<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH DAFTAR SURAH AL AN'AAM>>
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=9&SuratKe=6#Top
161. Katakanlah:` Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik `.(QS. 6:161)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al An'aam 161
قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (161)
Pada ayat ini Allah memerintahkan Rasulullah saw. supaya mengatakan kepada kaumnya dan semua umat manusia, sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhan dengan wahyu-Nya kepada jalan yang benar untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Itulah agama Ibrahim yang sebenarnya bukan agama-agama lain yang mengandung syirik yang selalu dihubungkan orang kepadanya secara tidak benar dan Ibrahim bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Ayat ini sekaligus memberantas kepercayaan orang-orang Arab Mekah, bahwa malaikat itu adalah putri-putri Allah dan orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa Uzair anak Allah dan orang-orang Nasrani yang mengatakan bahwa Isa anak Tuhan. Masing-masing dari semua mereka ini mengatakan bahwa agama yang mereka anut adalah agama Ibrahim karena semuanya mengakui kelebihan Ibrahim dan mengakui kebenaran agamanya, sehingga masing-masing membawa dan memakai nama agama Ibrahim.
قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (161)
Pada ayat ini Allah memerintahkan Rasulullah saw. supaya mengatakan kepada kaumnya dan semua umat manusia, sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhan dengan wahyu-Nya kepada jalan yang benar untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Itulah agama Ibrahim yang sebenarnya bukan agama-agama lain yang mengandung syirik yang selalu dihubungkan orang kepadanya secara tidak benar dan Ibrahim bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. Ayat ini sekaligus memberantas kepercayaan orang-orang Arab Mekah, bahwa malaikat itu adalah putri-putri Allah dan orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa Uzair anak Allah dan orang-orang Nasrani yang mengatakan bahwa Isa anak Tuhan. Masing-masing dari semua mereka ini mengatakan bahwa agama yang mereka anut adalah agama Ibrahim karena semuanya mengakui kelebihan Ibrahim dan mengakui kebenaran agamanya, sehingga masing-masing membawa dan memakai nama agama Ibrahim.
162 Katakanlah:` Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(QS. 6:162)
163 Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah) `.(QS. 6:163)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al An'aam 162 - 163
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (163)
Dalam ayat ini Nabi Muhammad saw. diperintahkan pula supaya mengatakan bahwa sesungguhnya salatnya, ibadahnya serta semua pekerjaan yang dilakukannya, hidupnya dan matinya adalah semata-mata untuk Tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagi-Nya. Demikian itulah yang diperintahkan kepadanya dan ia adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah dalam mengikuti dan mematuhi semua perintah dan larangan-Nya. Dua ayat ini mengandung ajaran yang diajarkan Tuhan kepada Muhammad saw. yang harus disampaikannya kepada umatnya, bagaimana seharusnya hidup dan kehidupan seseorang muslim di dalam dunia ini. Semua pekerjaan salat dan ibadah lainnya harus dilaksanakan dengan tekun sepenuh hati karena Allah, ikhlas dalam semua pekerjaan tanpa pamrih. Seorang muslim harus yakin kepada kodrat dan iradat Tuhan yang tidak ada sekutu-Nya. Tuhanlah yang menentukan hidup mati seseorang. Oleh karena itu seorang muslim tidak perlu takut mati dalam berjihad di jalan Allah dan tidak perlu takut hilang kedudukan dalam menyampaikan dakwah Islam, amar makruf nahi mungkar. Ayat ini selalu dibaca dalam salat sesudah takbiratul ihram sebagai doa iftitah kecuali kata:
أول المسلمين
diganti dengan
من المسلمين .
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (163)
Dalam ayat ini Nabi Muhammad saw. diperintahkan pula supaya mengatakan bahwa sesungguhnya salatnya, ibadahnya serta semua pekerjaan yang dilakukannya, hidupnya dan matinya adalah semata-mata untuk Tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagi-Nya. Demikian itulah yang diperintahkan kepadanya dan ia adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah dalam mengikuti dan mematuhi semua perintah dan larangan-Nya. Dua ayat ini mengandung ajaran yang diajarkan Tuhan kepada Muhammad saw. yang harus disampaikannya kepada umatnya, bagaimana seharusnya hidup dan kehidupan seseorang muslim di dalam dunia ini. Semua pekerjaan salat dan ibadah lainnya harus dilaksanakan dengan tekun sepenuh hati karena Allah, ikhlas dalam semua pekerjaan tanpa pamrih. Seorang muslim harus yakin kepada kodrat dan iradat Tuhan yang tidak ada sekutu-Nya. Tuhanlah yang menentukan hidup mati seseorang. Oleh karena itu seorang muslim tidak perlu takut mati dalam berjihad di jalan Allah dan tidak perlu takut hilang kedudukan dalam menyampaikan dakwah Islam, amar makruf nahi mungkar. Ayat ini selalu dibaca dalam salat sesudah takbiratul ihram sebagai doa iftitah kecuali kata:
أول المسلمين
diganti dengan
من المسلمين .
164 Katakanlah:` Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan `.(QS. 6:164)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al An'aam 164
قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (164)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. supaya mengatakan kepada kaumnya mengapa ia akan mencari Tuhan yang lain dengan mempersekutukan-Nya dalam ibadah, berdoa untuk keperluan hidupnya agar dia menolongnya atau melindunginya dari kesusahan dan bahaya? Maha Suci Allah dari persekutuan itu. Dialah Tuhan bagi segala sesuatu, Dialah yang menciptakan semesta alam. Selanjutnya pada ayat ini diterangkan, bahwa setiap orang yang berbuat dosa, maka dirinya sendirilah yang akan menanggung dosanya itu, karena dosa seseorang tidak akan dipikul oleh orang lain, masing-masing menerima pahala amal baiknya dan memikul dosa amal buruknya. Hal ini berulang-ulang disebutkan dalam Alquran.
Firman Allah swt.:
أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى(38)وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى(39)
Artinya:
(Yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.
(Q.S An Najm: 38-39)
Ayat ini cukup memberi petunjuk dan patokan hidup yang bermutu tinggi dan praktis karena di samping harus beramal dan bekerja harus pula diperhitungkan dengan cermat dan teliti setiap amal perbuatan yang dikerjakannya. Sebab amal pekerjaan atau perbuatan itu sangat besar pengaruhnya dalam membawa nasib keberuntungan dan keruntuhan seseorang.
قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (164)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. supaya mengatakan kepada kaumnya mengapa ia akan mencari Tuhan yang lain dengan mempersekutukan-Nya dalam ibadah, berdoa untuk keperluan hidupnya agar dia menolongnya atau melindunginya dari kesusahan dan bahaya? Maha Suci Allah dari persekutuan itu. Dialah Tuhan bagi segala sesuatu, Dialah yang menciptakan semesta alam. Selanjutnya pada ayat ini diterangkan, bahwa setiap orang yang berbuat dosa, maka dirinya sendirilah yang akan menanggung dosanya itu, karena dosa seseorang tidak akan dipikul oleh orang lain, masing-masing menerima pahala amal baiknya dan memikul dosa amal buruknya. Hal ini berulang-ulang disebutkan dalam Alquran.
Firman Allah swt.:
أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى(38)وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى(39)
Artinya:
(Yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.
(Q.S An Najm: 38-39)
Ayat ini cukup memberi petunjuk dan patokan hidup yang bermutu tinggi dan praktis karena di samping harus beramal dan bekerja harus pula diperhitungkan dengan cermat dan teliti setiap amal perbuatan yang dikerjakannya. Sebab amal pekerjaan atau perbuatan itu sangat besar pengaruhnya dalam membawa nasib keberuntungan dan keruntuhan seseorang.
165 Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 6:165)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al An'aam 165
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (165)
Apabila kita kembali menelaah surat Alquran itu secara keseluruhan, maka sekurang-kurangnya kita akan dapat merasakan suatu kesimpulan bahwa hidup dan kehidupan ini telah disoroti dengan sinar cahaya petunjuk dari segenap penjuru. Karena di dalamnya diterangkan soal-soal aqaid serta dalil-dalilnya, soal rasul dan wahyu serta bantahannya terhadap orang-orang kafir yang membangkang, soal kebangkitan hari akhirat dan al-jaza' (balasan amal), tentang ajaran yang penting-penting tentang hubungan manusia dengan Khaliknya, hubungan manusia sesama manusia terutama berbuat baik kepada dua ibu bapak, soal pertentangan dalam agama, soal amal perbuatan dan lain-lainnya. Apabila kita memperhatikan pula kenyataan sejarah sepanjang masa, manusia tetap manusia, di permusuhan walaupun sesama saudara dan sesama manusia tetap terjadi, maka sedikit banyaknya akan dapat kita rasakan pula hubungan dan hikmahnya surat Al-An'am' ini diakhiri dengan sebagai berikut: "Sesungguhnya Tuhanmu yang menciptakan segala sesuatu, Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi ini dan dia meninggikan derajat sebagian kamu dari yang lainnya, baik kedudukan dan harta maupun kepintaran dan lain-lainnya, karena Dia hendak mengujimu tentang apa yang telah diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang yang benar-benar minta ampun kepada-Nya lagi Maha Penyayang bagi hamba-Nya yang mukmin".
Memang kelebihan yang terdapat pada seseorang atau pada suatu kelompok atau pada suatu bangsa dan sebagainya, dan kekurangan atau kelemahan di pihak lainnya dalam sumber dari segala macam perselisihan dan permusuhan dalam hidup dan kehidupan manusia semenjak dahulu kala sampai akhir zaman, baik bagi orang-orang yang masih primitip maupun bagi orang-orang yang sudah maju.
Pada ayat ini Allah menegaskan, bahwa Dialah yang menjadikan manusia penguasa-penguasa di bumi ini untuk mengatur dan Dia pulalah yang meninggikan derajat sebagian dari mereka dari sebagian lainnya, semua itu adalah menurut sunah Allah untuk menguji mereka masing-masing apa yang diberikan Tuhan kepadanya. Mereka akan mendapat balasan dari ujian itu, baik di dunia maupun di akhirat. Penguasa-penguasa diuji keadilan dan kejujurannya, si kaya diuji bagaimana dia membelanjakan hartanya, si miskin dan si penderita diuji kesabarannya. Oleh karena itu, manusia tidak boleh iri hati dan dengki terhadap pemberian Tuhan kepada seseorang, karena semua itu dari Allah dan semua pemberian-Nya adalah ujian bagi setiap orang, dan secara logikanya setiap orang yang menempuh ujian tentu ingin lulus dan berusaha untuk lulus.
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (165)
Apabila kita kembali menelaah surat Alquran itu secara keseluruhan, maka sekurang-kurangnya kita akan dapat merasakan suatu kesimpulan bahwa hidup dan kehidupan ini telah disoroti dengan sinar cahaya petunjuk dari segenap penjuru. Karena di dalamnya diterangkan soal-soal aqaid serta dalil-dalilnya, soal rasul dan wahyu serta bantahannya terhadap orang-orang kafir yang membangkang, soal kebangkitan hari akhirat dan al-jaza' (balasan amal), tentang ajaran yang penting-penting tentang hubungan manusia dengan Khaliknya, hubungan manusia sesama manusia terutama berbuat baik kepada dua ibu bapak, soal pertentangan dalam agama, soal amal perbuatan dan lain-lainnya. Apabila kita memperhatikan pula kenyataan sejarah sepanjang masa, manusia tetap manusia, di permusuhan walaupun sesama saudara dan sesama manusia tetap terjadi, maka sedikit banyaknya akan dapat kita rasakan pula hubungan dan hikmahnya surat Al-An'am' ini diakhiri dengan sebagai berikut: "Sesungguhnya Tuhanmu yang menciptakan segala sesuatu, Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi ini dan dia meninggikan derajat sebagian kamu dari yang lainnya, baik kedudukan dan harta maupun kepintaran dan lain-lainnya, karena Dia hendak mengujimu tentang apa yang telah diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang yang benar-benar minta ampun kepada-Nya lagi Maha Penyayang bagi hamba-Nya yang mukmin".
Memang kelebihan yang terdapat pada seseorang atau pada suatu kelompok atau pada suatu bangsa dan sebagainya, dan kekurangan atau kelemahan di pihak lainnya dalam sumber dari segala macam perselisihan dan permusuhan dalam hidup dan kehidupan manusia semenjak dahulu kala sampai akhir zaman, baik bagi orang-orang yang masih primitip maupun bagi orang-orang yang sudah maju.
Pada ayat ini Allah menegaskan, bahwa Dialah yang menjadikan manusia penguasa-penguasa di bumi ini untuk mengatur dan Dia pulalah yang meninggikan derajat sebagian dari mereka dari sebagian lainnya, semua itu adalah menurut sunah Allah untuk menguji mereka masing-masing apa yang diberikan Tuhan kepadanya. Mereka akan mendapat balasan dari ujian itu, baik di dunia maupun di akhirat. Penguasa-penguasa diuji keadilan dan kejujurannya, si kaya diuji bagaimana dia membelanjakan hartanya, si miskin dan si penderita diuji kesabarannya. Oleh karena itu, manusia tidak boleh iri hati dan dengki terhadap pemberian Tuhan kepada seseorang, karena semua itu dari Allah dan semua pemberian-Nya adalah ujian bagi setiap orang, dan secara logikanya setiap orang yang menempuh ujian tentu ingin lulus dan berusaha untuk lulus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar