Jumat, 30 Maret 2012

AL-A'RAAF 111 - 120

Surah AL-A'RAAF
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH AL -A'RAAF>>
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=6&SuratKe=7#Top
111 Pemuka-pemuka itu menjawab:` Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir),(QS. 7:111)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 111

قَالُوا أَرْجِهْ وَأَخَاهُ وَأَرْسِلْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ (111)

Oleh karena Firaun meminta saran kepada para pemukanya, maka mereka mengajukan saran agar Musa dan saudaranya (yaitu Nabi Harun) ditahan dan penyelesaian masalahnya ditangguhkan buat sementara. Di samping itu Firaun mengirim beberapa utusan yang terdiri dari polisi dan tentara ke kota-kota lain dalam kekuasaannya untuk mengumpulkan para ahli sihir yang dapat menandingi mukjizat Nabi Musa a.s yang menurut anggapan mereka adalah sihir semata.
Adanya saran mereka untuk menangguhkan persoalan Nabi Musa, menunjukkan bahwa Firaun telah berniat untuk membunuh Nabi Musa dan saudaranya Harun. Lalu para pembesar menyarankan, supaya Firaun tidak tergesa-gesa melaksanakan pembunuhan itu, melainkan ditangguhkan dan sementara itu diuji kebenarannya dengan dihadapkan kepada ahli-ahli sihir yang pandai, sehingga persoalan menjadi jelas bagi orang banyak.

112 supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai `.(QS. 7:112)
 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 112

يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ (112)

Para pemuka kaum Firaun itu mengatakan bahwa hendaklah segera mengirim utusan, baik tentara maupun polisi, untuk mengumpulkan ahli-ahli sihir yang sangat mahir, yang diharapkan akan dapat mengalahkan mukjizat Nabi Musa yang telah diperlihatkannya kepada mereka.
Dari ayat ini dapat dipahami, bahwa adanya saran untuk mengumpulkan semua ahli sihir yang paling mahir yang ada di negeri Mesir pada masa itu, menunjukkan betapa hebatnya mukjizat yang dikaruniakan Allah kepada Nabi Musa a.s. sehingga mereka merasa perlu untuk mengumpulkan semua ahli sihir yang pandai untuk melawannya. Di samping itu, juga menunjukkan kebodohan Firaun dan para pengikutnya yang tidak bisa memahami bahwa yang diperlihatkan oleh Nabi Musa kepada mereka hanya anugerah Allah Yang Maha Kuasa. Karena ketidak pahaman mereka itu, maka mereka mengiranya sama dengan sihir. Selain itu peristiwa ini juga menunjukkan bahwa salah satu dari sifat-sifat manusia ialah suka menentang bila ia melihat sesuatu yang benar. Sifat inilah yang mendorong Firaun dan para pengikutnya untuk mengumpulkan ahli-ahli sihirnya untuk menentang Nabi Musa a.s. Dan hal inipun terjadi pada orang Arab ketika datangnya Nabi Muhammad saw. untuk menyampaikan wahyu Allah.
Mereka mencoba pula menandingi Alquran dengan menciptakan ayat-ayat sebagai ayat-ayat Alquran akan tapi semuanya menemui kegagalan belaka karena mereka tidak mampu untuk menandinginya. Akan tetapi, bila kita selidiki motif (pendorong) yang mendorong mereka untuk menentang Rasul dan agama yang dibawanya, tak lain adalah kekhawatiran mereka akan kehilangan pengaruh dan keinginan mereka untuk mempertahankan kedudukan, kekuasaan, kewibawaan dan harta benda. Sebab itulah maka para pemuka Firaun itu berkata kepadanya, bahwa Musa bermaksud untuk merebut kekuasaan dari tangan Firaun dan mengusirnya dari negerinya. Sikap semacam itu senantiasa terdapat sepanjang masa.

113 Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Firaun mengatakan:` (Apakah) sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang? `(QS. 7:113)
 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 113

وَجَاءَ السَّحَرَةُ فِرْعَوْنَ قَالُوا إِنَّ لَنَا لَأَجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ (113)

Setelah Firaun mengerahkan orang-orangnya untuk mengumpulkan ahli-ahli sihir yang terpandai dari berbagai pelosok wilayah kekuasaannya, maka datanglah ahli-ahli sihir tersebut kepada Firaun dan merekapun berkata kepadanya, "Apakah kami akan mendapatkan imbalan jasa atas tugas yang berat ini, bila kami berhasil mengalahkan Musa?".

114 Firaun menjawab:` Ya, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku) `.(QS. 7:114)
 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 114
قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (114)
Firaun menjawab pertanyaan mereka itu, "Ya, kamu akan mendapat upah yang besar, di samping itu kamu akan menjadi orang-orang yang dekat dengan kami, sehingga kamu akan memperoleh pangkat dan harta benda yang akan memberikan kenikmatan dan kebahagiaan kepadamu
Jawaban Firaun kepada ahli-ahli sihir tersebut menunjukkan bahwa ia sangat memerlukan tenaga dan keahlian mereka, karena ia sangat khawatir akan kehilangan kedudukan dan kerajaannya, maka akan timbullah malapetaka baginya apabila ia tidak memenuhi permintaan mereka itu. Oleh sebab itu, imbalan jasa yang dijanjikan kepada mereka tidak hanya sekadar upah yang berwujud uang dan benda, melainkan ditambah pula dengan pangkat dan kemuliaan sebagai orang-orang dalam yang dekat kepada raja. Ini adalah merupakan satu kehormatan dan kebanggaan yang diimpikan oleh kebanyakan orang.

115 Ahli-ahli sihir berkata:` Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan? `(QS. 7:115)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 115
قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ نَحْنُ الْمُلْقِينَ (115)
Setelah mendapat jawaban dan janji yang menggembirakan dari Firaun tersebut, maka ahli-ahli sihir lalu menoleh kepada Nabi Musa dan mereka berkata kepadanya, "Siapakah yang menjatuhkan tongkatnya lebih dahulu, kamu atau kami?."
Tantangan ini menunjukkan bahwa para ahli-ahli sihir Firaun sangat percaya dan sangat membanggakan keampuhan sihirnya. Mereka tidak memperdulikan akibat yang akan menimpa diri mereka, apalagi karena sudah mendapatkan janji yang sangat muluk dari raja mereka Andai kata mereka tidak demikian halnya, pasti mereka tidak akan memberikan pilihan kepada musuhnya. Sebab seseorang yang berakal sehat, bila berhadapan dengan musuhnya, pasti ia tidak akan menyerang terlebih dahulu, melainkan akan membiarkan musuhnya memulai pertandingan atau perkelahian, agar dapat mengetahui siasat dan kemampuan musuhnya serta mengetahui segi-segi kelemahannya.
Dari peristiwa ini, sekali lagi dapat kita lihat bahwa motif yang mendorong ahli-ahli sihir untuk berhadapan dengan Nabi Musa, bukanlah keyakinan akan kebenaran agama mereka, melainkan adalah karena mengharapkan harta, pangkat dan kekuasaan yang telah dijanjikan Firaun kepada mereka. Dasar perjuangan yang rapuh ini pasti tidak akan mampu berhadapan dengan dasar yang lebih kokoh yang dimiliki Nabi Musa, yaitu dasar keimanan kepada Allah Tuhan seru sekalian alam.

116 Musa menjawab:` Lemparkanlah (lebih dahulu)! `Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan).(QS. 7:116)
 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 116
قَالَ أَلْقُوا فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ (116)
Nabi Musa mempersilakan mereka untuk mendahului, tanpa merasa khawatir terhadap kekuatan dan keampuhan sihir mereka karena ia yakin akan pertolongan Allah swt. dan ia yakin bahwa mukjizat tidak akan terkalahkan oleh sihir manusia.
Ahli-ahli sihir itu lalu menjatuhkan tali-tali dan tongkat-tongkat mereka ke tanah dan mereka menyihir penglihatan orang banyak yang menyaksikan peristiwa tersebut, termasuk Nabi Musa sendiri, orang banyak terpengaruh oleh sihir tersebut melihat semua tali dan tongkat tersebut telah berubah menjadi ular, sehingga mereka merasa takut. Pada hal sebenarnya tidaklah demikian.
Mereka itu tampaknya berhasil melakukan sihir yang dahsyat dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap orang-orang yang menyaksikannya. Bahkan Nabi Musa sendiripun pada mulanya merasa gentar juga. Hal ini disebutkan Allah pada ayat-ayat lain dengan firman-Nya:

فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى
Artinya:
Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka
(Q.S Taha: 66)
Dan firman-Nya dalam ayat berikut:
إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى
Artinya:
Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami berkata, "Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang)".
(Q.S Taha: 67-68)

117 Dan kami wahyukan kepada Musa:` Lemparkanlah tongkatmu! `Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan.(QS. 7:117)
 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 117
وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ (117)
Setelah Allah menenangkan Nabi Musa, maka Dia berfirman kepadanya, "Jatuhkanlah tongkatmu itu (ke tanah)", maka sekonyong-konyong tongkat itu berubah menjadi ular besar yang sebenarnya dan menelan semua yang disulapkan ahli sihir tersebut.

 118 Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.(QS. 7:118)
 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 118
فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (118)
Dalam ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa dengan lenyapnya semua ular ciptaan ahli-ahli sihir Firaun dari pandangan orang-orang yang menyaksikannya berarti kemenangan mukjizat yang dikaruniakan-Nya kepada Nabi Musa a.s. atas perbuatan ahli-ahli sihir yang peneuh kebatilan dan kepalsuan itu. Sihir mereka menjadi tidak berdaya menghadapi mukjizat utusan Allah.
Dalam kisah Nabi Musa yang terdapat dalam surah Taha, sehubungan dengan masalah ini Allah swt. berfirman,

فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى(67)قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعْلَى
Artinya:
Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana saja pun ia datang.
(Q.S Taha: 69)
Sedang dalam kisah yang terdapat dalam surah Yunus, Allah swt. berfirman sebagai berikut:

فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ
Artinya:
Maka setelah mereka melemparkan, Musa berkata, "Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya". Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang berbuat kerusakan.
(Q.S Yunus: 81)

119 Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.(QS. 7:119)
 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 119
فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ (119)
Dalam ayat ini Allah swt. menegaskan bahwa ahli sihir itu telah dikalahkan di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina dina. Artinya; bila sebelum peristiwa itu, para ahli sihir bangga, maka setelah kekalahan itu tersingkaplah kebohongan dan kepalsuan mereka, lantaran sihir mereka tidak mempunyai kekuatan apa-apa lagi. Di samping itu, karena kekalahan tersebut, sirnalah sudah harapan mereka untuk mendapatkan harta benda, pangkat dan kekayaan yang tadinya telah dijanjikan Firaun kepada mereka.
Kekalahan para sihir tersebut, sebagaimana disebutkan di atas, adalah kekalahan Firaun dan para pembesarnya. Pada mulanya mereka penuh pengharapan bahwa ahli-ahli sihir yang terpandai yang mereka kumpulkan dari pelbagai tempat dalam wilayah kekuasaannya, dengan mudah dapat mengalahkan Nabi Musa. Karena itu ia mengobral janji, tapi ternyata para ahli sihir itu mengalami kekalahan dan Nabi Musa mendapat kemenangan, maka. pudarlah harapan Firaun dan pemuka-pemukanya untuk dapat mempertahankan kebesaran dan kekuasaannya. Hilanglah kehebatan mereka di mata orang banyak dan jadilah mereka orang-orang yang hina pula. Apalagi peristiwa tersebut terjadi pada salah satu hari raya mereka, sehingga orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu tidaklah sedikit. Mengenai ini Allah berfirman dalam ayat lain:

قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّينَةِ وَأَنْ يُحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى
Artinya:
Musa berkata, "Pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalah.
(Q.S Taha: 59)

120 Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud.(QS. 7:120)
 Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al A'raaf 120
وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ (120)
Dalam ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa setelah melihat kehebatan mukjizat Nabi Musa, maka para ahli sihir, serta merta bersujud kepada Allah, karena mereka telah yakin tentang kebenaran seruan Nabi Musa dan bahwa ia bukanlah ahli sihir seperti yang mereka duga sebelumnya, sesuai dengan tuduhan Firaun dan para pembesarnya. Selain itu, juga disebabkan karena mereka telah menyadari bahwa sihir mereka yang dibangga-banggakan selama ini hanyalah kebatilan dan tidak berdaya bila berhadapan dengan kebenaran yang datang dari Allah Yang Maha Kuasa. Mereka sudah tidak mempunyai penghargaan sedikitpun terhadap Firaun dan para pembesarnya yang telah berusaha dengan segala daya upaya untuk mengingkari kekuasaan dan kebesaran Allah swt. pencipta dan penguasa alam semesta.
Mengenai bersujudnya para ahli sihir tersebut, Allah menerangkannya dalam ayat yang lain sebagai berikut:

فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا ءَامَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى
Artinya:
Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud seraya berkata, "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa"
(Q.S Taha: 70)
Dalam ayat lain Allah berfirman:

فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ(46)قَالُوا ءَامَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ(47)
Artinya:
Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud (kepada Allah), mereka berkata, "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam".
(Q.S Asy Syu'ara: 46-47)

Surah AL-A'RAAF
<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                         DAFTAR SURAH AL -A'RAAF>>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar