Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah HUUD
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Huud 21
أُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (21)
21. Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan.(QS. 11:21)
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa mereka yang mempunyai sifat seperti itu adalah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, orang-orang yang disingkirkan dari rahmat Allah, karena membuat-buat dusta dan menukar petunjuk dengan kesesatan dan menyembah berhala yang sama sekali tidak dapat memberi mudarat atau manfaat sehingga hilang lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka harap-harapkan.
أُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (21)
21. Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan.(QS. 11:21)
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan bahwa mereka yang mempunyai sifat seperti itu adalah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, orang-orang yang disingkirkan dari rahmat Allah, karena membuat-buat dusta dan menukar petunjuk dengan kesesatan dan menyembah berhala yang sama sekali tidak dapat memberi mudarat atau manfaat sehingga hilang lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka harap-harapkan.
22. Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi.(QS. 11:22)
لَا جَرَمَ أَنَّهُمْ فِي الْآخِرَةِ هُمُ الْأَخْسَرُونَ (22)
Sudah pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling rugi, karena telah menukar kenikmatan surga dengan api neraka yang sangat panas, menukar minuman yang lezat dengan minuman yang membakar, meninggalkan hidup senang dan bahagia dengan hidup menderita dalam neraka yang penuh dengan penderitaan yang tidak ada putus-putusnya.
23. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni syurga; mereka kekal di dalamnya.(QS. 11:23)
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَخْبَتُوا إِلَى رَبِّهِمْ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (23)
Berlainan sekali dengan nasib orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka selalu berserah diri kepada Allah dengan patuh dan taat kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, mengerjakan berbagai kebajikan di dunia, melaksanakan ketaatan pada Allah dengan tulus ikhlas dan meninggalkan segala yang mungkar, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga yang tidak akan keluar lagi darinya, dan mereka tidak akan mati, bahkan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.24. Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (daripada perbandingan itu)?(QS. 11:24)
مَثَلُ الْفَرِيقَيْنِ كَالْأَعْمَى وَالْأَصَمِّ وَالْبَصِيرِ وَالسَّمِيعِ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (24)
Dalam pada itu Allah swt. menjelaskan bahwa perbandingan antara kedua golongan itu, yaitu golongan orang-orang kafir dan orang-orang mukmin adalah seperti orang buta dan tuli dibandingkan dengan orang-orang yang melihat dan mendengar. Orang yang tuli yang kehilangan indra pendengarannya tentu tidak dapat menangkap ilmu pengetahuan yang menjadi unsur perbedaan antara manusia dan hewan, dan orang yang buta karena kehilangan penglihatan tentu tidak dapat meyaksikan kebenaran yang dilihatnya, demikian pula orang yang kafir yang diserupakan dengan orang buta dan tuli itu, tentu saja tidak dapat disamakan dengan orang mukmin yang dapat mempergunakan kedua indranya dengan sempurna.Maka patutlah hal ini menjadi pelajaran yang berkesan di dalam hati sanubari manusia sehingga setiap orang akan berusaha supaya dapat memanfaatkan penglihatan dan pendengarannya secara sempurna baik lahir maupun batin.
25. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): `Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,(QS. 11:25)
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ (25)
Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa Dia telah mengutus Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya yang ingkar dan durhaka kepada Tuhan dengan menyembah berhala, dan Nabi Nuh berkata kepada mereka: "Sesungguhnya aku memberi peringatan dari Allah supaya kamu meninggalkan syirik dan beriman serta taat kepada-Nya."26. agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan.`(QS. 11:26)
أَنْ لَا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ أَلِيمٍ (26)
Peringatan ini dijelaskan dengan kata-kata: "Supaya kamu sekalian jangan menyembah kecuali kepada Allah, dan jangan mempersekutukan-Nya dengan apa saja dan aku khawatir jika kamu melanggar dasar agama itu, kamu akan ditimpa azab yang pedih sekali."Kaum Nuh itu adalah umat yang pertama kali menyembah berhala dan mengadakan kemusyrikan, dan Nabi Nuh sendiri adalah Rasul yang pertama, yang diutus Allah kepada seluruh penghuni dunia. Peringatan Nabi Nuh itu didasarkan atas kekhawatirannya, jika kaumnya tidak bertauhid kepada Allah dan tidak meninggalkan semua bentuk kemusyrikan, mereka akan ditimpa azab yang sangat pedih. Akan tetapi kaum Nabi Nuh telah menentang seruan Nabinya dengan empat alasan yang dibuat-buat.
27. Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: `Kami tidak melihat kamu, malainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta`.(QS. 11:27)DEPAG / Surah Huud 27
فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلَّا بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ (27)
Pertama: Para pemimpinnya berkata: "Kami memandang kamu sebagai manusia biasa sederajat saja dengan kami. Kamu tidak mempunyai kelebihan apa-apa daripada kami, sehingga kami tidak perlu mengikuti kamu, apalagi mengakui kamu sebagai seorang utusan Allah."Kedua: Kami melihat pengikutmu adalah orang hina, rakyat biasa saja, seperti petani, kaum buruh, pekerja harian yang tidak mempunyai kedudukan tinggi dalam masyarakat. Mereka lekas percaya dan terpengaruh begitu saja tanpa pertimbangan akal.
Ketiga: Kami tidak melihat kamu dan pengikut-pengikut kamu mempunyai kelebihan ilmu pengetahuan atau kekayaan yang dapat dibanggakan yang mendorong kami untuk mengikuti seruanmu.
Keempat: Kami yakin, bahwa pengakuanmu sebagai utusan adalah semata-mata dusta.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 27
فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلَّا بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ (27)
(Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya,) mereka adalah terdiri dari orang-orang terhormat kaumnya ("Kami tidak melihat kamu melainkan sebagai manusia biasa seperti kami) tidak ada kelebihan bagimu atas diri kami (dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina-dina di antara kami) yaitu orang-orang yang rendah di antara kami, seperti tukang tambal pakaian dan tukang sol sepatu (yang lekas percaya saja) dapat dibaca baadiya dan baadia yang artinya, mereka lekas percaya kepadamu tanpa berpikir lebih matang lagi. Lafal ini dinashabkan karena menjadi zharaf yang artinya, mereka terus percaya dengan begitu saja (dan kami tidak melihat kalian memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami) sehingga karena kelebihan itulah kalian berhak untuk diikuti daripada kami (bahkan kami yakin bahwa kalian adalah orang-orang yang dusta") dalam pengakuan risalah yang kalian bawa. Dalam hal ini mereka mengikut sertakan sebutan Nabi Nuh beserta kaum yang mengikutinya.
28. Berkata Nuh: `Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberi-Nya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kamu paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?`(QS. 11:28)DEPAG / Surah Huud 28
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَآتَانِي رَحْمَةً مِنْ عِنْدِهِ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْ أَنُلْزِمُكُمُوهَا وَأَنْتُمْ لَهَا كَارِهُونَ (28)
Berkata Nuh a.s.: "Hai kaumku, bagaimana pendapatmu jika aku mengemukakan hujah yang nyata sekali kebenarannya dari Tuhanku, dan bukan sekali-kali dariku sendiri, dan bukan pula karena jasaku sendiri sebagai seorang manusia yang istimewa, akan tetapi karena aku diberi rahmat oleh Tuhanku, yaitu kenabian yang tidak dapat kamu melihatnya karena dihalangi oleh kejahilan, kesombongan, kesenangan kepada pangkat dan kedudukan duniawi, maka apakah aku akan memaksa kamu untuk menerimanya sedangkan kamu sangat membencinya? Kami tidak dapat mengadakan paksaan. Terserah kepada kalian untuk menerima atau menolaknya, karena aku hanya seorang utusan Allah dan bertugas menyampaikannya.Nabi Nuh a.s. menjelaskan apa yang tersirat dalam jawabannya yaitu walaupun mereka sama-sama manusia, jangan disamakan dalam segala hal ihwal keadaannya secara menyeluruh, karena semua orang tidak sama watak dan tabiatnya, tidak sama kecerdasan dan kemampuannya, tidak sama persediaannya untuk menerima petunjuk dan kebenaran, apalagi dalam bidang-bidang yang secara keseluruhan dikuasai oleh Allah swt. seperti membuka hati dan menerima rahmat, atau menerima pangkat kenabian yang semuanya itu sangat samar bahkan tertutup sama sekali bagi orang-orang kafir. Maka apa yang dapat aku kerjakan ialah menyampaikan perintah Allah. Sama sekali aku tidak mampu memaksa kamu untuk menerima kenyataan-kenyataan seperti itu. Sebagaimana utusan Allah, aku hanya mampu menyampaikan saja terserah kepada kamulah untuk menerima atau menolaknya asal kamu betul-betul memahami akibat-akibatnya.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 28
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَآتَانِي رَحْمَةً مِنْ عِنْدِهِ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْ أَنُلْزِمُكُمُوهَا وَأَنْتُمْ لَهَا كَارِهُونَ (28)
(Berkata Nuh, "Hai kaumku! Bagaimana pikiranmu) coba katakan kepadaku (jika aku ada mempunyai bukti yang nyata ) penjelasan yang nyata (dari Rabbku dan diberi-Nya aku rahmat) kenabian (dari sisi-Nya tetapi rahmat itu disamarkan) disembunyikan (bagi kalian) dan menurut suatu qiraat dibaca fa`amiyat (apa akan kami paksakan kalian menerimanya) artinya apakah kami harus memaksakan kalian untuk menerimanya (padahal kalian tiada menyukainya?") tidak mampu untuk melakukan hal tersebut.
29. Dan (dia berkata): `Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui`.(QS. 11:29)DEPAG / Surah Huud 29
وَيَا قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ وَمَا أَنَا بِطَارِدِ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَلَكِنِّي أَرَاكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ (29)
Dan Nuh berkata: "Wahai kaumku, aku tidak meminta upah atau balasan apa saja atas nasihat dan seruan kepadamu itu. Aku mengajak kalian kepada ketauhidan, ketakwaan kepada Allah, semata-mata ikhlas karena Allah supaya kamu sekalian berbahagia di akhirat, dan aku sama sekali tidak meminta atau mengharapkan pemberian upah harta benda dari kalian. Aku tahu bahwa harta benda itu sangat kamu sayangi. Aku tahu bahwa penilaian kalian terhadap seseorang itu selalu dikaitkan dengan kekayaannya. Oleh karena itu, maka untuk memurnikan seruanku dan untuk tidak menyinggung perasaan, aku tidak meminta apa-apa, cukuplah aku mengharapkan pahala dari Allah saja, karena Allahlah yang memberi tugas kepadaku dan aku hanya bertawakal kepada-Nya." Dan ucapan seperti itu diucapkan pula oleh Rasul-rasul yang lain dalam rangka menyampaikan risalahnya.Kaum Nuh pernah mengusulkan demikian: "Hai Nuh, jika kamu ingin supaya kami ikut beriman kepadamu, maka usirlah pengikutmu yang lemah dan hina itu, karena kami tidak sanggup duduk bersama mereka dalam suatu majelis." Nabi Nuh a.s. menjawab: "Aku tidak akan mengusir mereka, karena mereka sungguh-sungguh akan bertemu dengan Tuhannya, dan mereka hanya akan ditanya tentang amalnya, bukan soal pangkat atau keturunannya, dan itulah yang tidak kamu ketahui." Ucapan Nabi Nuh a.s. itu dijelaskan pula dalam ayat lain yaitu firman Allah swt.:
قَالُوا أَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الْأَرْذَلُونَ قَالَ وَمَا عِلْمِي بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ إِنْ حِسَابُهُمْ إِلَّا عَلَى رَبِّي لَوْ تَشْعُرُونَ وَمَا أَنَا بِطَارِدِ الْمُؤْمِنِينَ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ
Artinya:
Mereka berkata: "Apakah kami akan beriman kepadamu padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?" Nuh menjawab: "Bagaimana aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan? Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku kalau kamu menyadari. Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Aku (ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang menjelaskan."
(Q.S. Asy Syu'ara': 111-115)
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 29
وَيَا قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ وَمَا أَنَا بِطَارِدِ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَلَكِنِّي أَرَاكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ (29)
(Dan dia berkata, "Hai kaumku! Aku tiada meminta kepada kalian sebagai upah bagi seruanku) di dalam menyampaikan risalahku (harta benda) yang kalian berikan kepadaku sebagai imbalannya (tiada lain) (upahku) pahalaku (hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman) seperti apa yang kalian perintahkan supaya aku melakukannya. (Sesungguhnya mereka pasti akan bertemu dengan Rabbnya) melalui hari berbangkit kemudian Allah membalas mereka dan menghukum orang-orang yang menyakiti dan mengusir orang-orang yang beriman (tetapi aku memandang kalian suatu kaum yang tidak mengetahui.") akibat dari perbuatan kalian yang demikian itu.
30. Dan (dia berkata): `Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?`(QS. 11:30)DEPAG / Surah Huud 30
وَيَا قَوْمِ مَنْ يَنْصُرُنِي مِنَ اللَّهِ إِنْ طَرَدْتُهُمْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (30)
Wahai kaumku, tidak ada seorang pun yang dapat menolak siksaan Allah, jika aku mengusir mereka yang telah beriman itu, dan telah mengikuti seruanku karena hal itu termasuk suatu kelaliman yang berat sekali, yang pasti akan dibalas dengan azab yang berat pula. Apakah kamu tidak sadar dan mengambil pelajaran? Mereka itu mempunyai Tuhan yang pasti akan menolongnya, dan yang mengusir mereka pasti akan binasa.Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Huud 30
وَيَا قَوْمِ مَنْ يَنْصُرُنِي مِنَ اللَّهِ إِنْ طَرَدْتُهُمْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (30)
(Dan dia berkata, "Hai kaumku! Siapakah yang akan menolongku) yang dapat membentengi diriku (dari Allah) dari azab-Nya (jika aku mengusir mereka) orang-orang yang beriman kepadaku, tentu saja tidak ada seorang penolong pun. (Maka tidakkah) mengapa tidak (kalian mengambil pelajaran) lafal tadzakkaruuna asalnya adalah tatadzakkaruuna, kemudian huruf ta asal diidgamkan kepada dzal sehingga jadilah tadzdzakkaruuna, artinya sama dengan tatta`izhuuna, yaitu mengambil pelajaran.
Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Surah HUUD
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=2&SuratKe=11#Top
Tidak ada komentar:
Posting Komentar