Selasa, 27 Maret 2012

Ali ‘Imran 35 s/d 39

<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                           DAFTAR SURAH aL IMRAN>>
TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-036
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/1205-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-035.html

إِذْ قَالَتِ امْرَأَةُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

(Ingatlah), ketika isteri Imran berkata: `Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.`(QS. 3:35)


Pada ayat yang lalu Allah menerangkan bahwa antara dua keluarga besar itu yakni keluarga Ibrahim dan keluarga Imran yang satu sama lain jalin menjalin, maka pada ayat ini Allah menerangkan kisah salah seorang keturunan mereka yang terkemuka yakni istri Imran yang sedang hamil. Ia menazarkan anak yang masih dalam kandungannya itu untuk dijadikan abdi yang selalu berkhidmat untuk beribadah di Baitulmakdis. Dia tidak akan membebani lagi suatupun pada anaknya itu nanti, karena anak itu semata-mata telah diikhlaskan untuk berbakti di sana. 
Pada akhir ayat 34 telah dijelaskan bahwa Allah Maha Mendengar apa yang diucapkan oleh istri `Imran itu, Maha Mengetahui niatnya yang suci, dan mendengar pujiannya kepada Allah ketika ia bermunajat. Hal-hal inilah yang menyebabkan doanya terkabul, dan harapannya terpenuhi sebagai karunia dan kebaikan dari Allah 
Di dalam beberapa ayat ini dua kali disebut nama Imran. Yang pertama adalah ayat 33 yaitu Imran ayah Nabi Musa as; sedang yang kedua adalah pada ayat 35, yaitu Imran ayah Maryam. Jarak antara kedua orang itu kurang lebih 1800 tahun. 
Ayat ini menunjukkan bahwa ibu boleh menazarkan anaknya, dan boleh mengambil manfaat dengan anaknya itu untuk dirinya sendiri. Dan pada ayat ini terdapat pula pelajaran, yaitu hendaknya kita berdoa kepada Allah agar anak kita menjadi seorang yang rajin beribadah dan berguna bagi agamanya, seperti doa Zakaria yang dikisahkan oleh Allah dalam Alquran. 
Setelah istri Imran melahirkan, dan ternyata yang lahir itu perempuan padahal yang diharapkan anak laki-laki, nampaklah diwajahnya kesedihan dan putuslah harapannya untuk melaksanakan nazarnya, Dia berkata: "Ya Tuhanku, Aku melahirkan anak perempuan". Seolah-olah dia memohon ampun kepada Tuhan, bahwa anak perempuan itu tidak patut memenuhi nazarnya yaitu berkhidmat di Baitulmakdis. Tetapi Allah SWT lebih mengetahui martabat bayi perempuan yang dilahirkan itu, bahkan dia jauh lebih baik dari bayi laki-laki yang dimohonkannya.


TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-036
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/1204-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-036.html

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Maka tatkala isteri Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: `Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku melindungkannya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.`(QS. 3:36)

Ayat ini menegaskan tentang kemuliaan putri yang dilahirkan itu, dan menolak persangkaan bahwa bayi yang dilahirkan itu lebih rendah martabatnya dari pada bayi laki-laki seperti yang diharapkan oleh istri Imran itu. 
Setelah istri `Imran menyadari bahwa demikianlah kenyataan anaknya, dan meyakini adanya hikmah dan rahasia di balik kenyataan itu, maka dia menyatakan bahwa bayi itu akan diberi nama Maryam. Din tidak akan menarik kembali apa yang telah dinazarkan untuk menyerahkan anak itu berknidmat di Baitulmakdis, walaupun bayi itu wanita, yang menurut anggapannya tidak pantas untuk menjaga Baitulmakdis, namun dia akan menjadi seorang abdi Tuhan yang khusyuk. Dan istri Imran memohon supaya Allah SWT menjaga dan melindungi bayi itu dari godaan setan yang mungkin menjauhkannya dari kebajikan. 
Mengenai hal itu, Rasulullah Saw pernah bersabda sebagai berikut: 
كل بني آدم يمسه الشيطان يوم ولدته أمه إلا مريم وابنها 
"Tiap-tiap anak cucu Adam yang dilahirkan dijamah oleh setan pada waktu kelahirannya kecuali Maryam dan putranya". (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)


TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-037
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/1203-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-037.html

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: `Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?` Maryam menjawab: `Makanan itu dari sisi Allah`. Sesungguhnya Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.(QS. 3:37)
Allah menerima Maryam sebagai nazar disebabkan permohonan ibunya. Allah meridainya untuk menjadi orang yang semata-mata beribadat dan berkhidmat pada Baitulmakdis walaupun Maryam itu masih kecil dan seorang perempuan. Padahal orang yang dikhususkan untuk berkhidmat dalam Baitulmakdis itu biasanya hanyalah laki-laki yang akil balig dan sanggup melaksanakan pengkhidmatan. 
Allah juga memelihara dun mendidik-Nya serta membesarkannya dengan sebaik-baiknya. 
Pendidikan yang diberikan Allah kepada diri Maryam ini meliputi pendidikan rohaniah dan jasmaniah. Maka dia menjadi seorang yang berbadan sehat dan kuat serta berbudi baik, dan bersih rohani dan jasmaninya. Allah SWT telah pula menjadikan Nabi Zakaria sebagai pengasuh dan pelindungnya. 
Diriwayatkan bahwa ibunya menjemput dan membawanya ke mesjid, lalu meletakkannya di depan pendeta-pendeta yang ada di sana. Dia berkata: "Ambillah olehmu anak yang kunazarkan ini". Maka mereka saling memperebutkan bayi itu, karena dia adalah putri dari pemimpin mereka. Masing-masing mereka ingin menjadi pengasuhnya. Nabi Zakaria kemudian berkata: "Aku lebih berhak mengasuhnya, karena bibinya itu adalah isteriku". Akan tetapi para hadirin ada yang menolak kecuali jika ditentukan dengan undian. Maka pergilah mereka semua ke sungai Yordan, melepaskan anak panah mereka masing-masing ke sungai itu, dengan maksud barang siapa yang anak panahnya dapat bertahan terhadap arus air sungai itu, dapat cepat naik. maka dialah yang berhak mengasuh anak bayi Maryam itu. Ternyata kemudian anak panah Nabi Zakarialah yang dapat bertahan dan timbul meluncur di permukaan air, sedang anak panah yang lainnya hanyut tenggelam di bawa arus. Maka dalam undian itu Zakaria lab yang menang dan Maryam segera diserahkan kepadanya untuk dipelihara dan dididik di bawah asuhan bibinya sendiri. Manakala Maryam sudah mulai dewasa, diapun telah mulai beribadat di mihrab. 
Tiap kali Nabi Zakaria masuk ke dalam mihrab, ia dapati di sana makanan dan bermacam buah-buahan yang tidak ada pada waktu itu karena belum datang musimnya. 
Zakaria pada suatu waktu menanyakan kepada Maryam tentang buah-buahan itu dari mana dia memperolehnya padahal saat itu musim kemarau. Maka Maryam menjawab : "Makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki Nya tanpa batas. 
Allah menerangkan kisah tersebut untuk meneguhkan kenabian Muhammad saw, dan mengalihkan pikiran ahli kitab yang membatasi karunia kenabian itu pada orang Israel saja. 
Juga untuk menyalahkan pikiran orang musyrikin `Arab yang menolak kenabian Muhammad saw, karena menganggap dia hanya manusia seperti mereka saja. 
Allah menjelaskan bahwa Dia telah menjadikan Adam sebagai orang pilihan dan khalifah di atas bumi, serta menjadikan Nuh sebagai orang pilihan dan bapak yang kedua dari umat manusia dan kemudian memilih Ibrahim serta keluarganya untuk menjadi manusia pilihan dan pembimbing manusia. Orang Arab dan para ahli Kitab mengetahui hal itu. Tetapi orang musyrik Arab menyombongkan diri sebagai keturunan Ismail dan pemeluk agama Ibrahim dan ahil Kitab menyombongkan diri atas terpilihnya keluarga 'lmran dari keturunan Bani Israel cucu Nabi Ibrahim. Baik orang Arab maupun ahli Kitab mengetahui bahwa Allah telah memilih mereka itu semata-mata hanyalah atas kehendak-Nya sebagai karunia dan kemurahan-Nya. Maka apakah yang menghalangi Allah untuk menjadikan Muhammad saw seorang pilihan di atas bumi ini. sebagaimana Allah memilih mereka juga? Allah memilih siapapun yang Dia kehendaki di antara makhluknya. Allah telah memilih Muhammad saw. serta menjadikan sebagai pimpinan bagi umat manusia dan mengeluarkan dari kegelapan syirik dan kebodohan. kepada cahaya kebenaran dan keyakinan. Tidak seorangpun dari keluarga Ibrahim dan Imran yang lebih besar pengaruhnya daripada Muhammad saw.


TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-038
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/1202-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-038.html

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: `Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa`.(QS. 3:38)
Pada ayat yang lalu Allah telah menceritakan perihal keluarga Imran. maka pada ayat ini disusulkan lagi cerita keluarga Zakaria, yang antara keduanya itu erat sekali hubungannya. Dan penuturan ceritera keluarga Zakaria ini masih dalam rangka mengemukakan keutamaan keluarga Imran. 
Tatkala Zakaria melihat kemuliaan dan martabat yang begitu tinggi dari Maryam di hadapan Allah SWT, timbullah keinginannya untuk mempunyai pula seorang anak serupa dengan Maryam itu dalam kecerdasan dan kemuliaannya di sisi Allah. 
Walaupun dia mengetahui bahwa istrinya adalah seorang perempuan yang mandul lagi sudah tua, namun dia tetap mengharapkan anugerah dari Allah SWT. Di dalam mihrab tempat Maryam beribadah, Zakaria memanjatkan doa kepada Allah, semoga Dia berkenan menganugerahkan kepadanya seorang keturunan yang saleh, lagi taat mengabdi kepada Tuhan. Doa yang timbul dari lubuk hati yang tulus dan penuh kepercayaan kepada kasih sayang Allah Yang Maha Mendengar lagi memperkenankan segala doa, segera dikabulkan Allah. Lalu Ia mengutus Malaikat kepadanya.


TAFSIR DEPAG RI : QS 003 - AL IMRAN-039
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/158-qs-003-al-imran/1201-tafsir-depag-ri--qs-003-al-imran-039.html

فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ

Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri bersembahyang di mihrab (katanya) : `Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari pengaruh hawa nafsu) dan seorang Nabi dan keturunan orang-orang saleh.`(QS. 3:39)


Ketika Zakaria masih berdiri di mihrab, dan baru selesai berdoa. datanglah kepadanya Malaikat Jibril memberitahukan bahwa Allah SWT akan menganugerahkan kepadanya seorang anak laki-laki bernama Yahya. 
Dialah kelak yang akan membenarkan nabi yang diciptakan dengan titah Allah, yang lahir tidak menurut sunah Tuhan yang biasa yaitu dengan melalui adanya ibu dan bapak, yaitu Nabi Isa as. Yahya adalah seorang nabi yang memimpin kaumnya ke arah kemuliaan dan kebahagiaan. Nabi yang menjauhkan dirinya dari nafsu dan syahwat, karena semata-mata mengabdi kepada Tuhan. Dia adalah seorang nabi yang lahir dari keturunan yang mulia yakni nabi-nabi Salawatullahi'alaihim. 
Diriwayatkan, bahwa Nabi Yahya sewaktu masih kanak-kanak, pernah berjalan melewati anak-anak yang sedang bermain. Mereka mengajaknya bermain. Beliau berkata: `Aku diciptakan bukan untuk bermain-main".



<<KEMBALI KE DAFTAR SURAH                           DAFTAR SURAH aL IMRAN>>

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
    Saya hanya mau mengucapkan terimakasih kepada pemilik blog ini atas segala isi yang ada dalam blog ini, Ayat Al-Qur'an dan Hadist yang sudah disediakan. Sangat-sangat berguna dan bermanfaat bagi saya sendiri sebagai internet explorer..
    Saya juga meminta izin untuk mengcopy untuk digunakan sebagaimana mestinya..
    semoga pemilik blog ini diberikan selalu kesehatan, dipanjangkan rezekinya, dipanjangkan umurnya, diampuni segala dosa-dosanya serta selalu dalam lindungan ALLAH SWT..
    Aamiin....
    Sekian, saya ucapkan terimakasih...

    Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ...

    BalasHapus