TAFSIR DEPAG RI : QS 002 - AL BAQARAH 241
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/157-qs-002-al-baqarah/638-tafsir-depag-ri-qs-002-al-baqarah-241.html
وَلِلْمُطَلَّقَاتِ مَتَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ
Tiap-tiap perempuan yang diceraikan berhak menerima mut'ah sebagai hiburan dari bekas suaminya dengan cara yang baik. Suami yang memberikan hiburan tersebut adalah orang bertakwa kepada Allah yang oleh karenanya ia menjadi pemurah memberikan bantuan kepada bekas istrinya dengan ketulusan hati sejalan dengan petunjuk agama yaitu mengambil istri dengan baik atau menceraikannya dengan baik.
TAFSIR DEPAG RI : QS 002 - AL BAQARAH 242http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/157-qs-002-al-baqarah/637-tafsir-depag-ri-qs-002-al-baqarah-242.html
كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Demikian Allah menerangkan hukum-hukum-Nya yang seringkali disertai dengan sebab dan akibatnya untuk menjadi petunjuk bagi manusia dalam mencapai kemaslahatan supaya diperhatikan oleh manusia.
TAFSIR DEPAG RI : QS 002 - AL BAQARAH 243
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/157-qs-002-al-baqarah/636-tafsir-depag-ri-qs-002-al-baqarah-243.html
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا ثُمَّ أَحْيَاهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Dalam ayat ini Allah memberikan tamsil bagi suatu kelompok masyarakat yang patah semangatnya, tidak mau berjuang untuk kemajuan masyarakat dan agamanya. Dengan ayat ini Allah memberikan semangat agar sifat-sifat tersebut jangan dicontoh dan hendaklah manusia gigih berjuang untuk kejayaan bangsa dan agama. Dalam ayat ini dijelaskan berita orang yang lari dari tanah airnya di mana jumlah mereka ribuan banyaknya. Seharusnya mereka gagah berani, mampu untuk mempertahankan tanah airnya. Tetapi mereka lemah kehilangan semangat karena takut mati. Yang tergambar dalam pikiran mereka yang melarikan diri itu adalah jalan keselamatan. Sedangkan yang terjadi sebaliknya yaitu larinya mereka itu berarti memperkokoh kedudukan musuh untuk menjajah mereka dengan mudah. Kepada mereka yang penakut seperti ini Allah berfirman: "Hancurlah kamu karena kamu adalah pengecut!"
Kemudian setelah datang kesadaran mereka untuk bersatu kembali, Allah memberikan rahmat-Nya dengan menghidupkan semangat mereka kembali sehingga mereka bangkit mengumpulkan kekuatan untuk melepaskan diri dari perbudakan kaum penjajah karena Allah mempunyai kurnia, Maha Penyantun terhadap manusia namun demikian manusia tidak bersyukur kepada-Nya.
Ayat ini menurut suatu riwayat mengutarakan hal ihwal umat Bani Israil yang hendak melarikan diri dari wabah yang diturunkan Tuhan, padahal di suatu tempat yang berjangkit wabah, penduduknya tidak boleh melarikan diri dari tempat itu. Bani Israil yang berjumlah banyak yang hendak melarikan diri dari bahaya maut itu dimatikan Allah semuanya, ditengah-tengah perjalanan. Setelah mereka mati berapa lama, maka dengan perantaraan seorang yaitu Hizkil, Allah menghidupkan mereka kembali semuanya.
Hal ini adalah untuk pelajaran bagi mereka dan bagi orang-orang yang kemudian, bahwa manusia tidak dapat menghindarkan diri dari maut. Hidup mati adalah di tangan Allah. Bani Israil yang dihidupkan kembali itu dapat hidup selama umur yang sudah ditentukan Allah bagi mereka masing-masing.
Akan tetapi sungguh pun Allah menghidupkan mereka kembali sebagai karunia daripada-Nya, namun masih banyak juga yang tidak bersyukur kepada-Nya. Dari ayat ini dapat diambil pelajaran bahwa apabila suatu umat selalu menentang ajaran Allah, maka umat ini akan selalu mendapat bahaya dengan berbagai cobaan daripada-Nya.
Hal ini telah menjadi sunah Allah bagi umat-umat terdahulu sampai sekarang. Tetapi menurut sebagian ahli tafsir ayat ini memberikan suatu pelajaran di mana Allah mengemukakan suatu contoh perbandingan bagi umat yang mati jiwanya, yang lari dari negerinya karena tidak mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankannya, sehingga negeri mereka menjadi jajahan dan rakyat yang ada di dalamnya menderita kemelaratan, penghinaan dan kemiskinan karena mereka diperlakukan sebagai budak oleh golongan yang berkuasa yang datang dari luar. Tetapi setelah masa itu berlalu, maka dengan kesadaran yang diberikan Allah kepada mereka hiduplah jiwa mereka. Mereka bangun serentak mengusir penguasa-penguasa zalim. Ini karunia dari Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang.
TAFSIR DEPAG RI : QS 002 - AL BAQARAH 244
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/157-qs-002-al-baqarah/635-tafsir-depag-ri-qs-002-al-baqarah-244.html
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Orang yang beriman hendaklah bangkit ke medan pertempuran di dalam menjunjung tinggi kalimat Allah, mengamankan dakwah dan menyebarkan agama. Kaum penegak kebenaran pasti akan mendapat kemenangan. Ketahuilah bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui terhadap siapa yang pergi ke medan pertempuran dengan niat membela agama. Demikian juga Dia mengetahui orang-orang yang mengkhianati perjuangan.
Dalam ayat ini Allah menyuruh supaya kita berperang menegakkan kebenaran. Peperangan ini mempunyai 2 macam strategi, yaitu bertahan dan menyerang. Strategi bertahan ialah mengatur dan memperkuat umat Islam dalam segala bidang sehingga disegani oleh musuh dan terciptalah suasana aman dan tenteram. Strategi menyerang ialah berperang menghadapi musuh yang mengganggu ketertiban umat serta menjaga kehormatan bangsa dengan sebaik-baiknya. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar segala sesuatu.
TAFSIR DEPAG RI : QS 002 - AL BAQARAH 245
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/157-qs-002-al-baqarah/634-tafsir-depag-ri-qs-002-al-baqarah-245.html
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Murdawaih dari Ibnu Umar ketika turunnya ayat 261 surah Al-Baqarah yang menerangkan bahwa orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah nafkahnya itu adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan 7 tangkai; pada tiap-tiap tangkai seratus biji, maka Rasulullah saw. memohon,"Ya Tuhanku, tambahlah balasan itu bagi umatku (lebih dari 700 kali)."
Setelah Allah swt. mengisahkan tentang umat yang binasa disebabkan karena ketakutan dan kelemahan keyakinan, maka dalam ayat ini Allah menganjurkan supaya umat rela berkorban menafkahkan hartanya di jalan Allah dan nafkah itu dinamakan pinjaman kepada-Nya. Sebabnya Allah swt. menamakannya pinjaman padahal Allah swt. sendiri maha kaya ialah karena Allah swt. mengetahui bahwa dorongan untuk mengeluarkan harta bagi kemaslahatan umat itu sangat lemah pada sebagian besar manusia. Hal ini dapat dirasakan bahwa seorang hartawan kadang-kadang mudah saja mengeluarkan kelebihan hartanya untuk menolong kawan-kawannya, mungkin dengan niat untuk menjaga diri dari kejahatan atau untuk memelihara kedudukan yang tinggi, terutama jika yang ditolong itu kerabatnya sendiri.
Akan tetapi jika pengeluaran harta itu untuk mempertahankan agama dan memelihara keluhurannya, dan meninggikan kalimat Allah yang di dalamnya tidak terdapat hal-hal yang menguntungkan bagi dirinya sendiri, maka tidak mudah baginya untuk melepaskan harta yang dicintainya itu, kecuali jika secara terang-terangan atau melalui saluran resmi. Oleh karena itu ungkapan yang dipergunakan untuk menafkahkan harta benda di jalan Allah itu sangat menarik, yaitu "siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah suatu pinjaman yang baik".
Pinjaman yang baik itu yang sesuai dengan bidang dan kemanfaatannya dan dikeluarkan dengan penuh keikhlasan semata-mata untuk mencapai keridaan Allah swt. Dan Allah menjanjikan akan memberi balasan yang berlipat ganda. Allah memberikan perumpamaan tentang balasan Allah yang berlipat ganda itu, seperti sebutir benih padi yang ditanam dapat menghasilkan tujuh tangkai padi. Setiap tangkai berisi 100 butir sehingga menghasilkan 700 butir bahkan Allah membalasi itu tanpa batas sesuai dengan yang dimohonkan Rasulullah bagi umatnya dan sesuai dengan keikhlasan orang yang memberikan nafkah.
Allah swt. menyempitkan rezeki kepada orang yang tidak mengetahui sunnatullah dalam soal-soal pencarian harta benda dan karena mereka tidak giat membangun di pelbagai bidang yang telah ditunjukkan Allah. Dan Allah melapangkan rezeki kepada manusia yang lain yang pandai menyesuaikan diri dengan sunnatullah dan menggarap berbagai bidang usaha sehingga merasakan hasil manfaatnya. Bila Allah menjadikan seorang miskin jadi kaya atau sebaliknya, maka yang demikian itu adalah sepenuhnya di tangan kekuasaan Allah. Maka anjuran Allah menafkahkan sebagian harta ke jalan Allah, semata-mata untuk kemanfaatan manusia sendiri dan memberi petunjuk kepadanya supaya mensyukuri nikmat pemberian itu karena dengan mensyukuri itu akan bertambah banyaklah berkahnya.
Kemudian Allah menjelaskan bahwa sekalian makhluk akan dikembalikan kepada-Nya pada hari kiamat untuk menerima balasan amalnya masing-masing.
Kembali ke Daftar Surah Kembali ke Daftar Surah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar