan (aku telah diperintah):` Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.(QS. 10:105)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 105
وَأَنْ أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (105)
Dalam ayat ini diterangkan selanjutnya bahwa Nabi Muhammad saw. diperintahkan pula agar dia menghadapkan wajahnya dan seluruh dirinya kepada agama serta pengabdian terhadap Tuhan dengan tegak lurus tanpa mengindahkan hal-hal lainnya seperti kemusyrikan, kebatilan dan lain sebagainya. Sebab jika dia memberikan perhatian kepada selain Allah maka hal itu mengurangi kebulatan jiwanya dalam menghadap Tuhan dan pengabdian terhadap agamanya. Kepada Allah sajalah hendaknya tujuan segala pengabdiannya lahir dan batin. Janganlah dia termasuk orang yang mempersekutukan Allah dalam ibadah dengan dewa-dewa atau jin-jin atau roh-roh atau patung-patung seperti halnya penyembah-penyembah berhala. Larangan Allah terhadap Rasul ini, dimaksudkan untuk mendorong dan merangsang Rasul saw. untuk tetap menjauhi sifat-sifat syirik.

106. Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim `.(QS. 10:106)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 106
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ (106)
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan larangan-Nya kepada Nabi saw. agar jangan berdoa dan beribadah kepada selain Allah, baik doa dan ibadah itu ditujukan kepada selain Allah atau ditujukan kepada Allah tetapi dengan disekutukan dengan lain-Nya. Sebab selain Allah tidak ada yang dapat memberi manfaat dan mudarat, atau memberi kesenangan dan kesusahan baik di dunia maupun di akhirat. Sekiranya Rasul berbuat demikian itu, termasuklah dia ke dalam orang-orang yang menganiaya diri sendiri. Tiada kedurhakaan yang lebih besar dari kedurhakaan syirik ini. Karena orang yang berbuat syirik itu mengembalikan suatu perkara yang dihadapi manusia berasal dari Allah. Maka kembalilah kepada Allah. Panjatkanlah doa kepada Allah semata-mata karena doa termasuk ibadah yang besar, bahkan otak ibadah. Tapi berdoa kepada selain Allah adalah syirik dan kedurhakaan yang paling besar.

107. Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 10:107)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 107
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (107)
Kemudian Allah swt. dalam ayat ini menegaskan keesaan-Nya dalam memelihara hamba-Nya. Hanya Dialah yang kuasa menghilangkan kesulitan hidup atau kemudaratan yang sedang menimpa hamba-Nya itu, baik kesulitan karena kekurangan harta atau pun karena terganggunya kesehatan dan perlakuan yang tidak adil dari orang lain. Segala kesulitan yang menimpa seseorang itu tentu ada sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu terdapat dalam lingkungan hidup manusia, dan sebab-sebab itu diciptakan Allah swt. dan berada di bawah pentadbiran-Nya. Manusia berkat pengalamannya yang lama dan luas dapat mengetahui sebagian sebab-sebab itu. Misalnya dalam soal kesehatan, menurut pengalaman manusia bahwa suatu bakteri tertentu yang menghinggapi tubuh manusia menjadi sebab bagi penyakit tertentu pula. Karena itu manusia menjaga dirinya dari bakteri tersebut dan bilamana dia terkena penyakit disebabkan bakteri itu tentulah dia menghilangkan bakteri itu. Namun bukanlah suatu kepastian, sebab lenyapnya bakteri itu hanya dengan izin Allah swt. Demikian pula dalam bidang kehidupan manusia lainnya, seperti bidang sosial, ekonomi dan politik. Bilamana mereka mengalami kesulitan tentu ada sebab-sebabnya dan sebab-sebab itu berada dalam lingkungan mereka sendiri. Kewajiban manusia itu sendiri mencari sebab itu agar terlepas dari akibatnya sambil berdoa kepada Allah dengan sepenuh hati serta tawakal kepada-Nya. Sesudah menyatakan tentang kesulitan hidup yang menimpa manusia, Allah menyatakan pula tentang kenikmatan dan kesenangan yang dialami manusia. Mengenai kesenangan dan kelapangan hidup ini Allah menyatakan bahwa jika Dia berkehendak dengan iradat-Nya melimpahkannya kepada manusia, maka tak seorang pun yang dapat menjadi penghambat, sebab kebahagiaan dan kesenangan itu adalah karunia-Nya kepada hamba-Nya dan menurut iradat-Nya. Apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, dan Allah tidak terikat kepada suatu sebab dalam memberikan kesenangan dan kebaikan itu. Karunia Allah atas hamba-Nya berdasarkan keluasan rahmat-Nya.
Allah Maha Pengampun, mengampuni segala dosa orang-orang yang bertobat, dan dosa orang kafir yang kemudian beriman kepada-Nya. Allah Maha Pengasih, mengasihi orang-orang beriman dan Dia tidak menyiksanya bilamana dia bertobat dari dosanya. Pengampunan dan kasih sayang-Nya meliputi seluruh umat manusia. Karena rahmat-Nya itu pula maka tidak semua kejahatan di dunia ini dijatuhi siksaan.
Firman Allah:

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى
Artinya:
Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun, akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka sampai waktu yang tertentu.
(Q.S. Fatir: 45)

108. Katakanlah:` Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (Al quran) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu untuk kecelakaan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu `.(QS. 10:108)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 108
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ (108)
Kemudian Allah menyuruh Rasul-Nya untuk mengatakan kepada orang-orang kafir sesudah disampaikan kepada mereka bukti-bukti keesaan Allah dan kerasulannya, bahwa kebenaran dari Allah yakni Alquran yang mendasari agama Islam telah datang ke hadapan mereka dibawakan oleh salah seorang di antara mereka sendiri. Di dalam Alquran itu terdapat penjelasan-penjelasan dan uraian-uraian tentang Rasul-rasul zaman dahulu dan dakwah mereka kepada kaum mereka. Alquran itu diturunkan padahal kaum musyrikin Arab itu tidak mengetahui riwayat Rasul-rasul itu, atau riwayat itu sudah dirubah atau diputar balikkan. Terdapat pula di dalam Alquran itu pedoman-pedoman hidup manusia, kesejahteraan duniawi dan kebahagiaan akhirat. Maka barang siapa mengikuti pedoman itu dalam kehidupannya dengan penuh kepercayaan bahwa kitab yang mengandung pedoman itu kembali kepada dirinya sendiri, dia akan hidup bahagia dunia dan akhirat. Demikian pula sebaliknya barang siapa sesat jalan tidak mempergunakan kebenaran itu (Alquran) sebagai pedoman hidup, dia tidak mengindahkan tanda-tanda kekuasaan Allah pada dirinya dan pada alam semesta ini, maka akibat dari kesesatan itu yaitu kecelakaan di dunia dan akhirat akan jatuh pada dirinya sendiri. Nabi Muhammad saw. hanyalah berkewajiban menyampaikan kebenaran itu kepada manusia. Keputusan terakhir berada pada diri manusia itu sendiri, apakah dia menjadikan petunjuk atau berpaling daripadanya. Beliau bukanlah mewakili Tuhan di dunia ini untuk menentukan nasib manusia dan tidak kuasa memaksa seseorang memberi manfaat dan mudarat. Dia hanya pesuruh Allah swt. yang menyampaikan perintah dari Tuhan Rabbul Alamin.

109. Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.(QS. 10:109)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yunus 109
وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ (109)
Allah swt. dalam ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad saw. supaya dia tetap mengikuti apa yang diwahyukan kepadanya, dan bekerja menurut wahyu itu dan mengajarkannya kepada umat manusia, walaupun mereka tidak berpedoman kepadanya, dan agar Rasul saw. bersabar menghadapi segala macam gangguan dan penghinaan dalam menjalankan tugas tablig dan dakwah itu. Pada saatnya pasti datanglah keputusan Allah sebagai hukuman terhadap para musuh-musuh agama itu, dan kemenangan atas Rasul dan umatnya sesuai dengan janji Allah kepada orang-orang mukmin. Allah adalah Hakim yang sebaik-baiknya, Yang Maha Adil karena Dia memutuskan dengan alasan yang benar. Rasul saw. menaati perintah-perintah ini dan dengan penuh kesabaran menunggu keputusan itu. Ayat-ayat ini merupakan janji Allah yang menyenangkan Rasul dan orang-orang mukmin.
Saatnya akan datang di mana Rasul dan kaum mukmin memperoleh kemenangan dan kaum musyrikin mengalami kehancuran. Allah mewariskan dunia kepada orang-orang Islam, mereka menjadi penguasa-penguasa di atas bumi, dengan syarat mereka tetap tegak di atas agamanya.

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH YUNUS >>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar