Rabu, 28 Maret 2012

An Nisaa' 41 - 60

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                           DAFTAR SURAH AN NISAA'>>
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=3&SuratKe=4#Top

41 Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).(QS. 4:41)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 41
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا (41)
Ayat ini menggambarkan bagaimana keadaan manusia di akhirat nanti Allah SWT tidak akan merugikan hamba-Nya yang mengerjakan kebaikan walaupun sedikit, tapi akan diberinya pahala yang berlipat ganda atas kebaikannya itu.
Allah menggambarkan pula, bagaimana keadaan manusia nanti kalau mereka berhadapan dengan saksi-saksi mereka. Saksi mereka adalah Nabi-nabi mereka. Tiap-tiap umat akan berhadapan dengan saksi mereka, seperti umat Yahudi, umat Nasrani dan Umat Islam, masing-masing umat itu akan dihadapkan ke hadapan saksinya, yaitu Nabi mereka masing-masing. Pada waktu itulah dapat diketahui siapa yang sebenarnya pengikut Nabi dan siapa yang hanya pengakuannya saja yang mengikuti Nabi, tapi amal perbuatannya mendurhakai Nabi. Maka siapa yang telah disaksikan oleh Nabinya bahwa dia betul-betul telah mengikuti ajaran Rasul, maka orang itu termasuk orang yang beruntung. Bila Nabinya berlepas diri dari mereka, karena amal perbuatannya dan kepercayaannya tidak sesuai dengan yang diajarkan Rasul, maka mereka termasuk orang merugi. Nabi Muhammad saw, akan menjadi saksi bagi umat Islam nanti dan bagi semua manusia.

Firman Allah SWT:

وكذلك جعلناكم أمة وسطا لتكونوا شهداء على الناس ويكون الرسول عليكم شهيدا
Artinya:
"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu"
(Q.S. Al-Baqarah: 143)
Nabi Muhammad sampai mencucurkan air mata, ketika mendengarkan ayat ini dibacakan seorang sahabat kepadanya, memikirkan bagaimana hebatnya suasana pada hari akhirat, beliau akan melihat dengan jelas pengikut-pengikut beliau yang setia dan benar dan yang pura-pura dan palsu, sebagaimana diterangkan dalam hadis Nabi saw:

عن ابن مسعود قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: اقرأ على قلت : يا رسول الله أقرأ عليك ? وعليك أنزل ? قال : نعم إني أحب أن أسمعه من غيري فقرأت سورة النساء حتى أتيت إلى هذه الآية : فكيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد الخ فقال : حسبك الآية فإذا عيناه تذرفان
.
Artinya
Dari Ibnu Mas'ud dia berkata: "Rasulullah saw telah berkata kepada saya : "Tolong, bacakan kepada saya Alquran itu. Lalu saya menjawab: "Ya Rasulullah, akukah yang akan membacakan kepada engkau, padahal dia diturunkan kepada engkau?" Rasulullah berkata : "Betul, tapi saya ingin mendengarkannya dibaca oleh orang lain" Maka aku bacalah surat An Nisa' Ketika aku sampai membaca, ayat 41 ini maka beliau bersabda : "Sekarang cukuplah sebegitu saja". dan air matanya bercucuran keluar"
(H.R. Bukhari dan Muslim)


42 Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun.(QS. 4:42)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 42
يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَعَصَوُا الرَّسُولَ لَوْ تُسَوَّى بِهِمُ الْأَرْضُ وَلَا يَكْتُمُونَ اللَّهَ حَدِيثًا (42)
Ayat ini menggambarkan bagaimana penyesalan orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai Rasulullah pada hari kiamat, setelah melihat hebatnya azab yang akan mereka derita. Semua perbuatan mereka yang salah, lebih-lebih perbuatan mereka mengingkari Allah dan tidak patuh menuruti ajaran Rasul, pada hari itu akan mendapat balasan yang setimpal. Apalagi pada hari itu sengaja Rasul didatangkan untuk menjadi saksi atas perbuatan mereka. Alangkah malunya mereka dan menyesal atas perbuatan mereka semasa hidup di dunia. Sampai-sampai mereka menginginkan, lebih baik mereka disama-ratakan saja dengan tanah. Malahan mereka ada yang menginginkan agar jadi tanah saja jangan jadi manusia yang akan mendapat siksaan yang hebat dari Allah.
Allah berfirman:

ويقول الكافر يا ليتني كنت ترابا
Artinya:
...dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah"
(Q.S. An Naba': 40)
Begitulah hebatnya penyesalan mereka pada hari itu, sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Pada saat itu orang-orang kafir tidak dapat menyembunyikan sedikitpun apa yang telah mereka kerjakan, kedurhakaan mereka kepada Allah dan Rasul, kesombongan dan ketakaburan mereka, dan tentang kebakhilan dan riya' mereka. Pendeknya tidak dapat mereka sembunvikan semua kejelekan dan kesalahan mereka. Pada hari itu tidak satu pertolonganpun yang dapat menolong mereka.. Apa-apa yang biasa mereka jadikan tempat minta tolong dan minta syafaat, selain dari Allah, semuanya berlepas diri, tidak mampu menolong dan melepaskan mereka dari siksa yang hebat itu.
Dan firman Allah SWT:

ويوم نحشرهم جميعا ثم نقول للذين أشركوا أين شركاؤكم الذين كنتم تزعمون ثم لم تكن فتنتهم إلا أن قالوا والله ربنا ما كنا مشركين انظر كيف كذبوا على أنفسهم وضل عنهم ما كانوا يفترون
Artinya:
Dan (ingatlah) hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik: "Di manakah sembahan-sembahanmu yang dahulu kamu katakan (sekutu-sekutu Kami) ? Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan:" Demi Allah Tuhan kami, tiadalah kami persekutukan Allah". Lihatlah, bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri dan hilanglah dari mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan.


43 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci): Sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.(QS. 4:43)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 43
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا (43)
. Sebab turunnya ayat ini adalah sebagai berikut Ali bin Abi Talib berkata: `Abdurrahman bin `Auf membuat makanan untuk kami dan setelah itu ia mengundang kami dan memberi kami minuman khamar, akhirnya kami menjadi mabuk dan tibalah waktu salat. Mereka meminta supaya saya menjadi imam. Dalam salat itu saya membaca keliru:

قل يا أيها الكافرون لا أعبد ما تعبدون ونحن نعبد ما تعبدون
Artinya:
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir!, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kami akan menyembah apa yang kamu sembah".
(H.R. Abu Daud dan Tirmizi dari Ali bin Abi Talib)
Padahal yang sebenarnya berbunyi:

قل يا أيها الكافرون لا أعبد ما تعبدون ولا أنتم عابدون ما أعبد ولا أنا عابد ما عبدتم
Artinya:
Katakanlah hai orang-orang yang kafir aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.
(Q.S. Al-Kafirun: 1-4)
Adapun sebab turunnya ayat yang berkenaan dengan tayamum adalah sebagai berikut : Dalam suatu perjalanan Nabi Muhammad saw, Siti `Aisyah kehilangan kalungnya, maka beliau beserta sahabat-sahabatnya mencari kalung itu. Di tempat itu tidak ada air dan mereka kehabisan air (sedang waktu salat telah tiba), maka turunlah ayat ini, lalu mereka salat dengan tayamum saja. Ayat ini melarang orang-orang mukmin mengerjakan salat pada waktu mereka sedang mabuk. Mereka tidak dibolehkan salat sehingga mereka menyadari apa yang dibaca dan apa yang dilakukan dalam salat itu. Hal itu tidak mungkin pada waktu mabuk dan keadaan mabuk itu tidak memungkinkan beribadat dengan khusyuk.
Ayat ini belum lagi mengharamkan khamar secara tegas, namun telah memperingatkan kaum muslimin akan bahaya meminum khamar itu sebelum diharamkan sama sekali.
Pada ayat ini orang mukmin dilarang salat pada waktu ia berhadas besar larangan ini akan berakhir setelah ia mandi janabah, karena dengan mandi itu akan bersihlah ia lahir dan batin. Di antara hikmah mandi ialah seorang yang sedang lesu, lelah dan lemah biasanya apabila ia mandi ia akan menjadi segar kembali.
Pada lazimnya meskipun salat dapat dilakukan di mana saja, salat itu sebaiknya dilakukan di mesjid. Maka seorang junub yang dilarang salat itu, dilarang juga berada di mesjid kecuali sekadar lewat saja karena ada keperluan. Dalam hal ini ada riwayat yang menerangkan bahwa seorang sahabat Nabi dari golongan Ansar, pintu rumahnya di tepi mesjid. Pada waktu junub, ia tidak dapat keluar rumah kecuali melewati mesjid, maka ia dibolehkan oleh Rasulullah saw, melewatinya dan tidak memerintahkan menutup pintu rumahnya yang ada di tepi mesjid itu.
Telah cukup dimaklumi, bahwa orang yang salat harus suci dari hadas kecil, misalnya sesudah buang air kecil atau hadas besar sesudah bersetubuh. Menyucikan hadas itu adalah dengan wudu atau mandi. Untuk berwudu' atau mandi kadang-kadang orang tidak mendapatkan air, atau ia tidak boleh terkena air karena penyakit, maka baginya dalam keadaan serupa itu diperbolehkan tayamum yaitu mengusap muka dan tangan dengan debu-tanah yang suci.
Yang dimaksud dengan:

أو لامستم النساء
Artinya:
Ialah menyentuh perempuan (yang bukan muhrim).
Maka menyentuh perempuan itu mengakibatkan adanya hadas kecil yang dapat dihilangkan dengan wudu' atau tayamum. (Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan menyentuh perempuan arti ayat ini ialah bersetubuh, maka oleh karena itu bersentuhan kulit laki-laki dengan perempuan tidak membatalkan wudu). Apabila seseorang buang air kecil atau buang air besar, maka kedua hal itu menyebabkan hadas kecil yang dapat dihilangkan dengan wudu'. Setiap orang buang air kecil atau buang air besar diwajibkan menyucikan dirinya dengan membersihkan tempat najis itu. Hal itu dapat dilakukan dengan memakai air atau benda-benda suci yang bersih seperti batu, kertas kasar dan lain sebagainya. Hukum-hukum yang tersebut di atas menunjukkan bahwa Allah tidak memberati hamba-Nya di luar batas kemampuannya, karena Dia adalah Maha Pemaaf dan Maha Pengampun.


44 Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bahagian dari Al Kitab (Taurat)? Mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar).(QS. 4:44)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 44
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يَشْتَرُونَ الضَّلَالَةَ وَيُرِيدُونَ أَنْ تَضِلُّوا السَّبِيلَ (44)
. Kaum muslimin harus mengetahui bahwa para ahli kitab yang menerima kitab dan Allah dengan perantara rasul-Nya, mereka hanya mengambil sebagian dari isi kitab itu yang sesuai dengan keinginan dan hawa nafsu mereka, bahkan mereka banyak pula mengubah-ubah dan menambahkannya. Dengan kedatangan Nabi Muhammad saw, mereka itu semestinya menjadi orang-orang yang beriman, tetapi sebaliknya mereka menjadi orang-orang yang kafir. Maksud dan tujuan mereka berbuat seperti itu adalah untuk menyesatkan orang banyak termasuk orang-orang Islam sendiri dari jalan yang benar. Mereka tidak segan-segan mengadakan berbagai macam tipu daya dan pura-pura ikhlas terhadap kaum muslimin padahal mereka adalah musuh dalam selimut.


45 Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu).(QS. 4:45)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 45
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِأَعْدَائِكُمْ وَكَفَى بِاللَّهِ وَلِيًّا وَكَفَى بِاللَّهِ نَصِيرًا (45)
. Allah lebih mengetahui siapa-siapa yang menjadi musuh umat Islam. Umat Islam kadang-kadang mengira bahwa musuh-musuh itu adalah sahabat mereka, padahal sebenarnya bukan.
Kebaikan-kebaikan yang mereka lahirkan terhadap kaum muslimin adalah tipu muslihat belaka, sedang tujuan mereka yang sebenarnya ialah menarik kaum muslimin supaya menyeleweng seperti penyelewengan mereka dari jalan yang benar. Allahlah yang memberi petunjuk kaum muslimin kepada keselamatan, kebahagiaan dan kebaikan. Dan Dialah yang menolong mereka dalam menghadapi musuh-musuh agama.


46 Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merobah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: `Kami mendengar`, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): `Dengarlah` semoga kamu tidak dapat mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): `Raa ina` dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: `Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami`, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.(QS. 4:46)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 46
مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا (46)
. Di antara Ahli kitab yang tersebut di atas ada pula yang mengubah kalimat-kalimat yang ada pada kitab mereka dan memindahkannya dari tempat semula ke tempat yang lain, sehingga kitab itu menjadi kacau dan tidak dapat lagi dijadikan pedoman. Mereka menafsirkan bahwa kedatangan Nabi Isa dan Nabi Muhammad saw adalah tidak benar dan mereka masih menunggu kedatangan Isa dan Muhammad yang diutus dari kalangan mereka. Orang-orang Yahudi itu berkata kepada Nabi Muhammad saw:
سمعنا وعصينا
(kami mendengar ucapanmu akan tetapi kami tidak akan taat kepada perintahmu).
Mereka juga berkata kepada Nabi Muhammad saw:
اسمع غير مسمع
(dengarlah Muhammad saw semoga engkau tidak dapat mendengar/tuli.
Demikian juga mereka berkata kepada Nabi Muhammad saw:
راعنا
(kiranya engkau memperhatikan kami). Di kala para sahabat menghadapkan kata ini kepada Rasulullah, orang Yahudipun memakai kata ini terhadap Rasulullah. Padahal yang mereka maksud dengan
راعنا
itu ialah "kebodohan yang sangat sebagai celaan kepada Rasulullah saw. Semua pemakaian kata-kata yang tidak benar itu dimaksudkan untuk memutar balikkan panggilan dan untuk mencela agama. Termasuk pula pemutaran lidah mereka terhadap Nabi Muhammad saw ialah bila mereka bertemu dengan Nabi, mereka mengucapkan kata-kata
السام
("mudah-mudahan kamu mati") maka ucapan itu oleh Nabi dijawab:
عليكم
(mudah-mudahan kamulah yang mati.)
Jika sekiranya orang-orang Yahudi itu tidak mengucapkan kata-kata yang sejelek itu tetapi mengganti ucapannya kepada Muhammad dengan kata-kata:
سمعنا وأطعنا واسمع وانظرنا
("kami mendengarkan ucapanmu dan menaati segala perintahmu, dengarkanlah ucapan kami dan perhatikanlah kami",)maka pastilah perkataan-perkataan itu akan membawa akibat yang sangat baik bagi mereka. Akan tetapi karena kekafiran mereka, mereka mendapat laknat Allah dan mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis yang tidak dapat membawa mereka kepada kebahagiaan yang hakiki.


47 Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami merobah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.(QS. 4:47)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 47
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ آمِنُوا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَطْمِسَ وُجُوهًا فَنَرُدَّهَا عَلَى أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا (47)
. Orang-orang Yahudi yang pernah menerima kitab Taurat dan orang Nasrani yang pernah menerima kitab Injil, dalam ayat ini diperintahkan agar mereka percaya kepada Alquran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. yang membenarkan isi kedua kitab mereka. Di antara pokok-pokok isi Alquran adalah mengenai ke-Esa-an Allah menjauhi pekerjaan syirik dan memperkuat iman dengan memperbanyak amal saleh dan meninggalkan perbuatan-perbuatan keji lahir dan batin. Tiga soal pokok itu adalah tiang agama yang diperintahkan Allah untuk dilakukan oleh hamba-Nya. Perintah mempercayai Alquran itu harus dilakukan oleh mereka agar Allah tidak menghapuskan mereka, membalikkan mereka ke belakang dan mengutuk mereka sebagaimana nenek moyang mereka pernah dikutuk karena menangkap ikan pada hari yang terlarang yaitu hari Sabtu. Ketentuan-ketentuan Allah baik berupa penciptaan sesuatu maupun berupa pelaksanaan hukum atau ancaman, semua itu pasti akan terlaksana sebagaimana dikehendaki Nya
Sebagian ahli tafsir memahami pengertian hukuman Allah berupa penghapusan mereka dan membalikkan mereka ke belakang tersebut, yaitu arah muka mereka dipalingkan Allah menghadap jalan lurus dan membalikkannya ke jalan kesesatan.
Setelah turun ayat ini, banyak di antara ahli kitab yang masuk Islam karena takut kepada ancaman siksa itu. Di antara mereka itu ialah: Ka'ab Al Ahbar Allah SWT yang bersifat Maha Kuasa tidak akan menghadapi kesukaran sedikitpun dalam melaksanakan kudrat-iradat Nya, termasuk juga pelaksanaan ancaman-Nya dalam ayat ini.


48 Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS. 4:48)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 48
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا (48)
. Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia sekali-kali tidak akan mengampuni perbuatan syirik yang dilakukan oleh hamba-Nya, kecuali apabila mereka bertobat sebelum mati. Syirik adalah dosa yang paling besar, karena orang musyrik beriktikad dan mempercayai bahwa Allah SWT mempunyai sekutu dan tandingan yang disamakan derajatnya dengan Dia. Dalam Alquran disebutkan berulang-ulang dosa syirik ini. Adapun dosa-dosa selain syirik, jika dikehendaki Allah, Dia akan mengampuninya. Tentulah hal itu disesuaikan dengan hikmah kebijaksanaan-Nya dan menurut tata cara Sunah Nya yang berlaku. Misalnya yang berdosa itu benar-benar telah tobat dari dosanya dan mengiringi tobat itu dengan amal-amal saleh.
Allah SWT berfirman:

إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن يشرك بالله فقد افترى إثما عظيما
Artinya:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni dosa yang selain dan (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka (sungguh) ia telah berbuat dosa yang besar"
(Q.S. An Nisa': 48)

إن من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأواه النار وما للظالمين من أنصار
Artinya:
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolongpun"
(Q.S. Al-Ma'idah: 72)


49 Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.(QS. 4:49)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 49
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا (49)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Hasan, bahwa ayat ini diturunkan mengenai orang-orang Yahudi dan Nasrani yang memuji-muji diri mereka dengan mengatakan bahwa mereka anak Allah dan kesayangan-Nya, tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani dan mereka tidak akan masuk neraka kecuali beberapa hari saja.
Allah memperingatkan Nabi Muhammad saw. supaya berhati-hati terhadap tindakan orang-orang Yahudi dan Nasrani itu yang menganggap dan mengakui diri mereka adalah suci. Pengakuan itu seperti tertera pada sebab turunnya ayat di atas bahwa ucapan mereka itu tidak benar karena mereka masih tetap dalam kekafiran dan tetap melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Sebenarnya mereka tidak berhak membersihkan diri, hanya dengan kata-kata dan pengakuan yang tidak beralasan. Membersihkan din haruslah dengan amal perbuatan yang dapat menjadikan seseorang bersih dan bebas dari perbuatan syirik dan maksiat.
Tidak ada gunanya seseorang itu mengemukakan kebersihan dirinya karena kebersihan diri seseorang itu berada di tangan Allah SWT, dan Allah sekali-kali tidak akan menganiaya hamba-Nya.


50 Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).(QS. 4:50)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 50
انْظُرْ كَيْفَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَكَفَى بِهِ إِثْمًا مُبِينًا (50)
Pada ayat ini Allah menekankan lagi tentang keanehan perbuatan orang orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Nabi Muhammad saw. diperintahkan memperhatikan betapa beraninya orang-orang Yahudi dan Nasrani membuat kebohongan terhadap Allah SWT dengan pengakuan mereka bahwa dirinya suci dan mereka disayangi oleh Allah secara khusus, tidak seperti umat-umat lainnya. Cukup jelas bahwa perbuatan orang-orang Yahudi dan Nasrani itu merupakan dosa yang besar.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 50
انْظُرْ كَيْفَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَكَفَى بِهِ إِثْمًا مُبِينًا (50)
(Perhatikanlah) menunjukkan keheranan (betapa mereka mengada-adakan kedustaan terhadap Allah) mengenai hal itu (dan cukuplah itu menjadi dosa yang nyata) bagi mereka. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Kaab bin Asyraf dan lain-lainnya dari kalangan ulama Yahudi, yaitu ketika mereka tiba di Mekah dan menyaksikan orang-orang musyrikin yang terbunuh dalam perang Badar, maka mereka membakar kaum musyrikin untuk membalas dendam atas kekalahan ini dan memerangi Nabi saw.:


51 Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada yang disembah selain Allah dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.(QS. 4:51)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 51
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَؤُلَاءِ أَهْدَى مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلًا (51)
Sebab turunnya ayat ini, diriwayatkan bahwa Huyay bin Akhtab dan Ka'ab bin Al Asyraf dan pemuka Yahudi lainnya berangkat dari Madinah menuju Mekah untuk mengajak orang-orang Quraisy memerangi Rasulullah saw. Berkata orang-orang Quraisy: "Kamu sekalian adalah Ahli Kitab, lebih dekat kepada Muhammad dari pada kami. Untuk menguatkan hati kami dan agar kami tidak ragu-ragu -atas ajakanmu, bersujudlah kepada berhala-berkala kami Al Jibtu dan Tagut", maka bersujudlah mereka. Kemudian berkata Abu Sofyan kepada Ka'ab: "Kamu adalah ahli kitab, membaca dan mengetahui serta mendalami isinya dan kami ini adalah ummi tidak mengetahui apa-apa, siapakah di antara kita yang benar? Kamikah atau Muhammad?". Berkata Abu Sofyan: "Ia menyuruh supaya menyembah hanya kepada Allah, dan melarang menyekutukanNya?". Berkata Ka'ab: "Dan saudara-saudara apa yang saudara lakukan?" Mereka menjawab: "Kami ini penguasa Kakbah, memberi minum para Jamaah Haji, menjamu tamu-tamu yang datang dsb". lalu Ka'ab menjawab. "Kalau begitu, kamulah yang benar", maka turunlah ayat ini. Ayat ini mengisahkan kembali perbuatan orang-orang Yahudi yang telah diberi kitab, telah memahami dan mendalami isi Kitab yang pada dasarnya menyuruh berbakti dan menyembah hanya kepada Allah saja, tetapi mereka masih juga mau bersujud dan menyembah berhala dan mempersekutukan Allah, memenuhi ajakan orang-orang Quraisy yang tidak berkitab. Satu hal yang aneh dan mengherankan, mereka menyangka bahwa mereka orang-orang yang benar, yang mengikuti dan menempuh jalan yang lebih baik dari jalan orang-orang mukmin pengikut Nabi Muhammad saw. Alangkah kelirunya mereka, dan mereka sangat merugi. Seperti tersebut dalam Firman Allah SWT

قل هل ننبئكم بالأخسرين أعمالا الذين ضل سعيهم في الحياة الدنيا وهم يحسبون أنهم يحسنون صنعا
Artinya:
"Katakanlah! Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya"
(Q.S. Al-Kahfi: 103, 104)


52 Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.(QS. 4:52)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 52
أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ وَمَنْ يَلْعَنِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ نَصِيرًا (52)
Orang-orang Yahudi dan orang-orang yang sifatnya seperti mereka itu dikutuk oleh Allah, dijauhkan dari rahmat-Nya. Berkata Ar Razy: "Orang-orang Yahudi dan orang-orang semacam mereka itu, memang pantas dikutuk karena mereka itu bersifat sombong dan takabur; mereka memandang bahwa orang-orang penyembah berhala itu lebih mulia dari orang-orang mukmin pengikut Muhammad saw. Apakah dapat diterima oleh akal sehat bahwa orang-orang musyrik, orang-orang yang menyembah selain Allah lebih baik dan lebih benar dari orang-orang yang tidak mau menyembah kecuali hanya kepada Allah SWT saja?".
Barang siapa yang telah mendapat kutukan dari Allah pasti ia tidak akan menemukan penolong dan pembela yang akan membebaskan mereka dari siksaan dan azab di akhirat nanti, tidak ada yang akan memberi syafaat kepadanya dan tidak ada yang akan menolongnya.


53 Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia,(QS. 4:53)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 53
أَمْ لَهُمْ نَصِيبٌ مِنَ الْمُلْكِ فَإِذًا لَا يُؤْتُونَ النَّاسَ نَقِيرًا (53)
. Orang-orang Yahudi itu tidak akan memperoleh kerajaan dan kekuasaan sesuai dengan yang dicita -citakan mereka seperti sebelum Islam datang, karena mereka telah banyak berbuat aniaya, menempuh jalan yang sesat, dan tidak lagi mengamalkan isi kitab Taurat secara murni, andai kata pada suatu ketika mereka membina kerajaan dan memiliki kekuasaan, itu berarti hanya bayangan yang sifatnya sementara, dan di kala itu mereka tidak akan memberikan sedikitpun kebajikan kepada manusia.
Sifat bakhil dan sifat mementingkan diri sendiri timbul dan menonjol kecuali kepada sesamanya, kaum Yahudi.


54 ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepada manusia itu? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.(QS. 4:54)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 54
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ آتَيْنَا آلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَآتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا (54)
Kalau ayat-ayat sebelumnya menerangkan sifat-sifat jelek Yahudi seperti sangkaan bahwa merekalah yang lebih baik dan menempuh jalan yang lebih benar dari orang-orang mukmin, maka pada ayat ini diterangkan sifat dengkinya, mereka kepada Muhammad saw. karena kenabian jatuh kepadanya, tidak kepada orang Yahudi, dan mereka dengki kepada pengikut-pengikut Nabi Muhammad saw, karena mereka percaya dan beriman kepada-Nya, terutama setelah mereka melihat kemajuan dan kemenangan yang dicapai oleh Muhammad dan sahabat-sahabatnya, dari sehari ke sehari bertambah kuat dan bertambah kuat dan makin banyak pendukung dan pengikutnya. Kedengkian orang-orang Yahudi kepada Muhammad dan pengikutnya itu, adalah suatu kekeliruan besar dari mereka dan sangat mengherankan, karena apa yang telah dicapai Muhammad dan sahabat-sahabatnya itu bukanlah hal yang baru, sebab Allah telah memberikan juga kitab, hikmah dan kerajaan kepada keluarga keturunan Nabi Ibrahim; seperti yang pernah diberikan kepada Nabi Yusuf, Nabi Daud dan Nabi Sulaiman.
Sifat dengki ialah perasaan tidak senang melihat orang lain memperoleh nikmat Allah, malah menginginkan nikmat itu lenyap dari pemiliknya. Sifat itu tidak saja buruk tetapi juga akan menghilangkan pahala-pahala kebajikan yang telah dikerjakan.
Nabi saw. bersabda:

إياكم والحسد فإن الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب
Artinya:
"Jauhilah sifat-dengki karena sesungguhnya dengki itu memakan (pahala) kebaikan. seperti api memakan kayu bakar"
(H.R. Abu Daud dari Abu Hurairah)


55 Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.(QS. 4:55)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 55
فَمِنْهُمْ مَنْ آمَنَ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ صَدَّ عَنْهُ وَكَفَى بِجَهَنَّمَ سَعِيرًا (55)
Anugerah kenabian dan kekuasaan kepada Nabi Nya terdahulu seperti Nabi Ibrahim dan keluarganya menjadikan umatnya terbagi dua. Sebagian dari mereka percaya kepada nabi Nya dan sebagian yang lain tetap di dalam kekafirannya, menghalangi orang lain beriman.
Begitu pula halnya umat sekarang ada yang beriman ada pula yang ingkar. Ketahuilah, sekalipun mereka yang ingkar itu di dunia ini kelihatannya aman dan tenteram saja, tetapi di akhirat nanti mereka akan merasakan pedihnya api yang menyala-nyala, karena mengutamakan perbuatan yang batil dan sesat serta tidak mengikuti yang hak dan benar yang dibawa oleh nabi Nya.


56 Sesungguhnya orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. 4:56)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 56
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا (56)
. Allah tidak akan membiarkan orang-orang kafir dan orang-orang yang yang mengingkari ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada Nabi Nya, tetapi bagi mereka telah disediakan api neraka yang menyala-nyala yang akan membakarnya di akhirat kelak.
Setiap kali kulit mereka hangus sampai tidak merasakan apa-apa lagi, diganti lagi dengan kulit yang baru yang dapat merasakan pedihnya api yang membakar itu. Demikian siksa itu akan berlaku seterusnya supaya mereka senantiasa menderita dan merasakan kepedihan.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah An Nisaa' 56
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا (56)
(Sesungguhnya orang-orang yang kafir akan ayat-ayat Kami akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka) mereka akan terbakar hangus (setiap matang) atau menjadi hangus (kulit mereka itu Kami ganti dengan kulit lainnya) yakni dengan mengembalikannya kepada keadaannya sebelum matang atau hangus itu (supaya mereka merasakan azab) dan menderita kepedihannya. (Sesungguhnya Allah Maha Perkasa) dalam segala penciptaan-Nya.


57 Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam syurga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.(QS. 4:57)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 57
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَنُدْخِلُهُمْ ظِلًّا ظَلِيلًا (57)
. Beruntung dan berbahagialah orang-orang yang tidak termasuk golongan orang-orang yang ingkar dan bergelimang dosa dan maksiat, dan mereka termasuk orang-orang yang beriman, mereka senantiasa percaya kepada apa yang dibawa oleh Nabi Besar Muhammad saw, yang ditandai dengan perbuatan amal saleh, selalu taat dan patuh kepada perintah Allah, menjauhi larangan Nya, sekalipun pada suatu saat ia harus mempertaruhkan jiwanya. Orang-orang semacam itu akan dianugerahkan kepada mereka segala macam nikmat dan kesenangan yang ada di dalam surga Jannatun Na'im, yang luasnya seperti langit dan bumi dan mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka akan tetap kekal di dalamnya.
Allah SWT berfirman:

والذين آمنوا وعملوا الصالحات أولئك أصحاب الجنة هم فيها خالدون
Artinya:
Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Di dalam surga itu mereka memperoleh istri-istri yang disucikan dan ditempatkan pada tempat yang sejuk dan teduh.
(Q.S. Al-Baqarah: 82)


58 Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(QS. 4:58)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 58
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا (58)
. Diriwayatkan dari Ibnu `Abbas bahwa setelah Rasulullah saw memasukkan kota Mekah pada hari ditaklukkannya, Usman bin Talhah pengurus Kakbah pada waktu itu menguasai pintu Kakbah lalu naik ke atas bubungannya. ia tidak mau memberikan kunci Kakbah kepada Rasulullah saw.
Kemudian Ali bin Abi Talib merebut kunci Kakbah itu dari Usman bin Talhah secara paksa dan membuka Kakbah, lalu masuklah Rasulullah ke dalam dan salat dua rakaat. Setelah beliau keluar dari Kakbah tampillah pamannya 'Abbas ke hadapannya dan meminta supaya kunci itu diserahkan dan diberi jabatan pemeliharaan Kakbah dan jabatan penyediaan air untuk jemaah haji, maka turunlah ayat ini, lalu Rasulullah saw memerintahkan Ali bin Abi Talib mengembalikan kunci Kakbah kepada Usman bin Talhah dan minta maaf. Pada ayat 58 ini Allah memerintahkan agar menyampaikan "amanat" kepada yang berhak. Pengertian "amanat" pada ayat ini, ialah sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kata "amanat" dengan pengertian ini sangat luas, meliputi "amanat" Allah kepada hamba Nya, amanat seseorang kepada sesamanya dan terhadap dirinya sendiri. Amanat Allah terhadap hamba Nya yang harus dilaksanakan ialah antara lain: melaksanakan apa yang diperintahkan Nya dan menjauhi larangan Nya. Semua nikmat Allah berupa apa saja hendaklah kita manfaatkan untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Nya.
Amanat seseorang terhadap sesamanya yang harus dilaksanakan antara lain: mengembalikan titipan kepada yang punya dengan tidak kurang suatu apapun, tidak menipunya, memelihara rahasia dan lain sebagainya dan termasuk juga di dalamnya ialah:
a. Sifat adil penguasa terhadap rakyat dalam bidang apapun dengan tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain di dalam pelaksanaan hukum, sekalipun terhadap keluarga dan anak sendiri, sebagaimana ditegaskan Allah dalam ayat ini.

وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا بالعدل
Artinya:
dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia, supaya kamu menetapkan dengan adil.
(Q.S. An Nisa': 58)
Dalam hal ini cukuplah Nabi Muhammad saw menjadi contoh Di dalam satu pernyataannya beliau bersabda:

لو كانت فاطمة بنت محمد سرقت لقطعت يدها
Artinya:
"Andaikata putriku Fatimah mencuri, niscaya saya potong tangannya"
(H.R. Bukhari dan Muslim)
b. Sifat adil ulama (yaitu orang yang berilmu pengetahuan) terhadap orang awam, seperti menanamkan ke dalam hati mereka akidah yang benar. membimbingnya kepada amal-amal yang bermanfaat baginya di dunia dan di akhirat, memberikan pendidikan yang baik, menganjurkan usaha yang halal, memberikan nasihat-nasihat yang menambah kuat imannya, menyelamatkan dari perbuatan dosa dan maksiat, membangkitkan semangat untuk berbuat baik dan melakukan kebajikan. mengeluarkan fatwa yang berguna dan bermanfaat di dalam melaksanakan syariat dan ketentuan Allah SWT.
c. Sifat adil seorang suami terhadap istrinya, begitupun sebaliknya, seperti melaksanakan kewajiban masing-masing terhadap yang lain, tidak membeberkan rahasia pihak yang lain, terutama rahasia khusus antara keduanya yang tidak baik diketahui orang lain.
Amanat seseorang terhadap dirinya sendiri; seperti berbuat sesuatu yang menguntungkan dan bermanfaat bagi dirinya dalam soal dunia dan agamanya. Janganlah ia membuat hal-hal yang membahayakannya di dunia dan akhirat, dan lain sebagainya.
Ajaran Allah yang sangat baik ini yaitu melaksanakan amanat dan hukum dengan seadil-adilnya, jangan sekali-kali diabaikan, tetapi hendaklah diindahkan. diperhatikan dan diterapkan dalam hidup dan kehidupan kita, untuk dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.


59 Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS. 4:59)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 59
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا (59)
Pada ayat ini Allah memerintahkan supaya kaum muslimin taat dan patuh kepada Nya, kepada rasul Nya dan kepada orang yang memegang kekuasaan di antara mereka untuk dapat terciptanya kemaslahatan umum. Untuk kesempurnaan pelaksanaan amanat dan hukum sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, hendaklah kaum muslimin:
a. Taat dan patuh kepada perintah Allah dengan mengamalkan isi Kitab suci Alquran, melaksanakan hukum-hukum yang telah ditetapkan Nya, sekalipun dirasa berat, tidak sesuai dengan keinginan dan kehendak pribadi. karena apa yang diperintahkan Allah itu mengandung maslahat dan apa yang di larang Nya mengandung mudarat.
b. Melaksanakan ajaran-ajaran yang dibawa Rasulullah saw pembawa amanat dari Allah SWT untuk dilaksanakan oleh segenap hamba Nya. Beliau ditugaskan untuk menjelaskan kepada manusia isi Alquran.
Allah SWT berfirman:

وأنزلناإليك الذكر لتبين للناس ما أنزل إليهم
Artinya: ,
"Dan Kami turunkan kepadamu Alquran agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka"
(Q.S. An Nahl: 44)
c. Patuh kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan ulil `amri yaitu orang-orang yang memegang kekuasaan di antara mereka. Orang-orang yang memegang kekuasaan itu meliputi: pemerintah, penguasa, alim ulama dan pemimpin-pemimpin. Apabila mereka telah sepakat dalam suatu hal, maka kaum muslimin berkewajiban melaksanakannya dengan syarat bahwa keputusan mereka tidak bertentangan dengan isi Kitab Alquran. Kalau tidak demikian halnya, maka kita tidak wajib melaksanakannya, bahkan wajib menentangnya, karena tidak dibenarkan seseorang itu taat dan patuh kepada sesuatu yang merupakan dosa dan maksiat pada Allah SWT.
Nabi Muhammad saw bersabda:

لا طاعة لمخلوق في معصية الله
Artinya:
"Tidak (dibenarkan) taat kepada makhluk di dalam hal-hal yang merupakan maksiat kepada Khalik (Allah SWT)"
d. Kalau ada sesuatu yang diperselisihkan dan tidak tercapai kata sepakat atasnya, maka wajib dikembalikan kepada Quran dan hadis. Kalau tidak terdapat di dalamnya haruslah disesuaikan dengan (dikiaskan kepada) hal-hal yang ada persamaan dan persesuaiannya di dalam Alquran dan Sunah Rasulullah saw. Tentunya yang dapat melakukan qias seperti yang dimaksud di atas ialah orang-orang yang berilmu pengetahuan, mengetahui dan memahami isi Alquran dan Sunah Rasul.
Demikianlah hendaknya dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhirat.


60 Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.(QS. 4:60)
 
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah An Nisaa' 60
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا (60)
"Banyak riwayat yang menerangkan tentang sebab turunnya ayat ini, akan tetapi kalau diperhatikan dengan seksama, maka maksudnya adalah hampir sama; salah satu dari riwayat itu ialah sebagai berikut.
Menurut riwayat Ibnu Jarir dari Asy Sya'bi: bahwa ada persengketaan antara seorang laki-laki Yahudi dengan seorang laki-laki munafik. Maka oleh karena Yahudi itu mengetahui bahwa Nabi Muhammad sangat adil dalam memberikan hukum dan tidak dapat disogok, ia berkata "Apakah saya akan menuntutmu pada hakim ahli agamamu (kepada Nabi)? Maka terjadilah perselisihan antara mereka. Kemudian mereka sepakat untuk mendatangi seorang tukang tenung di Juhaimah untuk menjadi hakim dalam persengketaan ini, maka turunlah ayat-ayat ini.
Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada Rasul Nya, Muhammad saw supaya memperhatikan bagaimana anehnya sikap dan tingkah laku orang-orang yang telah mengaku dirinya beriman kepada Alquran yang diturunkan kepada Rasulullah saw, dan kepada kitab-kitab suci lainnya yang diturunkan kepada nabi dan Rasul sebelumnya. Orang-orang yang mengaku beriman ini, telah berbuat sesuatu yang berlawanan dengan pengakuan keimanan yang mereka ucapkan. Andaikata mereka benar-benar beriman kepada Muhammad sebagaimana diucapkan dengan mulut mereka, tentu mereka mau bertahkim kepadanya untuk menyelesaikan persengketaan yang terjadi di antara mereka, dan tidak akan mau bertahkim kepada tagut yaitu orang yang banyak bergelimang dalam kejahatan dan kesesatan Yang dimaksud dengan Tagut di sini ialah Ka'ab bin Al Asyraf, seorang Yahudi yang selalu memusuhi Nabi Muhammad saw dan kaum muslimin. Dan ada yang mengatakan yang dimaksud Tagut di sini ialah Abu Barzah Al Asiami seorang tukang tenung di masa Nabi. Termasuk juga di sini berhala-berhala dan setiap orang yang membuat dan menetapkan hukum secara tidak benar. Demikianlah mereka telah disesatkan oleh setan dengan penyesatan yang sangat jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar