<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH DAFTAR SURAH AL -A'RAAF>>
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=4&SuratKe=7#Top
71 Ia berkata: `Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu`. Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama yang kamu beserta nenek moyangmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu? Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yang menunggu bersama kamu `.(QS. 7:71)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 71
قَالَ قَدْ وَقَعَ عَلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ رِجْسٌ وَغَضَبٌ أَتُجَادِلُونَنِي فِي أَسْمَاءٍ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا نَزَّلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ (71)
Setelah kaum Hud menentangnya dan menolak seruan agar mereka meninggalkan penyembahan patung-patung, bahkan mereka minta supaya segera didatangkan kepada mereka azab, maka Nabi Hud berkata kepada kaumnya bahwa Allah telah menentukan azab yang akan ditimpakan kepada mereka dan mereka akan mengalami kemurkaan Allah swt. yakni mereka akan dijauhkan dari rahmat-Nya. Azab yang akan menimpa itu ialah angin yang sangat kencang dengan suara yang sangat gemuruh yang menghempaskan mereka mati tersungkur.
Firman Allah:
كَذَّبَتْ عَادٌ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِإِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِي يَوْمِ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّتَنْزِعُ النَّاسَ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ
Artinya:
Kaum `Ad pun telah mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azzb-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari yang nahas terus-menerus yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pohon kurma yang tumbang. Maka betapa dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.
(Q.S Al Qamar: 18-21)
Nabi Hud menyatakan kepada kaumnya bahwa nama-nama berhala yang baik yang mereka namakan maupun yang dinamakan oleh nenek moyang mereka tidaklah patut mereka jadikan pokok perbantahan dengan beliau. Karena pemberian nama dengan nama-nama Tuhan kepada berhala dan patung-patung itu sangat tidak masuk akal. Demikian pula menamakannya dengan pengantara untuk mendekatkan diri kepada Allah swt., atau pemberi syafaat dan lain-lain dari sifat-sifat ketuhanan. Nama-nama itu tidak ada dasarnya. Allah swt. tidak ada menurunkan keterangan dan bukti nama-nama itu. Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, hanya kepada-Nya saja manusia secara langsung menyembah; tidak ada sesuatu pun yang dibenarkan menjadi sekutu-Nya. Dan jika dibenarkan tentulah Allah memberi keterangan dengan wahyu-Nya. Nabi Hud berseru kepada mereka untuk menunggu turunnya azab dari Allah yang mereka minta itu dan dia sendiri termasuk orang-orang yang menunggu untuk menyaksikan kedatangan azab yang akan menimpa kaumnya yang kafir itu.
قَالَ قَدْ وَقَعَ عَلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ رِجْسٌ وَغَضَبٌ أَتُجَادِلُونَنِي فِي أَسْمَاءٍ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا نَزَّلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ (71)
Setelah kaum Hud menentangnya dan menolak seruan agar mereka meninggalkan penyembahan patung-patung, bahkan mereka minta supaya segera didatangkan kepada mereka azab, maka Nabi Hud berkata kepada kaumnya bahwa Allah telah menentukan azab yang akan ditimpakan kepada mereka dan mereka akan mengalami kemurkaan Allah swt. yakni mereka akan dijauhkan dari rahmat-Nya. Azab yang akan menimpa itu ialah angin yang sangat kencang dengan suara yang sangat gemuruh yang menghempaskan mereka mati tersungkur.
Firman Allah:
كَذَّبَتْ عَادٌ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِإِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِي يَوْمِ نَحْسٍ مُسْتَمِرٍّتَنْزِعُ النَّاسَ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ مُنْقَعِرٍ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ
Artinya:
Kaum `Ad pun telah mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azzb-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari yang nahas terus-menerus yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pohon kurma yang tumbang. Maka betapa dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.
(Q.S Al Qamar: 18-21)
Nabi Hud menyatakan kepada kaumnya bahwa nama-nama berhala yang baik yang mereka namakan maupun yang dinamakan oleh nenek moyang mereka tidaklah patut mereka jadikan pokok perbantahan dengan beliau. Karena pemberian nama dengan nama-nama Tuhan kepada berhala dan patung-patung itu sangat tidak masuk akal. Demikian pula menamakannya dengan pengantara untuk mendekatkan diri kepada Allah swt., atau pemberi syafaat dan lain-lain dari sifat-sifat ketuhanan. Nama-nama itu tidak ada dasarnya. Allah swt. tidak ada menurunkan keterangan dan bukti nama-nama itu. Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, hanya kepada-Nya saja manusia secara langsung menyembah; tidak ada sesuatu pun yang dibenarkan menjadi sekutu-Nya. Dan jika dibenarkan tentulah Allah memberi keterangan dengan wahyu-Nya. Nabi Hud berseru kepada mereka untuk menunggu turunnya azab dari Allah yang mereka minta itu dan dia sendiri termasuk orang-orang yang menunggu untuk menyaksikan kedatangan azab yang akan menimpa kaumnya yang kafir itu.
72 Maka Kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang bersamanya dengan rahmat yang besar dari kami, dan Kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan tiadalah mereka orang-orang yang beriman.(QS. 7:72)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 72
فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَقَطَعْنَا دَابِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَمَا كَانُوا مُؤْمِنِينَ (72)
Setelah kaum Hud menentang dan menuntut azab yang dijanjikan, maka datanglah azab Allah menimpa mereka dan Allah menyelamatakan Hud a.s. beserta orang-orang yang beriman daripada azab tersebut.
Azab itu berupa angin yang sangat dahsyat yang menghabiskan riwayat kaum Hud disebabkan mereka mendustakan kebesaran Allah bahkan mengingkari utusan-utusan-Nya. Mereka dilenyapkan dari muka bumi ini dengan angin yang menghancurkan segala sesuatu sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لَا يُرَى إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ
Artinya:
Yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberikan balasan kepada kaum yang berdosa.
(Al Ahqaf: 25)
فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَقَطَعْنَا دَابِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَمَا كَانُوا مُؤْمِنِينَ (72)
Setelah kaum Hud menentang dan menuntut azab yang dijanjikan, maka datanglah azab Allah menimpa mereka dan Allah menyelamatakan Hud a.s. beserta orang-orang yang beriman daripada azab tersebut.
Azab itu berupa angin yang sangat dahsyat yang menghabiskan riwayat kaum Hud disebabkan mereka mendustakan kebesaran Allah bahkan mengingkari utusan-utusan-Nya. Mereka dilenyapkan dari muka bumi ini dengan angin yang menghancurkan segala sesuatu sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لَا يُرَى إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ
Artinya:
Yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberikan balasan kepada kaum yang berdosa.
(Al Ahqaf: 25)
73 Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata:` Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, maka kamu ditimpa siksaan yang pedih `.(QS. 7:73)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 73
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (73)
Ayat ini menerangkan bahwa Allah mengutus Nabi Saleh kepada kaumnya yaitu kaum Tsamud. Tsamud adalah nama suatu kabilah dari bangsa Arab yang telah dimusnahkan yang terkenal dengan istilah "Arab Baidah" yang mendiami Hijir, yaitu daerah antara Hejaz dan Syam. Samud adalah nama nenek moyang mereka yaitu anak dari `Astir bin Iram bin Sam bin Nuh. Munculnya kaum Samud itu sesudah kaum `Ad dibinasakan Allah. Menurut suatu riwayat ketika Rasulullah saw. terlibat dalam peperangan Tabuk pada tahun 9 Hijriah ia pernah melewati daerah peninggalan kaum Samud itu. Rasulullah pernah melarang para sahabat memasuki daerah tersebut dengan sabdanya yaitu:
لاتدخلوا على هؤلاء المعذبين إلا أن تكونوا باكين فإن لم تكونوا باكين فلا تدخلوا عليهم أن يصيبكم مثل ما أصابهم
Artinya:
Jangan kamu memasuki tempat-tempat mereka yang ditimpa azab Allah itu kecuali kamu dalam keadaan menangis. Maka jika kamu tidak menangis, maka janganlah kamu memasuki tempat itu supaya kami tidak ditimpa oleh musibah yang telah menimpa mereka."
(H.R Bukhari dan Muslim)
Saleh a.s. adalah nabi yang diutus oleh Allah kepada kaum Samud itu. Dia adalah dari kaum Samud yang terbaik keturunannya, kedudukannya dan keadaan rumah tangganya demikian juga akhlaknya. Mukjizat kenabiannya adalah "unta Allah". Nabi Saleh menjalankan tugasnya dengan menyampaikan perintah-perintah Tuhannya yang ditujukan kepada kaumnya. Nabi Saleh menyeru mereka supaya menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa dengan menegaskan bahwa tidak ada Tuhan selain dari Allah karenanya hendaklah mereka bertakwa kepada-Nya. Nabi Saleh mengajak mereka menerima seruannya dan janganlah mereka mengikuti orang-orang yang hanyut di dalam kemusyrikan. Yang membawa mereka ke dalam neraka Jahanam akibat mereka meninggalkan ajaran agama yang benar. Nabi Saleh mengatakan kepada kaumnya bahwa sudah ternyata bukti kebenaran dan kenabian itu, yaitu seekor unta yang Nabi Saleh menamakannya "Unta Allah". Yang diciptakan Allah tidak menurut biasa. Menurut sebagian ahli tafsir unta ini keluar dari batu yang keras atas permintaan kaum Saleh sebagai suatu tanda kemukjizatan yang perlu diperhatikan oleh kaumnya.
Adapun sebabnya Nabi Saleh mengemukakan kepada kaumnya seekor unta sebagai tanda kebenaran kerasulannya karena mereka meminta bukti kerasulannya. Nabi Saleh meminta kepada kaumnya supaya membiarkan unta itu memakan sesuatu yang ada di bumi Allah ini karena bumi ini kepunyaan Allah dan unta ini adalah unta Allah dan tidak wajar mereka menghalang-halangi unta itu apalagi menyakitinya dan menyembelihnya. Nabi Saleh mengancam mereka bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih dari Allah jika mereka mengganggu atau membunuh unta itu.
Supaya tidak menimbulkan kesulitan antara mereka dan unta itu, maka diaturlah hari-hari minum ke telaga untuk mereka dan untuk unta itu karena sedikitnya persediaan air sebagaimana diutarakan oleh firman Allah:
وَنَبِّئْهُمْ أَنَّ الْمَاءَ قِسْمَةٌ بَيْنَهُمْ كُلُّ شِرْبٍ مُحْتَضَرٌ
Artinya:
Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta betina itu), tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran).
(Q.S Al Qamar: 28)
Dan juga firman Allah pada ayat yang lain yaitu:
قَالَ هَذِهِ نَاقَةٌ لَهَا شِرْبٌ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَعْلُومٍ
Artinya:
Saleh menjawab: "Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu."
(Q.S Asy Syu'ara: 155)
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa mereka minta ganti air minum unta itu dengan susunya.
وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (73)
Ayat ini menerangkan bahwa Allah mengutus Nabi Saleh kepada kaumnya yaitu kaum Tsamud. Tsamud adalah nama suatu kabilah dari bangsa Arab yang telah dimusnahkan yang terkenal dengan istilah "Arab Baidah" yang mendiami Hijir, yaitu daerah antara Hejaz dan Syam. Samud adalah nama nenek moyang mereka yaitu anak dari `Astir bin Iram bin Sam bin Nuh. Munculnya kaum Samud itu sesudah kaum `Ad dibinasakan Allah. Menurut suatu riwayat ketika Rasulullah saw. terlibat dalam peperangan Tabuk pada tahun 9 Hijriah ia pernah melewati daerah peninggalan kaum Samud itu. Rasulullah pernah melarang para sahabat memasuki daerah tersebut dengan sabdanya yaitu:
لاتدخلوا على هؤلاء المعذبين إلا أن تكونوا باكين فإن لم تكونوا باكين فلا تدخلوا عليهم أن يصيبكم مثل ما أصابهم
Artinya:
Jangan kamu memasuki tempat-tempat mereka yang ditimpa azab Allah itu kecuali kamu dalam keadaan menangis. Maka jika kamu tidak menangis, maka janganlah kamu memasuki tempat itu supaya kami tidak ditimpa oleh musibah yang telah menimpa mereka."
(H.R Bukhari dan Muslim)
Saleh a.s. adalah nabi yang diutus oleh Allah kepada kaum Samud itu. Dia adalah dari kaum Samud yang terbaik keturunannya, kedudukannya dan keadaan rumah tangganya demikian juga akhlaknya. Mukjizat kenabiannya adalah "unta Allah". Nabi Saleh menjalankan tugasnya dengan menyampaikan perintah-perintah Tuhannya yang ditujukan kepada kaumnya. Nabi Saleh menyeru mereka supaya menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa dengan menegaskan bahwa tidak ada Tuhan selain dari Allah karenanya hendaklah mereka bertakwa kepada-Nya. Nabi Saleh mengajak mereka menerima seruannya dan janganlah mereka mengikuti orang-orang yang hanyut di dalam kemusyrikan. Yang membawa mereka ke dalam neraka Jahanam akibat mereka meninggalkan ajaran agama yang benar. Nabi Saleh mengatakan kepada kaumnya bahwa sudah ternyata bukti kebenaran dan kenabian itu, yaitu seekor unta yang Nabi Saleh menamakannya "Unta Allah". Yang diciptakan Allah tidak menurut biasa. Menurut sebagian ahli tafsir unta ini keluar dari batu yang keras atas permintaan kaum Saleh sebagai suatu tanda kemukjizatan yang perlu diperhatikan oleh kaumnya.
Adapun sebabnya Nabi Saleh mengemukakan kepada kaumnya seekor unta sebagai tanda kebenaran kerasulannya karena mereka meminta bukti kerasulannya. Nabi Saleh meminta kepada kaumnya supaya membiarkan unta itu memakan sesuatu yang ada di bumi Allah ini karena bumi ini kepunyaan Allah dan unta ini adalah unta Allah dan tidak wajar mereka menghalang-halangi unta itu apalagi menyakitinya dan menyembelihnya. Nabi Saleh mengancam mereka bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih dari Allah jika mereka mengganggu atau membunuh unta itu.
Supaya tidak menimbulkan kesulitan antara mereka dan unta itu, maka diaturlah hari-hari minum ke telaga untuk mereka dan untuk unta itu karena sedikitnya persediaan air sebagaimana diutarakan oleh firman Allah:
وَنَبِّئْهُمْ أَنَّ الْمَاءَ قِسْمَةٌ بَيْنَهُمْ كُلُّ شِرْبٍ مُحْتَضَرٌ
Artinya:
Dan beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta betina itu), tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran).
(Q.S Al Qamar: 28)
Dan juga firman Allah pada ayat yang lain yaitu:
قَالَ هَذِهِ نَاقَةٌ لَهَا شِرْبٌ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَعْلُومٍ
Artinya:
Saleh menjawab: "Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu."
(Q.S Asy Syu'ara: 155)
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa mereka minta ganti air minum unta itu dengan susunya.
74 Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.(QS. 7:74)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 74
وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (74)
Sesudah Nabi Saleh mengajak kaumnya menyembah Allah dan menasihati mereka supaya berbuat baik kepada unta itu mulailah Nabi Saleh mengingatkan mereka kepada nikmat-nikmat Allah yang mereka peroleh antara lain mereka diberi kekuasaan dan kekuatan untuk memakmurkan bumi ini sebagai pengganti kaum `Ad. Mereka diberi oleh Allah swt. kecakapan dan kesanggupan membuat istana-istana dan pengetahuan membuat bahan-bahan bangunan seperti batu bata, kapur, dan genteng dan keahlian serta ketabahan dalam memahat bukit-bukit dan gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah kediaman dan tempat tinggal mereka pada musim dingin menjadikan bukit dan gunung sebagai bungalow untuk menghindarkan bahaya hujan dan dingin dan barulah mereka keluar dari bukit itu pada musim-musim lain guna pertanian dan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Nabi Saleh menyeru mereka supaya mengingati nikmat-nikmat Allah tersebut agar mereka bersyukur kepada-Nya dengan hanya menyembah kepada-Nya dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang merusak di atas bumi ini antara lain perbuatan yang tidak diridai oleh Allah berupa kekufuran dan kemusyrikan serta kezaliman.
وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (74)
Sesudah Nabi Saleh mengajak kaumnya menyembah Allah dan menasihati mereka supaya berbuat baik kepada unta itu mulailah Nabi Saleh mengingatkan mereka kepada nikmat-nikmat Allah yang mereka peroleh antara lain mereka diberi kekuasaan dan kekuatan untuk memakmurkan bumi ini sebagai pengganti kaum `Ad. Mereka diberi oleh Allah swt. kecakapan dan kesanggupan membuat istana-istana dan pengetahuan membuat bahan-bahan bangunan seperti batu bata, kapur, dan genteng dan keahlian serta ketabahan dalam memahat bukit-bukit dan gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah kediaman dan tempat tinggal mereka pada musim dingin menjadikan bukit dan gunung sebagai bungalow untuk menghindarkan bahaya hujan dan dingin dan barulah mereka keluar dari bukit itu pada musim-musim lain guna pertanian dan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Nabi Saleh menyeru mereka supaya mengingati nikmat-nikmat Allah tersebut agar mereka bersyukur kepada-Nya dengan hanya menyembah kepada-Nya dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang merusak di atas bumi ini antara lain perbuatan yang tidak diridai oleh Allah berupa kekufuran dan kemusyrikan serta kezaliman.
75 Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka:` Tahukah kamu bahwa Shaleh diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya? `. Mereka menjawab:` Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya `.(QS. 7:75)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 75
قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِمَنْ آمَنَ مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُرْسَلٌ مِنْ رَبِّهِ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ بِهِ مُؤْمِنُونَ (75)
Ayat ini menerangkan bahwa pemuka yang sombong pada kaum Samud itu mengatakan kepada orang-orang yang lemah yang beriman kepada Nabi Saleh dengan cara mengejek seolah-olah mereka itu berada dalam kekeliruan karena beriman kepada kerasulan Nabi Saleh. Mereka menyatakan bahwa orang-orang yang lemah itu tidak putus asa mungkin karena percaya akan kerasulan Saleh a.s. Memanglah menurut kebiasaan bahwa golongan yang lemah tidak mempunyai kepentingan, mereka masih berpegang kepada hati nurani mereka karena itulah mereka segera menerima seruan Nabi atau nasihat-nasihat orang-orang yang saleh.
Adapun orang-orang yang terkemuka dan orang-orang yang kaya memanglah sangat berat untuk mengikuti orang lain apalagi untuk menerima nasihat-nasihat yang menghalangi mereka mengikuti keinginan hawa nafsu meskipun bertentangan dengan hati nurani mereka sendiri. Demikianlah tingkah laku orang-orang yang mempunyai kedudukan karena pangkatnya atau karena kekayaannya sebagaimana diutarakan dalam firman Allah yaitu:
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ
Artinya:
Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.
(Q.S An Naml: 14)
Orang-orang yang lemah dari kaum Tsamud yang beriman itu tidak langsung menjawab pertanyaan mereka, tetapi dengan bijaksana menjawab bahwa mereka beriman kepada apa yang dibawa oleh Nabi Saleh itu semuanya karena petunjuk-petunjuk itu benar dan datangnya dari Allah.
قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِمَنْ آمَنَ مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُرْسَلٌ مِنْ رَبِّهِ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ بِهِ مُؤْمِنُونَ (75)
Ayat ini menerangkan bahwa pemuka yang sombong pada kaum Samud itu mengatakan kepada orang-orang yang lemah yang beriman kepada Nabi Saleh dengan cara mengejek seolah-olah mereka itu berada dalam kekeliruan karena beriman kepada kerasulan Nabi Saleh. Mereka menyatakan bahwa orang-orang yang lemah itu tidak putus asa mungkin karena percaya akan kerasulan Saleh a.s. Memanglah menurut kebiasaan bahwa golongan yang lemah tidak mempunyai kepentingan, mereka masih berpegang kepada hati nurani mereka karena itulah mereka segera menerima seruan Nabi atau nasihat-nasihat orang-orang yang saleh.
Adapun orang-orang yang terkemuka dan orang-orang yang kaya memanglah sangat berat untuk mengikuti orang lain apalagi untuk menerima nasihat-nasihat yang menghalangi mereka mengikuti keinginan hawa nafsu meskipun bertentangan dengan hati nurani mereka sendiri. Demikianlah tingkah laku orang-orang yang mempunyai kedudukan karena pangkatnya atau karena kekayaannya sebagaimana diutarakan dalam firman Allah yaitu:
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ
Artinya:
Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.
(Q.S An Naml: 14)
Orang-orang yang lemah dari kaum Tsamud yang beriman itu tidak langsung menjawab pertanyaan mereka, tetapi dengan bijaksana menjawab bahwa mereka beriman kepada apa yang dibawa oleh Nabi Saleh itu semuanya karena petunjuk-petunjuk itu benar dan datangnya dari Allah.
76 Orang-orang yang menyombongkan diri berkata:` Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu `.(QS. 7:76)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 76
قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا بِالَّذِي آمَنْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (76)
Setelah golongan lemah yang beriman itu menjawab dengan jawaban yang bijaksana bahwa mereka beriman kepada Allah, dan apa yang dibawa oleh Nabi Saleh, maka ayat ini menerangkan ucapan pemuka-pemuka kaum Tsamud yang sombong sebagai jawaban kembali terhadap ucapan orang-orang yang lemah ini. Mereka mengatakan bahwa mereka mengingkari apa-apa yang diimani oleh orang yang lemah itu. Mereka menghindari untuk mengatakan ingkar kepada apa yang dibawa oleh Nabi Saleh a.s. karena khawatir terhadap adanya kesan seolah-olah mereka mengakui akan kerasulan Saleh a.s.
قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا بِالَّذِي آمَنْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (76)
Setelah golongan lemah yang beriman itu menjawab dengan jawaban yang bijaksana bahwa mereka beriman kepada Allah, dan apa yang dibawa oleh Nabi Saleh, maka ayat ini menerangkan ucapan pemuka-pemuka kaum Tsamud yang sombong sebagai jawaban kembali terhadap ucapan orang-orang yang lemah ini. Mereka mengatakan bahwa mereka mengingkari apa-apa yang diimani oleh orang yang lemah itu. Mereka menghindari untuk mengatakan ingkar kepada apa yang dibawa oleh Nabi Saleh a.s. karena khawatir terhadap adanya kesan seolah-olah mereka mengakui akan kerasulan Saleh a.s.
77 Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata:` Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah) `.(QS. 7:77)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 77
فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ (77)
Setelah mereka menyembelih unta itu dan berbuat durhaka menentang perintah-perintah Allah yang disampaikan kepada mereka oleh Nabi Saleh. Yang menyembelih unta itu seorang dari mereka, seperti dijelaskan oleh firman Allah swt.:
فَنَادَوْا صَاحِبَهُمْ فَتَعَاطَى فَعَقَرَ
Artinya:
Maka mereka memanggil kawannya lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya.
(Q.S Al Qamar: 29)
Akan tetapi dalam ayat 77 dikatakan bahwa yang membunuh unta itu adalah orang banyak di kalangan mereka. Hal mana menunjukkan perbuatan kejahatan (tindak pidana) seseorang dipandang perbuatan pidana orang banyak apabila orang yang melakukan pidana itu atas persetujuan orang banyak atau perintah mereka. Maka tanggung jawab atas tindak pidana itu dipikulkan kepadanya dan orang banyak itu bersama-sama, dan hukuman jatuh kepada keseluruhan mereka. Mereka kemudian menentang Nabi Saleh a.s. supaya dia mendapat azab yang dijanjikan kepada mereka yaitu azab Allah dan pembalasan-Nya, jika benar-benar Saleh utusan Allah yang menyampaikan ancaman dari Allah.
فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَا صَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ (77)
Setelah mereka menyembelih unta itu dan berbuat durhaka menentang perintah-perintah Allah yang disampaikan kepada mereka oleh Nabi Saleh. Yang menyembelih unta itu seorang dari mereka, seperti dijelaskan oleh firman Allah swt.:
فَنَادَوْا صَاحِبَهُمْ فَتَعَاطَى فَعَقَرَ
Artinya:
Maka mereka memanggil kawannya lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya.
(Q.S Al Qamar: 29)
Akan tetapi dalam ayat 77 dikatakan bahwa yang membunuh unta itu adalah orang banyak di kalangan mereka. Hal mana menunjukkan perbuatan kejahatan (tindak pidana) seseorang dipandang perbuatan pidana orang banyak apabila orang yang melakukan pidana itu atas persetujuan orang banyak atau perintah mereka. Maka tanggung jawab atas tindak pidana itu dipikulkan kepadanya dan orang banyak itu bersama-sama, dan hukuman jatuh kepada keseluruhan mereka. Mereka kemudian menentang Nabi Saleh a.s. supaya dia mendapat azab yang dijanjikan kepada mereka yaitu azab Allah dan pembalasan-Nya, jika benar-benar Saleh utusan Allah yang menyampaikan ancaman dari Allah.
78 Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.(QS. 7:78)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 78
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (78)
Setelah mereka menentang Nabi dengan memandangnya rendah seraya menuntut azab Allah yang dijanjikan, maka tentulah Allah membela umatnya dan utusan-Nya. Dan ayat ini menerangkan azab Allah yang diturunkan kepada mereka itu yaitu berupa petir yang dahsyat yang menggentarkan jantung manusia, menggoncangkan bumi bagaikan gempa besar yang menghancurkan semua bangunan sehingga mereka semuanya habis yang sedang berada di luar rumah. Tentulah petir tersebut tidak seperti biasa tetapi adalah petir yang luar biasa yang khusus ditimpakan kepada mereka sebagai azab atas kedurhakaan kaum Tsamud.
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (78)
Setelah mereka menentang Nabi dengan memandangnya rendah seraya menuntut azab Allah yang dijanjikan, maka tentulah Allah membela umatnya dan utusan-Nya. Dan ayat ini menerangkan azab Allah yang diturunkan kepada mereka itu yaitu berupa petir yang dahsyat yang menggentarkan jantung manusia, menggoncangkan bumi bagaikan gempa besar yang menghancurkan semua bangunan sehingga mereka semuanya habis yang sedang berada di luar rumah. Tentulah petir tersebut tidak seperti biasa tetapi adalah petir yang luar biasa yang khusus ditimpakan kepada mereka sebagai azab atas kedurhakaan kaum Tsamud.
79 Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata:` Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat `.(QS. 7:79)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 79
فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ (79)
Setelah kaum Tsamud binasa akibat disambar petir, ayat ini menerangkan bahwa Nabi Saleh dengan rasa haru dan sedih berkata kepada mereka yang sudah mati itu dengan kata-kata: Bahwa dia sesungguhnya telah menyampaikan amanat Tuhannya dan telah cukup memberi nasihat kepada mereka namun mereka tidak suka menerima nasihat. Seruan Nabi Saleh ini yang ditujukan kepada kaumnya yang telah mati itu menunjukkan betapa cintanya kepada kaumnya. Hal mana mengingatkan kita kepada seruan Nabi Muhammad saw. terhadap sebagian orang-orang Quraisy yang telah mati sesudah mati dikuburkan (di Qalib). Rasulullah berkata: "Wahai Si Anu anak Si Anu, adakah kamu bergembira menaati Allah dan Rasul? Kami sesungguhnya telah meyakini bahwa janji Tuhan kami adalah benar. Adakah juga sekarang ini kamu meyakini apa-apa yang dijanjikan Allah itu benar?" Umar berkata: "Ya Rasulullah, apa guna berbicara dengan tubuh yang tidak bernyawa?" Rasulullah menjawab: "Demi Tuhan di mana diriku tergantung pada-Nya. Kamu tidaklah lebih mendengar daripada mereka itu terhadap apa yang aku katakan." Demikianlah riwayat Bukhari.
Ayat 79 ini tidak mengutarakan bahwa Nabi Saleh menyingkir dari kaumnya sebelum datang azab Allah, demikian juga tidak mengutarakan tentang nasib sebagian kaum Samud yang beriman kepada Nabi Saleh a.s. Namun ayat 79 ini jelas mengutarakan bahwa Nabi Saleh a.s. diselamatkan oleh Allah swt. Jadi andaikata sebagian kaum Samud yang beriman itu turut binasa, maka hal tersebut sejalan dengan firman Allah seperti tersebut di bawah ini:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Artinya:
Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.
(Q.S Al Anfal: 25)
Akan tetapi tafsir Khasir mengemukakan bahwa Nabi Saleh beserta orang-orang yang beriman kepadanya meninggalkan kaumnya menuju negeri Syam sebelum Allah menurunkan azab-Nya. Dengan demikian pengikut-pengikut Nabi Saleh tidak termasuk di dalam kaum Samud yang dibinasakan Allah itu.
فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ (79)
Setelah kaum Tsamud binasa akibat disambar petir, ayat ini menerangkan bahwa Nabi Saleh dengan rasa haru dan sedih berkata kepada mereka yang sudah mati itu dengan kata-kata: Bahwa dia sesungguhnya telah menyampaikan amanat Tuhannya dan telah cukup memberi nasihat kepada mereka namun mereka tidak suka menerima nasihat. Seruan Nabi Saleh ini yang ditujukan kepada kaumnya yang telah mati itu menunjukkan betapa cintanya kepada kaumnya. Hal mana mengingatkan kita kepada seruan Nabi Muhammad saw. terhadap sebagian orang-orang Quraisy yang telah mati sesudah mati dikuburkan (di Qalib). Rasulullah berkata: "Wahai Si Anu anak Si Anu, adakah kamu bergembira menaati Allah dan Rasul? Kami sesungguhnya telah meyakini bahwa janji Tuhan kami adalah benar. Adakah juga sekarang ini kamu meyakini apa-apa yang dijanjikan Allah itu benar?" Umar berkata: "Ya Rasulullah, apa guna berbicara dengan tubuh yang tidak bernyawa?" Rasulullah menjawab: "Demi Tuhan di mana diriku tergantung pada-Nya. Kamu tidaklah lebih mendengar daripada mereka itu terhadap apa yang aku katakan." Demikianlah riwayat Bukhari.
Ayat 79 ini tidak mengutarakan bahwa Nabi Saleh menyingkir dari kaumnya sebelum datang azab Allah, demikian juga tidak mengutarakan tentang nasib sebagian kaum Samud yang beriman kepada Nabi Saleh a.s. Namun ayat 79 ini jelas mengutarakan bahwa Nabi Saleh a.s. diselamatkan oleh Allah swt. Jadi andaikata sebagian kaum Samud yang beriman itu turut binasa, maka hal tersebut sejalan dengan firman Allah seperti tersebut di bawah ini:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Artinya:
Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.
(Q.S Al Anfal: 25)
Akan tetapi tafsir Khasir mengemukakan bahwa Nabi Saleh beserta orang-orang yang beriman kepadanya meninggalkan kaumnya menuju negeri Syam sebelum Allah menurunkan azab-Nya. Dengan demikian pengikut-pengikut Nabi Saleh tidak termasuk di dalam kaum Samud yang dibinasakan Allah itu.
80 Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka:` Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu? `(QS. 7:80)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 80
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (80)
Ayat ini menerangkan bahwa Allah mengutus Nabi Lut untuk menyampaikan amanat Tuhan kepada kaumnya supaya menyembah-Nya dan kemudian secara mengejek Nabi Lut berkata kepada mereka dengan kata-kata: "Benarkah kamu melakukan perbuatan yang sangat buruk itu; perbuatan yang belum pernah seorang pun dari manusia pada masa sebelum kamu melakukannya?" Ucapan Nabi Lut seperti itu adalah untuk menyadarkan mereka bagaimana buruknya melakukan perbuatan itu dari kalangan lain, berarti mereka itulah pelopor dalam melakukan kelakuan buruk ini dan mereka berserikat dalam dosa yang dibuat oleh pengikut mereka sampai akhir zaman. Hal ini sejalan dengan hadis Nabi sebagai berikut:
من دعا إلى الهدى كان له من الأجر مثل أجور من اتبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا، ومن دعا إلى ضلالة كان عليه من الأثم مثل آثام من اتبعه لا ينقص ذلك من آثامهم شيئا
Artinya:
Barang siapa mengajak kepada jalan yang benar, maka dia mendapat ganjaran sama banyaknya dengan ganjaran yang diberikan kepada pengikut-pengikutnya dan tidak sedikit pun mengurangi ganjaran mereka itu. Dan barang siapa yang mengajak berbuat kejahatan, maka ia mendapat dosa sama banyaknya dengan dosa pengikut-pengikutnya dan tidak mengurangi sedikit pun dari dosa mereka itu.
(H.R Bukhari)
Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan maksud memperkembangbiakkan umat manusia guna memakmurkan alam ini karena Allah menjadikan perempuan dengan fungsi wadah memperanakkan bibit yang ditanam oleh lelaki. Untuk itu Allah menjadikan pada masing-masing nafsu birahi yang mendorong kebutuhan bertemunya antara kedua jenis tersebut selaku jalan untuk pembiakan umat manusia. Karena Allah tidak menciptakan laki-laki semata atau perempuan semata tetapi Allah menciptakan Adam dan Hawa.
Perempuan dalam bentuk kejadiannya adalah indah, halus dan menarik. Namun antara keduanya saling tarik-menarik laksana tarikan antara positif dan negatif. Jika demikian hal kejadian manusia itu alangkah ganjilnya bila ada golongan manusia yang menyimpang dari ketentuan Allah itu. Alangkah besarnya pelanggaran terhadap kemanusiaan yang dilakukan seseorang laki-laki dengan menggauli laki-laki yang tidak berfungsi untuk meneruskan keturunan.
Jika dipandang oleh masyarakat bunuh-membunuh adalah perbuatan yang sangat rendah, maka tidaklah ada perbuatan yang menjauhkan derajat manusia dari kemanusiaan lebih rendah dari itu malahan lebih rendah daripada makhluk hewan karena di kalangan hewan tidak ada yang bercampur jantan dengan jantan. Jelas hal demikian itu menunjukkan bahwa lelaki itu untuk perempuan dan perempuan untuk laki-laki dan itulah sunnatullah. Tetapi kaum Lut bukan saja mereka ingkar kepada Allah dan tidak bersyukur kepada nikmat-Nya bahkan lebih dari itu, mereka melakukan homoseksual yang juga akhirnya mendorong para wanita melakukan lesbian. Kepada kaum yang seperti ini Allah mengutus Nabi Lut untuk menyampaikan amanat Tuhan supaya kembali kepada agama yang benar dengan meninggalkan pekerjaan yang bertentangan dengan sunnatullah. Setelah mereka menolak seruan Lut, maka Allah membinasakan kaum tersebut.
Nabi Lut adalah anak Haran. Bapak Haran adalah saudara Nabi Ibrahim a.s. Lut dilahirkan di daerah tepian timur dari selatan Irak yang dahulunya dinamakan Babilon. Atas kehendak Nabi Ibrahim, Lut berdiam di kota Sodom salah satu kota di daerah Yordania. Lut wafat di sekitar Yordan dahulu terkenal dengan nama Laut Lut.
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (80)
Ayat ini menerangkan bahwa Allah mengutus Nabi Lut untuk menyampaikan amanat Tuhan kepada kaumnya supaya menyembah-Nya dan kemudian secara mengejek Nabi Lut berkata kepada mereka dengan kata-kata: "Benarkah kamu melakukan perbuatan yang sangat buruk itu; perbuatan yang belum pernah seorang pun dari manusia pada masa sebelum kamu melakukannya?" Ucapan Nabi Lut seperti itu adalah untuk menyadarkan mereka bagaimana buruknya melakukan perbuatan itu dari kalangan lain, berarti mereka itulah pelopor dalam melakukan kelakuan buruk ini dan mereka berserikat dalam dosa yang dibuat oleh pengikut mereka sampai akhir zaman. Hal ini sejalan dengan hadis Nabi sebagai berikut:
من دعا إلى الهدى كان له من الأجر مثل أجور من اتبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا، ومن دعا إلى ضلالة كان عليه من الأثم مثل آثام من اتبعه لا ينقص ذلك من آثامهم شيئا
Artinya:
Barang siapa mengajak kepada jalan yang benar, maka dia mendapat ganjaran sama banyaknya dengan ganjaran yang diberikan kepada pengikut-pengikutnya dan tidak sedikit pun mengurangi ganjaran mereka itu. Dan barang siapa yang mengajak berbuat kejahatan, maka ia mendapat dosa sama banyaknya dengan dosa pengikut-pengikutnya dan tidak mengurangi sedikit pun dari dosa mereka itu.
(H.R Bukhari)
Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan maksud memperkembangbiakkan umat manusia guna memakmurkan alam ini karena Allah menjadikan perempuan dengan fungsi wadah memperanakkan bibit yang ditanam oleh lelaki. Untuk itu Allah menjadikan pada masing-masing nafsu birahi yang mendorong kebutuhan bertemunya antara kedua jenis tersebut selaku jalan untuk pembiakan umat manusia. Karena Allah tidak menciptakan laki-laki semata atau perempuan semata tetapi Allah menciptakan Adam dan Hawa.
Perempuan dalam bentuk kejadiannya adalah indah, halus dan menarik. Namun antara keduanya saling tarik-menarik laksana tarikan antara positif dan negatif. Jika demikian hal kejadian manusia itu alangkah ganjilnya bila ada golongan manusia yang menyimpang dari ketentuan Allah itu. Alangkah besarnya pelanggaran terhadap kemanusiaan yang dilakukan seseorang laki-laki dengan menggauli laki-laki yang tidak berfungsi untuk meneruskan keturunan.
Jika dipandang oleh masyarakat bunuh-membunuh adalah perbuatan yang sangat rendah, maka tidaklah ada perbuatan yang menjauhkan derajat manusia dari kemanusiaan lebih rendah dari itu malahan lebih rendah daripada makhluk hewan karena di kalangan hewan tidak ada yang bercampur jantan dengan jantan. Jelas hal demikian itu menunjukkan bahwa lelaki itu untuk perempuan dan perempuan untuk laki-laki dan itulah sunnatullah. Tetapi kaum Lut bukan saja mereka ingkar kepada Allah dan tidak bersyukur kepada nikmat-Nya bahkan lebih dari itu, mereka melakukan homoseksual yang juga akhirnya mendorong para wanita melakukan lesbian. Kepada kaum yang seperti ini Allah mengutus Nabi Lut untuk menyampaikan amanat Tuhan supaya kembali kepada agama yang benar dengan meninggalkan pekerjaan yang bertentangan dengan sunnatullah. Setelah mereka menolak seruan Lut, maka Allah membinasakan kaum tersebut.
Nabi Lut adalah anak Haran. Bapak Haran adalah saudara Nabi Ibrahim a.s. Lut dilahirkan di daerah tepian timur dari selatan Irak yang dahulunya dinamakan Babilon. Atas kehendak Nabi Ibrahim, Lut berdiam di kota Sodom salah satu kota di daerah Yordania. Lut wafat di sekitar Yordan dahulu terkenal dengan nama Laut Lut.
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH DAFTAR SURAH AL -A'RAAF>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar