http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/897-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-140.html
إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejadian dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.(QS. 3:140)
Pada ayat ini Allah menambah lagi bahwa kaum muslimin jika menderita luka atau menemui ajalnya pada perang Uhud, maka orang-orang kafir juga telah mengalami yang demikian itu pada perang Badar. Demikianlah menang dan kalah dalam peperangan adalah hal yang dipergilirkan oleh Allah di antara manusia, agar mereka mendapat pelajaran, dan supaya Allah membedakan antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir, dan juga memberikan kepada kaum muslimin kebahagiaan mati syahid yang sangat tinggi nilainya di sisi Allah, karena mereka mengorbankan jiwa raganya demi untuk membela kebenaran, dan Allah tidak menyukai orang-orang berbuat zalim.
TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-141
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/896-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-141.html
وَلِيُمَحِّصَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَمْحَقَ الْكَافِرِينَ
Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.(QS. 3:141)
Peristiwa kekalahan kaum muslimin di peperangan Uhud sesudah mereka menang di dalam perang Badar sebelumnya, adalah juga dimaksudkan untuk membedakan orang-orang yang benar-benar beriman dari orang-orang munafik dan untuk membersihkan hati orang-orang mukmin yang masih lemah, sehingga benar-benar menjadi orang yang ikhlas, bersih dari cacat dosa.
Perbuatan seseorang itu adalah samar-samar, dan tidak akan jelas hakikatnya kecuali dengan melalui ujian berat. Kalau ia tahan dengan ujian itu, jelaslah bahwa dia adalah orang yang bersih dan suci, sebagaimana halnya emas, baru dapat diketahui keasliannya sesudah diasah, dibakar dan diuji dengan air keras.
Ketika pasukan pemanah melanggar perintah Nabi saw pada peperangan Uhud dengan meninggalkan posnya di atas gunung, lalu turut berebut rampasan, pasukan kaum muslimin akhirnya terpukul mundur, dikucar kacirkan oleh musuh sampai kalah. Peristiwa ini menjadi satu pelajaran bagi kaum muslimin untuk menyadarkan mereka bahwa orang-orang Islam itu diciptakan bukanlah untuk bermain-main, berfoya-foya, bermalas-malas, menimbun kekayaan, tetapi mereka harus bersungguh-sungguh beramal menaati perintah Nabi saw dan tidak melanggarnya, apapun yang akan terjadi.
Keikhlasan hati kaum muslimin dan ketaatannya kepada perintah Nabi saw dapat dibuktikan ketika terjadi peperangan Hamraul Asad sesudah kalah dalam peperangan uhud.
Nabi saw memerintahkan bahwa orang-orang yang dibolehkan ikut pada peperangan Hamraul Asad ialah orang-orang yang pernah ikut perang Uhud. Mereka dengan segala hati mematuhi perintah Nabi saw dengan kemauan yang sungguh dan ikhlas sekalipun di antara mereka masih mengalami luka-luka yang parah, hati yang patah dan gelisah.
Sebaliknya Allah SWT menghancurkan orang-orang kafir karena hati mereka kotor, masih bercokol di dalamnya sifat-sifat sombong dan takabur, akibat kemenangan yang diperolehnya.
TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-142
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/895-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-142.html
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.(QS. 3:142)
Ulama-ulama tafsir menerangkan bahwa setelah Nabi saw, mengetahui persiapan orang-orang Quraisy berupa pasukan besar untuk menyerang kaum muslimin sebagai balasan atas kekalahan mereka di perang Badar, maka Nabi saw. bermusyawarah dengan para sahabatnya. apakah mereka akan bertahan saja di kota Madinah ataukah akan keluar untuk bertempur di luar kota.
Meskipun Nabi saw sendiri lebih condong untuk bertahan di kota Madinah, namun beliau mengikuti pendapat terbanyak yang menghendaki agar menyerang musuh di luar kota.
Dengan demikian Rasulullah saw keluar kota ke bukit Uhud dengan pasukan sebanyak 1.000 orang untuk melawan orang Quraisy yang berjumlah 3.000 orang. Pasukan kaum muslimin yang jauh lebih sedikit ini hampir memperoleh kemenangan akan tetapi akhirnya, suasana berbalik menjadi kekalahan disebabkan kurang sabar mematuhi perintah Rasulullah saw sebagai komandan dalam peperangan itu.
Banyak korban berguguran di sana-sini dan ada pula yang lari ketakutan. Nabi sendiri terdesak dan terancam, bahkan tersiar berita bahwa Nabi saw telah terbunuh. Yang terbunuh sebagai syuhada ialah para sahabatnya seperti Abu Dujanah, Talhah bin Ubaidillah, Ummu `Amarah dan lain-Iainnya yang telah menyediakan diri dan nyawa mereka sebagai perisai Rasulullah. Terbunuh juga dalam perang Uhud, Sayidina Hamzah, paman rasul yang dicintainya. Pada ayat 142, Allah mengatakan "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi orang-orang yang berjihad di antara kamu. dan belum nyata orang-orang yang sabar".
Ini adalah satu celaan dan koreksi Tuhan terhadap sebagian kaum muslimin yang turut pada perang Uhud itu, yaitu kepada orang-orang tadinya ingin berperang dengan semangat berapi-api dan mendorong Rasulullah saw, supaya keluar kota untuk memerangi orang-orang Quraisy dan jangan hanya bertahan di kota Madinah saja. Mereka dengan tegas menyatakan sanggup berbuat segala sesuatu untuk menghadapi musuh meskipun mereka akan mati seperti pahlawan-pahlawan Badar. Akan tetapi nyatanya setelah mereka berada dalam suasana yang sulit dan keadaan gawat, bukan saja mereka kehilangan semangat dan tidak dapat melaksanakan apa yang tadinya mereka nyatakan kepada Rasulullah saw, bahkan kebanyakan dari mereka sudah kehilangan pegangan, terkecuali sebagian yang memang semangat tempur dan juangnya bernyala-nyala terus, karena keteguhan keyakinan dan keimanan yang tidak dapat digoyahkan oleh keadaan dan suasana apapun juga. mereka inilah pembela-pembela Rasulullah saw, pembela Islam dan kebenaran.
TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-143
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/894-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-143.html
وَلَقَدْ كُنْتُمْ تَمَنَّوْنَ الْمَوْتَ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَلْقَوْهُ فَقَدْ رَأَيْتُمُوهُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ
Sesungguhnya kamu mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya; (sekarang) sungguh kamu telah melihatnya dan kamu menyaksikannya.(QS. 3:143)
Pada ayat ini Allah menyatakan, bahwa kaum muslimin sebelum terjadi perang Uhud, mereka berjanji akan mati syahid mengikuti jejak para syuhada Badar. Tetapi mereka tidak menepati janji itu ketika melihat dahsyatnya pertempuran. Sebagai puncak dari kesukaran yang dihadapi oleh kaum muslimin pada perang Uhud, ialah tersiarnya berita Rasulullah telah terbunuh. Di kala itu orang-orang yang lemah imannya ingin memperoleh jasa-jasa baik dari Abdullah bin Ubay, kepala kaum munafik di Madinah. agar dia berusaha mendapat perlindungan dari Abi Sufyan, bahkan ada pula yang berteriak seraya berkata: "Kalau Muhammad sudah mati, marilah kita kembali saja kepada agama kita semula". Dalam keadaan kalut sahabat Nabi (Anas bin An Nadar) berbicara: "Andaikata Muhammad telah terbunuh, maka Tuhan Muhammad tidak akan terbunuh. Untuk apa kamu hidup sesudah terbunuhnya Rasulullah? Marilah kita terus berperang meskipun beliau telah mati". kemudian Anas bin An Nadar berdoa meminta ampun kepada Tuhan karena perkataan orang-orang yang lemah iman itu, lalu mengambil pedangnya dan terus bertempur sehingga ia mati syahid.
TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-144
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/893-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-144.html
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.(QS. 3:144)
Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad hanyalah seorang Rasul Allah Kalau dia mati terbunuh, maka itu adalah hal biasa sebagaimana telah terjadi pula pada nabi-nabi dan rasul-rasul sebelumnya. Ada yang mati biasa dan ada yang terbunuh. Mengapa ada di antara kaum muslimin yang murtad disebabkan mendengar berita Muhammad telah mati terbunuh? Ketahuilah bahwa orang yang berbalik ke belakang (murtad) tidak akan menimbulkan sesuatu mudarat kepada Allah. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur kepada-Nya. Pengertian bersyukur yang biasa diartikan terima kasih. Yang dimaksud dengan berterima kasih dalam ayat ini bukanlah sekadar ucapan tetapi dengan suatu perbuatan dan bukti yang nyata.
Bersyukur kepada manusia ialah berbuat baik kepadanya sebagai balas jasa, sedang bersyukur kepada Allah ialah berbakti kepada-Nya, sesuai dengan perintah-Nya. Di dalam menegakkan kebenaran, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh, berjuang dengan penuh iman dan kesabaran dan rela menerima segala macam cobaan dan penderitaan. Orang-orang semacam inilah yang benar-benar bersyukur kepada Allah dan yang pasti akan mendapat balasan yang dijanjikan-Nya.
TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-145
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/892-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-145.html
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang tertentu waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.(QS. 3:145)
Allah menyatakan: "semua yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin-Nya, tepat pada waktunya sesuai dengan yang telah ditetapkan-Nya. Artinya persoalan mati itu hanya di tangan Tuhan, bukan di tangan siapa-siapa atau di tangan musuh yang ditakuti. Ini merupakan teguran kepada orang-orang mukmin yang lari dari medan perang Uhud karena takut mati, dan juga merupakan petunjuk bagi setiap umat Islam yang sedang berjuang di jalan Allah seterusnya Allah memberikan bimbingan kepada umat Islam bagaimana seharusnya berjuang di jalan Allah dengan firman-Nya:
ومن يرد ثواب الدنيا نؤته منها
Artinya:
Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu.
(Q.S Ali Imran: 145)
Ini berarti setiap orang Islam harus meluruskan dan membetulkan niatnya dalam melaksanakan setiap perjuangan. Kalau niatnya hanya sekadar untuk memperoleh balasan dunia, maka biar bagaimanapun besar perjuangannya. maka balasannya hanya sekadar yang bersifat dunia saja. Dan barang siapa yang niatnya untuk mendapat pahala akhirat, maka Allah akan membalasnya dengan pahala akhirat itu. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur yaitu orang-orang yang mematuhi perintah-Nya dan selalu mendampingi Nabinya.
TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-146
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/891-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-146.html
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
Allah memberikan koreksi lagi kepada pengikut Nabi Muhammad saw yang lemah dan tidak setia pada perang Uhud dengan mengemukakan keadaan umat nabi-nabi sebelumnya bahwa dalam jihad fisabilillah. semangat dan iman mereka tetap kuat. tidak lemah. tidak lesu dan tidak menyerah di kala menderita bencana. Orang-orang semacam itulah yang dicintai Allah SWT karena kesabarannya.
TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-147
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/890-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-147.html
وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Mereka di samping kesabaran dan ketabahan berjihad fisabilillah bersama Nabinya, tidak lupa mengadakan hubungan langsung dengan Allah SWT dengan berdoa supaya dosanya. tindakan yang berlebih-lebihan diampuni oleh Tuhan, pendiriannya ditetapkan, dan supaya mereka dimenangkan terhadap orang-orang kafir.
TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-148
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/889-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-148.html
فَآتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Oleh karena kesungguhan, keikhlasan, keteguhan iman dan kesabaran para pengikut nabi-nabi yang terdahulu dalam menghadapi segala macam penderitaan dalam memperjuangkan kebenaran di jalan Allah, maka Allah memberikan kepada mereka balasan dunia dan pahala yang setimpal di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-149
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/888-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-149.html
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا الَّذِينَ كَفَرُوا يَرُدُّوكُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ
Menurut Ali bin Abi Talib, ayat ini diturunkan berhubungan dengan peristiwa orang-orang mukmin di kala mereka menderita kekalahan pada peperangan Uhud di mana orang-orang munafik berkata kepada mereka: "Kembalilah kamu kepada saudara-saudara kamu dan masuklah ke dalam agama mereka". Dengan demikian yang dimaksud dengan orang-orang kafir dalam ayat ini ialah orang-orang munafik.
Pada ayat ini Allah memperingatkan setiap orang beriman kepada-Nya. baik yang telah menderita kekalahan pada peperangan Uhud maupun lain-lainnya di setiap masa dan tempat, tetap selalu waspada supaya tidak terperosok kepada sikap lemah, menyerah dan mengikuti bujukan berbisa dari orang-orang kafir, munafik Yahudi dan Nasara, karena akibatnya akan menimbulkan bahaya dan kerugian yang sangat besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar