Selasa, 13 Maret 2012

Tafsir Surat : 'ABASA

Kembali ke Daftar Surah
 Tafsir Surat : 'ABASA
1 Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,(QS. 80:1)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 1 - 2
عَبَسَ وَتَوَلَّى (1) أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَى (2)

Surah ini termasuk kelompok surah Makkiyah. Ayatnya ada empat puluh dua dan diturunkan setelah surah An Najm. Surah ini diturunkan sehubungan dengan peristiwa seorang yang buta yang bernama Abdullah bin Ummi Maktum anak paman Siti Khadijah. Beliau termasuk di antara sahabat-sahabat Muhajirin yang pertama memeluk Islam dan ketika Nabi saw melaksanakan jihad dan meninggalkan kota Madinah, beliau ini sering ditunjuk oleh Nabi saw untuk menjadi sesepuh kota Madinah mengimami salat dan juga sering melakukan azan seperti Bilal.

Peristiwa ini terjadi di Mekah yaitu ketika Nabi saw sedang sibuk-sibuknya melaksanakan seruan dakwah Islam kepada pembesar Quraisy. Beliau dengan sungguh-sungguh mengajak mereka masuk Islam dengan harapan bahwa jika mereka telah memeluk agama Islam, niscaya akan membawa pengaruh besar pada orang-orang bawahannya, karena di antara pembesar Quraisy yang sedang dihadapi itu terdapat 'Utbah dan Syaibah dua putranya Rabi'ah, Abu Jahal bin Hisyam, 'Abbas bin Abdul Mutalib, Umaiyah bin Khalaf dan Al Walid bin Mugirah. Besar sekali keinginan Nabi untuk mengislamkan mereka itu karena melihat kedudukan dan pengaruh mereka kepada orang-orang bawahannya.
Ketika beliau sedang sibuk menghadapi pembesar-pembesar Quraisy itu tiba-tiba datanglah Abdullah bin Ummi Maktum lalu menyela pembicaraan itu dengan ucapannya: "Ya Rasulullah, coba bacakan dan ajarkan kepadaku apa-apa yang telah diwahyukan oleh Allah kepadamu". Ucapannya itu diulangi beberapa kali sedang ia tidak mengetahui bahwa Nabi saw sedang sibuk menghadapi pembesar-pembesar Quraisy itu. Nabi saw, merasa kurang senang terhadap perbuatan Abdullah bin Ummi Maktum itu yang seolah-olah menganggu beliau dalam kelancaran tablignya, sehingga beliau memperlihatkan muka masam dan berpaling dari padanya. Lalu Allah SWT menyampaikan teguran kepada Nabi-Nya yang bersikap demikian itu terhadap Abdullah bin Ummi Maktum. Oleh karena bermuka masam dan memalingkan muka dari orang buta itu bisa menimbulkan perasaan tidak enak dalam hati orang-orang fakir miskin, padahal Nabi saw diperintahkan oleh Allah supaya bersikap ramah-tamah terhadap mereka.
Abdullah bin Ummi Maktum itu adalah seorang yang bersih dan cerdas hatinya. Bila ia mendengarkan hikmah ia dapat memeliharanya dan membersihkan diri dari kebusukan kemusyrikan. Adapun pembesar-pembesar Quraisy itu sebahagian besar dari mereka adalah orang-orang yang kaya dan angkuh dan tidak sepatutnya Nabi saw terlalu serius menghadapi mereka untuk diislamkan karena tugas Nabi saw hanya sekadar menyampaikan risalah dan soal pemberian petunjuk itu semata-mata berada di bawah kekuasaan Allah. Kekuatan manusia itu harus dipandang dari segi kecerdasan pikirannya dan keteguhan hatinya dan kesediaannya untuk menerima dan melaksanakan kebenaran. Adapun harta, Kedudukan dan pengaruh pimpinan itu, semuanya adalah tidak tetap kadang-kadang ada, kadang-kadang lenyap sehingga tidak dapat diandalkan dan Nabi sendiri setelah turun ayat ini selalu menghormati Abdullah bin Ummi Maktum dan sering memuliakan kedudukannya dengan sabda Nabi saw: "Selamat datang kepada orang yang menyebabkan aku ditegur oleh Allah". Beliau sering bertanya: Barangkali Abdullah bin Ummi Maktum mempunyai keperluan apa saja beliau sanggup menunaikannya.


2 karena telah datang seorang buta kepadanya.(QS. 80:2)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


3 Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),(QS. 80:3)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 3 - 4
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى (3) أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَى (4)
Dalam ayat-ayat ini Allah menegur Rasul-Nya: "Apa yang memberitahukan kepadamu tentang keadaan orang buta ini?". Boleh jadi ia ingin membersihkan dirinya dengan ajaran yang kamu berikan kepadanya atau ingin bermanfaat bagi dirinya dan ia mendapat keridaan Allah, sedangkan pengajaran itu belum tentu bermanfaat bagi orang-orang kafir Quraisy yang sedang kamu hadapi itu.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah 'Abasa 3
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى (3)
(Tahukah kamu) artinya, mengertikah kamu (barangkali ia ingin membersihkan dirinya) dari dosa-dosa setelah mendengar dari kamu; lafal Yazzakkaa bentuk asalnya adalah Yatazakkaa, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Za sehingga jadilah Yazzakkaa.


4 atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?(QS. 80:4)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 3 - 4
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى (3) أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَى (4)
Dalam ayat-ayat ini Allah menegur Rasul-Nya: "Apa yang memberitahukan kepadamu tentang keadaan orang buta ini?". Boleh jadi ia ingin membersihkan dirinya dengan ajaran yang kamu berikan kepadanya atau ingin bermanfaat bagi dirinya dan ia mendapat keridaan Allah, sedangkan pengajaran itu belum tentu bermanfaat bagi orang-orang kafir Quraisy yang sedang kamu hadapi itu.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah 'Abasa 4
أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَى (4)
(Atau dia ingin mendapatkan pelajaran) lafal Yadzdzakkaru bentuk asalnya adalah Yatadzakkaru, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Dzal sehingga jadilah Yadzdzakkaru, artinya mengambil pelajaran dan nasihat (lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya) atau nasihat yang telah didengarnya dari kamu bermanfaat bagi dirinya. Menurut suatu qiraat lafal Fatanfa'ahu dibaca Fatanfa'uhu, yaitu dibaca Nashab karena menjadi Jawab dari Tarajji atau lafal La'allahuu tadi.


5 Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,(QS. 80:5)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 5 - 7
أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَى (5) فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّى (6) وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّى (7)
Adapun orang-orang kafir Quraisy yang merasa dirinya serba cukup dan mampu, mereka tidak tertarik untuk beriman padamu, mengapa engkau bersikap terlalu condong pada mereka dan ingin sekali supaya mereka masuk Islam.


6 maka kamu melayaninya.(QS. 80:6)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah 'Abasa 6
فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّى (6)
(Maka kamu melayaninya) atau menerima dan mengajukan tawaranmu; menurut suatu qiraat lafal Tashaddaa dibaca Tashshaddaa yang bentuk asalnya adalah Tatashaddaa, kemudian huruf Ta kedua diidgamkan kepada huruf Shad, sehingga jadilah Tashshaddaa.


7 Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman).(QS. 80:7)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 5 - 7
أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَى (5) فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّى (6) وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّى (7)
Adapun orang-orang kafir Quraisy yang merasa dirinya serba cukup dan mampu, mereka tidak tertarik untuk beriman padamu, mengapa engkau bersikap terlalu condong pada mereka dan ingin sekali supaya mereka masuk Islam.


8 Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),(QS. 80:8)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 8 - 10
وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَى (8) وَهُوَ يَخْشَى (9) فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّى (10)
Dan adapun orang seperti Abdullah bin Ummi Maktum yang datang, kepadamu dengan bersegera untuk mendapat petunjuk dan rahmat dari Tuhannya, sedang ia takut kepada Allah jika ia jatuh ke dalam lembah kesesatan, maka kamu bersikap acuh tak acuh dan tidak memperhatikan permintaannya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah 'Abasa 8
وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَى (8)
(Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera) lafal Yas'aa berkedudukan sebagai Haal atau kata keterangan keadaan bagi Fa'il atau subjek yang terkandung di dalam lafal Jaa-a.


9 sedang ia takut kepada (Allah),(QS. 80:9)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah 'Abasa 9
وَهُوَ يَخْشَى (9)
(Sedangkan ia takut) kepada Allah swt.; lafal Yakhsyaa menjadi Haal dari fa'il yang terdapat di dalam lafal Yas'aa, yang dimaksud adalah si orang buta itu atau Abdullah bin Umi Maktum.


10 maka kamu mengabaikannya.(QS. 80:10)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah 'Abasa 10
فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّى (10)
(Maka kamu mengabaikannya) artinya, tiada memperhatikannya sama sekali; lafal Talahhaa asalnya Tatalahhaa, kemudian salah satu dari kedua huruf Ta dibuang, sehingga jadilah Talahhaa.


11 Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,(QS. 80:11)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 11
كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ (11)
Dalam ayat ini Allah menegur Nabi-Nya agar tidak lagi mengulangi tindakan-tindakan seperti itu yaitu ketika ia menghadapi Ibnu Ummi Maktum dan Walid bin Mugirah dan kawan-kawannya. Sesungguhnya ajaran-ajaran Allah itu adalah suatu peringatan dan nasihat untuk menyadarkan orang-orang yang lupa atau tidak memperhatikan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Tuhannya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah 'Abasa 11
كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ (11)
(Sekali-kali jangan) berbuat demikian, yakni janganlah kamu berbuat hal yang serupa lagi. (Sesungguhnya hal ini) maksudnya, surat ini atau ayat-ayat ini (adalah suatu peringatan) suatu pelajaran bagi makhluk semuanya.


12 maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,(QS. 80:12)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 12
فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ (12)
Maka barangsiapa yang menghendaki peringatan yang jelas dan gamblang itu tentu ia memperhatikan dan beramal sesuai dengan kehendak hidayah itu.
Apalagi jika diperhatikan bahwa hidayah itu berasal dari kitab-kitab yang mulia seperti diterangkan dalam ayat-ayat berikutnya.


13 di dalam kitab-kitab yang dimuliakan,(QS. 80:13)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah 'Abasa 13
فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ (13)
(Di dalam kitab-kitab) menjadi Khabar yang kedua, karena sesungguhnya ia dan yang sebelumnya berkedudukan sebagai jumlah Mu'taridhah atau kalimat sisipan (yang dimuliakan) di sisi Allah.


14 Yang ditinggikan lagi disucikan,(QS. 80:14)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 14
مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ (14)
Yang mulia dan tinggi nilai ajarannya dan disucikan dari segala macam bentuk pengaruh setan.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah 'Abasa 14
مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ (14)
(Yang ditinggikan) di langit (lagi disucikan) dari sentuhan setan.


15 di tangan para penulis (utusan),(QS. 80:15)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


16 Yang mulia lagi berbakti.(QS. 80:16)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 16
كِرَامٍ بَرَرَةٍ (16)
Yang sangat mulia lagi berbakti sebagaimana dalam firman Allah:

يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)
Artinya:
Yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At Tahrim: 6)


17 Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya?(QS. 80:17)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 17 - 18
قُتِلَ الْإِنْسَانُ مَا أَكْفَرَهُ (17) مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ (18)
Dalam ayat-ayat ini Allah mengutuk manusia yang kafir yaitu: binasalah manusia! Alangkah besar keingkarannya kepada nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepadanya sejak mulai lahir sampai matinya. Allah mengemukakan pertanyaan agar supaya oleh manusia dijadikan renungan untuk dapat menimbulkan kesadaran yaitu: Dari apakah Allah menciptakannya?
Allah memberi perincian tentang macam-macam nikmat yang telah diberikan kepada manusia dalam tiga masa, yaitu permulaan, pertengahan dan penghabisan. Allah memberi isyarat kepada yang pertama dengan pertanyaan berikut ini:
"Dari apakah Allah menciptakan manusia?"


18 Apakah Allah menciptakannya?(QS. 80:18)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Maaf, Belum tersedia ...atau lihat pada ayat sebelumnya...


19 Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.(QS. 80:19)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 19
مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ (19)
Dari setetes mani yang hina Allah menciptakannya lalu menentukan tahap-tahap kejadiannya, umurnya, rezekinya dan nasibnya.

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah 'Abasa 19
مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ (19)
(Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya) menjadi 'alaqah, kemudian menjadi segumpal daging hingga akhir penciptaannya.


20 Kemudian Dia memudahkan jalannya,(QS. 80:20)
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah 'Abasa 20
ثُمَّ السَّبِيلَ يَسَّرَهُ (20)
Kemudian Allah memudahkan jalan manusia itu dan memberi kesediaan kepadanya untuk menempuh jalan yang benar dan jalan yang sesat. Sebenarnya manusia tidak pantas menyombongkan diri, apabila ia mengerti asal kejadiannya, sebagaimana firman Allah:

الذي أحسن كل شيء خلقه وبدأ خلق الإنسان من طين ثم جعل نسله من سلالة من ماء مهين
Artinya:
Allah yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). (Q.S. As Sajdah: 7-8)
 http://asifauqolbi-islamiblog9-aburidza.blogspot.com/2011/07/tafsir-surat-abasa.html
Kembali ke Daftar Surah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar