Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah Yusuf
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=5&SuratKe=12#Top
91. Mereka berkata:` Demi Allah, sesungguhnya Allah telah
melebihkan kamu atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
bersalah (berdosa) `.(QS. 12:91)
قَالُوا تَاللَّهِ لَقَدْ آثَرَكَ اللَّهُ عَلَيْنَا وَإِنْ كُنَّا لَخَاطِئِينَ (91)
Setelah Yusuf memberikan pengakuan dan saudara-saudaranya telah meyakini bahwa Al-Aziz itu adalah Yusuf sendiri, mereka secara jujur mengakui dan menghargai kemuliaan yang diberikan Allah swt. kepada Yusuf tentang kelebihan ilmunya, ketinggian kesopanan yang dimilikinya dan dengan terus-terang mereka mengakui kesalahan yang telah diperbuat kepada Yusuf dan Bunyamin dengan sengaja dan direncanakan sebelumnya. Suatu kesalahan yang tidak dapat diampuni oleh Allah swt. kecuali dengan tobat nasuha dan tidak dapat dimaafkan kecuali dengan hati lapang dan budi luhur dari yang bersangkutan.
92. Dia (Yusuf) berkata:` Pada hari ini tak ada cercaan
terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah
Maha Penyayang di antara para penyayang `.(QS. 12:92)
Yusuf seorang nabi, manusia pilihan mempunyai budi pekerti yang mulia, kesopanan yang tinggi, setelah mendengar pengakuan kesalahan dari saudara-saudaranya secara terus-terang dengan tandas dan gamblang ia mengatakan: "Tidak ada celaan, cercaan dan kekerasan dari diri saya sekarang ini, tetapi saya memaafkan segala kesalahan kalian yang telah diperbuat kepada saya dan kepada adikku Bunyamin. Saya doakan semoga Allah swt. mengampuni dosa kalian yang tidak ringan itu asal kalian dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati mau bertobat kepada-Nya dengan menyesali perbuatan burukmu itu dan tidak akan melakukan dan mengulangi lagi serta berbuat baik karena Dia adalah Maha Penyayang."
Budi pekerti yang mulia dan kesopanan yang tinggi yang telah dilakukan oleh Nabi Yusuf as. itu pernah juga dilakukan dan dicontohkan oleh Nabi Besar Muhammad saw., yaitu pada ketika beliau dan bala tentaranya menaklukkan kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad saw. bertawaf dan kemudian salat sunat dua rakaat, beliau dengan mengambil tempat di samping Kakbah menghadap para tawanan perang lalu berkata yang artinya:
"Apakah perkiraanmu yang akan saya perbuat terhadap kalian." Para tawanan menjawab: "Kami hanya menyangka yang baik saja, saudara yang mulia dan anak saudara yang mulia." Nabi saw. berkata: "Saya akan mengatakan sebagaimana yang telah dikatakan oleh rekanmu Yusuf: "Tidak ada celaan, cercaan dan kekerasan sekarang ini." Maka keluarlah para tawanan itu (meninggalkan tempat) seakan-akan mereka dibangkitkan dari kubur.
(H.R. Bukhari dari Abu Hurairah)
93. Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu
letakkanlah dia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan
bawalah keluargamu semuanya kepadaku`.(QS. 12:93)
اذْهَبُوا بِقَمِيصِي هَذَا فَأَلْقُوهُ عَلَى وَجْهِ أَبِي يَأْتِ بَصِيرًا وَأْتُونِي بِأَهْلِكُمْ أَجْمَعِينَ (93)
Setelah Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, dia lalu menanyakan kepada mereka tentang ayahnya yang oleh mereka dijawab, bahwa beliau buta tidak melihat lagi. Seketika itu Yusuf memberikan baju gamisnya kepada saudara-saudaranya dan disuruhnya mereka membawanya pulang ke negerinya. Dan apabila mereka sudah sampai supaya dengan segera baju gamisnya itu diletakkan ke wajah beliau, niscaya akan melihatlah dia karenanya dan akan lepaslah kotoran yang menutupi matanya itu. Yusuf berani berkata demikian karena dia mengetahui hal itu dengan perantara wahyu. Selain dari itu dia juga mengetahui bahwa sebab tertutupnya penglihatan ayahnya itu ialah karena terlalu banyak menangis dan merasa sempit dada. Apabila ayahnya mengetahui baju gamisnya yang menandakan bahwa Yusuf masih hidup dan selamat dari aniaya dan cobaan yang dialaminya, tentulah ia akan senang dan timbullah di dalam hatinya perasaan gembira. Akhirnya ia akan melihat kembali seperti sedia kala. Selain dari itu, Yusuf juga meminta kepada saudaranya supaya mendatangkan segenap keluarganya ke Mesir baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang dalam suatu riwayat, bahwa semuanya berjumlah tujuh puluh orang.
94. Tatkala kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir)
berkata ayah mereka: `Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu
tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)`.(QS. 12:94)
وَلَمَّا فَصَلَتِ الْعِيرُ قَالَ أَبُوهُمْ إِنِّي لَأَجِدُ رِيحَ يُوسُفَ لَوْلَا أَنْ تُفَنِّدُونِ (94)
Tatkala barisan unta anak-anak Yakub keluar dari perbatasan negeri Mesir menuju tanah Syam, berkatalah Yakub kepada cucu-cucunya dan orang-orang lain yang berada di sampingnya pada waktu itu: "Saya telah mencium bau Yusuf yang wangi itu, persis baunya yang pernah saya kenal di waktu kecilnya. Andaikata kalian tidak buruk sangka kepada saya, menyangka bahwa saya lemah akal, rusak pikiran karena terlalu tua, tentunya kalian membenarkan ucapanku ini bahwa saya benar-benar telah mencium bau Yusuf, dan dia masih hidup serta di dalam waktu yang tidak lama lagi saya akan berjumpa dengan dia dan merasa senang melihatnya." Ini adalah suatu mukjizat bagi Yakub yang dapat mencium bau Yusuf dari tempat yang amat jauh itu, yang di dalam perjalanan unta memakan waktu delapan hari.
95. Keluarganya berkata: `Demi Allah, sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruanmu yang dahulu`.(QS. 12:95)
قَالُوا تَاللَّهِ إِنَّكَ لَفِي ضَلَالِكَ الْقَدِيمِ (95)
Para hadirin yang mendengar ucapan Yakub itu, tidak seorang pun di antara mereka yang membenarkannya, bahkan mereka mengeluarkan kata-kata yang pedas dan tajam yang tidak pantas ditujukan kepada seorang yang telah tua. Mereka berkata: "Demi Allah, sesungguhnya kamu masih saja dalam kekeliruanmu seperti dulu-dulu juga, yang menyangka bahwa Yusuf masih hidup di dalam waktu singkat akan bertemu dan merasa senang melihatnya. Kami berpendapat bahwa pikiran semacam itu adalah pikiran yang kacau dan sesat."
96. Tatkala telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka
diletakkannya baju gamis itu ke wajah Yaqub, lalu kembalilah dia dapat
melihat. Berkata Yaqub: `Tidakkah aku katakan kepadamu bahwa aku
mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya?`(QS. 12:96)
فَلَمَّا أَنْ جَاءَ الْبَشِيرُ أَلْقَاهُ عَلَى وَجْهِهِ فَارْتَدَّ بَصِيرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (96)
Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa setelah pembawa kabar gembira itu sampai ke tempat ayahnya sesuai dengan anjuran Yusuf, tampillah ke depan Yahuz yang membawa baju gamis itu dan meletakkannya ke wajah Yakub, dengan seketika wajah Yakub kembali melihat seperti sediakala. Berkatalah Yakub: "Apakah tidak pernah saya katakan kepadamu ketika saya menyuruhmu ke Mesir mencari berita tentang Yusuf dan saudaranya, bahwa sesungguhnya saya tahu dengan perantaraan wahyu dari Allah swt., bukan khayal dan ramalan bahwa Yusuf itu masih hidup sedang kamu tidak mengetahuinya." Penyampaian baju gamis Yusuf kepada ayahnya oleh Yahuz adalah untuk kedua kalinya guna menutupi kesalahannya yang lain lampau. Sebelum itu Yahuz jugalah yang pernah menyampaikan baju Yusuf yang berlumuran darah palsu kepada ayahnya pada permulaan peristiwa kisah itu.
97. Mereka berkata: `Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun
bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang
yang bersalah (berdosa)`.(QS. 12:97)
قَالُوا يَا أَبَانَا اسْتَغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا إِنَّا كُنَّا خَاطِئِينَ (97)
Setelah saudara-saudara Yusuf melihat bukti-bukti dan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, sadarlah mereka dan dengan jujur mereka mengakui kesalahannya, dan meminta kepada ayahnya mau memohonkan ampun kepada Allah swt. atas kedurhakaan yang telah dibuat kepadanya dan kelaliman yang dilakukan terhadap Yusuf. Pengakuan saudara-saudara Yusuf tentang kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya itu adalah pengakuan yang kedua kalinya. Sebelum itu pernah mereka mengakui dosa dan kesalahannya di hadapan Yusuf, hanya pada waktu itu Yusuf langsung memohon semoga Allah swt. mengampuninya tanpa ada permintaan dari mereka.
98. Yaqub berkata: `Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang`.(QS. 12:98)
قَالَ سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (98)
Setelah Yakub melihat kesadaran anak-anaknya dan mengakui kesalahannya dengan terus-terang yang kemudian meminta supaya ayahnya memohonkan ampunan kepada Allah swt., beliau menjawab: Nantilah aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Allah swt. Semoga Allah swt. mengampunimu karena Dia itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dia tidak akan mengecewakan seorang mukmin yang memohon kepada-Nya dengan sungguh-sungguh.
99. Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf, Yusuf
merangkul ibu bapanya dan dia berkata: `Masuklah kamu ke negeri Mesir,
insya Allah dalam keadaan aman`.(QS. 12:99)
فَلَمَّا دَخَلُوا عَلَى يُوسُفَ آوَى إِلَيْهِ أَبَوَيْهِ وَقَالَ ادْخُلُوا مِصْرَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ (99)
Pada ayat-ayat ini dikisahkan bahwa saudara-saudara Yusuf berangkat pulang ke negerinya untuk memboyong semua keluarganya ke Mesir sesuai dengan anjuran Yusuf. Setelah sampai, mereka memberitahukan kepada kedua orang tuanya tentang kedudukan Yusuf di Mesir dan bahwa Yusuf adalah penguasa yang berkuasa penuh di sana yang kemudian disampaikan pula bahwa Yusuf mengundang semua keluarganya untuk menetap di Mesir bersama-sama dengan dia, menikmati kemajuan dan keindahan kota Mesir. Mendengar berita itu berangkatlah mereka beramai-ramai ke Mesir. Setelah mereka sampai di Mesir dan menuju ke tempat Yusuf, bertemulah mereka dengan Yusuf dan rombongannya di tengah jalan yang pergi menjemput mereka. Yusuf merangkul kedua orang tuanya dan berkata: "Silakan memasuki negeri Mesir dengan selamat dan aman. Kamu sekalian tidak akan mengalami kesulitan dan kelaparan insya Allah sekalipun musim kemarau masih saja mencekam." Ucapan Yusuf "insya Allah" ini menjadi pelajaran bagi kita kaum muslimin bahwa bila hendak melakukan sesuatu supaya disandarkan kepada kehendak Allah dengan mengucapkan "insya Allah". Hal ini menjadi kebiasaan bagi para nabi-nabi dan siddikin sesuai dengan firman Allah swt.:
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا
Artinya:
Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi kecuali (dengan menyebut) insya Allah."
(Q.S. Al-Kahfi: 23, 24)
Menurut suatu riwayat atas anjuran seorang Yahudi ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Muhammad saw. tentang ruh, ashabul kahfi dan Zulkarnain. Beliau menjawab: "Datang saja besok pagi, nanti akan aku jelaskan pertanyaanmu itu," tanpa mengucapkan insya Allah. Tetapi besok pagi wahyu belum juga datang menceritakan hal-hal tersebut sebagai jawaban kepada mereka. Nabi pun gelisah, maka turunlah ayat ini.
100. Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana.
Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan
berkata Yusuf: `Wahai ayahku inilah ta_bir mimpiku yang dahulu itu;
sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan
sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan
aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir,
setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. 12:100)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Yusuf 100
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا وَقَالَ يَا أَبَتِ هَذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (100)
Kemudian Yusuf mengangkat kedua orang tuanya dan mendudukkannya di atas singgasana kerajaannya sebagai penghormatan lebih daripada apa yang telah diperbuat kepada saudara-saudaranya. Mereka merebahkan diri seraya sujud menghormat kepada Yusuf sebagaimana lazimnya orang-orang menghormati kepada raja dan orang-orang besarnya pada waktu itu. Cara ini pernah juga berlaku pada diri Yakub. Dia pernah sujud menghormat kepada saudaranya ketika bertemu setelah berpisah sekian lamanya. Berkatalah Yusuf: "Wahai ayahku, inilah takbir mimpiku dahulu ketika saya masih keci1 yang telah saya sampaikan kepada ayah dengan ucapan:
إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
Artinya:
Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku.
(Q.S. Yusuf: 4)
Allah swt. menjadikan mimpiku itu benar-benar terjadi bukan khayalan. Sebelas bintang itulah saudara-saudaraku yang berjumlah sebelas orang sedang matahari dan bulan adalah ayah dan ibuku. Dengan keluarga inilah Allah swt. memelihara keturunan Nabi Ishak anak Nabi Ibrahim as. untuk mengembangkan agama tauhid di muka bumi ini. Selanjutnya Yusuf berkata kepada ayahnya: "Allah swt. telah berbuat baik kepadaku. Dia melepaskan aku dari penjara dan mengangkatku sebagai penguasa. Dia yang memindahkan ayah dari dusun padang pasir berpenghidupan sederhana dan kasar ke negeri yang ramai, menikmati hidup yang bahagia, penyiaran agama yang benar, tolong-menolong di dalam memajukan ilmu pengetahuan dan perindustrian. Ini semua terjadi setelah setan memutus hubungan silaturahmi antara aku dan saudara-saudaraku sehingga rusaklah perhubungan persaudaraan, dan timbullah rasa dengki dan jahat sangka antara kita. Sesungguhnya Allah swt. itu mengetahui segala sesuatu yang bagaimana pun halusnya, bersifat lemah lembut kepada hamba-hamba-Nya, menetapkan apa yang Dia kehendaki dengan kebijaksanaan. Sesungguhnya Dia itu Maha Mengetahui apa yang menjadi maslahat bagi hamba-hamba-Nya. Tiada suatu hal yang tersembunyi bagi-Nya mulai dari pangkal sampai ujungnya. Maha Bijaksana di dalam segala hal, membalas orang-orang yang berbuat baik dengan kebaikan, dan kesudahan yang baik diberikan kepada orang-orang yang bertakwa."
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yusuf 100
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا وَقَالَ يَا أَبَتِ هَذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (100)
(Dan ia menaikkan kedua ibu-bapaknya) yakni Yusuf mendudukkan kedua orang tuanya sejajar dengannya (ke atas singgasananya.) tempat duduknya (Dan mereka merebahkan diri) yakni kedua orang tuanya dan semua saudara-saudaranya (kepada Yusuf seraya bersujud) yang dimaksud adalah sujud dengan membungkukkan badan bukannya sujud dalam arti kata meletakkan kening; cara itu merupakan penghormatan yang berlaku pada zamannya. (Dan berkata Yusuf, "Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Rabbku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Rabbku telah berbuat baik kepadaku) terhadap diriku (ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara) Nabi Yusuf tidak menyinggung masalah sumur, hal ini sengaja ia lakukan demi menghormati saudara-saudaranya supaya mereka tidak malu (dan ketika membawa kalian dari dusun padang pasir) dari kampung padang pasir (setelah dirusak) dikacaukan (oleh setan hubungan antara aku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Rabbku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana.") di dalam pekerjaan-Nya. Kemudian ayah Nabi Yusuf (Yakub) bermukim bersama Yusuf selama dua puluh empat tahun atau tujuh belas tahun. Disebutkan bahwa masa perpisahan mereka delapan belas tahun lamanya atau empat puluh tahun atau delapan puluh tahun. Kemudian Nabi Yakub menjelang ajalnya, sebelum itu ia berwasiat kepada Nabi Yusuf supaya ia dikebumikan di dekat ayahnya, yaitu Nabi Ishak. Lalu Nabi Yusuf membawa jenazah ayahnya ke tempat yang diisyaratkannya dalam wasiat dan mengebumikannya di tempat tersebut. Setelah itu Nabi Yusuf kembali ke Mesir dan ia tinggal di negeri itu sesudah Nabi Yakub meninggal dunia selama dua puluh tiga tahun. Ketika urusannya telah sempurna kemudian ia mengetahui bahwa dirinya tidak akan abadi dalam keadaan demikian lalu hatinya menginginkan agar ia hijrah ke kerajaan yang abadi, yakni akhirat. Untuk itu berkata seraya berdoa:
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا وَقَالَ يَا أَبَتِ هَذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (100)
Kemudian Yusuf mengangkat kedua orang tuanya dan mendudukkannya di atas singgasana kerajaannya sebagai penghormatan lebih daripada apa yang telah diperbuat kepada saudara-saudaranya. Mereka merebahkan diri seraya sujud menghormat kepada Yusuf sebagaimana lazimnya orang-orang menghormati kepada raja dan orang-orang besarnya pada waktu itu. Cara ini pernah juga berlaku pada diri Yakub. Dia pernah sujud menghormat kepada saudaranya ketika bertemu setelah berpisah sekian lamanya. Berkatalah Yusuf: "Wahai ayahku, inilah takbir mimpiku dahulu ketika saya masih keci1 yang telah saya sampaikan kepada ayah dengan ucapan:
إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
Artinya:
Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku.
(Q.S. Yusuf: 4)
Allah swt. menjadikan mimpiku itu benar-benar terjadi bukan khayalan. Sebelas bintang itulah saudara-saudaraku yang berjumlah sebelas orang sedang matahari dan bulan adalah ayah dan ibuku. Dengan keluarga inilah Allah swt. memelihara keturunan Nabi Ishak anak Nabi Ibrahim as. untuk mengembangkan agama tauhid di muka bumi ini. Selanjutnya Yusuf berkata kepada ayahnya: "Allah swt. telah berbuat baik kepadaku. Dia melepaskan aku dari penjara dan mengangkatku sebagai penguasa. Dia yang memindahkan ayah dari dusun padang pasir berpenghidupan sederhana dan kasar ke negeri yang ramai, menikmati hidup yang bahagia, penyiaran agama yang benar, tolong-menolong di dalam memajukan ilmu pengetahuan dan perindustrian. Ini semua terjadi setelah setan memutus hubungan silaturahmi antara aku dan saudara-saudaraku sehingga rusaklah perhubungan persaudaraan, dan timbullah rasa dengki dan jahat sangka antara kita. Sesungguhnya Allah swt. itu mengetahui segala sesuatu yang bagaimana pun halusnya, bersifat lemah lembut kepada hamba-hamba-Nya, menetapkan apa yang Dia kehendaki dengan kebijaksanaan. Sesungguhnya Dia itu Maha Mengetahui apa yang menjadi maslahat bagi hamba-hamba-Nya. Tiada suatu hal yang tersembunyi bagi-Nya mulai dari pangkal sampai ujungnya. Maha Bijaksana di dalam segala hal, membalas orang-orang yang berbuat baik dengan kebaikan, dan kesudahan yang baik diberikan kepada orang-orang yang bertakwa."
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Yusuf 100
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا وَقَالَ يَا أَبَتِ هَذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (100)
(Dan ia menaikkan kedua ibu-bapaknya) yakni Yusuf mendudukkan kedua orang tuanya sejajar dengannya (ke atas singgasananya.) tempat duduknya (Dan mereka merebahkan diri) yakni kedua orang tuanya dan semua saudara-saudaranya (kepada Yusuf seraya bersujud) yang dimaksud adalah sujud dengan membungkukkan badan bukannya sujud dalam arti kata meletakkan kening; cara itu merupakan penghormatan yang berlaku pada zamannya. (Dan berkata Yusuf, "Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Rabbku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Rabbku telah berbuat baik kepadaku) terhadap diriku (ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara) Nabi Yusuf tidak menyinggung masalah sumur, hal ini sengaja ia lakukan demi menghormati saudara-saudaranya supaya mereka tidak malu (dan ketika membawa kalian dari dusun padang pasir) dari kampung padang pasir (setelah dirusak) dikacaukan (oleh setan hubungan antara aku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Rabbku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana.") di dalam pekerjaan-Nya. Kemudian ayah Nabi Yusuf (Yakub) bermukim bersama Yusuf selama dua puluh empat tahun atau tujuh belas tahun. Disebutkan bahwa masa perpisahan mereka delapan belas tahun lamanya atau empat puluh tahun atau delapan puluh tahun. Kemudian Nabi Yakub menjelang ajalnya, sebelum itu ia berwasiat kepada Nabi Yusuf supaya ia dikebumikan di dekat ayahnya, yaitu Nabi Ishak. Lalu Nabi Yusuf membawa jenazah ayahnya ke tempat yang diisyaratkannya dalam wasiat dan mengebumikannya di tempat tersebut. Setelah itu Nabi Yusuf kembali ke Mesir dan ia tinggal di negeri itu sesudah Nabi Yakub meninggal dunia selama dua puluh tiga tahun. Ketika urusannya telah sempurna kemudian ia mengetahui bahwa dirinya tidak akan abadi dalam keadaan demikian lalu hatinya menginginkan agar ia hijrah ke kerajaan yang abadi, yakni akhirat. Untuk itu berkata seraya berdoa:
Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah Yusuf
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=5&SuratKe=12#Top
Tidak ada komentar:
Posting Komentar